ITS Undergraduate Paper
ITS Undergraduate Paper
Abstrak
Sebagai pelaku teknik sipil, software yang
memiliki kecepatan dan keakuratan yang tinggi
sangat diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
salah satunya berupa analisa struktur. Beberapa
software analisa struktur pun telah banyak
diciptakan dan dikembangkan saat ini, seperti
PCACOL,PCABEAM,SAP
2000,ETABS,dan
sebagainya. Akan tetapi pada kenyataannya
beberapa software teknik sipil yang digunakan di
Indonesia saat ini sebagian besar bukanlah software
yang full licensed. Software-software tersebut
menghasilkan output yang kurang akurat jika
dibandingkan dengan output yang dihasilkan dari
software yang full licensed. Selain itu running
program dari software bukan full licensed tidak bisa
dikembangkan sehingga tidak bisa diketahui letak
kesalahan dari running program tersebut jika terjadi
permasalahan. Masalah lainnya adalah semakin
ketatnya peraturan tentang penggunaan aplikasi
komputer berlisensi (Sumber: Undang Undang No.
19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta).
Program-program analisa struktur yang
telah dibuat sebelumnya hanya menghasilkan output
berupa momen, gaya geser, dan gaya aksial. Output
tersebut dirasa masih belum memenuhi kebutuhan
untuk mendesain suatu struktur, oleh karena itu
dibutuhkan output lain berupa tulangan lentur dan
geser pada balok serta kolom yang dibutuhkan.
Karena keterbatasan itulah penulis berusaha
mengembangkan program tersebut sampai dapat
menghasilkan output lain berupa jumlah dan spasi
sengkang. Pada pembuatan tugas akhir ini penulis
akan memfokuskan pembahasan pada desain
tulangan untuk menahan gaya torsi dan geser yang
terkombinasi pada balok dengan menggunakan
program bantu Visual Basic 6.0.
Dengan adanya software ini kita bisa
mengaplikasikan secara langsung ilmu yang telah
kita dapat di bangku perkuliahan. Selain itu, kita bisa
saling berbagi ilmu pengetahuan dengan para pelaku
teknik sipil lainnya, khususnya yang ada di
Indonesia. Hal itu dikarenakan kita membuat listing
program dari software tersebut secara langsung.
Jadi ketika ada permasalahan dengan software
tersebut kita bisa dengan cepat mengetahui di mana
letak kesalahannya dan memperbaikinya atau bisa
mengembangkannya lagi secara langsung sesuai
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Balok merupakan salah satu bagian dari
komponen dari suatu struktur yang direncanakan
mampu menahan tegangan tekan dan tegangan tarik
yang diakibatkan oleh beban lentur yang bekerja pada
balok tersebut. Karena sifat dari beton yang kurang
mampu dalam menahan tegangan tarik, maka beton
diperkuat dengan tulangan baja pada daerah di mana
tegangan tarik itu bekerja. Selain gaya lentur, hal lain
yang harus diperhatikan dalam perencanaan balok
salah satu di antaranya adalah kapasitas geser dan
torsi yang terkombinasi. Tulangan untuk menahan
gaya torsi ini harus disediakan sebagai tambahan
terhadap tulangan yang diperlukan untuk menahan
gaya-gaya geser, lentur, dan aksial yang bekerja
secara terkombinasi dengan gaya torsi tersebut.
Dalam hal ini, persyaratan yang lebih ketat untuk
spasi dan penempatan tulangan harus dipenuhi.
Torsi pada balok adalah suatu pemuntiran yang
terjadi pada balok tersebut yang diakibatkan oleh
beban-beban yang bekerja pada suatu jarak dari
sumbu longitudinal dari balok tersebut. Torsi terjadi
dalam konstruksi beton yang monolitik terutama bila
beban-beban tersebut bekerja. Momen torsi yang
diakibatkan oleh beban-beban tersebut adakalanya
dapat mengakibatkan tegangan-tegangan geser yang
berlebihan. Sebagai akibatnya, keretakan yang parah
pada balok dapat terbentuk sampai melebihi batas
kemampuan layan yang diperbolehkan kecuali jika
tulangan torsi khusus disediakan (Nawy, Tavio, dan
Kusuma. Beton Bertulang: Sebuah Pendekatan
Mendasar. 2010. Surabaya : ITS Press).
Oleh karena itu, untuk mendesain tulangan torsi
tersebut dibutuhkan suatu alat bantu (software)
analisa struktur yang dapat memudahkan dalam
proses perencanaan. Dalam hal ini penulis hanya
mendetailkan desain tulangan dari suatu balok
sebagai akibat dari gaya torsi dan geser terkombinasi
sampai dengan jumlah tulangan longitudinal dan
spasi sengkang tertutup yang dibutuhkan serta detail
gambar pemasangan tulangan yang terjadi dengan
program bantu Visual Basic 6.0.
Pada kenyataannya memang beberapa software
analisa struktur telah banyak diciptakan dan
dikembangkan saat
ini,
seperti
PCACOL,
PCABEAM, SAP 2000, ETABS, dan sebagainya.
Software-software tersebut juga digunakan oleh
hampir seluruh pelaku teknik sipil di Indonesia. Akan
tetapi, beberapa software tersebut sebagian besar
bukanlah software yang full licensed. Softwaresoftware tersebut menghasilkan output yang kurang
akurat jika dibandingkan dengan output yang
dihasilkan dari software yang full licensed. Selain itu
running program dari software bukan full licensed
tidak bisa dikembangkan sehingga tidak bisa
diketahui letak kesalahan dari running program
tersebut jika terjadi permasalahan. Masalah lainnya
Rincian permasalahan
1. Bagaimana menganalisa struktur space
frame dengan menggunakan metode
elemen hingga dengan bantuan bahasa
pemrograman Visual Basic 6.0 sehingga
dapat menghasilkan output berupa gaya
momen, aksial, dan geser?
2. Bagaimana menganalisa struktur elemen
balok dengan menggunakan metode
elemen hingga dengan bantuan bahasa
pemrograman Visual Basic 6.0 sehingga
dapat menghasilkan output berupa desain
tulangan torsi dan geser terkombinasi
pada balok?
3. Apakah nilai output software yang telah
dibuat dapat dipertanggungjawabkan
4.
1.3
2.
Tujuan
1. Menganalisa struktur space frame
dengan menggunakan metode elemen
hingga
dengan
bantuan
bahasa
pemrograman Visual Basic 6.0 sehingga
dapat menghasilkan output berupa gaya
momen, aksial, dan geser.
2. Menganalisa struktur elemen balok
dengan menggunakan metode elemen
hingga
dengan
bantuan
bahasa
pemrograman Visual Basic 6.0 sehingga
dapat menghasilkan output berupa desain
tulangan torsi dan geser terkombinasi
pada balok.
3. Mengetahui bahwa nilai output dari
software yang telah dibuat dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya
melalui perbandingan dengan software
professional yang lain.
4. Membuat sebuah program yang bersifat
open source listing sehingga dapat
dipelajari dan dikembangkan lagi oleh
semua orang.
1.4
Batasan Masalah
Pada penulisan Tugas Akhir ini penulis
hanya membatasi permasalahan yang dibahas
pada hal - hal ini:
1. Gaya dalam dari elemen balok yang
dianalisa ini hanya berupa gaya torsi dan
geser.
2. Struktur yang dapat dianalisa dengan
software ini terbatas hanya pada space
frame.
3. Metode yang digunakan adalah metode
elemen hingga.
4. Beban yang dikenakan pada struktur adalah
beban statis berupa beban terpusat pada
titik nodal dan beban terbagi rata penuh
pada frame.
5. Penampang balok yang digunakan adalah
penampang segiempat.
6. Program yang dibuat menggunakan bahasa
pemrograman Visual Basic 6.0.
7. Output hasil analisa dibandingkan hanya
dengan output dari program SAP.
1.5
Manfaat
Manfaat yang bisa kita dapatkan dari
penulisan Tugas Akhir adalah:
1. Dengan penyusunan program ini akan
melengkapi program yang telah disusun
sebelumnya.
3.
4.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Umum
Seperti yang telah dibahas sebelumnya
bahwa balok merupakan salah satu bagian dari
komponen stuktur yang direncanakan untuk mampu
menahan tegangan tekan dan tarik yang diakibatkan
oleh beban lentur yang bekerja pada balok tersebut.
Selain gaya lentur, hal lain yang juga penting untuk
diperhatikan dalam perencanaan suatu balok salah
satu di antaranya adalah besarnya kapasitas torsi dan
geser yang terkombinasi yang mampu ditahan oleh
balok tersebut. Jika torsi pada suatu balok bekerja
maka akan cenderung untuk memutar seluruh bagian
dari balok di sekitar sumbu longitudinal dari balok
tersebut. Kekuatan dari torsi tersebut jarang bekerja
sendiri dalam balok, akan tetapi hampir selalu
bekerja bersama-sama dengan gaya lentur dan gaya
geser yang bekerja pada balok tersebut.
Gambar di bawah ini menunjukkan bahwa
untuk balok sederhana yang diperlihatkan di dalam
Gambar 2.1, momen lentur M pada potongan A-A
mengakibatkan tegangan tekan dalam beton di atas
garis netral, tegangan tarik dalam penulangan dan
dalam beton di bawah sumbu netral jika sekiranya
beton belum retak. Untuk memenuhi syarat
keseimbangan dari gaya di arah vertikal, maka
penjumlahan dari tegangan geser vertikal pada
penampang harus sama dengan gaya geser V. Di
bawah garis netral terdapat daerah geser dengan
keadaan yang hampir seperti yang diperlihatkan di
dalam Gambar 2.2, yang menimbulkan suatu
tegangan tarik yang sama besarnya dengan tegangan
geser pada bidang dengan kemiringan 45. Tarik
diagonal ini merupakan penyebab utama dari retak
miring yang lazimnya disebut keruntuhan geser
(shear failure). Gaya geser dijumpai dalam semua
unsur beton bertulang. Pada beton bertulang,
keruntuhan geser terjadi tanpa ada tanda-tanda secara
pasti sebelumnya. Hal ini akan menjadi sangat
berbahaya, maka harus dihindarkan. Untuk itu perlu
M
V
A
Gambar 2.1
V
45
(a)
Ic
1,5 d
(b)
Ic
(c)
Gambar 2.3
2.2.3
2.2.2
Keruntuhan lentur
Pada daerah yang mengalami keruntuhan
lentur, retak terjadi pada sepertiga tengah
bentang dan tegak lurus terhadap tegangan
utama. Retak-retak ini diakibatkan oleh
tegangan geser v yang sangat kecil dan
tegangan lentur f yang sangat dominan yang
besarnya hampir mendekati tegangan utama
horizontal ft(maks). Dalam keadaan runtuh
lentur beberapa retak halus terjadi di daerah
tengah bentang sekitar 50% dari yang
diakibatkan oleh beban runtuh lentur. Jika
balok bersifat under-reinforced, maka
keruntuhan ini merupakan keruntuhan yang
daktail yang ditandai dahulu dengan lelehnya
tulangan tarik. Agar berperilaku daktail,
biasanya perbandingan antara bentang geser
dengan tinggi penampang harus lebih besar
dari 5,5 dalam hal beban terpusat, dan
melebihi 15 untuk beban terdistribusi.
Keruntuhan geser
Keruntuhan ini dapat terjadi apabila kekuatan
balok dalam diagonal tarik lebih kecil
daripada kekuatan lenturnya. Perbandingan
Kategori
Balok
Langsing
lentur
> 5,5
> 16
Sedang
geser
2,5 - 5,5
11 - 16*
Tinggi
tekan geser
1 - 2,5
1-5
Penulangan Geser
Untuk mencegah pembentukan retak miring,
maka digunakan penulangan transversal (dikenal
(a)
(e)
tidak kurang
dari 1/3 ld
(b)
(c)
(f)
Sengkang jenis ini
tidak memiliki syarat
untuk batang yang
direncanakan
terhadap gempa
(g)
Gambar 2.4 Berbagai jenis sengkang (McCormac,
Jack C. Sumargo. Desain Beton
Bertulang edisi kelima. 2001)
Penulangan Torsi
Penyertaan tulangan longitudinal dan
transversal berfungsi untuk menahan momen-momen
torsi dari suatu elemen di dalam kumpulan gaya dan
momen di dalam penampang. Jika:
Tn = tahanan torsi nominal total perlu
penampang termasuk tulangan
Tc = tahanan torsi nominal beton polos
Ts = tahanan torsi tulangan
maka,
Tn Tc Ts
(2.1)
Tc diasumsikan sama dengan nol untuk
penyederhanaan desain, dan semua torsi diasumsikan
ditahan oleh batang-batang baja longitudinal dan
sengkang-sengkang transversal tertutup. Di dalam
mempelajari
kontribusi
batang-batang
baja
longitudinal dan sengkang-sengkang tertutup,
seseorang haruslah menganalisa sistem gaya-gaya
yang bekerja pada irisan-irisan penampang elemen
struktural yang ber-warp pada saat keadaan batas
kegagalan. (Nawy, Tavio, dan Kusuma. Beton
Bertulang: Sebuah Pendekatan Mendasar. 2010.
Surabaya : ITS Press).
Momen torsi yang bekerja pada komponen
struktur seperti balok keliling dapat dihitung dengan
menggunakan prosedur analisis stuktur biasa. Desain
terhadap komponen tertentu haruslah didasarkan pada
(d)
keadaan batas saat kegagalan. Oleh karena itu,
perilaku non-linier sistem struktur setelah retak torsi
harus diidentifikasikan sebagai salah satu dari kedua
kondisi berikut:
1. Tidak adanya redistribusi tegangan torsi ke
anggota lain setelah retak.
2. Adanya redistribusi tegangan dan momen
torsi setelah retak yang mempengaruhi
kompatibilitas deformasi di antara anggota
yang berpotongan. (Nawy, Tavio, dan
Kusuma.
Beton
Bertulang:
Sebuah
Pendekatan Mendasar. 2010. Surabaya : ITS
Press).
2.5
Interaksi Geser-Torsi-Lentur
Tinjau kotak-kotak persegi dalam Gambar
2.6. Alir geser q tidak akan sama pada empat dinding
kotak tersebut bilamana dikenai oleh geser dan torsi
terkombinasi, seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar 2.6 (c). Kegagalan dapat diakibatkan oleh
dua alasan yang berbeda:
(a) Pelelehan baja tarik longitudinal bawah dan
sengkang-sengkang transversal
(b) Pelelehan baja tekan longitudinal atas dan
sengkang-sengkang transversal.
(a) Baja tarik longitudinal bawah meleleh.
Jika penyebab kegagalan diakibatkan oleh
pelelehan stringer (baja tarik) longitudinal
bawah dan sengkang-sengkang transversal
akibat geser dan torsi terkombinasi, perumusan
berikut dapat diturunkan dari kesetimbangan:
2
T y0 x0 s
V y0 s
M
1
FB y0 2 y0 FB At f yt 2 A0 FB At f yt
(2.2)
adalah momen-momen
Jika M 0 , V0 ,dan T0
M 0 FB y0
ty
x0
(2.3a)
F
V0 2 y0 T
y0
At f yt
2F
T0 2 A0 T
p0
At f yt
Cx
dimana p0 2 y 0 x0
ty
y0
tan
M
Cy
Cy
x0
ty
qT
Cx
FT
FB
y0
(2.3c)
qt
- ++
qv
qv
qT
(2.3d)
qT
r
+ =
V
2 y0
qT
(b) qT
V
2 A0
T
b
qT
(a) q v
qr
qb
(c) q qv qT
Gambar 2.6
V0
(2.4b)
V0
T
T0
balok tepi
1 R
2R
(2.5a)
Gambar 2.8
1,5
1,0
R = 0,25
0,5
0,5
Gambar 2.7
1,0
1,0 1,5
2,5
(2.5b)
(2.4a)
M 1 V T
1
M 0 R V0 T0
2.7
T
M V
R R 1
M 0 V0
T0
VT 1 R
T
2
2R
V0T0
T0
T
T0
f 'c
Tu
3
Acp2
p
cp
{SNI 13.6.2.2(a)}
(2.6)
{ pcp
2( x0 y0 )}
f 'c
Tu
12
Acp2
pcp
{SNI 13.6.1(a)}
B1
B1
B2
B2
B
balok keliling
(sprandel)
f
Vc
6
B1
Gambar 2.9
B1
2.8
Vu Tu p h
1.7 A 2
b
d
w
oh
(2.9)
Aoh = luasan
Aoh= x1 y)1
p h = perimeter
garis
pusat
tulangan
torsi
{ ph 2( x1 y1 ) }
= 1,0 untuk beton berbobot normal ; 0,85
untuk beton berbobot ringan pasir ; 0,75
untuk beton berbobot ringan semua.
y0
x1
x0
y1
x1
x0
b d
w {SNI 13.3.1.1 & 13.2.2}
(2.7)
B2
Dimana:
B2
'
V
2 f ' c
c
bw d
3
{SNI 13.6.3.1(a)}
(2.8)
Dimensi penampang ini dipilih berdasarkan retak
tak kelihatan yang tereduksi dan pencegahan
kehancuran permukaan beton yang diakibatkan oleh
tegangan tekan miring akibat dari geser dan torsi
yang didefinisikan oleh suku kiri persamaan 2.8. Dan
2.9
Tn
2 A0 At f yv
s
(2.10)
{ Ao 0,85 Aoh }
At = luasan irisan penampang satu kaki sengkang
tertutup trasnsversal.
f yv = kekuatan leleh tulangan torsi transversal
tertutup, tidak melebihi 400 MPa.
At
Tn
{SNI 13.6.3.6}
2 A0 f yv cot
s
(2.10)
s
f yl
(2.11)
dimana:
f yl = kekuatan
leleh
tulangan
torsi
longitudinal, tidak melebihi 400 MPa.
Al
f ' c bw s
.
16
f yv
{SNI 13.6.5.2}
(2.12)
namun tidak boleh kurang dari (1/3)(bws/fyv).
Spasi maksimum harus tidak melebihi dari ph/8
atau 300 mm {SNI 13.6.6.2}.
Sedangkan untuk luasan total minimum
tulangan torsi longitudinal tambahan harus
ditentukan dengan:
Av 2 At
Al min
5 f 'c Acp
12 f yl
f yv
A
t ph
f yl
s
{SNI 13.6.5.3}
(2.13)
dimana At/s haruslah tidak diambil kurang
dari (1/6)bw/fyv. Tulangan longitudinal harus
ditempatkan di dalam sengkang tertutup, dengan
paling sedikit satu tulangan longitudinal di
setiap sudut sengkang tersebut. Diameter
10
6
2
2
YG
DOF = 3
2
1
0
0
3
4
DOF = 4
Gambar 2.12 DOF pada struktur 2D
y1
u 1 z1
x1
w1
y2
y2
y1 u 2
z2
w2
DOF = 12
XG
ZG
3
6
2
1
[R].
Langkah
selanjutnya
setelah
penentuan DOF struktur yaitu mencari
matriks transformasi dari batang. Matriks
transformasi batang tersusun atas matriks
rotasi elemen []. Matriks rotasi [] dan
11
matriks transformasi
sebagai berikut:
C1
C2
0
C2
C1
0
[R]
dirumuskan
0 C1 cos
C2 sin
1
(2.14)
R
0
C1
C2
0
R
0
0
C2
C1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0 C1
0 C2
0
0
(2.15)
0
0
0
C2
C1
0
0
0
0
0
1
(2.16)
(2.17)
dimana:
[R]T = transpose
dari
matriks
transformasi
Untuk struktur 2D matriks kekakuan
lokal elemennya adalah sebagai berikut
(deformasi aksial diperhitungkan):
0
0 0
0
0 12 6 L
0 12 6 L
0 6 L 4 L2 0 6 L 2 L2 (2.18)
k
0
0
0
0
0 12 6 L 0
12 6 L
2
0 6 L 4 L2
0 6 L 2 L
EI
3
L
dimana:
AL2
12
Maka,
dengan
menggunakan
persamaan 2.17 diperoleh matriks
kekakuan global elemen untuk struktur 2D
adalah:
g2
g4
g1 g 2 g 4
g1
g
g3
g5 g2 g3
g 5
2
g
g5
g6 g4 g5
g7
[K ] 4
g1
g2 g4
g1 g 2 g 4
g 2 g 3 g 5
g2
g3 g5
g5
g1 g 4 g 5
g 6
g 4
(2.19)
dimana:
g1 C12 12C 22
g 5 6 LC1
g 2 C1C 2 12
g 6 4 L2
g 3 C 22 12C12
g 7 2 L2
g 4 6 LC2
(2.20)
dimana:
n
= elemen ke[Ks] = matriks kekakuan struktur global
[K] = matriks kekakuan global tiap
elemen
EA
0
L
12EIz
0
L3
0
0
0
0
0
0
6EIz
0
2
K EA L
0
L
12EIz
0 3
L
0
0
0
0
0
0
6EIz
0
L2
6EIy
2
L
6EIz
L2
12EIy
L3
0
6EIy
2
L
0
0
0
12EIy
3
L
0
6EIy
2
L
0
GIx
L
0
0
0
0
4EIy
L
0
0
0
0
4EIz
L
6EIy
L2
6EIz
2
L
GIx
L
0
0
0
2EIy
L
0
0
0
0
2EIz
L
EA
L
0
0
0
12EIz
L3
0
6EIy
2
L
12EIy
3
L
6EIz
2
L
6EIy
L2
EA
L
0
0
0
0
12EIz
L3
0
GIx
2EIy
L
6EIy
L2
12EIy
L3
6EIz
2
L
6EIy
L2
0
GIx
L
4EIy
L
0
6EIz
L2
0
2EIz
L
0
6EIz
L2
0
4EIz
(2.21)
[Ks]
1 / 8PL
{Ps }
1 / 8PL
(2.22)
1/8PL
1/8PL
1 / 12qL2
{Ps }
2
1 / 12qL
(2.23)
q
1/12qL
1/12qL
-1
6. Hitung gaya-gaya
struktur.
batang
dari
-1
BAB III
METODOLOGI
OK
Mulai
Komparasi
Studi Literatur
1.
2.
3.
4.
5.
tidak
Perbaikan Tampilan
Penyusunan Laporan
Tugas Akhir
Akhir
Alur Pemrograman
Pembuatan
Program
Gambar 3.1
1.
Membuatalgortima
interface program
Menyusun
analisa struktur dengan
2. Menyusun
listing
prosedur
baca data
metode kekakuan langsung
3. Menyusun listing prosedur analisa
4. Menyusun listing prosedur output dan plotting
Running
Program
error
Analisa Struktur
Output Data
Analisa Balok
Selesai
Gambar 3.2
14
Start
Input Data
Data sama dengan data yang diinput
pada awal program
f ' c Acp2
3 pcp
Tu
f ' c Acp2
3 pcp
Tu
Tu
Tu
3 f pc
1
untuk BP
f
'
c
f ' c Acp2
Tidak
Matriks Beban [Ps],
lalu Displacement Struktur {Us}=[Ks]-1{Ps}
untuk BB,
pcp
12
f ' c Acp2
1
pcp
12
untuk BB
3 f pc
f 'c
Ya
untuk BP
2
V
2 f 'c
Vu Tu p h
c
2
bw d
3
bw d 1,7 Aoh
Vu Tu p h Vc
8 f ' c
2
bw d 1,7 Aoh bw d
Irisan penampang haruslah
diperbesar ulangi desain
At
Tn
dimana Ao 0,85 Aoh
s
2 A0 f yt cot
f yt
A
Al t p h
cot 2 tetapi tidak kurang dari
s
f yl
Al min
5 f 'c
12 f yl
b
A f yv dimana At
w
Acp t p h
s 6 f yv
s f yl
15
Avt 2 At Av
f ' c bw s
16 f yv
1 bw s
,
3 f yv
Perbesar penampang;
ulangi desain
Av
V
s
s
f yv d
luasanduakakisengkang
Avt / s
Finish
Gambar 3.5 Bagan alir perhitungan
geser akibat torsi
BAB IV
PENGOPERASIAN PROGRAM
Finish
Catatan: BB = Beton Bertulang
BP = Beton Prategang
Gambar 3.4 Bagan alir perhitungan tulangan
torsi dan geser terkombinasi pada
balok.
Start
Beton bertulang:
f 'c
Vc
6
bw d
4.2
Beton prategang:
f 'c
V d
Vc
5 u bw d
20
M u
Vs
Tidak
16
Vu
Vc
Vs 2 / 3 f ' c bw d
Penjelasan Program
Program bantu yang dibuat ini diberi nama
SFAP (Space Frame Analysis Program). Hal ini
dikarenakan program yang dibuat bisa sampe
menganalisa struktur berbentuk space frame. Proses
analisa program bantu dibuat sampai dengan
menentukan banyaknya tulangan yang dibutuhkan
pada tiap-tiap elemen. Ada dua elemen yang ditinjau
pada program, yaitu elemen balok dan kolom. Untuk
elemen balok, perhitungan banyaknya tulangan
didasarkan pada analisa lentur dan torsi yang
terkombinasi dengan geser. Sedangkan untuk elemen
kolom, didasarkan pada analisa lentur dan geser yang
terjadi.
Ya
Bagian-Bagian Program
Sebelum lebih jauh membicarakan dan
mengoperasikan SFAP, sebaiknya terlebih dahulu
untuk mengetahui dan mengenal beberapa komponen
penting dari program.
Pada saat awal pengoperasian program akan
muncul tampilan jendela utama dari program seperti
pada Gambar 4.1. Ada beberapa komponen yang
terlihat pada tampilan jendela utama dimana dari
masing-masing komponen memiliki fungsi yang
berbeda-beda.
Ada tampilan Menu Bar, Tabulasi dari Input
dan Output, Tabulasi dari 3D-view, dan Frame View
Control.
Menu Bar
Tabulasi Output
Tabulasi Input
Tabulasi 3D-View
Gambar 4.4
Menu Bar
Gambar 4.2
4.2.1.1 File
Terdiri dari 4 submenu, yaitu:
1. New
membuat project baru
2. Open
membuka file project
yang telah ada
3. Export to Microsoft Excel
mengekspor project dari SFAP ke
perhitungan Ms. Excel
4. Exit
keluar dari SFAP
Gambar 4.3
4.2.1.2 Input
Pada menu Input terdiri dari beberapa
submenu, yaitu:
General Information
Pada submernu General Information
berisi tentang nama proyek yang akan
dibuat beserta satuan yang akan
digunakan. (lihat Gambar 4.4)
Gambar 4.5
Tampilan
Material Properties
Define
17
Nodal Coordinates
Submenu ini berisi tentang data koordinat titik-titik
nodal pada arah x,y, dan z. Data titik-titik nodal ini
akan terdefinisi selama proses pengerjaan proyek.
(lihat Gambar 4.9)
Gambar 4.6
18
Assign
Reinforcement
19
4.2.2
Tabulasi Input
Seperti yang terlihat pada tampilan jendela utama
SFAP (Gambar 4.1) terdapat sebuah tabulasi dari
input. Tabulasi ini memberikan informasi bagi
pengguna SFAP mengenai data-data yang telah
diinputkan di awal proses pengoperasian
program.
1.
Tabulasi input ini memiliki 5 tabulasi kecil, yaitu:
1. Structure propertiesberisi tentang nama proyek
yang dikerjakan, jenis dan
karakteristik
material dan
2.
tulangan yang digunakan,
serta jumlah titik nodal dan
frame yang
3. digunakan.
2. Node List
berisi
informasi
tentang
koordinat titik-titik nodal
dalam arah sumbu x, y, dan z
yang
telah
diinputkan
sebelumnya.
3. Frame List
berisi
tentang
informasi
panjang dari sebuah elemen
dan identitas elemen tersebut.
(lihat Gambar 4.15)
4. Restraint List
berisi tentan jenis perletakan
yang digunakan pada struktur
dimana telah didefinisikan
saat penginputan data.
5. Load List
berisi tentang data dari semua
beban pada struktur yang
telah diinputkan sebelumnya
baik beban terpusat maupun
beban terbagi rata sepanjang
elemen.
20
Tabulasi Output
Proses analisa struktur pada program SFAP ini
menghasilkan beberapa output, yaitu displacement
dari titik nodal (node displacement), reaksi pada
perletakan (support reaction), dan gaya-gaya dalam
pada tiap elemen (element forces).
Node displacement
output yang ditampilkan
pada tabulasi kecil node displacement ini berupa
translasi dan rotasi pada titik nodal dalam arah sumbu
x, y, dan z. (lihat Gambar 4.16)
Support reaction pada tabulasi support reaction ini
output yang ditampilkan berupa reaksi dan momen
yang terjadi pada perletakan.
Element forces untuk gaya-gaya dalam pada tiap
elemen ditampilkan dalam tabulasi element forces.
4.2.4
Tabulasi 3D-View
Hasil pendefinisian struktur yang tersusun dari
data titik-titik nodal dan beberapa elemen yang telah
diinputkan sebelumnya ditampilkan pada tabulasi
3D-view dalam bentuk tiga dimensi. Tabulasi ini
memiliki background berwarna hitam sehingga
tampilan struktur dapat terlihat dengan jelas. Pada
tabulasi ini juga ditampilkan beberapa informasi
mengenai struktur tersebut seperti nomor titik nodal
dan nomer elemen.
Frame View Control
User dapat mengatur tampilan gambar 3D
sesuai dengan yang dibutuhkan dengan bantuan dari
tabulasi frame view control ini. Dengan tabulasi ini
gambar struktur dapat digeser ke atas, bawah, kanan
maupun kiri. Selain itu gambar 3D juga dapat
memperbesar dan memperkecil tampilan gambar.
Tabulasi frame view control ini dilengkapi juga
pilihan untuk melihat bentuk deformasi struktur
secara keseluruhan yang terjadi akibat pembebanan.
Caranya tinggal pilih pilihan show deformed shape
pada tampilan tabulasi. Selain itu user juga dapat
mengatur besarnya skala tampilan deformasi sesuai
dengan kebutuhan.
Menggeser gambar ke atas, bawah, kiri, dan kanan
Memutar gambar
Prosedur Pengoperasian
Setelah mengetahui dan mengenal bagianbagian dari SFAP ini, ada dua tahapan utama yang
harus dilakukan dalam mengoperasikan program ini,
yaitu proses input data dan proses running program.
Perlu diketahui juga bahwa proses analisa struktur
dalam SFAP ini dibuat berdasarkan peraturan yang
berlaku saat ini, yaitu SNI 2847-2002 dan ACI 31805. Karena sifat dari SFAP yang open source, maka
bisa dilakukan perubahan pada listing program jika
terdapat perubahan peraturan yang berlaku.
4.3.1
Proses Input
Hal pertama kali yang harus dilakukan oleh
user yaitu memasukkan data keseluruhan struktur
yang akan dianalisa, mulai dari mendefinisikan
21
BAB V
STUDI KASUS
Setelah program selesai
dibuat dan
mengeluarkan sebuah output, maka akan dilakukan
uji perbandingan hasil output tersebut dengan
program professional lain yang telah teruji
kebenarannya dan dengan perhitungan manual. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui kebenaran dan
keakuratan output program tersebut.
5.1 Kasus 1
5.1.1 Perhitungan Analisa Struktur dengan SFAP
1. Input General Information
Nama Proyek:
Portal Sederhana 1
jendela
General
22
5. Input Frame
Berikut adalah data dari frame struktur:
Gambar 5.4
4.
Label
1
2
3
4
5
6
Gambar
X (m)
0
0
6
6
0
0
5.5
Y (m)
0
5
5
0
0
5
Z (m)
0
0
0
0
6
6
Tampilan jendela
Coordinates
Nodal
23
q = 6500 kg/m
5m
2
6m
6m
24
station
0
5
0
6
0
5
0
5
0
6
1
2
3
4
5
fx
-42075,56
-42075,56
-4735,71
-4735,71
-19468,03
-19468,03
-22456,41
-22456,41
-5462,68
-5462,68
fy
-4695,28
-4695,28
19531,97
19531,97
4735,71
4735,71
-40,42
-40,42
22543,59
22543,59
Mx
8,73
8,73
626,62
-626,62
112,74
-112,74
-101,73
101,73
-542,09
542,09
ux
uy
uz
Rx
Ry
Rz
0
0
0
0
0
0
-0,00004664 -0,0002988 -0,00004225 0,001449 -0,000003305 -0,001252
-0,0001227 -0,0001382 0,0003786 0,0001633 -0,0000427 0,00133
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,0003206 -0,0001595 -0,00013 -0,00153 0,00003853 -0,0001392
Joint
1
2
2
3
3
4
5
6
2
6
fx
42075.57
42075.57
4735,71
4735,72
19468,03
19468,03
22456.405
22456.405
5462.681
5462.681
fy
-4695.285
-4695.285
19531,97
19531,97
4735.707
4735.707
-40.422
-40.422
22543.595
22543.595
Mx
8.726
8.726
626.617
-626.617
112.739
-112.739
-101.733
101.733
-542.093
-542.093
node
1
4
5
Joint
1
2
2
3
3
4
5
6
2
6
1
2
3
4
5
fx
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
fy
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
Mx
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
Fx
0.00
0.00
0.00
Fy
0.00
0.00
0.00
Fz
0.00
0.00
0.00
Mx
0.00
0.00
0.00
My
0.00
0.00
0.00
Mz
0.00
0.00
0.00
Ry
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
Rz
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
ux
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
uy
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
uz
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
Rx
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
Fx
Fy
Fz
Mx
My
Mz
4695.2849 42075.5646 5418.9703 8955.10668 8.7258 -7771.8656
-4735.7072 19468.0301 43.7108 -408.0625 112.739 7623.7034
40.4223 22456.4053 -5462.6811 -8808.6126 -101.7333 339.9817
25
Dimensi balok:
bw = x0 = 300 mm
h = y0 = 500 mm
d = h - (50 + Dv + Dl lentur)
= 500 - (50 + 10 + 12,5) ; asumsi Dl lentur = D25
= 427,5 mm
Acp = x0.y0
= 300.(500) = 150000 mm2
pcp
= 2(x0+y0)
= 2(300+500) = 1600 mm
Tu
f ' c Acp2
; 0,75
pcp
2
0,75. 27 150000
1600
12
225.10 8
0,3248
1600
12
= 4,5669 kNm
Tu eksternal Tu
f ' c Acp2
12
pcp
f ' c Acp2
Tu.berfaktor
3 pcp
2
27 150000
0,75
3 1600
225.10 8
1,299.
1600
= 18,2677 kNm
Karena Tu berfaktor > Tu eksternal , maka digunakan
nilai yang terkecil untuk mendesain tulangan
torsi balok tersebut yaitu Tu eksternal = 6,145 kNm
26
y0
x1
x0
y1
= 390 mm
A0h = x1.y1
= 190 . (390)
= 74100 mm2
A0 = 0,85A0h
= 0,85 . 74100
= 62985 mm2
ph = 2(x1 + y1)
= 2(190 + 390)
= 1160 mm
Vs = V n - V c
= 148,0903 - 111,0678
= 37,0226 kN
Av
V
s
s
f yv d
37,0226
400 x 427,5
Avt
A
A
2 t v
s
s
s
2.0,1626 0,2165
Cek Penampang:
Vc
f 'c
bw d
6
27
300 x 427,5
6
= 111,0678 kN
2
Vu Tu p h
2
bw d 1,7 A0 h
300.(427,5) 1,774100
0,36212 0,76372
= 0,8452 MPa
V
2 f 'c
c
bw d
3
= 3,2476 MPa
Vu Tu p h
2
bw d 1,7 A0 h
V
2 f 'c
c
bw d
3
Tu
6,145
= 8,1933 kNm
0,75
At
Tn
s
2 A0 f yv cot
8,1933x10 6
Vn
= 188,6216 mm2
0,75 111,0678 2 27
3
300.(427,5)
Tn
Vc
111,0678
0,75
f yv
At
ph
cot 2
s
f yl
400
0,1626.(1160).
cot 2 45
400
Al
Al min
5 f ' c Acp
12 f yl
A
t
s
f yv
ph
f yl
5( 27 .150000
400
0,1626.(1160).
12(400)
400
= 623,2772 mm2 > 188,6216 mm2
Al / 4 623,2772 / 4
; asumsi
Acp= x0.y0
= 300.(500) = 150000 mm2
pcp
= 2(x0+y0)
= 2(300+500) = 1600 mm
27
f ' c Acp2
; 0,75
12 pcp
2
0,75. 27 150000
1600
12
8
225.10
0,3248
1600
Tu
= 4,5669 kNm
Tu eksternal Tu
f ' c Acp2
;
pcp
12
f ' c Acp2
Tu.berfaktor
3 pcp
2
27 150000
0,75
3 1600
225.10 8
1,299.
1600
= 18,2677 kNm
Karena Tu berfaktor > Tu eksternal , maka digunakan
nilai yang terkecil untuk mendesain tulangan
torsi balok tersebut yaitu Tu eksternal = 5,316 kNm
y0
y1
Cek Penampang:
Vc
= 111,0678 kN
2
28
Vu Tu p h
396,404 5,316 x10 6 x1160
2
2
300.(427,5) 1,774100
bw d 1,7 A0 h
Vc
2 f 'c
bw d
3
0,75 111,0678 2 27
300.(427,5)
= 3,2476 MPa
Vu Tu p h
2
b
d
w 1,7 A0 h
V
2 f 'c
c
bw d
3
Tn
Tu
5,316
= 7,088 kNm
0,75
At
Tn
s
2 A0 f yv cot
7,088 x10 6
2 x62985 x 400 x cot 45
Vn
0,30912 0,66062
= 0,6606 MPa
x1
x0
f 'c
bw d
6
27
300 x 427,5
6
Vc
111,0678
0,75
Av
V
s
s
f yv d
37,0226
400 x 427,5
Avt
A
A
2 t v
s
s
s
2.0,1407 0,2165
f yv
At
ph
cot 2
s
f yl
400
0,1407.(1160).
cot 2 45
400
Al
= 163,1754 mm2
Al min
5 f ' c Acp
12 f yl
f yv
A
t ph
f yl
s
5( 27 .150000
400
0,1407.(1160).
12(400)
400
= 648,7235 mm2 > 163,1754 mm2
Al / 4 648,7235 / 4
15
9
10
5m
14
q = 12000 kg/m
q = 15000 kg/m
2
16
q = 16000 kg/m
6
12
11
13
6m
6m
5m
X (m)
0
0
0
6
6
6
0
0
0
6
6
6
Y (m)
0
5
10
10
5
0
0
5
10
10
5
0
Z (m)
0
0
0
0
0\
0
6
6
6
6
6
6
5. Input Frame
Berikut adalah data dari frame struktur:
Tabel 5.13 Data input frame properties
Label
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
node 1
1
2
3
4
5
2
7
8
9
10
11
8
2
3
4
5
node 2
2
3
4
5
6
5
8
9
10
11
12
11
8
9
10
11
Section
kolom
kolom
balok
kolom
kolom
balok
kolom
kolom
balok
kolom
kolom
balok
balok
balok
balok
balok
29
Mx
2.99
2.99
-4.92
-4.92
-2034.59
-2034.59
38.07
38.07
-35.38
-35.38
1492.08
1492.08
35.38
35.38
-38.07
-38.07
2034.59
2034.59
4.92
4.92
-2.99
-2.99
-1492.08
-1492.08
1651.48
1651.48
2468.32
2468.32
-2468.32
-2468.32
1651.48
1651.48
30
node
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
ux
0
-0.00004904
0.000006098
-0.00007874
0.00005498
0
0
0.00001232
-0.00001373
-0.00005891
-0.000006386
0
uy
0
-0.0004
-0.0008
-0.0007
-0.0005
0
0
-0.0004
-0.0006
-0.0005
-0.0005
0
uz
0
0.00005162
0.00005574
0.00006877
0.0000009873
0
0
-0.00003136
0.0001
0.0001
0.00001927
0
Rx
0
-0.00024
0.00124
-0.0003
0.00088
0
0
0.00024
-0.0013
0.00024
-0.00089
0
Ry
0
0.0000006
-0.0000003878
0.0000005414
-0.000007102
0
0
-0.000007102
0.0000005414
-0.000000388
0.0000006
0
My
-2.9889
35.3778
-35.3778
2.9889
Rz
0
-0.0003
0.00157
-0.00161
0.00031
0
0
0.00095
-0.00029
0.00026
-0.00094
0
Mz
3079.1074
-3064.9106
-10576.5073
10590.7041
Joint
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
2
5
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
8
11
2
8
3
9
4
10
5
11
Mx
-2.989
-2.989
4.921
4.921
2034.586
2034.586
-38.075
-38.075
35.378
35.378
-1492.084
-1492.084
-35.378
-35.378
38.075
38.075
-2034.586
-2034.586
-4.921
-4.921
2.989
2.989
1492.084
1492.084
1651.484
1651.484
-2468.322
-2468.322
2468.322
2468.322
-1651.484
-1651.484
node
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
ux
0
-0.00004904456
0.00000609751
-0.00007873827
0.00005498178
0
0
0.00001232313
-0.00001372867
-0.00005891209
-0.00000638592
0
uy
0
-0.00041493711
-0.00082947659
-0.00069149958
-0.00046102024
0
0
-0.00043038894
-0.00061487594
-0.00047689893
-0.00047647207
0
uz
0
-0.00005161707
-0.00005574316
-0.00006877272
-0.00000098732
0
0
0.00003136162
-0.0001236473
-0.00011061775
-0.00001926813
0
Rx
0
-0.00024337231
0.00124042102
-0.00029737300
0.00088438408
0
0
0.00023527014
-0.00129597285
0.00024182117
-0.00089248626
0
Ry
0
0.00000059999
-0.00000038777
0.0000005414
-0.00000710173
0
0
0.00000710173
-0.0000005414
0.00000038777
-0.00000059999
0
Rz
0
0.00030300234
-0.00157286644
0.00160667251
-0.00030537722
0
0
-0.0009452330
0.0002927571
-0.0002589511
0.0009428581
0
node
1
6
7
12
Fx
0.000
0.000
0.000
0.000
Fy
0.000
0.000
0.000
0.000
Fz
0.000
0.000
0.000
0.000
Mx
0.000
0.000
0.000
0.000
My
0.000
0.000
0.000
0.000
node
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
ux
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
uy
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
uz
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
Rx
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
Ry
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
Joint
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
2
5
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
8
11
2
8
3
9
4
10
5
11
fx
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
fy
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
Mx
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
Mz
0.000
0.000
0.000
0.000
Rz
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
frame
3
6
9
12
13
14
15
16
spasi
185
195
185
195
195
160
160
195
n
8
12
8
12
12
8
8
12
Mu (kNm)
19.952
14.632
19.952
14.632
16.196
24.206
24.206
16.196
Vu (N)
84394.843
103485.665
44948.584
18611.806
167.037
74.383
74.383
167.037
31
frame
spasi
185
195
185
195
195
160
160
195
3
6
9
12
13
14
15
16
Perhitungan Manual
spasi
n
185
8
195
12
185
8
195
12
195
12
160
8
160
8
195
12
n
8
12
8
12
12
8
8
12
Selisih
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
5.3 Kasus 3
5.3.1 Perhitungan Analisa Struktur dengan
SFAP
Pada contoh kasus ketiga ini dibuat sebuah
contoh struktur struktur kantilever sederhana
dengan 4 perletakan jepit. Berikut urutan input data
untuk kasus 3 dengan SFAP:
Berikut adalah gambar struktur pada kasus 3:
q = 5000 kg/m
12
q = 4000 kg/m
14
11
13
11
q = 2500 kg/m
8
7
6
4
10
12
3
5
5
9
2
10
3
7
1
4
32
7. Input Beban
Beban yang digunakan pada kasus 3 ini
adalah beban terbagi rata pada balok 1
(frame 12) sebesar 2500 kg/m, pada balok 2
(frame 13) sebesar 4000 kg/m, dan pada
balok 3 (frame 14) sebesar 5000 kg/m.
Setelah
proses
running
program
menghasilkan output element forces sebagai
berikut:
Tabel 5.27 Output Element Forces SFAP
frame
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Joint
1
2
2
3
4
5
5
6
7
8
8
9
10
11
11
12
2
5
5
8
8
11
3
6
6
9
9
12
fx
5691.463
5691.463
-176.949
-176.949
16632.272
16632.272
102.62
102.62
23403.872
23403.872
264.401
264.401
11772.393
11772.393
-190.072
-190.072
1896.98
1896.98
3501.264
3501.264
3306.403
3306.403
-738.162
-738.162
-1860.124
-1860.124
-1198.38
-1198.38
fy
-1158.817
-1158.817
6365.174
6365.174
-482.323
-482.323
16292.066
16292.066
-466.883
-466.883
22831.163
22831.163
2108.023
2108.023
12461.597
12461.597
-673.711
-673.711
-333.505
-333.505
689.204
689.204
6365.174
6365.174
10157.24
10157.24
12538.24
12538.24
Mx
2083.932
2083.932
5197.916
5197.916
2432.494
2432.494
3674.973
3674.973
236.932
236.932
1204.989
1204.989
-601.829
-601.829
-8523.795
-8523.795
-3189.79
-3189.79
-1868.08
-1868.08
2084.168
2084.168
-557.362
-557.362
-331.846
-331.846
440.275
440.275
5.3.2 Perbandingan
Perhitungan
Analisa
Struktur dan Balok oleh SFAP dengan
SAP2000 v.14
Tabel 5.29 Output Joint Reaction SAP2000 v14
1
1158.82
5691.46
1537.02
-25808.18
2083.93
1384
4
482.32
16632.27
-718.01
-36310.89
2432.49
567.85
7
466.88
23403.87
-2344.74
-41849.58
236.93
655.36
10 -2108.02
11772.39
1525.73
-39781.36
-601.83
-2571.23
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
node
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
node
1
4
7
10
station
0
4
0
2.5
0
5
0
2.5
0
5
0
2.5
0
5
0
2.5
0
5
5
10
10
15
0
5
5
10
10
15
fx
-5691.46
-5691.46
176.95
176.95
-16632.27
-16632.27
-102.62
-102.62
-23403.872
-23403.872
-264.4
-264.4
-11772.393
-11772.393
190.07
190.07
-1896.98
-1896.98
-3501.26
-3501.26
-3306.4
-3306.4
738.16
738.16
1860.12
1860.12
1198.38
1198.38
fy
1158.82
1158.82
-6365.17
-6365.17
482.32
482.32
-16292.07
-16292.07
466.88
466.88
-22831.16
-22831.16
-2108.02
-2108.02
-12461.6
-12461.6
673.71
673.71
333.51
333.51
-689.2
-689.2
-6365.17
-6365.17
-10157.24
-10157.24
-12538.24
-12538.24
Mx
-2083.93
-2083.93
-5197.92
-5197.92
-2432.49
-2432.49
-3674.97
-3674.97
-236.93
-236.93
-1204.99
-1204.99
601.83
601.83
8523.8
8523.8
3189.79
3189.79
1868.08
1868.08
-2084.17
-2084.17
557.36
557.36
331.85
331.85
-440.28
-440.28
uy
0
-0.00002333
0.0096
0
-0.00006817
-0.0175
0
-0.00009592
-0.0222
0
-0.00004825
-0.0161
uz
0
-0.0064
-0.0064
0
-0.01
-0.01
0
-0.012
-0.012
0
-0.0101
-0.0101
Rx
0
0.00304
0.00421
0
0.00505
0.00781
0
0.00623
0.00995
0
0.00492
0.00711
Fx
1158.817
482.323
466.8829
-2108.0229
Fy
5691.4629
16632.2725
23403.8717
11772.393
Fz
-1537.0227
718.0109
2344.7409
-1525.729
Mx
-25808.1787
-36310.8943
-41849.5744
-39781.3526
Ry
0
-0.00033
0.00019
0
-0.00039
-0.00016
0
-0.00004
-0.0002
0
0.0001
-0.00022
Rz
0
0.00012
0.00176
0
0.00005
0.00121
0
0.00004
0.00042
0
0.00022
-0.0029
My
2083.9322
2432.4936
236.9316
-601.8294
Mz
-1383.9959
-567.8502
-655.3561
2571.2283
33
node
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
ux
0
0.00003045223
-0.00049250489
0
0.00001486872
-0.00047431308
0
-0.00001389383
-0.00042847087
0
-0.00004105562
-0.00039893714
uy
0
-0.00002332608
-0.00961567974
0
-0.00006816625
-0.017498275
0
-0.0000959192
-0.022182914
0
-0.00004824836
-0.01611412823
uz
0
0.00637591119
0.006376638
0
0.0996710125
0.0996667974
0
0.0120122973
0.01201121128
0
0.01011977693
0.01012055764
Rx
0
0.00304242695
0.00420809859
0
0.00505153345
0.00780894351
0
0.0062281538
0.00995283693
0
0.00491542913
0.00710843502
Ry
0
-0.00033466215
-0.00018543817
0
-0.0003906382
-0.00015533756
0
-0.00003804924
-0.00020240991
0
0.0009664878
-0.00021779153
node
1
4
7
10
Fx
0.000
0.000
0.000
0.000
Fy
0.000
0.000
0.000
0.000
Fz
0.000
0.000
0.000
0.000
Mx
0.000
0.000
0.000
0.000
My
0.000
0.000
0.000
0.000
node
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
ux
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
uy
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
uz
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
Rx
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
Ry
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
34
Joint
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
2
5
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
8
11
2
8
3
9
fx
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
fy
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
Mx
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
Rz
0
-0.00012494543
-0.00176191336
0
-0.00005310175
-0.00121045266
0
-0.00003725857
-0.00041674304
0
0.00022011999
0.00290449916
Mz
0.000
0.000
0.000
0.000
Rz
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
spasi
150
195
195
n
8
8
8
Mu (kNm)
31.281
18.32
20.439
Vu (N)
18603.019
34335.671
32424.737
f ' c Acp2
; 0,75
pcp
2
0,75. 28 240000
2000
12
8
576.10
x10 6
0,3307
2000
Tu
12
= 9,5247 kNm
Tu eksternal Tu
f ' c Acp2
12
;
pcp
f 'c A
3 pcp
2
28 240000
0,75
3 2000
576.10 8
x10 6
1,3229.
2000
Tu.berfaktor
2
cp
= 38,0988 kNm
Karena Tu berfaktor > Tu eksternal , maka digunakan
nilai yang terkecil untuk mendesain tulangan
torsi balok tersebut yaitu Tu eksternal = 31,281
kNm.
x1 = bw - 2(50 + Dv) ; asumsi decking = 50 mm
= 400 - 2(50 + 10)
= 290 mm
y1 = h - 2(50 + Dv)
= 600 - 2(50 + 10)
= 490 mm
A0h = x1.y1
= 290 . (490)
= 142100 mm2
A0 = 0,85A0h
= 0,85 . 142100
= 120785 mm2
ph = 2(x1 + y1)
= 2(290 + 490)
= 1560 mm
Cek Penampang:
Vc
f 'c
bw d
6
28
400 x527,5 x10 3
6
Vu Tu p h
2
bw d 1,7 A0 h
18603,019 31,281x1560
400.(527,5) 1,7142100
= 1,4243 MPa
Vc
2 f 'c
bw d
3
= 3,3072 MPa
Vu Tu p h
2
bw d 1,7 A0 h
V
2 f 'c
c
bw d
3
Tn
Tu
31,281
= 41,708 kNm
0,75
At
Tn
s
2 A0 f yv cot
41,708 x10 6
Vn
Vc
186,0845
0,75
Av
V
s
s
f yv d
62,0282 x10 3
450 x527,5
Avt
A
A
2 t v
s
s
s
2.0,3837 0,2613
= 186,0845 kN
35
f yv
A
Al t p h
cot 2
s
f yl
450
0,3837.(1560).
cot 2 45
450
576.10 8
x10 6
1,3229.
2000
= 598,5335 mm2
Al min
5 f ' c Acp
12 f yl
f yv
A
t ph
f yl
s
5 28.240000
450
0,3837.(1560).
12(450)
450
Al / 4 598,5335 / 4 =
f ' c Acp2
; 0,75
pcp
2
0,75. 28 240000
2000
12
8
576.10
x10 6
0,3307
2000
Tu
12
= 9,5247 kNm
f ' c Acp2
Tu eksternal Tu
12 pcp
f ' c Acp2
Tu.berfaktor
3 pcp
2
28 240000
0,75
3 2000
36
= 38,0988 kNm
Karena Tu berfaktor > Tu eksternal , maka digunakan
nilai yang terkecil untuk mendesain tulangan
torsi balok tersebut yaitu Tu eksternal = 20,439
kNm.
x1 = bw - 2(50 + Dv) ; asumsi decking = 50 mm
= 400 - 2(50 + 10)
= 290 mm
y1 = h - 2(50 + Dv)
= 600 - 2(50 + 10)
= 490 mm
A0h = x1.y1
= 290 . (490)
= 142100 mm2
A0 = 0,85A0h
= 0,85 . 142100
= 120785 mm2
ph = 2(x1 + y1)
= 2(290 + 490)
= 1560 mm
Cek Penampang:
Vc
f 'c
bw d
6
28
400 x527,5 x10 3
6
= 186,0845 kN
2
Vu Tu p h
2
bw d 1,7 A0 h
Vc
2 f 'c
bw d
3
400.(527,5) 1,7142100
= 0,9415MPa
= 3,3072 MPa
Vu Tu p h
2
b
d
w 1,7 A0 h
V
2 f 'c
c
bw d
3
20,439
= 27,252 kNm
0,75
At
Tn
s
2 A0 f yv cot
27,252 x10 6
2 x120785 x 450 x cot 45
Vn
BAB VI
PENUTUP
Vc
186,0845
0,75
5.1 Kesimpulan
Setelah beberapa studi kasus perhitungan
tulangan torsi dilakukan dengan menggunakan
program SFAP dan SAP 2000 v14 serta perhitungan
manual di dalam bab sebelumnya dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
Av
V
s
s
f yv d
62,0282 x10 3
450 x527,5
Avt
A
A
2 t v
s
s
s
2.0,2507 0,2613
f yv
At
ph
cot 2
s
f yl
450
0,2507.(1560).
cot 2 45
450
Al
= 391,0817 mm2
Al min
5 f ' c Acp
12 f yl
f yv
A
t ph
f yl
s
5 28.240000
450
0,2507.(1560).
12(450)
450
= 784,8078 mm2 > 598,5335 mm2
Maka Al
min
menentukan.
2
Al / 4 784,8078 / 4
frame
9
10
11
SFAP
spasi
150
195
195
n
8
8
8
Perhitungan Manual
spasi
n
150
8
195
8
195
8
Selisih
0.00
0.00
0.00
37