Anda di halaman 1dari 4

Sudarmadi

802007110

Menjumpai Mack dalam The Shack

Membaca buku “The Shack” sebagai tugas merupakan hal yang menjemukan, selain
karena sebuah Novel yang terdengar tidak menarik juga karena penuh dengan kata-kata yang
hiperbola untuk menceritakan suatu kejadian yang sederhana. Ini merupakan kali pertama
saya menyentuh dan membaca sebuah novel, terpaksa mungkin merupakan kata yang lebih
tepat. Segera membuka lembar pertama, menjumpai Mack kecil yang sering disiksa ayahnya
yang kejam dan yang juga tidak menyenangkan hati istrinya sedikitpun. Sederhananya adalah
keluarga yang penuh kepahitan, penderitaan, dan luka hati. Kisah penuh tragedi yang dialami
Mack Kecil. Dalam pikiranku membayang ceritanya adalah kehancuran Mack karena masa
kecilnya. Sungguh klasik! Awal membaca serasa ingin segera berhenti dan mengalihkan
kepada kegiatan yang lain. Tetapi tanggung jawab pribadi memaksa diri untuk tetap
melanjutkan. Mencoba untuk menyelesaikan buku itu dan mencari sesuatu yang dianggap
baik untuk ditulis sebagai tugas Psikologi Komunikasi.

Namun akhirnya, apa yang saya temui selama membaca sangat jelas berbeda dengan
pendapat di awal. Inspiratif. Sayang sekali bila dibaca terburu-buru dan membiarkan begitu
saja. Dengan sengaja saya tidak menuliskan refleksi dari Buku “The Shack” per bab. Bagi
saya agak sulit melakukannya, karena hasil selama membaca buku ini ternyata lebih dari
sekedar kesimpulan cerita dari bab per bab. Seringnya justru penyingkapan kembali
pengalaman pribadi dan inspirasi mengenai pengalaman Mack terkait suatu topik muncul dan
berkaitan satu bab dengan bab lain. Berikut ini perjumpaan saya dengan Mack dalam The
Shack…

About Father’s Love

Bagaimana hati Mack sangat tertusuk dengan pertanyaan putrinya, Missy, setelah ia
menceritakan legenda Gadis Indian Putri suku Multnomah. Percakapan yang indah ayah dan
putrinya menjelang tidur malam. Ini menunjukkan perhatian Mack bagi keluarganya yang
sangat kontras dengan pengalaman masa kecilnya. Rasanya Mack sudah mampu mengatasi
pengalaman pahitnya ataukah ia berusaha untuk merepresi sekian banyak pengalaman
pahitnya dan mencoba menghindarkan dari keluarganya? Tapi yang jelas, cinta kasih Mack
bagi keluarganya sangat terkesan. (hlm. 42)

1
Apa yang tersimpan jauh dalam hati Mack mengenai fatherhood terkuak ketika
percakapannya dengan Sarah dan Jesse tentang Tuhan di Taman Rekreasi Danau Wallowa.
Mack rasanya ingin segera menghentikan percakapan dengan teman yang baru dikenalnya
selama camp untuk menghindari pertanyaan mengenai hubungan pribadi ayahnya.
Sesungguhnya, Mack merasakan bahwa ada permasalahan dirinya dengan ayahnya yang
belum terselesaikan. Kekecewaan, kepahitan, luka hati dirasakannya setiap kali ia mendengar
atau mengingat tentang ayahnya bahkan ketika istrinya, Nan, menyebutkan Papa dalam
doanya. (hlm. 51)

Tragedi Hidup yang Menyesakkan

Seruan Mack kepada Tuhan dalam doanya muncul pertama kali di kisah The Shack ini ketika
Missy hilang setelah penyelamatan Josh ketika jatuh dari berkano (hlm. 62). Situasi yang
paling cepat bagi Mack untuk berpikir tentang Tuhan adalah ketika ia menghadapi situasi
sukar. Tepatnya adalah saat kita merasa kehilangan seseorang ataupun sesuatu yang sangat
kita sayangi (hlm. 64). Kesedihan Besar yang merupakan kisah pendorong perjumpaan Mack
dengan Papa adalah tragedi menyesakkan kesekian kali dalam hidupnya bagai palu besar yang
mengenai tepat di hatinya. Perasaan bersalah, kehilangan orang yang dikasihi, hilang harapan,
dan amarah campur aduk. Saat-saat seperti itu membuat seorang akan kehilangan pegangan
dan seperti yang dialami Mack, ia akan menjadi lebih emosional dan mulai bertanya kepada
Tuhan. “Mengapa ini bisa terjadi?” atau bahkan dalam seruan kita protes kepada Tuhan,
“Mengapa Engkau melakukannya kepadaku?!!?” (hlm. 75).

Seperti yang dilakukan oleh Mack, kita akan mencoba menjadi kuat seperti karang. Kita akan
berpikir bahwa saya dapat mengatasi kesulitan yang saya hadapi ini sendiri (hlm. 90). Saya
mampu. Akan tetapi, goncangan yang hebat dalam hidup kita membuat menjadi semakin
bimbang. Kadang kuat dan seringnya kita akan kembali mempertanyakannya. Mack hidup
dalam rasa bersalahnya. Dalam benaknya mulai terus muncul permainan “seandainya” (hlm
93). Sungguh mudah dalam kondisi rapuh seseorang terseret dalam permainan “seandainya”
dan terus memainkannya membuat kita siap tergelincir dalam keputusasaan. Kita akan
dipermainkan oleh masa lalu kita untuk kehilangan masa depan kita.

Datangnya Pertolongan

Seorang mungkin tidak akan sungguh-sungguh menyadari arti pertolongan sebelum


mengalami apa yang dialami Mack. Kita bersyukur dengan orang-orang yang ada di sekitar

2
kita, namun kita akan betul-betul bersyukur dan menyadari pentingnya kehadiran mereka saat
pertolongan mereka ada di masa sulit kita. Bos dari tempat kerja Mack menelponnya
menawarkan segala bantuan, Dalton membantu memberikan segala info mengenai
perkembangan kasus Missy, keluarga Emil, keluarga Sarah yang bersedia tetap tinggal di
camp untuk menjaga anak-anak Mack. Sungguh sangat mengesankan. (hlm 76-77).

Sesuatu yang lebih dahsyat lagi adalah ketika tangan kita atau bahkan seorang pun tidak
mampu lagi untuk menjaga orang yang kita sayangi, kita dapat mempercayakan sepenuhnya
ke dalam tangan Tuhan. Tuhan adalah tempat berharap, Dia adalah Jawaban dari setiap
masalah kita. Membaca kisah dimana Mack meminta Tuhan untuk menjaga Missy, rasanya
tidak ada seorangpun yang dapat diandalkan saat itu. Ketika meneruskan membaca saya
hanya berpikir bahwa hanya Tuhan satu-satunya yang benar-benar dapat diandalkan (hlm.
86). Apakah hasilnya akan mengecewakan atau justru sangat indah? Mack membuka diri
untuk itu dan ia akan mendapatkan jawabannya…

Dari bagian cerita yang lain, ada suatu kalimat yang keluar dari mulutnya ketika Willie
berusaha membantu Mack dengan menawarkan senjata untuk berjaga-jaga, “…penggunaan
kekerasan untuk menyelesaikan masalah selalu mengantarkan aku ke dalam masalah yang
lebih buruk” (hlm. 104). Mack sangat tenang dalam menyikapi masalah walaupun ia sadar
tidak memiliki kekuatan untuk kuat menanggungnya. Berpikir jernih dan jujur dalam
menyelesaikan masalah. Tidak ada penyelesaian masalah yang dikatakan baik bila harus
menggunakan kekerasan.

Keputusan untuk Berani Menghadapi Masa Lalu

Seorang Mack yang hidup dalam kebimbangan mungkin sekali juga kita alami. Mack
diperhadapkan dengan pilihan yang sama-sama membingungkan. Apakah Tuhan ingin
berbicara dengan kita melalui pesan-pesan yang nyaris tidak jelas ataukah itu hanya perasaan
kita? (hlm. 94). Menuruti apa kata hati untuk mengikuti “pesan Papa” ataukah mengabaikan
saja untuk menghindari bahaya “kekeliruan” yang membuat situasi menjadi lebih sangat
buruk. Bagi Mack, hidupnya sudah sangat buruk dan tidak perlu mengkhawatirkannya, justru
pesan itu merupakan harapan menemukan jawaban atas semua pertanyaan-pertanyaan yang
selama ini menjadi misterinya. Ia menjawab tantangan pesan tersebut. Untuk menjumpai
perubahan besar dalam hidupnya, seseorang harus “berani melangkah” untuk berubah. Itulah
yang dilakukan Mack.. (hlm. 103).

3
Keputusan untuk menuruti pesan Papa bukan saja beresiko pada pembunuh Missy yang
mungkin menjebaknya, tetapi Mack menyadari bahwa perjalanan itu dapat mengorek
ingatannya kembali mengenai situasi Kesedihan Besar tiga setengah tahun silam dan
berakibat pada perasaan kehilangan dan penyesalan yang lebih mendalam (hlm. 108). ”Ia
tahu ia sedang berkendara tepat ke dalam pusat kepedihannya, pusaran Kesedihan Besar
yang telah membuatnya nyaris tidak merasa hidup” (hlm. 109). Perjalanan yang sangat
mendebarkan dan menyeramkan. Dalam situasi ini saya melihat bagaimana kekuatan Mack
menembus kepahitan yang ia rasakan selama kurang lebih 3,5 tahun dan ia benar-benar
bertekad untuk membereskannya. Mack memasuki gubug dan melangkah ke ruang utama.
Memorinya mengarahkan ke tempat dimana gaun putrinya dahulu tergeletak dengan noda
darah disekitarnya (hlm. 114). Mack menghadapinya dengan berani, ia ingin menemukan
jawabannya. Ketika membaca bagian ini saya sedih akan tetapi disisi lain saya menangkap
bagaimana tekad untuk menyelesaikan masa lalu adalah dengan menghadapinya dan bukan
menghindarinya.

Berjumpa dengan Tuhan

Pengenalan yang Makin Dalam

Rekonsiliasi

Anda mungkin juga menyukai