Anda di halaman 1dari 5

Tugas Mata Kuliah Teori Kesehatan Reproduksi

Nama Anggota Kelompok :

Lidya Erna Cahyaningsih (Prosus 2015 / 1503329042)


Kartina Catur Agung S.

Reproduksi

merupakan

ciri

utama

(Prosus 2015 / 1503329047)

makhluk

hidup

yang

bertujuan

untuk

mempertahankan kelestarian jenisnya. Reproduksi pada manusia diawali oleh peleburan sel
kelamin jantan (sperma) dengan sel kelamin betina (ovum) yang menghasilkan zigot. Manusia
dikelompokkan menjadi organisme yang bersifat gonochoris karena satu individu memiliki satu
alat kelamin. Sistem reproduksi manusia, baik laki-laki maupun wanita, memiliki empat
komponen utama dalam sistem reproduksinya, yaitu :
1. Organ penghasil sel kelamin,
2. Saluran reproduksi,
3. Kelenjar tambahan, dan
4. Alat kopulasi (senggama)
A. Anatomi Sistem Reproduksi Pria
Sistem reproduksi pria dirancang

untuk

menghasilkan,

mengirimkan sperma.
Gambar 1: Struktur Organ Reproduksi Pria

menyimpan

dan

Sistem reproduksi laki-laki terdiri dari :


1. Alat kelamin luar : terdiri dari skrotum dan penis.
2. Alat kelamin dalam : terdiri atas testis, kelenjar aksesori dan tubulus.
a. Testis
estis merupakan bagian alat kelamin yang berfungsi menghasilkan sperma dan hormon
testosteron. Di dalam testis terdapat beberapa bagian sebagai berikut :
1) Tubulus seminiferus : saluran berkelok-kelok tempat pembentukan sperma (terjadi
spermatogenesis).
2) Sel leydig (sel intestisial) : berfungsi menghasilkan hormon testosteron.
3) Tunica albicans : lapisan pembungkus testis, berupa lapisan fibrosa.
4) Sel sertoli : berfungsi untuk menyediakan makanan bagi sperma.
b. Skrotum
Merupakan sebuah kantung yang berfungsi untuk menjaga agar suhu testis di bawah
suhu tubuh atau tidak jauh di bawah suhu tubuh. Ketika udara di luar skrotum rendah,
skrotum akan mendekat pada tubuh (mengerut) supaya testis mendapat suhu lebih
tinggi. Sebaliknya, jika suhu normal, skrotum akan menjauhi tubuh supaya suhu testis
tidak terlalu tinggi. Hal ini disebabkan karena spermatogenesis tidak berlangsung baik
pada suhu tubuh normal manusia.
c. Vas deferens
Berfungsi menyalurkan sperma menuju uretra (saluran air seni yang juga sebagai
saluran ejakulasi sperma). Di bagian ujungnya terdapatampula, yang merupakan
pelebaran saluran ini, fungsinya sebagai muara dari kantong semen (vesica seminali
d. Epididimis
Sebuah saluran berkelok-kelok yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan
pematangan sperma.
e. Uretra
Uretra merupakan saluran sperma. Uretra berfungsi membawa sperma ke luar tubuh.
f. Tubulus recti
Tempat bermuaranya saluran dari tubulus seminiferus.
g. Penis
Penis merupakan alat kopulasi. Kopulasi merupakan peristiwa masuknya penis ke
dalam vagina untuk melakukan reproduksi (menyalurkan sel sperma).
h. Kelenjar tambahan
1) Kantung semen (vesica seminalis)
Kantung penampung semen (pemberi nutrisi bagi sperma).
2) Kelenjar prostat
Menghasilkan cairan berwarna putih susu yang bersifat basa (cairan ini berfungsi
untuk melindungi sperma dari suasana asam yang membahayakan sperma saat
berada di dalam vagina sehingga sperma dapat bergerak aktif.
3) Kelenjar Cowper (Bolbouretra)
Berfungsi menghasilkan cairan pelicin (lendir) dan menambah cairan semen.

B. Proses Pembuatan Sperma


Tempat pembentukan sperma berada pada Tubulus Seminiferus di dalam testis.
Proses pembentukan sperma ini dinamakan Spermatogenesis. Pada Tubulus Seminiferus
terdapat dinding yang terlapisi oleh sel Germinal Primitif yang mengalami kekhususan. Sel
germinal ini disebut Spermatogonium. Setelah mengalami pematangan, spermatogonium
memperbanyak diri sehingga membelah secara terus-menerus (Mitosis). Dalam proses
pembentukan sperma (Spermatogenesis) dipengaruhi oleh beberapa hormon, yaitu :
1. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pembentukan sperma secara langsung
serta merangsang sel sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) untuk
memacu spermatogonium dalam melakukan spermatogenesis.
2. Hormon LH yang berfungsi merangsang Sel Leydig untuk memperoleh sekresi
Testosterone (Suatu hormon seks yang penting untuk perkembangan sperma).
Gambar 2 : Proses Spermatogenesis

Dalam Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis) dapat dijelaskan sebagai berikut :


Pada fase awal spermatogenesis, spermatogonium bersifat diploid (2n). Secara mitosis,
spermatogonium akan berubah menjadi spermatosit primer (2n).
Berikutnya, spermatosit primer membelah menjadi spermatosid sekunder secara
meiosis (Meiosis I). Jumlah spermatosit sekunder ada dua, sama besar dan bersifat
haploid (n).
Melalui fase Meiosis II, spermatosit sekunder membelah menjadi empat spermatid yang
sama bentuk dan ukurannya. Selanjutnya, spermatid berkembang menjadi sperma
matang yang bersifat haploid (n).
Jika dilihat dari tahapannya, proses spermatogenesis dibagi menjadi tiga tahapan :

1. Tahapan Spermatocytogenesis
Yaitu tahapan spermatogonium yang bermiosis menjadi spermatid primer, proses ini
dipengaruhi oleh sel sertoli, dengan sel sertoli yang memberi nutrisi-nutrisi kepada
spermatogonium, sehingga dapat berkembang menjadi spermatotid.
2. Tahapan Meiosis
Merupakan tahapan spermatosit primer bermitosis I membentuk spermatosit sekunder
dan langsung terjadi meiosis II yaitu pembentukan spermatid, dari spermatosit sekunder.
3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan tahapan terakhir pembentukan spermatozoa, dimana terjadi transformasi
dari spermatid menjadi spermatozoa. Setelah terbentuk spermatozoa, Sperma ini terdiri
dari tiga bagian yaitu kepala sperma, leher sperma dan ekor sperma. Berikut
penjelasannya :
a. Kepala Sperma, pada kepala sperma terdapat akrosom yang berfungsi untuk
b.

melindungi kepala sperma


Leher Sperma, pada bagian ini banyak mengandung mitokondria, sehingga tempat
ini merupakan tempat oksidasi sel untuk membentuk energi, sehingga sperma dapat

c.

bergerak aktif
Ekor Sperma, bagian ini merupakan alat gerak sperma menuju ovum.

C. Gangguan Menstruasi dan Penanganannya


Menstruasi adalah ciri atau tanda bahwa seorang wanita telah beranjak dewasa.
Terjadinya menstruasi dipengaruhi oleh otak pada bagian yang bernama hipotalamus. Pada
bagian inilah yang akan mempangaruhi dan memerintahkan kepada kelenjar hipofiser
untuk mengeluarkan hormon FSH (follicle stimulating hormone). Hormon inilah yang akan
bekerja merangsang indung telur atau ovarium untuk menghasilkan sel telur. Jika sel telur
berhasil dibuahi maka akan terjadi kehamilan, namun jika tidak dibuahi sel telur akan luruh
dan terjadilah menstruasi tersebut.
Terkait dengan menstruasi secara normal menstruasi akan terjadi pada seseorang
yang sudah beranjak umur 11-16 tahun, tapi semua tergantung dari faktor yang dapat
memicu terjadinya menstruasi yaitu faktor kesehatan wanita, nutrisi, berat badan dan lain
sebagainya. Sedangkan jangka waktu menstruasi akan dialami oleh wanita adalah 28 hari
sesudah mengalami menstruasi pada bulan pertama dalam kurun waktu 7-15 hari. Tidak
hanya itu saja, wanita yang mengalami menstruasi tentu saja akan mengalami banyak
ganguan. Adapun gangguan yang umum terjadi saat menstruasi adalah sebagai berikut :.
1. Amenorrhea (terlambat datang bulan)
Gangguan yang pertama ini adalah salah satu yang sangat meresahkan
kebanyakan wanita pada umumnya. Amenorrhea (terlambat datang bulan) terjadi karena
gangguan hormon atau masalah pertumbuhan. Selain itu gangguan ini juga dapat

disebabkan oleh rendahnya hormon pelepas gonadotropin (pengatur siklus haid), stres,
penurunan berat badan, penurunan atau naiknya berat badan secara ekstrim dan lain
sebagainya. Adapun cara untuk mengatasinya adalah cukup dengan melakukan istirahat
yang cukup dan makan makanan yang baik dikonsumsi selama menstruasi seperti
buah-buahan, daging tanpa lemak.
2. Dismenore (menstruasi menyakitkan)
Dismenore adalah gangguan ketika menstruasi merasa sangat sakit. Biasanya
sakit yang dirasakan pada bagian perut terasa nyeri dan perut bagian bawah hingga
menyebar pada bagian pinggang. Selain itu juga disertai rasa nyeri dan kram pada perut
yang sangat parah, adapun kram tersebut terjadi karena kontraksi dalam rahim. Jika
gangguan ini terjadi pada wanita remaja ini bukanlah menunjukkan sebuah penyakit
tertentu. Namun jika terjadi kepada wanita yang sudah tua bisa jadi ini karena sebuah
penyakit yaitu seperti radang panggul, kehamilan estropik dan fibroid uterus. Cara untuk
meringankan gangguan ini adalah dengan cara mengonsumsi obat anti nyeri,
mengkompres perut dengan menggunakan botol yang berisi air hangat dan melakukan
olahraga ringan.
3. Menoragia (pendarahan menstruasi berlebihan)
Monoragio adalah gejala yang tandai dengan banyaknya darah yang keluar
ketika menstruasi. Wanita dalam siklus yang normal akan mengeluarkan darah 30 ml
selama 7 hari menstruasi. Namun jika lebih dari itu maka Anda perlu waspada terjadinya
gangguan monoragia. Penyebab terjadinya monoragia adalah ketidakseimbangnya
jumlah estrogen dalam tubuh dan penyakit lainnya yaitu infeksi pada rahim atau pada
jalan rahim, penyakit darah. Jika gangguan ini sering terjadi maka sebaiknya segera
untuk memeriksakan ke dokter.

Anda mungkin juga menyukai