Anda di halaman 1dari 18

KOMPRESOR TORAK

Oleh : Sidiq Adhi Darmawan


A.
PENDAHULUAN Kompresor adalah mesin yang digunakan untuk memampatkan udara atau g
as.
Kompresor udara biasanya menghisap udara dari atmosfir. Namun ada pula yang meng
hisap udara atau gas yang bertekanan lebih tinggi daripada tekanan atmosfir. Kar
ena berfungsi sebagai pemampat, maka fluida kerja dari kompresor harus bersifat
compressible. Di sinilah yang membedakan antara kompresor dengan pompa. Kompreso
r bekerja dengan fluida yang compressibel , sedangkan pompa bekerja dengan fluid
a incompressible. Fluida compressible setelah melewati kompresor maka sifatnya a
kan berubah yaitu volumenya kecil, tekanan besar, kelembaban naik dan suhu naik.
Sedangkan fluida compressible setelah melewati pompa maka sifatnya tidak beruba
h. Kompresor mempunyai kegunaan yang sangat lua hampir segala bidang baik di bid
ang industri, pertanian, rumah tangga, dan sebagainya. Selain itu jenis dan ukur
annya pun beraneka ragam sesuai dengan pemakaiannya. Sebagai contoh penggunaan k
ompresor untuk menggerakkan mesin pneumatik di suatu pabrik.
Secara umum kompresor dibedakan menjadi dua yaitu : 1. Kompresor Kerja Positif (
Positive Displacement Compressor ) Kompresor kerja posistif adalah kompresor ya
ng mengkompresi energi dari energi mekanik berupa gerakan piston / torak menjadi
energi tekanan pada udara. Contoh kompresor kerja positif adalah kompresor tora
k. Kompresor kerja positif dibagi menjadi : a. Kompresor Kerja Bolak Balik ( Rec
iprocating Compressor ) Kompresor ini disebut juga kompresor torak, karena dilen
gkapi dengan torak yang bekerja bolak balik. Pemasukan udara diatur oleh katub m
asuk dan dihisap oleh torak yang gerakannya menjauhi katub, prinsip kerja dari k
ompresor ini menyerupai mesin 4 langkah dimanan terdapat katub hisap dan katub b
uang. Pada saat terjadi pengisapan, tekanan udara di dalam silinder mengecil, se
hingga udara luar akan masuk ke dalam silinder secara alami. Pada saat gerak kom
presi, torak bergerak dari titik mati bawah ke
1
Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

titik mati atas sehingga udara di atas torak akan ditekan sampai udara tersebut
memiliki tekanan yang tinggi, selanjutnya udara bertekanan tersebut dimasukkan k
e dalam tabung penyimpan udara
Gambar 1. Prinsip Kerja Kompresor Torak
b. Kompresor Rotary Kompresor rotary merupakan salah satu jenis kompresor yang b
eroperasi yang beroperasi pada kecepatan tinggi dan umumnya menghasilkan keluara
n (tekanan) yang lebih tinggi dibandingkan kompresor kerja bolak balik ( recipro
cating compresor ).
2.
Kompresor Dinamik ( Non Positive Displacement Compressor) Kompresor dinamik adal
ah kompresor yang mengkonversi energi dari energi potensial fluida ( udara ) men
jadi energi kinetik berupa putaran impeller lalu menjadi energi tekan udara. Con
toh kompresor dinamik adalah kompresor sentrifugal dan kompresor aksial. 1. Komp
resor Sentrifugal Kompresor sentrifugal merupakan kompresor dinamis yang bergant
ung pada transfer energi dari impeler yang berputar. Kompresor serntrifugal memi
liki elemen berputar yang sederhana, terpasang pada poros yang dihubungkan ke mo
tor penggerak. Prinsip kerja kompresor sentrifugal hampir sama dengan pompa sent
rifugal.
2
Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

Mula mula impeler berputar sehingga menaikkan kecepatan udara / gas, kemudian ud
ara dengan kecepatan yang tinggi itu akan masuk ke diffuser. Pada diffuser udara
mengalamai perubahan energi kinetik menjadi energi tekan. Pada kompresor sentri
fugal satu tingkat kenaikan tekanan yang dihasilkan kecil, agar lebih besar kemu
dian digunakan kompresor sentrifugal bertingkat dengan pendinginan. Proses kompr
esi untuk kompresor bertingkat banyak sama seperti kompresor torak.
Gambar 2. Kompresor Sentrifugal
2. Kompresor Axial Pada kompresor aliran axial, udara akan mendapat percepatan o
leh sudu yang terdapat pada rotor dan arah alirannya ke arah axial yaitu searah
(sejajar) dengan sumbu rotor. Jadi pengisapan dan penekanan udara terjadi saat r
angkaian sudu sudu pada rotor itu berputar secara cepat. Putaran cepat ini mutla
k diperlukan untuk mendapatkan aliran udara yang mempunyai tekanan yang diingink
an.
3
Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

B.
PRINSIP KERJA KOMPRESOR TORAK
1. Prinsip kerja kompresor torak adalah sebagai berikut:
Tenaga mekanik dari pen
ggerak mulai ditransmisikan melalui poros engkol dalam bentuk gerak rotasi dan d
iteruskan ke kepala silang (cross head) dengan perantaraan batang penghubung (co
nnecting rod).
Pada kepala silang gerakan rotasi diubah menjadi gerak translasi
yang diteruskan ke torak melalui batang torak (piston rod). Gerakan torak bolak
balik dalam silinder mengakibatkan perubahan volume dan tekanan sehingga terjadi
proses pemasukan, kompresi, dan pengeluaran.
Gambar 3. Diagram P-V Kompresor Torak Torak memulai langkah kompresi pada titik
(1), torak bergerak kekiri dan gas dimampatkan sehingga tekanannya naik ketitik
(2). Pada titik ini tekanan di dalam silinder mencapai harga tekanan Pd yang leb
ih tinggi dari pada tekanan di dalam pipa keluar, sehingga katup keluar pada kep
ala silinder akan terbuka. Jika torak bergerak terus kekiri , gas akan didorong
keluar silinder pada tekanan tetap sebesar Pd. Dititik (3) torak mencapai titik
mati atas, yaitu titik akhir gerakan torak pada langkah kompresi dan pengeluaran
.
4
Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

Pada waktu torak mencapai titik mati atas ini, anatara sisi atas torak dan kepal
a silinder masih ada volume sisa yang besarnya = Vc. Volume ini idealnya harus s
ama dengan nol agar gas dapat didorong seluruhnya keluar silinder tanpa sisa. Na
mun dalam praktiknya harus ada jarak (Clearance) di atas torak agar tidak memben
tur kepala silinder. Selain itu juga harus ada lubanglubang laluan pada katup-ka
tup. Karena adanya volume sisa ini ketika torak mengakhiri langkah kompresinya,
di atas torak masih ada sejumlah gas dengan volume sebesar Vc dan tekanan sebesa
r Pd. Jika kemudian torak memulai langkah isapnya (bergerak kekanan), katup isap
tidak dapat terbuka sebelum sisa gas di atas torak berekspansi sampai tekananny
a turun dari Pd menjadi Ps. Katup isap baru mulai terbuka dititik (4) ketika tek
anannya sudah mencapai tekanan isap Ps. Disini pemasukan gas baru mulai terjadi
dan proses pengisapan ini berlangsung sampai titik mati bawah (1). Dari uraian d
i atas dapat dilihat bahwa volume gas yang diisap tidak sebesar volume langkah t
orak sebesar Vs melainkan lebih kecil, yaitu hanya sebesar volume isap antara ti
tik mati bawah (1) dan titik (4). Atau secara riil dapat dijelaskan sebagai beri
kut cara kerja kompresor torak : Langkah pertama adalah langkah hisap, torak ber
gerak ke bawah oleh tarikan engkol. Di dalam ruang silinder tekanan menjadi nega
tif di bawah 1 atm ( dibawah tekanan atmosfer), katup hisap terbuka karena perbe
daan tekanan dan udara terhisap. Kemudian torak bergerak keatas, katup hisap ter
tutup dan udara dimampatkan. Karena tekanan udara mampat, katup ke luar menjadi
terbuka, dan udara akan keluar.
( i ) Isap : Bila poros engkol berputar dalam arah panah, sehingga torak bergera
k ke bawah oleh tarikan engkol. Maka terjadilah tekanan negatif ( di bawah tekan
an atmosfir ) di dalam silinder, dan katup isap terbuka oleh perbedaan tekanan,
sehingga udara terhisap. (i)
5
Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

( ii ) Kompresi : Bila torak bergerak dari titik mati bawah ke titik mati atas,
maka katup isap akan menutup dan udara di dalam silinder dimampatkan.
( ii )
( iii ) Kompresi : Bila torak bergerak ke atas, tekanan di dalam silinder akan n
aik. Maka katup keluar akan terbuka oleh tekanan udara, dan udara akan keluar
( iii ) Gambar 4. Kerja Kompresor
ja ganda sebagai berikut : Proses
dengan kerja tunggal. Pada kerja
h penghisapan dan pengkompresian.
bih efisien.

Kerja Tunggal Untuk sistem kerja kompresor ker


kerja kompresor kerja ganda tidak berbeda jauh
ganda, setiap gerakan terjadi sekaligus langka
Dengan kerja ganda, kerja kompresor menjadi le

Gambar 5. Kompresor Kerja Ganda


6
Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

2. Proses Kompresi Gas Proses kompresi gas pada kompresor torak dapat dilakukan
menurut tiga cara yaitu dengan proses isotermal, adiabatik reversible, dan polit
ropolik. 2.1 Kompresi Isotermal Bila suatu gas dikompresikan. Maka ini berarti a
da energi mekanik yang diberikan dari luar kepada gas. Energi ini diubah menjadi
energi pannas sehingga temperatur gas akan naik jika tekananan semakin tinggi.
Namun, jika proses ini dibarengi dengan pendinginan untuk mengeluarkan panas yan
g terjadi, sehingga temperatur dapat dijaga tetap dan kompresi ini disebut denga
n kompresi isotermal (temperatur tetap). Proses isotermal mengikuti hukum Boyle,
maka persamaan isotermal dari suatu gas sempurna adalah:
P . v = tetap
Atau
P1 . v1 = P2 . v2
Dimana : P : Tekanan absolut v : Volume spesifik
Proses kompresi ini sangat berguna dalam analisis teoritis, namun untuk perhitun
gan kompresor tidak banyak kegunaannya. Pada kompresor yang sesungguhnya, meskip
un selinder didinginkan sepenuhnya adalah tidak mungkin untuk menjaga temperatur
yang tetap dalam silinder. Hal ini disebabkan oleh cepatnya proses kompresi (be
berapa ratus sampai seribu kali permenit) di dalam silinder.
7
Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

Gambar 6. Proses Kompresi Isotermal 2.2 Kompresi Adiabatik Jika silinder diisola
si secara sempurna terhadap panas, maka kompresi akan berlangsung tanpa ada pana
s yang keluar dari gas atau masuk kedalam gas. Proses semacam ini disebut adiaba
tik. Dalam praktiknya proses ini tidak pernah terjadi secara sempurna karena iso
lasi terhadap silinder tidak pernah dapat sempurna pula. Namun proses adiabtaik
reversible sering dipakai dalam pengkajian teoritis prpses kompresi. Hubungan an
tara tekanan dan volume dalam proses adiabatic dapat dinyatakan dalam persamaan
:
P . vk = tetap
Atau
P1 . v1k = P2 . v2k = tetap
=
Dimana : k : Ratio panas jenis, untuk udara k = 1,4
Cp : Panas jenis pada tekanan tetap Cv : Panas jenis pada volume tetap
8
Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

Jika rumus ini dibandingkan dengan rumus kompresi isotermal dapat dilihat bahwa
untuk pengecilan volume yang sama, kompresi adiabatic akan menghasilkan tekanan
yang lebih tinggi dari pada proses isotermal. Karena tekanan yang dihasilkan ole
h kompresi adiabatic lebih tinggi dari pada kompresi isotermal untuk pengecilan
volume yang sama, maka kerja yang diperlukan pada kompresi adiabatic juga lebih
besar.
Gambar 7. Proses Kompresi Adiabatik 2.3 Kompresi Politropik Kompresi pada kompre
sor yang sesungguhnya bukan merupakan proses isotermal, karena ada kenaikan temp
eratur, namun juga bukan proses adiabtaic karena aada panas yang dipancarkan kel
uar. Jadi proses kompresi yang sesungguhnya, ada di antara keduanya dan disebut
kompresi politropik. Hubungan antara P dan v pada proses politropik dapat dinyat
akan dengan persamaan:
P . vn = tetap
Atau
P1 . v1n = P2. V2n = tetap
Dimana : n : Indek politropik
9
Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

Pada kondisi dimana tidak dilakukan pendinginan pada ruang kompresi (kompresor s
entrifugal pada umumnya), maka harga n > k. bila ada pendinginan pada ruang komp
resi (pada kompresor torak). Maka harga n terletak antara 1 < n < k. perhitungan
dapat dilakukan baik dengan pendekatan kondisi adiabatik reversible maupun kond
isi politropik.
C. BAGIAN BAGIAN KOMPRESOR TORAK Berikut ini adalah gambaran umum mengenai kompr
esor torak :
Gambar 8. Gambaran Umum Kompresor Torak Adapun bagian bagian kompresor torak seb
agai berikut : 1. Silinder dan Kepala Silinder Silinder berbentuk silindris berf
ungsi sebagai tempat bergeraknya bolak - balik piston dan sebagai tempat untuk m
enampung sementara udara yang dihisap dan tempat dilakukannya proses pengompresi
an udara. Silinder untuk tekanan kurang dari 50 kgf/cm2 (4.9 Mpa) pada umunya me
nggunakan besi cor sebagai bahan silindernya.
10
Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

Gambar 9. Kompresor Kerja Tunggal Satu Tingkat ( Jenis Pendingin Udara )


2. Torak dan Cincin Torak Torak merupakan komponen yang betugas untuk melakukan
kompresi terhadap udara/ gas, sehingga torak harus kuat menahan tekanan dan pana
s. Torak juga harus dibuat seringan mungkin untuk mengurangi gaya inersia dan ge
taran. Pada kompresor tegak dengan pelumasan minyak, pada torak dipasangkan sebu
ah cincin pengikis minyak yang dipasang pada alur terbawah. Sedangkan kompresor
tanpa pelumasan, cincin torak dibuat dari bahan yang spesifik yaitu karbon atau
teflon.
Gambar 10. Torak Kompresor Bebas Minyak
11
Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

3. Katup Katup isap dan katup keluar yang dipergunakan pada kompresor dapat memb
uka dan menutup sendiri sebagai akibat dari perbedaan tekanan yang terjadi antar
a bagian dalam dan bagian luar silinder. Katup katup ini membuka dan menutup unt
uk setiap langkah bolak balik dari torak.
Gambar 11. Katup Pita ( Reed Valve )
Gambar 12. Katup Kanal
Gambar 13. Katup Kepak
Gambar 14. Katup Cincin
12
Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

4. Poros Engkol dan Batang Torak Poros engkol dan batang torak mempunyai fungsi
utama untuk mengubah gerakan putar menjadi gerakan bolak - balik. 5. Kotak Engko
l Kotak engkol adalah sebagai blok mesinnya kompresor yang berfungsi sebagai dud
ukan bantalan engkol yang bekerja menahan beban inersia dari masa yang bergerak
bolak-balik serta gaya pada torak. 6. Pengatur Kapasitas Laju volume udara yang
dihasilkan oleh kompresor harus disesuaikan dengan jumlah udara yang diperlukan.
Jika kompresor dibiarkan berjalan sedangkan udara yang dihasilkan tidak dipakai
secara maksimal maka tekanan akan naik melebihi batas yang ditentukan dan bisa
berbahaya. Oleh karena itu kompresor dilengkapi dengan alat yang disebut pembeba
s beban ( unloader ). Alat ini dapat mengatur volume udara yang dihisap sesuai d
engan laju aliran keluar yang dibutuhkan
D. APLIKASI KOMPRESOR DALAM KEHIDUPAN Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemui
penggunaan kompresor, antara lain : 1. Pengisi udara pada ban sepeda atau mobil
2. Sebagai penyemprot kotoran pada bagian-bagian mesin 3. Rem pada bis dan kere
ta api 4. Pintu pneumatik pada bis dan kereta api 5. Pemberi udara pada aquarium
6. Kipas untuk penyejuk udara 7. Blower untuk peniup tungku 8. Fan ventilator 9
. Udara tekan pada pengecatan 10. Pengangkat mobil pneumatis
13
Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

11. Transportasi gas solid dengan pneumatik pada industri kimia 12. Kendali otom
atik pada pembakar dalam ketel uap. Selain itu contoh penerapan sistem kerja pad
a kompresor torak paling sederhana, yaitu pada pompa ban sepeda atau mobil, prin
sip kerja kompresor dapat dijelaskan sebagai berikut. Jika torak pompa ditarik k
eatas, tekanan di bawah silinder akan turun sampai di bawah tekanan atmosfer seh
ingga udara akan masuk melalui celah katup hisap yang kendur. Katup terbuat dari
kulit lentur, dapat mengencang dan mengendur dan dipasang pada torak. Setelah u
dara masuk pompa kemudian torak turun kebawah dan menekan udara, sehingga volume
nya menjadi kecil.
Tekanan menjadi naik terus sampai melebihi tekanan di dalam ban, sehingga udara
mampat dapat masuk ban melalui katup (pentil). Karena diisi udara
mampat terusmenerus, tekanan di dalam ban menjadi naik. Jadi jelas dari contoh t
ersebut, proses pemampatan terjadi karena perubahan volume pada udara yaitu lebi
h kecil dari kondisi awal
Gambar 15. Pompa Ban
Dari contoh pemakaian kompresor seperti di atas, terlihat bahwa kompresor diguna
kan secara luas mulai dari rumah tangga sampai industri besar. Penggunaan udara
bertekanan mempunyai kelebihan dibandingkan dengan listrik atau hidrolik dalam h
al-hal berikut ini: 1. Konstruksi dan operasi mesin sangat sederhana . 2. Pemeli
haraan dan pemeriksaan mesin dapat dilakukan dengan mudah. 3. Energi dapat disim
pan 4. Kerja dapat dilakukan dengan cepat
14
Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

5. Harga mesin dan peralatan relatif murah 6. Kebocoran udara yang sering terjad
i tidak membahayakan.
E. GANGGUAN GANGGUAN PADA KOMPRESOR Surge Surge terjadi bilamana compressor dala
m operasinya tidak mempunyai cukup flow ( volume gas yang mengalir ). Pada saat
itu, gas yang ada di pipa keluaran (discharge piping) dapat mengalir balik menuj
u kompresor untuk sesaat. Kondisi ini akan menyebabkan getaran tinggi dan merusa
k bearing serta seal kompresor. Kebanyakan kompresor hanya mampu menahan surge b
eberapa kali saja sebelum mengalami kerusakan. Surge dapat disebabkan meningkatn
ya permintaan head sistem padahal flow yang ada tidak mencukupi. Atau dengan kat
a lain, kebutuhan pengeluaran lebih besar daripada pemasukan, sehingga aliran pe
masukannya (flow) tidak dapat mengejar kebutuhan pengelurannya (head). Kondisi d
i lapangan dimana gas compressor diperlukan untuk gas lift, juga sifat (nature)
flowrate dari sumur-sumur gas sampai ke system menyebabkan flowrate berubah-ubah
, tidak steady, dan tidak dapat diprediksi dengan tepat, bahkan dapat terjadi ko
ndisi dimana tidak ada aliran yang memasuki kompresor. Hal-hal tersebut diatas d
apat menyebabkan surge. Untuk mengantispasi kekurangan flow maka pada sistem gas
kompresor diperlukan recycle valve, kadang disebut surge control valve atau ant
i surge valve. Bila aliran yang masuk (suction) ke kompresor berkurang maka recy
cle valve (anti surge valve) akan membuka sehingga sebagian gas keluaran (discha
rge) kompresor akan mengalir ke suction untuk membantu menambah flow suction ter
sebut. Berikut ada contoh diagram penggunaan sistem anti surge valve :
15
Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

Gambar 16. Contoh Diagram Penggunaan Sistem Anti Surge Valve Pada diagram PFD, P
&ID di atas, maupun pada kondisi di lapangan sesungguhnya, maka akan didapat rec
ycle piping mengarah ke scrubber seperti gambar diatas (garis yang berwarna mera
h), tidak langsung ke suction kompresor. Recycle piping tidak boleh langsung dia
lirkan ke suction kompresor akan tetapi harus dilewatkan dulu ke scrubber hal in
i disebabkan karena : apabila gas mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan yang l
ebih rendah (gas mengalami expansi) maka akan terjadi penurunan temperature (tem
perature drop). Apabila sejumlah gas yang berada dalam ruangan yang kecil (press
ure tinggi) maka molekul gas tersebut akan saling bergesekan sehingga temperatur
e-nya menjadi tinggi. Bila pada ruangan yang lebih besar (pressure lebih rendah)
maka gesekan molekulnya akan berkurang sehingga temperaturenya lebih rendah. Ja
di bila gas dari tekanan tinggi (dalam hal ini discharge pressure) kemudian di-r
ecycle ke tekanan lebih rendah (dalam hal ini suction pressure), gas akan mengal
ami penurunan temperatur. Penurunan temperatur tersebut tergantung pada komposis
i gas dan differential pressurenya (perbedaan pressure tinggi mula-mula dan pres
sure rendah tujuan). Jika penurunan temperature
16
Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

tersebut sangat rendah, gas akan berkondensasi dan terbentuklah uap cairan bahka
n hydrate. Hal ini akan membahayakan compressor sehingga recycle piping tersebut
diarahkan ke upstream (sebelum) scrubber untuk memisahkan uap air sehingga gas
yang akan memasuki kompresor dalam keadaan bersih.
17
Sidiq Adhi Darmawan Universitas Sebelas Maret

Anda mungkin juga menyukai