Anda di halaman 1dari 14

M a k a l a h Te n t a n g

husnudhon

Oleh Kelompok :

1. Achmad Azhar Cholil (02)


2. Abdul Basith R (01)
3. Anugrah Rahman D (05)

MADRASAH ALIYAH NEGERI SIDOARJO


Tahun Pelajaran 2011/2012

Daftar Isi
Kata Pengantar...................................................................................................1
Daftar Isi............................................................................................................2
Pembahasan.......................................................................................................3
Kesimpulan......................................................................................................11
Kritik dan saran...............................................................................................12
Daftar Pustaka.................................................................................................13

KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT , Tuhan semesta alam.
Sholawat serta salam semoga senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad
SAW beserta keluarga dan penerus perjuangannya.
Kami juga bersyukur atas tersusunnya makalah kami yang berjudul Husnudhon yang
merupakan salah satu sarana dalam presentasi Akidah Akhlak. Dalam makalah ini terdiri
pengertiannya dan dasar hukum husnudhon.
Tidak lupa, kami selaku penyusun menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi perbaikan dalam makalah selanjutnya.

Sidoarjo,

Juni 2012

Tim Penyusun

1. Pengertian Husnudzan
Husnudan artinya adalah berbaik sangka, berperasangka baik atau dikenal juga dengan istilah
positiv thinking. Lawan katanya adalah suudzan yang memiliki pengertian buruk sangka,
berperasangka buruk atau dikenal juga dengan istilah negativ thinking.
Perbuatan husnudzan merupakan akhlak terpuji, sebab mendatangkan manfaat. Sedangkan
perbuatan suudzan merupakan akhlak tercela sebab akan mendatangkan kerugian. Kedua
sifat tersebut merupakan perbuatan yang lahir dari bisikan jiwa yang dapat diwujudkan lewat
perbuatan
maupun
lisan.
2. Dasar Hukum Husnudzan
Berperasangka baik atau husnudzan hukumnya adalah mubah (boleh). Sedangkan
berperasangka buruk atau suudzan Allah dan rasul-Nya telah melarangnya, seperti dijelaskan
dalam
QS.
Al-hujurat,
49
:
12
yang
berbunyi
:
Artinya :Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya
sebagian dari prasangka adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain
dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagaian yang lain. (QS. Al-Hujurat, 49 : 12)
Rasulullah

SAW

bersabda

Artinya :Jauhkanlah dirimu dari prasangka buruk, karena berperasangka buruk itu sedustadusta pembicaraan (yakni jauhkan dirimu dari menuduh seseorang berdasarkan sangkaan
saja).
(HR.
Bukhari
dan
Muslim)
3. Hikmah Berbuat Husnudzan
a.Senantiasa mensyukuri segala sesuatu yang diberikan oleh Allah SWT
b.Bersikap
Khaof
(takut)
dan
Raja
(berharap)
kepada
Allah
c.Optimis
dan
tidak
berkeluh
kesah
serta
berputus
asa
d.Akal fikiran menjadi jernih dan terjauhkan dari akal fikiran kotor
e.Dicintai
dan
disayangi
Allah
SWT,
Rasul
dan
orang
lain
f.Terjauh
dari
permusuhan
dan
lebih
dapat
mempererat
silaturahmi
g.Terjauhkan dari hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain
4. Perbuatan-Perbuatan Husnudzan
a. Husnudzan kepada Allah SWT
Huznuzhan kepada Allah SWT mengandung arti selalu berprasangka baik kepada Allah SWT,
karena Allah SWT terhadap hambanya seperti yang hambanya sangkakan kepadanya, kalau
seorang hamba berprasangka buruk kepada Allah SWT maka buruklah prasangka Allah
kepada orang tersebut, jika baik prasangka hamban kepadanya maka baik pulalah prasangka
Allah
kepada
orang
tersebut.
Rasulullah
SAW
bersabda
:
Artinya : Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Nabi saw. bersabda : Allah Taala berfirman :
Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya apabila ia ingat
kepadaKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika
ia ingat kepadaKu dalam kelompok orang-orang yang lebih baik dari kelompok mereka. Jika

ia mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. jika ia mendekat
kepadaKu sehasta maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan
berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil. (Hadits ditakhrij oleh
Bukhari).
Perbuatan-perbuatan husnudzan kepada Allah SWT yang dilakukan oleh seseorang sebagai
hamba-Nya
adalah
sebagai
berikut
:
1) Bersabar
Sabar dalam ajaran Islam memiliki pengertian yaitu tahan uji dalam menghadapi suka dan
duka hidup, dengan perasaan ridha dan ikhlas serta berserah diri kepada Allah. Sikap sabar
diperintahkan Allah SWT dalam QS Al Baqarah ; 153 yang berbunyi :
Artinya: Hai orang-orana yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar
dan
(mengerjakan)
shalat.
(QS
Al
Baqarah
;
153)
Ujian dan cobaan pasti kan melintas dalam kehidupan setiap manusia. Ujian dan cobaan
tersebut bentuknya beragam, hal itu bisa berupa kemudahan dan kesulitan, kesenangan dan
kesedihan, sehat dan sakit, serta suka dan duka. Adakalanya hal itu dialami diri sendiri,
keluarga, sahabat dan sebagainya. Ketika semuanya melintas maka yang harus dilakuakan
adalah apabila itu merupakan kebahagiaan maka sukurilah dan apabila hal tersebut
merupakan kesedihan maka bersabarlah. Karena pada hakekatnya Apa yang dialami manusia
itu semua datangnya dari Allah dan merupakan ujian hidup yang justru akan menambah
keimanan kita apabila kita ikhlas menerimanya. Allah SWT berfirman :
Artinya: 155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar. 156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan: Inna lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun. (QS Al Baqarah : 155-156)
Apapun yang kita alami terhadap cobaan yang diberikan Allah, kita harus berbaik sangka dan
kita harus tabah serta tawakal menghadapinya. Karena semakin sayang Allah kepada seorang
hambanya maka Allah akan menguji orang tersebut dengan cobaan yang lebih besar, sehingga
kadar keimanannya bertambah pula. Bila ia dapat bersabar menerima cobaan yang Allah
berikan maka Allah akan memberikan ganjaran yang sangat mulia yaitu mendapatkan
surganya Allah SWT seperti yang diuraikan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh bukhari:
Artinya :Dari Anas bin Malik, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda :
Sesungguhnya Allah berfirman : Apabila Aku menguji hambaku dengan kedua
kesayangannya lalu ia bersabar maka Aku menggantikannya dengan sorga. (Hadits ditakhrij
oleh
Bukhari).
Oleh sebab itu, apabila seseorang gagal dalam suatu usaha, maka tidak sepantasnya
menyalahkan Allah SWT atau suudzan kepada Allah SWT dengan menggap Allah penyebab
kagagalannya, Allah tidak mendengar doanya, Allah itu kikir, Allah tidak adil dan lain
sebagainya. Sebaliknya dan sebaiknya adalah harus berinstrospeksi diri, barangkali kegagalan
tersebut disebabkan usahanya belum sungguh-sunggu dilaksanakan secara maksimal.
Kegagalan tersebut harus dijadikan pelajaran, agar pada masa yang akan datang tidak
terulang lagi dan tetap selalu bersikap sabar terhadap segala ujian dan cobaan yang menimpa.

Berikut

beberapa

cara

agar

kita

bisa

selalu

bersikap

sabar

yaitu

a. Senantiasa Berdzikir menyebut nama Allah SWT


Zikir bisa melalui pengucapan lisan dengan memperbanyak menyebut asma Allah. Tetapi,
zikir juga bisa dilakukan dengan tindakan merenung dan memperhatikan kejadian di
sekeliling kita dengan tujuan menarik hikmah. Sehingga akhirnya sadar bahwa segala sesuatu
itu datangnya dari Allah juga. Orang yang sabar selalu mengingat Allah dan menyebut asama
Allah apabila menghadapi kesulitan dan musibah, bahkan dalam sebuah hadits disebutkan
bila seseorang berzikir dan membaca Al Quran hingga ia lupa untuk meminta sesuatu kepada
Allah maka Allah akan memberikan nikmat kepadanya melebihi apa yang sebelumnya ia
inginkan
Artinya : Dari Abu Said Al Khudri ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda: Tuhan Yang
Maha Mulia dan Maha Besar berfinnan : Barang siapa yang sibuk membaca Al Quran dan
dzikir kepada Ku dengan tidak memohon kepada Ku, maka ia Aku beri sesuatu yang lebih
utama dari pada apa yang Aku berikan kepada orang yang minta. Kelebihan firman Allah
atas seluruh perkataan seperti kelebihan Allah atas seluruh makhlukNya. (Hadits ditakhrij
oleh
Turmudzi).
Disebutkan pula dalam Firman Allah QS Ar Radu ayat 28 sebagai berikut:
Artinya : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.(QS
Ar
Radu
:
2)
Dalam

ayat

lain

Allah

menybutkan:

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir
yang
sebanyak-banyaknya
(QS
Al
Ahzab
:
41)
b. Mengendalikan Emosi
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melatih mengendalikan nafsu atau emosi agar
bisa
bersikap
sabar
yaitu:
1. Melatih serta mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan membaca ayat-ayat suci Al
Quran, shalat, puasa, dan ibadah lainnya. Seseorang tidak akan terus melampiaskan
berang atau kemarahannya apabila ayat suci Al Quran dibaca. Oleh karena itu, bukan
hal yang aneh apabila ayat suci Al Quran bisa digunakan untuk melerai orang yang
bertikai. Demikian pula Rasulullah SAW memberikan resep bagaimana caranya
meredam amarah. Berwudulah! Demikian anjuran Rasulullah SAW.
2. Menghindari kebiasaan-kebiasaan yang dilarang agama. Orang yang mampu
menghindarkan diri dari kebiasaan yang dilarang agama, akan membuat hidupnya
terbiasa dengan hal-hal yang baik dan tidak mudah melakukan perbuatan-perbuatan
keji. Orang yang tidak sabar, pada umumnya adalah orang yang tidak perduli,
bersikap kasar, berbuat keji misalnya berjudi, minum-minuman keras, berkelahi,
mengeluarkan kata-kata kotor, menyebarkan fitnah dan masih banyak lagi.

3. Memilih lingkungan pergaulan yang baik. Agar bisa menjadi manusia yang memiliki
sifat sabar, maka bisa diperoleh dengan memasuki lingkungan pergaulan yang baik,
yang cinta akan kebenaran, kebaikan, dan keadilan.
2) Bersyukur
a) Pengertaian Syukur
Syukur menurut pengertian bahasa yaitu berasal dari bahasa Arab, yang berarti terimakasih.
Syukur secara istilah yaitu berterimakasih kepada Allah SWT dan pengakuan secara tulus hati
atas
nikmat
dan
karunua-Nya,
malalui
ucapan,
sikap
dan
perbuatan.
b) Cara-cara bersyukur
Dengan hati,Yaitu dengan cara menyadari dan mengakui dengan tulus hati bahwa segala
nikmat dan karunia adalah merupakan pemberian dari Allah SWT dan tak ada selain Allah
SWT
yang
dapat
memberikan
nikmat
dan
karunia
tersebut.
Dengan lisan,Yaitu dengan cara mengucapkan Alhamdulillah, mengucapkan lafal-lafal dzikir
lainnya, membaca al-quran, membaca buku ilmu pengetahuan dan amal maruf nahi munkar
dan
senantiasa
nasehat
menasehati
dalam
kebenaran
dan
kesabaran.
Dengan perbuatan,Yaitu dengan cara melaksanakan segala ibadah yang diperintahkan Allah
SWT kepada kita dan menjauhi segala perbuatan yang dilarang Allah. Syukur dengan
perbuatan seperti sholat, belajar, membantu orang tua, berbuat baik terhadap sesama manusia
dan
makhluk-makhluk
Allah,
dan
menghormati
guru.
Dengan harta benda,Yaitu dengan cara menafkahkan dan membelanjakan harta benda yang
telah Allah rizkikan kepada kita untuk hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan
dunia
dan
akhirat.
c) Hal-hal yang harus disyukuri
Nikmat jasmani
Kita harus mensyukuri karena Allah SWT telah menciptakan kita dalam bentuk yang paling
sempurna, anatomi tubuh yang sempurna seperti bentuk hidung yang memiliki libang di
bawah, telinga yang elastis, bulu alis yang diletakkan di atas mata, tangan yang memiliki jarijari, kuku yang bisa mamanjang dan tidak terasa sakit ketika dipotong, panca indra yang
menjadikan segalanya menjadi terasa.
Nikmat rohani
Karunia dan anugrah Allah SWT atas nikmat rohani yang patut disukuri adalah Allah telah
mehirkan kita, diberikannya jasad kita ruh, kalbu/hati, nafsu dan akal sehingga kita bisa
hidup, berfikir, merasakan senang, bahagia, sedih, marah dan perasaan perasaan yang
melengkapi
segala
kehidupan
kita.
Nikmat dunia dan seisinya

Apabila kita harus menghitung satu persatu nikmat Allah niscaya tidakalah akan terhitung
jumlanya. (QS. Al-Baqarah, 2 : 152 dan QS. Ibrahim, 14 : 34). Nikmat Allah tersebar di darat,
laut, udara. Segala yang Allah ciptakan, air, bebatuan, hamparan tanah, gunung, hutan, api,
salju, hembusan angin, sinar matahari, hujan, tumbuh-tumbuhan, hewan, dingin, panas dan
seluruh isi semesta merupakan nikmat dari Allah SWT yang harus kita syukuri.
b. Husnudzan kepada diri kita senidiri
1. Percaya diri
Segala kemampuan yang kita miliki merupakan karunia Allah yang harus kita syukuri. Oleh
karena itu, kemampuan yang kita miliki harus kita manfaatkan sebaik mungkin. Kemampuan
yang kita miliki akan menjadi tidak berarti apabila kita tidak percaya diri terhadap
kemampuan
yang
kita
miliki.
Seseorang yang percaya diri tentu akan yakin terhadap kemampuan dirinya, sehingga di
berani untuk menggunakan dan memanfaatkan kemampuannya dan mendapatkan hasil atas
kemampuan
yang
ia
usahakannya.
2. Gigih
Pengertian gigih secara bahasa yaitu bersikap kerja keras. Gigis secara istilah berarti
mempunyai semangat hidup, tidak mengenal lelah, dan tidak menyerah. Gigih juga bisa
diartikan kemauan kuat seseorang dalam usaha mencapai sesuatu cita-cita.
Gigih sebagai salah satu dari akhlakul karimah sangat diperlukan dalam suatu usaha. Jika
ingin mencapai suatu hasil yang maksimal, suatu usaha harus dilakukan dengan gigih, dan
penuh kesungguhan hati. Setiap muslim wajib memilki sifat dan sikap gigih. Gigih dalam
beribadah, gigih alam belajar untuk mencapai cita-cita dan gigih dalam mencari rezeki untuk
mencukupi kebutuhan hidup. Allah SWT berfirman dalam QS Alam Nasrah : 7 yang
berbunyi:
Artinya: Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) maka kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh
(urusan)
yang
lain.
(QS
Alam
Nasrah
:
7)
Ayat Al-Quran yang menyatakan tentang anjuran bersifat gigih juga dijelaskan dalam QS. AlJumuah : 10. Dan diperintahkan pula dalam sabda Rasulullah SAW:
Artinya: Mukmin yang kuat lebih bagus dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang
lemah, namun pada masing-masing ada kebaikannya. Bersemangatlah kamu mencapai
sesuatu yang bermanfaat bagi kamu, mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah
kamu
merasa
tak
berdaya

(HR
Muslim)
Selain sabda nabi yang tersebut di atas, dalam sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh
Ibnu
Sakir
dinyatakan
pula
bahwa
:
Artinya : Bekerjalah untuk kepentingan duniamu seolah-olah kamu akan hidup selamanya,
dan bekerjalah untuk kepentingan akheratmu seolah-olah kamu akan mati besok. (HR. Ibnu
Sakir)
Orang yang gigih tidak akan berpangku tangan dan tidak suka bermalas-malasan sehingga ia

akan merasa keberkahan hidup. Apabila setiap orang Islam memiliki sifat gigih, niscaya
hidayah dan karunia Allah akan menaungi kita. Gigihlah dalam berusaha, Allah dan orangorang yang beriman akan melihat pekerjaan kita, sehingga tidak akan ada usaha kita yang siasia dan selalu ada perubahan pada diri kita ke arah yang lebih baik sebagai mana sabda nabi
Muhammad
SAW
:
Artinya : Barang siapa yang keadaannya hari ini lebih baik dari hari kemarin, dia adalah
orang yang beruntung. Barang siapa yang keadaan hari ini seperti kemarin dia adalah orang
yang rugi, dan barang siapa yang yang keadaan hari ini lebih buruk dari hari kemarin dia
terkutuk.
(HR.
Hakim)
Beberapa

sikap

yang

dimiliki

seseorang

yang

gigih

antara

lain

adalah

a. Gigih dalam berusaha dan menjalaninya


dengan sabar dan ihlas
b. Memiliki program perencanaan yang baik dan membagi waktu yang tepat
c. Memiliki rasa tanggung jawab, pantang menyerah dan tidak mudah putus asa
d.
Selalu
memohon
pertolongan
dan
perlindungan
Allah
SWT
e.
Selalu
ada
keinginan
ke
arah
perubahan
yang
lebih
baik,
3. Berinisiatif
Inisiatif secara bahasa berasal dari bahasa Belanda yang berarti prakarsa, perintis jalan
sebagai pelopor atau langkah pertama atau teladan. Inisiatif bisa difahami sebagai sikap yang
senantiasa berbuat sesuatu yang sifatnya produktif. Berinisiatif menuntut sikap bekerja keras
dan etos kerja yang tinggi. Seseorang yang memiliki inisiatif disebut inisiator. Sabda
Rasulullah
SAW
:
Artinya : Barang siapa merintis jalan kebaikan (meletakkan dasar), maka ia memperoleh
pahala secara langsung dari perbuatannya. Disamping juga dari pihak orang yang mengikiti
jejaknya. Demikian pula barang siapa merintis jalan maksiat maka ia tertimpa siksa ganda
(kejahatan
dari
diri
sendiri
dan
orang
yang
menirunya).
(Al-Hadits)
Dalam

Firman

Allah

SWT

QS

An

Najm

38-41

juga

disebutkan

Artinya : 39. dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya, 40. dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). 41.
Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna. (QS An
Najm
:
38-41)
Kemudian dijelaskan pula dalam firman Allah SWT QS. Alam Nasrah ayat 1-8 berikut ini :
Artinya : 1. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, 2. dan Kami telah
menghilangkan daripadamu bebanmu, 3. yang memberatkan punggungmu? 4. Dan Kami
tinggikan bagimu sebutan (nama)mu, 5. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan, 6. sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. 7. Maka apabila kamu
telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
8. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (QS Alam Nasrah : 1-8)
Renungkanlah ayat diatas. Islam mengajarkan umatnya untuk selalu berbuat yang produktif.

Artinya fokuskan pada satu pekerjaan, jika telah selesai kerjakan yang lain. Tentu tidak hanya
kerja keras saja melainkan dengan ketekunan, ketelitian, penguasaan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi, senantiasa mengefisienskan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan atau
permasalahan. Cara dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut diatas disebut produktivitas
kerja. Senantiasa menghasilkan etos kerjanya untuk menghasilkan yang lebih baik.
Contoh perilaku yang mencerminkan perbuatan inisiatif
1. Titeu Sunrani adalah siswa yang belajar disebuah sekolah SMA formal dan sekaligus
juga belajar di pondok pesantren. Ia harus selalu bisa mengikuti mata pelajaran SMA
dan pondok pesantren, sehingga dia harus bisa membagi dan memanfaatkan waktunya
untuk belajar materi mata pelajaran SMA dan belajar materi mata pelajaran pondok
pesantren. Kunci utama inisiatif Titeu Sunrani adalah pengaturan waktu. Ia bisa
membagi waktu kapan harus belajar mata pelajaran SMA dan belajar mata pelajaran
pondok pesantren. Akhirnya ia dapat lulus dengan baik dan mendapatkan apa yang
dicita-citakannya.
2. Contoh lain: Pak Dimas adalah seorang kepala sekolah di sebuah SMA. Walaupun
beliau sibuk mengajar namun bisa membagi waktunya untuk kepentingan sekolahnya.
Selain itu ia bertempat tinggal cukup jauh dari sekolah. Jarak tempuh dari rumah ke
sekolah bisa mencapai satu jam setengan dan itu ia jalani setiap hari, akan tetapi dia
selalu tepat waktu dan tidak pernah terlambat dan selalu menjadi orang yang pertama
datang di sekolah. Hal itu karena ia bisa memperhitungkan waktu, mendata dan
menentukan skala proiritas hal yang harus didahulukan kemudian dikerjakan dengan
tekun, teliti, kerja keras, kerja cerdas dan kerja ihlas. Sehingga seberat dan sebanyak
apapun beban pekerjaan yang dialami Pak Dimas ia dapat menyelesaikannya dengan
baik.
Kesimpulan dari contoh diatas adalah kerja keras itu bukan hanya gigih dan semangat
tinggi. Berinisiatif adalah usaha yang menghasilkan dengan pengaturan waktu yang
baik dan terencana.
4. Rela berkorban
a.Pengertian Rela Berkorban
Rela berarti bersedia dengan ikhlas hati, tidak mengharapkan imbalan atau dengan kemaun
sendiri. Berkorban berarti memiliki sesuatu yang dimiliki sekalipun menimbulkan
penderitaan bagi dirinya sendiri. Rela berkorban dalam kehidupan masyarakat berati bersedia
dengan ikhlas memberikan sesuatu (tenaga, harta, atau pemikiran) untuk kepentingan orang
lain atau masyarakat. Walaupun dengan berkorban akan menimbulkan cobaan penderitaan
bagi
dirinya
sendiri.
b. Bentuk Perilaku Rela Berkorban
1. Rela berkorban dalam lingkungan keluarga ;

Biaya untuk sekolah yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya

Keihlasan orang tua dalam memelihara, mengasuh, dan mendidik anak-anaknya

2. Rela berkorban dalam lingkungan kehidupan sekolah :

Pemberian dari siswa berupa sumbangan pohon, tanaman dan bunga untuk halaman
sekolah

Para siswa dan guru mengumpulkan sumbangan pakaian layak pakai untuk
meringankan beban warga yang tertimpa bencana.

3. Rela berkorban dalam lingkungan kehidupan masyarakat :

Warga masyarakat bergotong royong meperbaiki jembatan yang rusak karena longsor

Warga masyarakat yang mampu menjadi guru sukarelawan bagi anak-anak yang
terlantar putus sekolah dan tidak mampu

4. Rela berkorban dalan lingkungan kehidupan berbangsa dan bernegara :

Para warga negara atau masyarakat membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, seperti pajak kendaraan bermotor, pajak bumi dan bangunan

Warga masyarakat merelakan sebagian tanahnya untuk pembangunan irigasi dengan


memperoleh penggantian yang layak

c. Cara Menumbuhkan Sifat Rela Bekorban


1. Selalu peduli dan memperhatikan kepentingan umum, bangsa dan negara selain dari
kepentingan pribadi.
2. Suka memberikan contoh dan pembinaan yang baik kepada sesama
3. Gemar memberikan pertolongan kepada sesama
4. Penyantun dan penyayang terhadap orang lain atau lingkungan.
5. Menjauhi sifat angkuh, egois, hedonis dan matrialistis.
c. Husnudzan kepada orang lain
1. Terhadap Keluarga
2. Terhadap Tetangga
3. Terhadap Masyarakat

Kesimpulannya
Bersangka baiklah kepada semua orang, kerana sangka baik itu meguntungkan semua pihak
dan perbuatan tersebut adalah perbuatan mahmudah (terpuji). Jangan sesekali bersangka jahat
kepada orang, terutamanya saudara sesama Islam, kerana ia merugikan semua pihak dan
dosanya juga besar. Jika ada orang yang mempunyai sifat ini, lekas-lekaslah beristiqfar
kepada Allah, kerana Allah menerima taubat hambanya.

kritik dan Saran


Demikian makalah kami dapat disampaikan. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu
yang telah berkenan untuk membimbing kami hingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak
lupa juga kami meminta maaf kepada para pembaca jika terdapat banyak kekurangan di dalam
makalah yang kami sampaikan. Saran dan kritik dari para pembaca akan kami tampung agar kami
dapat mengerjakan tugas dengan lebih baik lagi.
Akhirul kalam,
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tim Penyusun

Daftar Pustaka
WWW.GOOGLE.CO.ID

Anda mungkin juga menyukai