3 Tahun 2010
PENDAHULUAN
Bekisting merupakan suatu konstruksi
yang bersifat sementara, berfungsi untuk
memberi bentuk sebuah konstruksi beton
(bertulang) dan sebagai pemikul beton,
hingga konstruksi cukup kuat untuk dapat
memikul beton itu sendiri. Bekisting juga
dapat mencegah hilangnya kadar air dari
beton yang masih baru.
Konstruksi-konstruksi
bekisting
direncanakan dan dilaksanakan sedemikian
rupa, sehingga konstruksi beton yang
dihasilkan dapat memenuhi persyaratan dari
perencana. Pada sebuah bekisting harus
terdapat kemungkinan untuk dengan mudah
memasang tulangan, memadatkan adukan
beton, dan sedemikian rupa melepaskan
bekisting sehingga beton tidak rusak.
Dalam pemasangan bekisting keamanan
merupakan bagian yang tak kalah penting.
Ambruknya sebuah bekisting dapat
merupakan sebuah malapetaka. Karena
bekisting serta alat-alat penopangnya
termasuk dalam suatu konstruksi yang
bersifat sementara, ada kalanya terhadap
beberapa komponen tertentu kurang
diperhatikan. Sebuah bekisting yang
direncanakan terlebih dahulu akan lebih
tepat mencapai sasaran dan lebih murah.
Perencanaan dan biaya yang tinggi
mempunyai pengaruh besar terhadap
rencana sebuah konstruksi yang bersifat
sementara. (Istimawan Dipohusodo, 1992).
Pembuatan bekisting harus memenuhi
beberapa persyaratan agar konstruksinya
sesuai dengan yang diharapkan. Persyaratan
tersebut meliputi :
Analisa Satuan Bahan Pekerjaan Bekisting Beton Bertulang: Studi Kasus Pada Pekerjaan
Bangunan Gedung
sangat
populer
untuk
keperluan
pembuatannya.
Papan
Biasanya papan dari kayu meranti, keruing
dan yang sejenis, mutu kayu kelas III dan
IV. Tebalnya berkisar 2,5 cm sampai 5 cm,
lebarnya minimal 16 cm.
Balok
Biasanya kayu meranti, keruing dan yang
sejenis. Panjang sampai dengan 6 m,
dengan ukuran 5/7, 6/10, 6/12, 8/10, 8/12,
10/10, 10/12 dan 10/15.
Papan penghubung
Papan untuk memghubungkan papan dan
balok kayu yang diletakkan dan dipaku
sebelah menyebelah, berukuran 3x10 cm
sampai 3x15 cm, atau 4x10 cm sampai
dengan 4x15 cm atau dsesuaikan dengan
kebutuhan.
Baji
Lebar 10 cm sampai 15 cm, panjang 25 cm,
dan tebal 1 cm sampai 5 cm.
Analisa Satuan Bahan Pekerjaan Bekisting Beton Bertulang: Studi Kasus Pada Pekerjaan
Bangunan Gedung
B
A
125
34
Analisa Satuan Bahan Pekerjaan Bekisting Beton Bertulang: Studi Kasus Pada Pekerjaan
Bangunan Gedung
PEMBAHASAN
Dalam kebanyakan daftar analisa
satuan pekerjaan banguan gedung dimana
koefisien kayu untuk pekerjaan bekisting
beton bertulang nilainya adalah 0,4. Artinya
untuk tiap kubik beton bertulang yang
diproduksi
membutuhkan
0,4
m3
kayu/papan bekisting.
Berdasarkan data-data yang diperoleh
pada Proyek Pekerjaan Pembangunan suatu
Gedung pemerintahan di Kota Jambi dapat
dibuat jumlah kebutuhan kayu bekisting per
satuan
volume
pekerjaan
beton
sebagaimana dalam tabel berikut. Volume
34
Analisa Satuan Bahan Pekerjaan Bekisting Beton Bertulang: Studi Kasus Pada Pekerjaan
Bangunan Gedung
Jenis Pekerjaan
beton (bertulang)
M3 kayu
bekisting
yang dibutuhkan
Pekerjaan Pondasi
0,416
Pekerjaan Kolom
0,816
0,387
0,246
0,483
0,401
0,335
0,272
Rata-rata
0,420
DAFTAR PUSTAKA
Amri, S. 1997. Analisa Biaya Acuan
Perancah (Fromwork). Makalah.
ITB. Bandung
Astanto, T, B. 2001. Konstruksi Beton
Bertulang. Kanisius. Yogyakarta
Dipohusodo, I. 1992. Mengenal Acuan
Beton
Bertulang.
Liberty.
Yogyakarta
Hariandja, B. 1997. Sistem Pembongkaran
Pekerjaan
Acuan
Perancah
(Formwork). ITB. Bandung
Kusuma, G., Kole, P., Sagel, R. 1993.
Pedoman
Pengerjaan
Beton
Berdasarkan SK SNI T -15-199103 Seri 2. Erlangga. Jakarta
Muchtar, T. 2007. Analisa Acuan Beton
(Bekisting) dan Perancah Plat
Lantai Konvensional dan Plat
Lantai
Combideck.
Tugas
Akhir.Unbari. Jambi
Sunggono, KH. 1995. Buku Teknik Sipil,
Nova
Wigbout, F, Ing. 1992. Buku Pedoman
Tentang Bekisting (Kotak Cetak).
Erlangga. Jakarta
Arifin, A. Analisa Kebutuhan Material
Bekisting Pada Proyek Konstruksi
(Tugas Akhir), Fakultas Teknik,
Universitas Batanghari, Jambi
34
Analisa Satuan Bahan Pekerjaan Bekisting Beton Bertulang: Studi Kasus Pada Pekerjaan
Bangunan Gedung