PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang, oleh karena itu
Indonesia tidak bias lepas dari pembangunan dan pengembangan di segala
bidang, salah satunya adalah pembangunan dan pengembangan sektor usaha
konstruksi. Pada saat ini PT. PP (Persero) tbk sedang berkembang dalam
bidangnya yaitu membangun gedung-gedung seperti hotel, apartment,
pelabuhan peti kemas, dan pembagunan jalan raya. PT. PP (Persero) tbk saat
ini sedang membangun hotel yaitu bernama proyek Swissbell Darmo
Centrum yang terletak di jalan darmo. Pembangunan dan pengembangan
dalam bidang konstruksi diharapkan akan membawa dampak yang baik bagi
perekonomian Negara Indonesia.
Keberhasilan dalam sektor usaha konstruksi dinilai dari komitmen dan
usaha yang dilakukan oleh kontraktor dan konsultan dalam mencapai tujuan
proyek konstruksi. Tujuan proyek konstruksi adalah menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan waktu yang ditentukan, biaya yang efisien dengan kualitas
hasil pekerjaan yang baik. Banyak cara yang bisa dilakukan dalam upaya
mencapai tujuan proyek salah satunya dengan meningkatkan produktivitas
tukang. Tukang atau pekerja keras merupakan salah satu elemen penting
dalam proyek konstruksi, karena 30% dari total biaya pelaksanaan proyek
dihabiskan untuk membayar tukang. Produktivitas adalah sebuah konsep yang
menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa) dengan
sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya ) yang
dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut(Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo
( 1995: 281 )). Produktivitas tukang akan menentukan keberhasilan suatu
proyek konstruksi, dengan produktivitas tukang yang tinggi proyek
konstruksi dapat diselesaikan tepat waktu sehingga penggunaan biaya lebih
efisien.
Pada PT. PP (Persero) tbk ini menciptakan pola bekerja sepanjang hari
yaitu 24 jam dan selama 24 jam bekerja tidak ada shift kerja, jam kerja sendiri
dimulai jam 08.00 sampai pukul 22.00, bila ada pengecoran di mulai lagi dari
pukul 22.00-06.00 dan untuk jam istirahat pada pukul 12.00 sampai 13.00 dan
17.00 sampai 19.00. Karena pola siklus hidup manusia pada malam hari
umumnya digunakan untuk istirahat. Namun karena bekerja di malam hari
maka tubuh dipaksa untuk mengikutinya. Hal ini cenderung mengakibatkan
terjadinya kesalahan kerja dan kecelakaan kerja. Terdapat 63% menderita
kelelahan akibat pengaruh shift kerja yang dapat berakibat terjadinya
kecelakaan kerja dan menurunnya gangguan fisik, serta terjadinya kesalahan
kerja atau menurunkan produktivitas pekerja (Tarwaka, 1999).
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas tukang atau
pekerja kasar saat bekerja salah satunya adalah faktor fisik. Faktor fisik
adalah macam faktor yang terdapat dalam setiap bidang industri. Dalam
proyek konstruksi ada beberapa faktor fisik yang diidentifikasi dapat
berpengaruh terhadap produktivitas tukang seperti cuaca, kelelahan fisik,
lembur, ketersediaan alat dan fasilitas kerja.
Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya
yaitu faktor kelelahan akibat tidak ergonomisnya sarana, prasarana, dan
lingkungan kerja yang merupakan faktor dominan bagi penurunan atau
rendahnya produktivitas kerja pada tenaga kerja (Budiono, 2000) dalam
Muizzudin, 2012).
Kelelahan pekerja menurut Occupational Safety and Health (2003)
merupakan penurunan sementara atau ketidakmampuan, kurangnya keinginan
dalam menanggapi suatu kondisi atau situasi dikarenakan akitivitas mental
dan fisik yang berlebih. Kelelahan merupakan suatu perasaan dan aneka
keadaan yang disertai dengan penurunan efisiensi dan ketahanan dalam
bekerja yang dapat dilihat dari adanya perlambatan pada proses faal syaraf
dan otot yang ditandai dengan pemanjagan waktu reaksi (Sumamur, 1999).
Kelelahan bersifat akut dan kronis yang sangat mengacu pada kelelahan
kegiatan
sebagaimana
mestinya
dan
dapat
memperlambat
waktu
penelitian
terhadap
hubungan
kelelahan
terhadap