Anda di halaman 1dari 5

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN HAMIL, BERSALIN DAN NIFAS


DENGAN PENYAKIT ASTHMA
PENGERTIAN
Asthma adalah penyakit inflamasi kronik pada saluran pernafasan. Obstruksi yang terjadi
pada penyakit asthma disebabkan karena kontraksi otot bronchial, hypersekresi mucus,
dan edema mukosa. Asthma dihubungkan dengan sequele kronik yang signifikan
meliputi penurunan fungsi ventilasi. Asthma, terutama yang berat, dapat mengakibatkan
insident preeklamsia, persalinan preterme, bayi berat lahir rendah, daan kematian
perinatal. Komplikasi dari asthma itu sendiri adalah status asthmatikus, pneumonia,
pneumomediastinum, akut cor pulmonum, cardiac arrhythmias, dan kelemahan otot
pernafasan sampai dengan henti nafas.
PERJALANAN KLINIS
Asthma

ditunjukkan

dengan

adanya

wheezing

hingga

kemungkinan

terjadi

bronchoconstricsi yang menyebabkan kegagalan pernafasan, hypoxemia berat dan


kematian. Gangguan fungsi dihasilkan dari akut bronkospasmus sehingga terjadi
obstruksi jalan nafas dan penurunan aliran udara. Pada kondisi yang ringan, kemunculan
hypoxia dapat dikompensasi dengan baik melalui hyperventilasi. Pada obstruksi yang
berat, ventilasi menghasilkan kegagalan sufficiently yang dikarenakan kelemahan otot
pernafasan sehingga menghasilkan retensi CO2. Pada akhirnya, dengan obstruksi kritis
akan terjadi gagal pernafasan dengan karakterisstik hypercapnia dan asidemia.
ASUHAN KEPERAWATAN
A.

PENGKAJIAN
1.

Data Obyektif :
-

AGD : Asidosis respiratorik

Perpanjangan respirasi

Nafas lebih cepat

Wheezing

Takikardi

Pulsus paradoxus

Penggunaan otot respirasi tambahan

Penurunan Sa O2

Berkeringat dingin.

2.

B.

Data Subyektif :
-

Merasa cemas

Sesak nafas

Pusing

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.

Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hyperventilasi.

2.

Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan


ventilasi perfusi.

3.

Kebersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasmus jalan


nafas dan mukus berlebihan.

C.

4.

Risiko injury.

5.

Kecemasan berhubungan dengan krisis situasional


RENCANA KEPERAWATAN

NO
DIAGNOSA
1.
Pola nafas tidak
efektif
berhubungan
dengan
hyperventilasi.
Kriteria :
Penggunaan
otot pernafasan
tambahan
Dyspnea
Nafas lebih
24x/menit

NOC
Status respirasi : gerakan
udara masuk dan keluar
paru-paru optimal.
Kriteria :
Respirasi rate 11
24x/menit
Irama nafas
teratur
Mudah bernafas
Penggunaan otot
pernafasan tambahan
tidak ada
Bunyi nafas
bersih

NIC
Monitoring pernafasan
Pantau kecepatan,
irama, dan kedalaman
pernafasan
Amati gerakan dada,
catat adanya asymetri.
Pantau pola nafas
Palpasi ekspansi paru
Auskultasi bunyi nafas
Tentukan kebutuhan
penggunaan mesin
suction.
Catat perubahan SaO2
Pantau kemampuan
klien batuk secara efektif
Pantau adanya dyspnea.
Berikan terapi
pernafasan, misalnya
nebulizer

NO

2.

DIAGNOSA

NOC

NIC
Pengelolaan jalan nafas
Posisikan klien untuk
memaksimalkan ventilasi
dan meminimalkan
dyspneu
Anjurkan nafas dalam
pelan pelan
Berikan terapi respirasi,
misal bronkodilator
Berikan O2
Monitor status respirasi
dan oxygenasi.

Kerusakan
pertukaran gas
berhubungan
dengan
ketidakseimbangan
ventilasi perfusi.
Kriteria :
Dyspnea
Abnormal
AGD
Cyanosis
Hypoxia
Keringat
dingin
Tachycardia

Status respirasi :
pertukaran gas optimal.
Kriteria :
Mudah bernafas
Keluhan dyspnea
berkurang
Tidak ada
cyanotik
AGD normal

Monitoring asam basa


Persiapkan klien untuk
pengambilan darah arterial
untuk pemeriksaan AGD
Pantau hasil AGD
Catat adanya
abnormalitas

Kebersihan jalan
nafas tidak efektif
berhubungan
dengan spasmus
jalan nafas dan
mukus berlebihan.

Status respirasi :
kepatenan jalan nafas
optimal.
Kriteria :
- Tidak batuk
- Respirasi 11 14

Pengelolaan jalan nafas


Posisikan klien untuk
memaksimalkan ventilasi
dan meminimalkan
dyspneu
Anjurkan nafas dalam

Pengelolaan asam basa ;


asidosis respiratori.
Monitor intake output
Pertahankan kepatenan
jalan nafas
Pantau indikasi dari
kronis asidosis respirasi
kronis
Pantau tanda tanda
gagal nafas
Posisikan klien untuk
mengoptimalkann
ventilasi-perfusi ( mis :
prone atau semi fowlers)
Pertahankan kebersihan
jalan nafas
Pantau pola nafas
Berikan terapy O2

NO

DIAGNOSA
Kriteria
Dyspnea
Ada bunyi
nafas
Batuk tidak
efektif
Produksi
sputum
Cyanotik
Perubahan
dalam
kecepatan dan
irama respirasi
Tidak dapat
istirahat

Risiko injury.
Kriteria :
- Perubahan
detak jantung
janin
Faktor risiko :
Hypoksia
jaringan.

x/menit
Irama nafas teratur

pelan pelan

NOC
Ada gerakan sputum
keluar dari jalan
nafas.
Bunyi nafas bersih

NIC
Berikan terapi respirasi,
misal bronkodilator,
nebulizer.
Berikan O2
Monitor status respirasi
dan oxygenasi.

Latihan batuk
Bantu klien duduk,
kepala flexi, bahu relax,
lutut flexi.
Anjurkan klien nafas
dalam beberapa kali
Pada nafas dalam
terakhir, udara ditahan
selama kira kira 2 detik
lalu batukkan
Kontrol risiko.
Kriteria :
Perbaikan dari
faktor risiko.

Monitoring fetal secara


elektronik
Lakukan pemeriksaan
Leopold untuk
menentukan posisi janin.
Letakkan tranduser
pada posisi yang tepat.
Monitor kesejahteraan
janin.
Pastikan jika ada
perubahan dalam FHR,
variabilitas, akselerasi dan
deselerasi.
Dokumentasikan
perubahan pola jantung
janin.
Persiapan resusitasi
janin.
Terapi oksigen
Pantau kepatenan jalan
nafas.
Monitor aliran oksigen
Observasi tanda tanda
keracunan oksigen
Jauhkan alkohol, dan

api.
Pantau saturasi oksigen.

NO

DIAGNOSA

NOC

NIC
Pengelolaan jalan nafas
Posisikan klien untuk
memaksimalkan ventilasi
dan meminimalkan
dyspneu.
Anjurkan nafas dalam
pelan pelan.
Berikan terapi respirasi,
misal bronkodilator
Berikan O2
Monitor status respirasi
dan oxygenasi.

Kecemasan
berhubungan
dengan krisis
situasional.
Kriteria :
Tidak dapat
istirahat
Tidak dapat
tidur
Kuatir
Bicara
seputar pada
dirinya sendiri
Nadi
meningkat

Kontrol kecemasan.
Kriteria :
Kecemasan tidak
meningkat
Klien mencari
informasi untuk
menurunkan
kecemasan
Klien
menggunakan tehnik
relaksasi untuk
meredakan
kecemasan
Melaporkan
kecemasan
berkurang

Meredakan kecemasan :
Perawat menggunakan
sikap yang tenang.
Jelaskan perilaku yang
diharapkan dari klien
Pahami kondisi klien
yang dalam keadaan
stressfull
Tinggal dengan klien
sejenak untuk
meningkatkan keamanan
dan meredakan ketakutan.
Dengarkan keluhan
klien.
Pantau intensitas dari
kecemasan.
Eliminasi penyebab
kecemasan.
Kontrol lingkungan
yang dapat meningkatkan
kecemasan.
Gunakan tehnik
relaksasi untuk meredakan
kecemasan

Anda mungkin juga menyukai