Anda di halaman 1dari 2

Resensi BIDADARI HATI volume 1, the Modern Fairy Tale

Judul
Penulis
Jumlah Halaman
Penerbit
Cetakan
Harga

:
:
:
:
:
:

BIDADARI HATI volume 1


Ramaditya Adikara
134 eks
Ramanetra Production
i
Belum tau pasti, tapi InsyaAllah sangat terjangkau

Sebuah Kumpulan Cerpen dengan judul Bidadari Hati ini secara umum sangat bagus. Cerita
yang mengalir dengan ringan tentang seorang bidadari yang lahir dari imajinasi seorang
penulis, Ramaditya Adikara. Bidadari yang entah karena kesalahan makan apa akhirnya
tercipta menjadi seorang bidadari error. Wahita nama bidadari tersebut, dengan sifat bijak,
baik dan error tentunya. "Yeah, Wahita the error angel!" seruku sambil tertawa. Yang
ditertawakan langsung pundung alias ngambek, nangis berguling-guling di lantai dan baru
mau berhenti satu jam kemudian! itu salah satu petikan dari cerita pendek yang pertama.
Sebagai seorang tunanetra, Mas Rama menciptakan Wahita bukan tanpa alasan, melainkan
lebih pada tujuan untuk menjadi penjaga kebaikannya. Kumpulan cerita pendek ini,
menggambarkan bahwa setiap manusia sebenarnya memiliki hati nurani, atau ada sebagian
dari jiwa kita yang memang benar-benar murni kebaikannya. "Menurut informasi yang kamu
masukin ke database, orangtuamu pernah bilang bahwa buta mata bukan berarti buta hati,
iya kan? That's why I am here! Aku akan menjadi mata hatimu, menunjukkan apa yang indah
melalui batinmu," kata Wahita sambil mengerlingkan dua matanya bergantian. Begitulah
cara mas Rama menyisipkan pesan-pesan mutiara dengan sangat baik, sehingga tanpa
disadari kita akan terbawa.
Konflik di setiap cerita memang terbilang ringan, namun lebih dari cukup untuk diambil
hikmah atu pelajaran berharganya. Ingat pepatah, bahwa Jika manusia baik, maka Malaikat
pun kalah baik, dan jika Manusia itu jahat, maka Setan pun kalah jahat.. Ya, seperti itu
mungkin yang digambarkan oleh mas Rama. Untuk para generasi 90 an pasti pernah melihat
serial Nirmala dan Oky dari Negeri Dongeng. Kumpulan cerita ini, bisa jadi pengobat
kerinduan kita pada masa-masa terssebut.
Tentang dunia bidadari yang begitu indah dan cerita yang tidak kalah seru. Jika di negeri
dongeng musuh Nirmala dan Oky adalah sang Nenek Sihir, maka wahita sebagai bidadari
penjaga kebaikan punya rival bernama Nephilim sebagai bidadari yang membawa sifat-sifat
buruk pada hidup mas Rama. "Tunggu ya Master Rama! Aku akan jadi milikmu setelah
melenyapkan bidadari cahayamu itu! Mwuahahahahaha!" seringai Nephilim sambil tertawa.
Suaranya bergema meningkahi petir yang bersahutan di langit malam. Potongan cerita
pendek tersebut menggambarkan, tetap saja Nephilim juga memiliki sifat error yang sama
seperti Wahita. Bedanya hanya pada sifat yang dibawakan keduanya.
Kelebihan dari buku Mas Rama kali ini terletak pada kuatnya karakter si Bidadari error.
Mungkin karena kisah ini muncul dari pengalaman mas Rama yang di padu padankan dengan
imajinasi tingkat dewanya, menjadikan sosok Wahita seperti benar-benar ada. Bahkan bisa
menginspirasi pembaca bahwa sosok Wahita si Bidadari baik pasti ada di dalam diri setiap
manusia, hanya beda nama atau belum kita sadari saja mungkin. Bahasa yang digunakan
ringan serta mudah dimengerti, sehingga bisa juga kumpulan cerpen ini menjadi dongen
pengantar tidur untuk adik-adik. Eits.. kelebihan yang tidak kalah seru adalah ceita pendek ini

juga disertai dengan sedikit bumbu-bumbu romance. Kisah pertemuan mas Rama dan mbak
Isye, menjadi sumber cemburunya si bidadari error. "Aku mencintaimu, dan alasannya bukan
karena raga, tapi jiwa yang ada di dalamnya. Dialah yang membentuk Mas Rama sampai
seperti sekarang. So, I love you too, Wahita..." itu salah satu kalimat yang di katakan oleh
mbk Isye. Sudah kebayangkan kalau kisah-kisah dalam buku ini sangat menarik. Oleh karena
itu kenapa di judul resensi ada embel-embel the Modern Fairytale, karena memang mulai
dari romance, action, comedy, spiritual, bahkan sampai pada tekhnologi, semua terkandung
di dalamnya.
Jika ada kelebihan pastilah juga akan ada kekurangan, karena memang tak ada gading yang
tak retak bukan saudara?! Begitu juga dengan buku mas Rama ini, sejauh ini setelah saya
baca lebih dari 1-2 kali, yang saya temukan hanya kerancuan pada susunannya. Jujur saya
mendapatkan buku ini versi soft file, sehingga secara layout belum bisa berkomentar lebih
jauh. Susunan yang terasa kurang baik adalah ketidak beraadaannya daftar isi, sehingga
cukup membingungkan pembaca ketika akan mengulang beberapa cerita. Selain itu, juga ada
tulisan The End disaat buku belum selesai, awalnya cukup bingung ternyata setelah scroll
kebawah masih tersisa 4 cerita lagi, yah.. hitung-hitung itu bonus mungkin, hehe.
Tapi kembali lagi, jika secara substansi, cerita pendek yang setelah saya urutkan berjumlah 16
ini sangat bagus untuk dibaca baik dari kalangan apapun. Jadi, jangan ragu jika akan membeli
bukunya, percayalah semua anggota keluarga, kakek, nenek, ibu, bapak, ayah, mama, abi,
umi, om, tante, pakdhe,budhe, kakak, adik, sepupu, ipar, bahkan sampai teman, sahabat, dan
musuh bebuyutan sekalipun bisa membacanya, tanpa khawatir dengan bahasa yang terlalu
tinggi, ataupun kisah yang terlalu berat. Karena semua benar-benar di kemas dengan baik,
dan sepertinya memang ditujukan untuk semua kalangan.
Best regards,
Yash.

Anda mungkin juga menyukai