Anda di halaman 1dari 10

Teknik Menulis Cerpen | Contoh Awalan

Cerpen yang Menarik


Oleh : Asep Zefhy

Contoh Awalan Cerpen yang Menarik


Paragraf Pertama Cerpen – Saking pentingnya paragraf pertama pada
suatu tulisan, sering kali banyak orang merasa kesulitan saat menulisnya.
Sudah jadi rahasia umum, jika sebuah paragraf pertama adalah penentu
nasib cerita di dalamnya.

3 hari yang lalu, secara tidak sengaja Saya membaca sebuah cerpen
dengan judul ” Guruji ” karya penulis Indonesia Dewi Lestari. Jujur, Saya
kagum dengan alur cerita dan tata bahasanya yang sederhana. Terlebih
lagi, ada yang menarik perhatian Saya tentang paragraf pertama cerpen
tersebut. Sungguh luar biasa.

Paragraf pertama yang begitu menggoda. Dan saya sangat menyukainya.

Coba Anda perhatikan paragraf ini,

Guruji : Ada yang janggal dari wajahmu, tapi aku tak pernah memberi
tahu. Jejak cambangmu yang kehijauan setelah habis bercukur. Itu aneh.
Kulitmu bening bersemu merah seperti bayi, bibirmu merah berkilap
seperti dioles gincu, dan kacamata itu hadir sedemikian rupa membuatmu
seperti anak baru lulus sekolah dasar. Kamu tak seharusnya memiliki
cambang. Aku yang lebih pantas. Tapi hidup terkadang buta menentukan
siapa yang layak dan tidak. Kamu selalu membuatku merasa kurang
perempuan. Ada yang mengganjalku sejak dulu, tapi aku tak pernah
memberi tahu. Dulu aku menduga kamu banci. Kamu terlalu ramah dan
hangat untuk seorang laki-laki. Berbicara denganmu mengundang sampah
hatiku untuk muntah keluar. Sesama perempuan dengan mudah menjadi
pencahar rahasia dan gelisahku. Tapi tidak pernah laki-laki. Kamu
menelanjangiku tanpa penawar rasa malu.
Pada awalnya Saya hanya berencana mengisi kekosongan waktu saja
untuk sekedar membaca beberapa baris kalimatnya, tapi paragraf
pertamanya membuat rencana tersebut tiba-tiba berubah. Saya
memutuskan menyelesaikan membaca semua ceritanya sampai tuntas.

Itulah kekuatan paragraf pertama cerpen yang baik dan berkualitas.


Sehingga bisa menarik pembaca hingga akhirnya terbawa alurnya sampai
akhir cerita.

Saya tertarik dengan kalimat ini, “Ada yang mengganjalku sejak dulu, tapi
aku tak pernah memberi tahu. Dulu aku menduga kamu banci. Kamu
terlalu ramah dan hangat untuk seorang laki-laki. “.

Pikiran Saya langsung membayangkan sosok tersebut, mengira-ngira


lantas berusaha menyimpulkan sendiri sebelum Saya melanjutkan ke
paragraf berikutnya.

Begitulah kehebatan seorang penulis.

Bagaimana dengan Anda, sudahkah Anda menulis paragraf pertama


dengan sempurna?

Baiklah,

Pada artikel Saya kali ini akan menguraikan langkah apa saja yang dapat
dilakukan agar paragraf pertama cerpen Anda menjadi benar-benar
bermakna dan memiliki satu kekuatan yang bisa menarik pembaca.

Namun sebelumnya, akan lebih baik jika Anda membaca dahulu [Tips
Menulis Cerpen] : 7 Langkah Terbaik dalam Menulis Cerpen hingga dapat
menciptakan sebuah karya hebat. Mungkin tips tersebut dapat membantu
Anda bagaimana cara menulis cerpen bagi pemula dari awal hingga akhir.

Saya akan mulai, bagaimana langkah menulis paragraf pertama


cerpen yang baik, dengan menampilkan beberapa cerpen karya terbaik
anak bangsa.
Cara Membuat Paragraf Pertama Cerpen
1. Memberikan Garis Besar Cerita

Sering kali dengan memberikan gambaran cerita atau garis besar cerita
dalam paragraf pertama cerpen merupakan hal yang mempunyai risiko.

Artinya begini,

Jika saja Anda membaca sebuah cerita, lantas pada awal kalimat atau awal
paragraf sudah mendapatkan gambaran tentang cerita tersebut, ada
kemungkinan Anda malas untuk melanjutkan membacanya. Apa lagi
menyelesaikan sampai tuntas.

Bener kan?

Biasanya cerita dengan paragraf seperti itu sudah bisa ditebak endingnya
seperti apa.

Itulah kebanyakan orang malas untuk melanjutkan membaca.

Untuk itu, Anda harus hati-hati jika memulai menulis dengan paragraf
seperti ini.

Lihat tulisan dari peragraf ini,

Wajah itu membayang di piring bubur : Selalu setiap hari, Sumbi


menyiapkan bubur gula jawa kesukaan Murwad, suaminya. Bubur itu ia
buat sendiri, dari beras terbaik rojo lele yang dicampur santan kelapa
kental, sedikit garam dan ditaburi gerusan gula jawa. Setiap menyajikan
bubur itu, mulut Sumbi selalu mengucap doa untuk keselamatan Murwad
yang hingga kini belum pulang. ( Cerpen Kompas )

Dalam paragraf itu sudah dijelaskan tentang protagonis, siapa saja yang
terlibat dan hal apa saja yang selalu dilakukan.
Sepertinya akhir dari cerita ini mudah ditebak. Ada sebuah penantian di
dalamnya.

Namun, ada hal yang hebat disematkan penulis dalam paragraf ini,

“Setiap menyajikan bubur itu, mulut Sumbi selalu mengucap doa untuk
keselamatan Murwad yang hingga kini belum pulang“.

Inilah yang dilakukan penulis agar pembaca tidak lantas meninggalkannya


sampai paragraf pertama.

Dalam kalimat tersebut di atas, ada sebuah tanda tanya besar yang
mengundang rasa penasaran pembaca.

Pembaca menginginkan jawaban dari penantian seorang Sumbi tentang


apa yang dialami suaminya.

Dari sini Anda bisa mengambil pelajarannya, bagaimana Anda bisa


mencari solusi jika paragraf pertama dari tulisan Anda sudah memberikan
garis besar ceritanya.

2. Memberi Kejutan dan Rasa Penasaran

Hal yang pembaca rasakan adalah ketika membaca beberapa kalimat


pertama sebuah cerpen dengan rasa terkejutnya dan menimbulkan rasa
penasaran. Inilah yang harus digali seorang penulis cerpen.

Banyak penulis dengan latar belakang dan gaya penulisan yang sangat
berbeda, seperti inilah yang kadang membedakan gaya dan bahasa dari
satu cerita.

Perhatikan paragraf berikut,

Gerimis Senja di Praha : Senja Agustus memerah di kaki bukit Petrin,


Mala Strana. Langit mengencingi Praha tak habis-habis. gerimis turun
sejak siang dan tak juga membesar. Sungai Vltava baru saja mulai tenang
setelah marah meletup-letup selama setengah pekan lalu. Dua hari lalu,
airnya naik hingga sembilan meter. Jembatan Charles nyaris terendam.
Kemarahan Vltava nyaris saja menenggelamkan Praha. ( Gerimis Senja di
Praha : Eep Saefulloh Fatah )

Ada hal yang menarik perhatian pembaca dalam beberapa kalimat di atas.
Bukan hanya itu, pembaca seakan terkejut dibuatnya serta ingin
mengetahui kelanjutannya tentang Praha.

“Dua hari lalu, airnya naik hingga sembilan meter. Jembatan Charles
nyaris terendam. Kemarahan Vltava nyaris saja menenggelamkan Praha“.

Kalimat-kalimat seperti itulah yang harus ditonjolkan sekaligus dibuat


sebaik mungkin hingga menarik minat pembaca.

3. Memberi Gambaran Suatu Hal yang Unik

Mungkin Anda bertanya, hal unik apa yang dapat digambarkan dari sebuah
tulisan ?

Begini,

Saya pernah membaca beberapa kali cerpen yang memberikan kesan


pertama unik saat mulai membaca kalimat di paragraf pertamanya.

Perhatikan paragraf pertama dari cerpen ini,

Lengtu Lengmua : Tepat tengah malam celeng-celeng yang telah


kerasukan ratusan iblis itu akan menyeruduk seluruh warga dan tak
memberi kesempatan mereka untuk mendengarkan lagi keributan bangau
dan gesekan daun-daun bakau dengan angin amis yang
risau…. ( Kumpulan Cerpen Kompas )

Sesuatu yang mustahil terjadi di dunia ini. Cerita yang hanya ada di
sebuah dongeng.
Namun disinilah letak keunikannya. Ada hal yang tidak biasa, namun
menggelitik pembaca untuk melanjutkan membaca sampai tuntas.

Bayangkan, jika Anda tengah berada di kegelapan malam. Dengan babi-


babi yang menggila dan seperti kerasukan. Merinding

Itulah imajinasi dari cerita ini, ada horor di dalamnya.

Kita seperti menonton sebuah film yang mengerikan, menakutkan dan


membuat kita ingin bersembunyi.

Nah, paragraf pertama cerpen seperti inilah yang Saya maksud


unik. Karena hal seperti ini jelas tidak nyata ada di dunia.

4. Menghadirkan Ketegangan

Pada sebuah cerpen sering kali menyampaikan cerita yang membuat


pembaca tegang, memicu adrenalin dan membuat jantung pembaca
berdebar.

Terdengar seperti berlebihan.

Itulah faktanya. Banyak orang yang justru menyukai cerita-cerita seperti


ini.

Mereka bilang, cerita yang bisa membuat jantung berdetak keras lebih
asyik ketimbang cerita yang hanya memunculkan keromantisan saja.

Relatif memang ..

Semua orang tentu dengan kesukaan masing-masing yang mungkin saja


beda satu dengan yang lainnya.
Namun satu hal, seperti yang sudah diuraikan di atas bahwa dengan
memberikan tulisan yang menarik pada paragraf pertama cerpen
merupakan hal wajib dilakukan oleh setiap penulis.

Nah, memberikan ketegangan pada paragraf pertama sepertinya hal yang


harus Anda coba untuk menarik minat pembaca.

Coba kembali Anda perhatikan paragraf ini,

Jerat : Aku baru saja membunuh ayahku dan meninggalkan Ibu yang
menangisinya. Heran, seharusnya perempuan itu tertawa bahagia karena
aku sudah mewujudkan keinginan yang bersemayam dalam hatinya.
Mungkin dia terlalu pengecut untuk mengakui itu. Atau bisa jadi,
sebenarnya Ibu tengah bersandiwara di depan tetangga, kalau dia begitu
kehilangan laki-laki berengsek itu. Padahal kenyataannya, dia senang
bukan kepalang. (Suara Merdeka, 14 April 2013)

Bagaimana menurut Anda?

Sepertinya ngeri membayangkan cerita dalam paragraf di atas.

Jelas sekali memperlihatkan ketegangan di sana, kekhawatiran, amarah


dan dendam.

Dengan Anda bisa memberikan tulisan seperti inilah akan mampu


memancing pembaca dengan rela memberikan waktunya untuk
membacanya sampai tuntas.

5. Menampilkan Lokasi dan Kondisi

Seorang Dewi Lestari atau sering kali Ia dipanggil dengan nama Dee, telah
banyak menerbitkan karya-karya terbaiknya, berupa lagu, novel bahkan
beberapa cerpennya yang terkenal.

Dee merupakan seorang diantara sedikit penulis Indonesia yang cerdas dan
menghasilkan banyak karya dengan berbagai tema yang unik dan
memberikan makna yang berkesan terhadap pembaca, salah satu
diantaranya seperti cerpen dengan paragraf pertama di bawah ini,

Pacarku ada Lima : Merayap pelan di jalan Katamso Jakarta, saat jam
bubar sekolah merupakan pelatihan observasi yang baik. Seolah
mengamati dunia dalam mikroskop, kecepatan lambat memungkinkan kita
menangkap dengan detail jalanan yang berlubang, trotoar yang hancur,
angkot yang mengulur waktu untuk menelan penumpang sebanyak-
banyaknya, pedagang kaki lima yang bersesak memepet jalan aspal, dan
manusia … lautan manusia. ( Dewi Lestari )

Paragraf pertama di atas menunjukkan satu lokasi dengan kondisi yang


sangat jelas. Keadaan di Jakarta di suatu jalan yang begitu padat
kendaraan, pedagang dan orang lalu lalang.

Kira-kira seperti itulah keadaan dalam paragraf tersebut.

Dengan menampilkan lokasi dan kondisi seperti itu diharapkan dapat


berperan besar sehingga cerita akan menjadi lebih menarik di tengah dan
akhirnya.

Bukan hanya itu, pembaca dijejali rasa penasaran tentang hal apalagi yang
akan terjadi dengan lokasi dan kondisi seperti itu.

6. Hadirkan Keromantisan yang Mendalam

Cerpen dengan cerita cinta romantis merupakan yang paling mudah


ditemukan. Memang, cerpen dengan genre seperti ini agak-
agak membosankan. Eit, tapi jangan salah justru cerpen romantis seperti
inilah yang paling banyak dicari. Terutama mereka-mereka yang tengah
dilanda api asmara.

Mungkin saja Anda salah satunya.

Sebuah paragraf pertama pada cerpen bertema romantis ini seringkali


menghipnotis pembacanya sehingga mereka seperti terbawa diantara cerita
yang bergulir di dalamnya. Dan hebatnya lagi, pembaca seakan diseret
untuk terus menuntaskan isi dari cerita tersebut.

Sangat mengagumkan.

Seperti paragraf pertama cerpen romantis di bawah ini.

Sepotong Cinta dalam Diam

Jakarta, tahun pertama

Perempuan,
Kau pasti tahu sakitnya cinta yang tak terkatakan. Cinta yang hanya
mampu didekap dalam bungkam. Kata orang bahkan diam berbicara. Tapi
menurutku, hal itu tidak berlaku dalam cinta. Sebab cinta harus
diekspresikan dan pantang dibawa diam. Sebab cinta harusnya dinyatakan,
lalu dibuktikan dengan sikap. Begitu seharusnya cinta.

Tapi aku memang tidak punya pilihan.


Maafkan!

(Asma Nadia)

Setelah Anda diberikan gambaran mengenai langkah apa saja yang bisa
dilakukan dalam menulis paragraf pertama cerpen Anda, sehingga
menjadikan sebuah karya tulis Anda yang mengagumkan dan menarik
minat pembaca.

Pada akhirnya Saya menyimpulkan bahwa paragraf pertama dalam sebuah


cerita pendek harus memiliki paling tidak 6 teknik di bawah ini,

 Memberikan garis besar cerita


 Memberi kejutan dan rasa penasaran
 Memberi gambaran suatu hal yang unik
 Menghadirkan ketegangan
 Menampilkan lokasi dan kondisi
 Menghadirkan keromantisan yang mendalam

Semua kembali pada kesukaan dan karakter dari setiap penulisnya.


Tentunya penulis selalu menampilkan ciri khasnya masing-masing dalam
setiap karya tulisnya sehingga menjadi pembeda antara satu dan yang
lainnya.

Menulis yang baik selalu menjadi dasar dari sebuah kesuksesan dalam
semua karya tulisnya. Itu yang diharapkan. Menulis sebuah cerpen tidak
jauh berbeda seperti menulis artikel pada umumnya. Tata bahasa harus
ditargetkan untuk siapa pembacanya. Hal itu tidak kalah penting dari
faktor lainnya dalam menciptakan sebuah karya besar.

[ctt template=”8″ link=”5be55″ via=”no” ]Karya tulis yang besar


merupakan cerminan dari nurani dan hati penulisnya.[/ctt]
Semoga bermanfaat.

(Ditulis oleh : Dwi Rahayu Octaria)

Anda mungkin juga menyukai