Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

SISTEM KEYAKINAN:
KUASA MENCIPTAKAN ATAU KUASA MENGHANCURKAN

Apakah yang membuat kita menjadi lebih bersemangat menjalani kehidupan ini? Apakah kita dengan berani membuka lembaran hidup
satu persatu tanpa keraguan sedikit pun? Ataukah kita justru terus bergulat dalam kekhawatiran dalam menapaki hari-hari kita saat ini
bahkan masa depan kita? Apakah kita mengalami keadaan sulit yang membuat kita semakin frustrasi? Maka bab ini mengajari kita
mampu mengendalikan dan keluar dari jebakan yang merenggut masa depan kita.
Salah satu temuan paling signifikan dalam perkembangan ilmu psikologi masa kini adalah bahwa kita boleh memilih yang ingin kita
pikirkan, yang ingin kita alami, dan yang ingin kita capai. Apakah hal ini kedengaran mengada-ada? Bagi beberapa pakar akan
membenarkan pertanyaan tersebut, dimana mereka berpendapat bahwa kita telah diprogram sedemikian rupa sejak bayi bahwa kita hanya
bisa mengubah perilaku setelah menerima hadiah atau hukuman. Seorang akan menjadi sebagaimana ia dibentuk, dan dari siapa ia
berasal. Namun sebenarnya bukan seperti itu. Kabar baik dalam hal ini adalah bahwa kita boleh "memilih" berpikir bahwa dunia ingin
menerkam kita, kita juga boleh berpikir bahwa kita memiliki kuasa untuk mengubah kehidupan kita. Ada raksasa yang sedang tertidur
dalam diri kita. Hanya perlu untuk menyadari dan membangunkannya, maka kita membuka celah kesuksesan semakin besar.
Ketika kita menyadari apa yang membuat sebagian orang tampak lebih beruntung daripada yang lain, kita sendiri dapat mempelajari
bagaimana hal itu juga kita alami. Disini ditunjukkan bahwa cara kita memandang sesuatu dapat berpengaruh besar terhadap kehidupan
kita. Ada kuasa yang bekerja ketika kita meyakini sesuatu terjadi pada diri kita, menciptakan atau menghancurkan.

Sistem Keyakinan
Kita sering terpancing untuk menganggap bahwa kejadian-kejadian yang kita alami mengendalikan kehidupan kita dan bahwa
lingkungan kita itulah yang membentuk kita sekarang ini. Seolah-olah kita adalah robot yang digerakkan remote control tanpa kekuatan
sedikitpun untuk mendapati kehidupan sesuai yang kita ingini. Tidak demikian. Bukan kejadian-kejadian dalam kehidupan kita yang
membentuk kita, melainkan keyakinan kita sendiri tentang makna kejadian-kejadian tersebut.
1. Apakah keyakinan itu?
Keyakinan sebagai perasaan pasti mengenai sesuatu, bukan seolah-olah sesuatu itu sendiri dan keyakinan bukanlah suatu ide. Seorang
yang meyakini bahwa ia seorang yang cerdas, sebenarnya ia sedang mengatakan, "saya merasa pasti bahwa saya seorang yang
cerdas".
2. Bagaimana keyakinan itu bekerja dalam diri kita?
Keyakinan merupakan penggerak arah kepada sikap-sikap, anggapan; pedih – nikmat, berhasil-gagal, dan lainnya. Setiap kali terjadi
sesuatu dalam diri kita, otak akan mengajukan dua pertanyaan: akankah hal ini berarti kepedihan atau kenikmatan? Selanjutnya,
apakah yang harus aku perbuat sekarang, agar terhindar dari kepedihan dan atau mendapat kenikmatan? Jawaban-jawaban terhadap
pertanyaan tersebut didasarkan pada keyakinan, dan keyakinan kita didorong oleh kesimpulan umum yang kita tarik tentang apa yang
telah kita pelajari tersebut menuntun pada kepedihan atau kenikmatan? Kesimpulan umum yang kita tarik itulah yang memandu
segala tindakan kita dan oleh karenanya juga arah serta kualitas kehidupan kita.

3. Keyakinan berkuasa mencipta dan berkuasa menghancurkan


Manusia memiliki kemampuan menakjubkan untuk mengambil pengalaman hidup yang manapun dan menciptakan makna yang tidak
memberdayakan mereka atau yang secara harfiah dapat menyelamatkan nyawa mereka. Bilamana seorang mengalami tragedi dalam
hidupnya, ia tetap memiliki kapasitas untuk menciptakan makna yang dapat memberdayakan dirinya. Hanya saja belum banyak orang
yang tidak pernah menggalinya, atau bahkan menyadarinya. Kalau seorang tidak memegang iman bahwa ada alasan terhadap suatu
tragedi kehidupan, bisa jadi ia mulai menghancurkan kapasitasnya untuk sungguh-sungguh hidup.
Keyakinan tidak terbatas pada mempengaruhi emosi atau tindakan saja. Keyakinan secara harfiah juga bisa mengubah sesuatu pada
tubuh kita. Hal tersebut didukung melalui pernyataan pakar kesehatan atau penelitian yang berkembang saat ini seperti yang
dilakukan Dr. Bernie Siegel, Dr Henry Beecher, atau oleh Norman Cousins.

4. Mengubah Anggapan
Segala trobosan pribadi dimulai dengan perubahan anggapan. Lalu bagaimana untuk mengubah anggapan tersebut? Tentunya tidak
akan semudah membalik tangan bahkan justru membutuhkan kemauan kuat untuk ini
a. Buatlah otak anda mengasosiasikan efek negatif yang luar biasa dari anggapan lama yang ingin diubah, kemudian asosiasikan
kenikmatan luar biasa dari keyakinan baru yang memberdayakan.
b. Ciptakanlah keraguan dengan mempertanyakan bahwa anggapan lama Anda bukanlah sesuatu yang baik.

5. Kerjakan apa yang menjadi keyakinan Anda saat ini yang memberdayakan melalui peningkatan-peningkatan kecil

Anda mungkin juga menyukai