Anda di halaman 1dari 25

LEPTOSPIROSIS

Disusun oleh :
Aldi Fadilah
Sandi Aprianto
Gusti Ngurah Afriyadi

Pokok Pembahasan
Pengertian leptospirosis

Etiologi leptospirosis

Teori simpul leptospirosis

Jenis-jenis
leptosirosis

Pencegahan leptospirosis

Pengertian
Leptospirosis adalah suatu penyakit
zoonosis
yang
disebabkan
oleh
mikroorganisme
berbentuk
spiral
dan
bergerak aktif yang dinamakan Leptospira.
Leptospira. Penyakit ini dikenal dengan
berbagai nama seperti Mud fever, Slime
fever (Shlamnfieber), Swam fever, Autumnal
fever, Infectious jaundice, Field fever, Cane
cutter dan lain-lain (WHO, 2003)

Etiologi
Genus Leptospira yang termasuk dalam
ordo
Spirochaeta
dari
famili
Trepanometaceae
adalah
baktei
yang
berbentuk seperti benang dengan panjang
6-12 m.
Karena ukurannya yang sangat kecil,
leptospira hanya dapat dilihat dengan
mikroskop medan gelap atau mikroskop
elektron

Lanjutan...
Bakteri ini peka terhadap asam, bersifat
aerobik
obligat
dengan
pertumbuhan
optimum pada suhu 280 -300C dan pH 7,28,0. Bakteri ini dapat hidup sampai 43 hari
pada tanah yang sesuai dan sampai
berminggu minggu dalam air terutama air
tawar .

Cara penularan
Infeksi pada manusia dapat terjadi melalui
beberapa cara berikut ini:
Kontak dengan air, tanah dan lumpur yang
tercemar bakteri.
Kontak dengan organ, darah dan urin
hewan yang terinfeksi.
Menkonsumsi
makanan
yang
terkontaminasi

Lanjutan...
Terdapat tiga pola epidemiologi leptospira,
yaitu :
Penularan
melalui
kontak
langsung,
biasanya pada daerah beriklim sedang,
sering terjadi di peternakan sapi atau babi.
Penularan atau penyebaran penyakit karena
kontaminasi pada lingkungan, biasanya
pada musim penghujan. Paparan pada
manusia lebih luas karena faktor pekerjaan.
Penularan melalui infeksi rodensia pada
lingkungan perkotaan yang kumuh.

Menurut suroso penularan leptospirosis dapat


secara langsung dan tidak langsung yaitu

1. Penularan secara langsung


. Melalui darah, urin atau cairan tubuh lain
yang mengandung kuman leptospira
masuk kedalam tubuh pejamu.
. Dari hewan ke manusia merupakan
peyakit akibat pekerjaan.
. Dari manusia ke manusia meskipun
jarang.

Lanjutan...
1. Penularan tidak langsung dapat
terjadi melalui:
. Genangan air
. Sungai atau badan air
. Danau
. Selokan saluran air dan lumpur yang
tercemar urin hewan
. Jarak rumah dengan tempat pengumpulan
sampah

Gejala klinis
Masa inkubasi leptospirosis adalah 4-19
hari, dengan rata rata 10 hari. Setelah
masuk ke dalam tubuh manusia, bakteri
akan masuk ke peredaran darah dan
beredar ke seluruh tubuh sehingga dapat
menyebabkan kerusakan di mana saja
termasuk organ jantung, otak dan ginjal.

Manifestasi klinis leptospirosis terbagi menjadi


tiga fase

1. Fase pertama (leptospiremia)


2. Fase kedua (imun)
3. Fase ketiga (konvalesen

Reservoir
Reservoir Hewan yang menjadi sumber
penularan leptospirosis adalah tikus, babi,
sapi, kambing, domba, kuda, anjing, kucing,
serangga, burung, landak, kelalawar, tupai,
dan rubah. Di dalam tubuh binatang
mikroorganisme leptospira hidup didalam
ginjal/ air kemih. Di Indonesia penularan
paling sering melalui tikus (Depkes RI,
2008).

Jenis Leptospirosis
Leptospirosis anikterik
Sebagian besar manifestasi klinik leptospirosis
adalah anikterik, dan ini diperkirakan mencapai
90% dari seluruh kasus leptospirosis di
masyarakat.
Leptospirosis ikterik
Ikterus umumnya dianggap sebagai indikator
utama leptospirosis berat. Gagal ginjal akut,
ikterus dan manifestasi perdarahan merupakan
gambaran klinik khas penyakit Weil.

Teori simpul

Simpul 1: sumber penyakit


Sumber penyakit adalah titik mengeluarkan agent
penyakit. Agent penyakit adalah komponen lingkungan
yang dapat menimbulkan gangguan penyakit melalui
kontak secar langsung atau melalui media perantara
(yang juga kompenen lingkungan).
Terjadi kontak antara manusia dengan hewan yang
telah terkena bakteri Leptospira, sp.
Melalui kontak hewan atau manusia dengan barangbarang yang telah tercemar urin penderita
leptospirosis

Pencegahan
Pencegahannya dengan cara Memakai
sepatu dari karet dengan ukuran tinggi dan
sarung tangan karet bagi kelompok pekerja
yang beresiko tinggi Leptospirosis orang
yang tinggal di daerah rawan banjir serta
menyimpan makanan dan minuman dengan
baik agar terhindar dari tikus, Selalu
mencuci tangan dengan sabun desinfektan
sebelum makan.

Simpul 2: media transmisi penyakit


Manusia terinfeksiLeptospiramelalui kontak dengan
air, tanah (lumpur), tanaman yang telah dikotori oleh
air seni dari hewan-hewan penderita leptospirosis,
Bakteri yang berada dalam tubuh tikus dikeluarkan
bersama urine. Urine tikus kontak dengan air, tanah,
lumpur, makanan beresiko dan manusia dalam
melakukan pekerjaan terkena penyakit leptospirosis.
Simpul 3: perilaku pemajanan (behavioural exposure)
Agent penyakit dengan atau tanpa menumpang
komponen lingkungan lain, masuk ke dalam tubuh melalui
satu proses yang kita kenal dengan hubungan interaktif.
Ada 3 jalan masuk kedalam tubuh manusia, yakni :
Sistem pernafasan
Sistem pencernaan
Masuk melalui permukaan kulit

Pencegahan
Simpul 2
Pencegahanya dengan cara meberantas
tikus yang sering bersarang di tempattempat kotor dan selalu membersihkan
dengan desinfektan tempat yang sering
ditempati tikus, membersihkan tempattempat air dan kolam renang serta
memberitahukan kepada keluarga agar tidak
berenang pada air yang tercemari oleh air
seni hewan.

Pencegahan
Simpul 3
Pencegahannya yaitu dengan membentuk
kader yang memberantas tikus penyebab
terjadinya penyakit leptospirosis melalui
peran aktif masyarakat dan dirujuk ke
fasilitas
kesehatan
terdekat
serta
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pencegahan leptospirosis. Serta masyarakat
memberikan
informasi
mengenai cara
penularan, gejala penyakit, pencegahan
dalam upaya kesehatan bersumberdaya

Simpul 4: kejadian penyakit


Kejadian penyakit merupakan outcome hubungan
interaktif penduduk dengan lingkungan yang
memiliki potensi bahaya gangguan kesehatan. Angka
kematian Leptospirosis di Indonesia termasuk tinggi,
mencapai 2,5 - 16,45% . Pada usia lebih dari 50
tahun kematian mencapai 56 persen. Di beberapa
publikasi angka kematian dilaporkan antara 3 % - 54
% tergantung sistemorganyang terinfeksi

Pencegahan
Kegiatannya yaitu Pencegahan dini dimana warga
masyarakat yang belum terkena ataupun yang terkena agar
keluarganya tidak terpapar serta memberikan penyuluhan
dan informasi mengenai leptospirosis.
Pemberian antibiotik. Antibiotik yang paling sering digunakan
adalah antibiotik penisilin (amoksisilin atau ampisilin ) atau
doksisiklin . Antibiotik biasanya diresepkan sesegera mungkin
setelah leptospirosis didiagnosis . Pada leptospirosis ringan ,
tablet antibiotik mungkin semua yang diperlukan . Dalam
kasus yang lebih berat , antibiotik diberikan ke dalam
pembuluh darah dengan cara disuntikan ( antibiotik intravena
). Pemberian obat anti biotik bisa berlangsung selama satu
minggu.

Simpul 5: variabel suprasistem


Variabel suprasistem yaitu dipengaruhi oleh
iklim penyakit leptospirosis ini terjadi bila
dalam keadaan banjir karena Angka kejadian
penyakit tergantung musim. Di negara tropis
sebagian besar kasus terjadi saat musim
hujan, di negara barat terjadi saat akhir
musim panas.
Pencegahanya dengan Penguatan koordinasi
lintas sektor dalam rangka membangun
sistem pengendalian zoonosis khususnya
leptospirosis dan Perencanaan terpadu dan
percepatan pengendalian melalui surveilans,
pengidentifikasian, pencegahan, tata laksana

Pencegahan
Menurut Saroso (2003) pencegahan
penularan
kuman
leptospirosis
dapat
dilakukan melalui tiga jalur yang meliputi :
Jalur sumber infeksi
Jalur penularan
Jalur pejamu manusia

Anda mungkin juga menyukai