Anda di halaman 1dari 4

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang
parenkim paru yang di sebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis.
Berdasarkan hasil pengkajian primer dan analisa data pada klien
ditemukan diagnosa keperawatan prioritas adalah bersihan jalan nafas
sedangkan pada pengkajian sekunder dan hasil analisa data ditemukan
masalah keperawatan yang ditemukan adalah gangguan pertukaran gas,resiko
aspirasi,nyeri dan hipertermi.
Pada intervensi bersihan jalan napas tindakan mandiri perawat yang
awal

diberikan

adalah

mengajarkan

tehnik

batuk

efektif

untuk

memaksimalkan pengeluaran sekret .


Masalah keperawatan kekurangan volume cairan tindakan mandiri
keperawatan adalah mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam dengan begitu
nyeri yang dirasakan berkurang.
Hipertermia pada klien Nn. F.A menujukan terjadi infeksi dalam tubuh
klien, hal yang paling efektif kita berikan sebagai perawat adalah bagaimana
teknik menurunakn suhu tubuh sehingga mencapai suhu normal (36.5C
37.5C) pada klien ditemukan suhu badan 38.7C, caranya adalah dengan
melakukan kompres air hangat pada lipatan aksila atau paha klien (kompres
air hangat dipilih karena berdasarkan beberapa penelitian lebih efektif
menurunkan suhu tubuh dibandingkan dengan kompres air dingin) selanjutnya
dapat dibantu dengan pentalaksananaan pemberian anti piretik untuk
menurunkan suhu badan (suhu badan diatan 38.5C harus diturunkan, jika
tidak ditangani segera mungkin dapat berdampak penurunan kesdaran pada
klien).

B. Saran
36

Diharapkan bagi perawat dapat mengaplikasikan ilmu keperawatan


dengan mengutamakan tindakan mandiri perawat dan bagi peneliti selanjutnya
dapat menemukan lagi tindakan mandiri keperawatan pada masalah
ketidakefektifan pola napas, kekurangan volume cairan, dan hipertermia
sehingga menjadi tambahan pengetahuan buat perawat ruangan.

37

Daftar Pustaka

Badan Litbang Depkes RI, perawatan Penderita Yang Merupakan Kasus Penyakit
Dalam.Jakarta :Nursing Education Project OTA -62
Kusniyatim, dkk. 2006. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium. Jakarta :
EGC
Majampoh, dkk. 2013. Pengaruh Pemberian Posisi Semifowler Terhadap
Kestabilan Pola Napas Pada Pasien TB Paru di Irina C5 RSUP Prof. Dr.
R. Kandou Manado. Manado : e-Jurnal Keperawatan.
Mohamad, F. 2013. Efektifitas Kompres Hangat dalam Menurunkan Demam
Pada Pasien Typoid Abdominalis Di Ruang G1 Lt. 2 RSUD Prof. Dr. H.
Aloei Saboe Kota Gorontalo.
Nanda Internasional. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta : EGC
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses,
dan Praktik. Jakarta : EGC
Pranata, A. 2013. Manajemen Cairan dan Elektrolit. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Pranowo. 2010. Efektifitas Batuk Efektif Dalam Pengeluaran Sputum Untuk
Penemuan BTA Pada Pasien TB Paru Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Mardi Rahayu Kudus. Diakses di www.google.com keyword jurnal
efektifitas batuk efektif.

38

Purnamasari. 2012. Evaluasi Cara Penggunaan Inhaler Dan Nebulizer Pada


Pasien. Surakarta : Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Saryono. 2010. Terapi Oksigen. Jakarta : Lab Keterampilan Medik PPD
Unsoed.
Soemarno, dkk. 2005. Pengaruh Penambahan MWD Pada Terapi Inhalasi,
Chest Fisioterapi (Postural Drainase, Huffing, Caughing, Tapping, dan
Claping) Dalam Meningkatkan Volume Pengeluaran Sputum Pada
Penderita Asma Bronkhial. Jakarta : Jurnal Fisioterapi Indonesia.
Smeltzer,S 2014. Keperawatan Medikal Bedah Bruner &Sudarth Edisi 12.ECG.
Jakarta
Isfalia. 2012 Perbedaan Kualitas Tidur Antara Pasien Tb Paru Dan Asma Di
Ruang Poliklinik Paru RSUD Moerwadi.Diakses di www.google.com
keyword jurnal gangguan pola tidur.

39

Anda mungkin juga menyukai