Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KUALITAS MIKROBIOLOGI UDARA DI

PERMUKIMAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Bayu Wikantiyasa

Lubenah

Budi Suyanto

Nurlita Sari

Fitri Alifatul

Nurrahma Hardyana

Heru Santoso

Revy Agreety Putri

Inten Wahyuningsih

Rifka Aisyah

TINGKAT 2 DIII

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II


Jurusan Kesehatan Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi.

Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Menjaga kualitas


udara merupakan tanggung jawab kita semua. Udara yang bersih akan menciptakan generasi
yang sehat dan sebaliknya udara yang kotor akan membangun generasi yang rentan akan
penyakit. Kualitas dari udara yang telah berubah komposisinya dari komposisi udara
alamiahnya adalah udara yang sudah tercemar sehingga tidak dapat menyangga kehidupan.
Udara merupakan komponen kehidupan yang sangat penting untuk kelangsungan hidup
manusia maupun makhluk hidup lainnya seperti tumbuhan dan hewan. Tanpa makan dan
minum kita bisa bertahan hidup untuk beberapa hari tetapi tanpa udara kita hanya dapat
bertahan hidup untuk beberapa menit saja.
Udara di alam tidak pernah ditemukan bersih tanpa polutan sama sekali. Pencemaran
udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan campuran dari satu atau lebih bahan
pencemar, baik berupa padatan, cairan, atau gas yang masuk terdispersi ke udara dan
kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya.
Usaha untuk mengetahui kualitas udara tidak hanya dilakukan di kawasan industri
atau tempat-tempat yang banyak dilalui kendaraan saja, tetapi juga perlu dilakukan
pemukiman atau ruang rumah. Mengingat kualitas udara di ruang tersebut juga sangat
penting bagi manusia.
1.2.

Rumusan Masalah
Dari uraian mengenai latar belakang di atas, dapat di rumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan kualitas udara?
2. Bagaimanakah cara pengukuran dan pengambilan sampel kualitas udara dalam
suatu ruangan?
3. Bagaimanakah kualitas udara di Ruang Kosan Lita?

1.3.

Tujuan

1. Mahasiswa dapat menentukan titik sampling dan mengambil sampel pada


2.
2.
3.
4.

pemeriksaan kualitas bakteriologis udara dalam ruangan di permukiman


Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan terhadap koloni bakteri
Mahasiswa dapat membaca hasil pemeriksaan terhadap koloni bakteri
Untuk menyimpulkan polusi udara berdasarkan jumlah bakteri yang ada
Untuk memberikan saran agar dapat mencegah berkembangnya bakteri di udara di
permukiman

1.4.

Ruang Lingkup
Dalam praktikum kali ini, kami membatasi ruang lingkup pengambilan sampel udara,

yaitu hanya terpusat di Ruang Kosan Lita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Mikrobiologi Udara

Udara tidak mempunyai flora alami, karena organisme tidak dapat hidup dan tumbuh
terapung begitu saja di udara. Flora mikroorganisme udara terdiri atas organisme-organisme
yang terdapat sementara mengapung di udara atau terbawa serta pada partikel debu. Setiap
kegiatan manusia biasanya menimbulkan bakteri di udara serta batuk dan

bersin

menimbulkan aerosol biologi (yaitu kumpulan partikel di udara). Kebanyakan partikel dalam
aerosol biologi terlalu besar untuk mencapai paru-paru, karena partikel- partikel ini tersaring
pada daerah pernapasan atas.
Sebaliknya, partikel-partikel yang sangat kecil mungkin mencapai tapak-tapak infektif
yang berpotensi. Jadi, walaupun udara tidak mendukung kehidupan mikroorganisme,
kehadirannya hampir selalu dapat ditunjukkan dalam cuplikan udara. Jumlah dan macam
mikroorganisme dalam suatu volume udara akan bervariasi sesuai dengan lokasi, kondisi
cuaca dan jumlah orang yang ada.
Kelompok mikroorganisme yang paling banyak berkeliaran di udara bebas adalah
bakteri, jamur (termasuk didalamnya ragi) dan juga mikroalgae. Kehadiran jasad hidup
tersebut didalam udara, ada yang didalam bentuk vegetatif (tubuh jasad) ataupun dalam
bentuk generative (umumnya spora).

2.2 Jenis-Jenis Mikroba di Udara


Selain gas, partikel debu dan uap air, udara juga mengandung mikroorganisme. Di udara
terdapat sel vegetatif dan spora bakteri, jamur dan ganggang, virus dan kista protozoa.
Selama udara terkena sinar matahari, udara tersebut akan bersuhu tinggi dan berkurang
kelembabannya. Udara terutama merupakan media penebaran bagi mikroorganisme. Udara
terdapat dalam jumlah yang relatif kecil bila dibandingkan dengan di air atau di tanah.
Mikroba udara dapat dipelajari dalam dua bagian, yaitu mikroba di luar ruangan dan di dalam
ruangan.
Banyak jenis dari cendawa kontaminan udara yang bersifat Termofilik, yakni tahan
pada pemanasan tinggi, di atas 80C, katahanan ini bila cendawan tersebut dalam bentuk
spora. Hal ini terbukti walaupun suatu medium telah disterilkan, tetapi di dalamnya tumbuh
dan berkembang pula bakteri atau jamur yang tidak di harapkan kehadiranya kandungan
udara di dalam dan di luar ruangan akan berbeda.

2.3 Persyaratan Kualitas Udara Dalam Ruang Rumah


Persyaratan kualitas udara dalam ruang rumah meliputi :
a. Kualitas fisik, terdiri dari parameter: partikulat (Particulate Matter/PM2,5 dan
PM10), suhu

udara, pencahayaan, kelembaban, serta pengaturan dan pertukaran

udara (laju ventilasi);


b. Kualitas kimia, terdiri dari parameter: Sulfur dioksida (SO2), NO2, CO, CO2, Pb,
asap rokok (Environmental Tobacco Smoke/ETS), Asbes, Formaldehid (HCHO),
Volatile Organic Compound (VOC); dan
c. Kualitas biologi terdiri dari parameter: bakteri dan jamur.
Baku mutu bakteri dalam rumah menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1077/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam
Ruang Rumah yaitu:

Catatan :
- CFU= Coloni Form Unit
- Bakteri patogen yang harus diperiksa : Legionela, Streptococcus aureus, Clostridium dan
bakteri patogen lain bila diperlukan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Alat
1. Petridish steril
2. Gelas ukur
3. Beaker glass
4. Batang pengaduk
5. Batang penjepit
6. Erlenmeyer
7. Autoclave
8. Inkubator suhu 37oC
9. Bunsen
10. Mikroskop

11. Kaca objek


12. Botol semprot
13. Ose bulat
14. Staining jar
15. Pipet Pasteur
16. Spidol
17. Alat tulis
18. Bak pewarnaan
19. Kertas saring

2.1.
3.2 Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

PCA (Plate Count Agar)


Akuades
Parafilm
Korek api
Gentian violet
Lugol

7. Alkohol 96% dan 70%


8. Fuchsin
9. Minyak imersi
10. Kapas
11. NaCl 0,9%

12.
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Pembuatan Media PCA
1. Timbang bubuk media PCA dengan timbangan analitik, untuk menentukan
berapa

banyaknya

maka

digunakan

perhitungan.

Banyaknya Media yang akan dibuat


X Jumlah yang tertera pada kemasan media
1000
13.
14.

Contoh: Akan membuat media PCA sebanyak 250 ml


250 ml
x 24 gr =
Maka perhitungannya adalah = 1000 ml
6 gr. Jadi bubuk

PCA yang ditimbang adalah 6 gr.


2. Ukur akuades dengan menggunakan gelas ukur untuk menentukan banyaknya
3.
4.
5.
6.
7.
8.

PCA yang akan dibuat (ml)


Masukkan akuades yang telah diukur ke dalam beaker glass
Masukkan serbuk media PCA yang telah ditimbang ke dalam beaker glass
Aduk dengan menggunakan batang pengaduk
Panaskan media agar PCA larut dalam air di atas kompor sambil diaduk
Setelah PCA larut, masukkan media ke dalam erlenmeyer
Setelah media PCA berada erlenmeyer masukkan ke dalam autoclave untuk

sterilisasi
9. Setelah proses sterilisasi selesai, tuangkan media ke dalam petridish steril,
penuangan harus secara aseptis dengan cara menuangkannya didekatkan
dengan api dari bunsen
10. Tunggu media agar konsistensinya padat
11. Setelah media PCA dalam petri dish padat selanjutnya dilanjutkan dengan
proses sampling
15.
3.3.2

Proses Sampling Kualitas Bakteriologis Udara


1. Ukur luas ruangan yang akan disampling
2. Hitung 10% luas ruangan untuk menentukan berapa titik tempat yang akan
disampling
3. Tentukan titik sampling dibeberapa tempat yang dianggap sumber
transportasi bakteri seperti didekat pintu masuk, tumpukkan barang-barang,
didekat ventilasi, dan didekat kipas angin
4. Tempatkan petridish yang telah terisi media PCA pada titik yang telah
ditentukan, kemudian buka tutup petri
5. Letakkan petri kontrol di tengah-tengah ruangan tanpa membuka tutup petri
6. Lakukan sampling selama 15 menit

7. Tutup petri dish secara aseptis dengan mendekatkannya dengan lidah api dari
bunsen
8. Lapisi pinggiran petri dish dengan menggunakan parafilm guna menghindari

3.3.3

kontaminasi selama perjalanan ke laboratorium


16.
Proses Identifikasi Bakteri Di Laboratorium
1. Sesampainya di laboratorium, lepas parafilm yang melekat pada sisi petri
dish
2. Letakkan media secara terbalik agar petri dish tidak mengembun di dalam
inkubator suhu 37oC, kemudian diamkan selama 24 jam
3. Setelah media didiamkan selama 24 jam di dalam inkubator, keluarkan media
4.
5.
6.
7.

dari inkubator dan lakukan identifikasi bakteri


Hitung berapa jumlah koloni bakteri pada setiap petri sampling
Amati konsistensi, bentuk koloni, warna, elevasim dan tepian
Tentukan koloni yang akan diperiksa pada masing-masing sample
Lakukan pemeriksaan di bawah mikroskop perbesaran 100 dengan metode
pewarnaan gram
a. Ambil kaca benda lakukan desinfeksi dengan alkohol 70% kemudian
keringkan di atas api bunsen menggunakan batang penjepit atau pinset.
b. Ambil NaCl dengan sebanyak 2 ose, letakkan di atas kaca benda yang
telah didesinfeksi.
c. Flaming ose bulat pada bunsen, kemudian tunggu dingin, ambil sediaan
koloni bakteri pada PCA dan dihomogenkan dengan NaCl di atas kaca
benda tadi.
d. Setelah homogen, fiksasi di atas api.
e. Setelah mengering, tetesi sediaan dengan Gentian violet, tunggu selama
f.
g.
h.
i.

5 menit.
Bilas dengan air mngalir mengunakan botol semprot.
Tetesi sediaan dengan menggunakan lugol, tunggu selama 1 menit.
Bilas dengan air mengalir menggunakan botol semprot.
Celupkan sebanyak 3x kaca benda ke dalam staining jar yang telah berisi

alkohol 96% hingga warna ungu hilang.


j. Tetesi sediaan dengan fuchsin, tunggu selama 2 menit kemudian bilas
k.
l.
m.
n.

dengan air mengalir menggunakan botol semprot.


Keringkan dengan menggunakan kertas saring secara perlahan.
Teteskan 1 tetes minyak imersi pada sediaan.
Amati pada mikroskop pada perbesaran 100 X.
Catat hasil identifikasi bakteri apakah bakteri termasuk k dalam gram +
atau gram -

17.
18.

19.BAB IV HASIL
20.
4.1 Denah Pengukuran Sampling Ruangan Kostan Lita
21.
DENAH SAMPLING RUANGAN SAMPLING RUANG KOSAN LITA

22.

23.

Berdasarkan hasil sampling didapat hasil pada semua titik sampling

terkandung bakteri hal ini ditunjukan dengan tumbuhnya koloni bakteri pada
permukaan media PCA setelah diinkubasi selama 24 jam di dalam inkubator setelah
sampling. Koloni bakteri yang tumbuh pada PCA bermacam-macam bentuknya hal ini
dapat diidentifikasi berdasarkan warna, eksistensinya, bentuk koloni, elevasi koloni,
dan karakteristik tepi koloni bakteri.
24. Hasil perhitungan koloni bakteri yang tumbuh pada petri:
1.
2.
3.
4.
5.

Titik (petri) 1 : 130 koloni bakteri


Titik (petri) 2 : 121 koloni bakteri
Titik (petri) 3 : 114 koloni bakteri
Titik (petri) 4 : 101 koloni bakteri
Titik (petri) 5 atau Kontrol : 0 koloni bakteri
466 koloni bakteri
6. Angka kuman :
= 35,95 koloni bakteri/m
12,96 m
25.
26.

Berdasarkan hasil identifikasi koloni bakteri, kami menetapkan

beberpa sampel koloni pada masing-masing petri, sample koloni yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
1. Titik (petri) 1 : koloni nomor 1-3

2. Titik (petri) 2 : koloni nomor 4-6


3. Titik (petri) 3 : koloni nomor 13-15
4. Titik (petri) 4 : koloni nomor 7-12
27.
4.2 Hasil Identifikasi
28.

Setelah dilakukan penomoran pada koloni bakteri, kemudian diperiksa di

bawah mikroskop perbesaran 10 X 100 setelah dilakukan pewarnaan gram dengan hasil
sebagai berikut :
29.

37.

45.

53.

61.

30.

38.

46.

54.

62.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

El

Ke

39.

40.

41.

42.

43.

44.

Li

Ti

St

47.

48.

49.

50.

51.

52.

Li

Da

Ba

55.

56.

57.

58.

59.

60.

Td

Ti

St

63.

64.

65.

66.

67.

68.

Li

Ce

St

69.

77.

85.

93.

101.

109.

117.

125.

133.

70.

71.

72.

73.

74.

75.

76.

Li

Da

Ba

79.

80.

81.

82.

83.

84.

Li

Ce

St

87.

88.

89.

90.

91.

92.

Da

St

95.

96.

97.

98.

99.

100.

Li

Da

Ba

102.

103.

104.

105.

106.

107.

108.

Puti

Li

Da

Ba

110.

111.

112.

113.

114.

115.

116.

Pink

Ti

Ja

118.

119.

120.

121.

122.

123.

124.

Kuni

Li

Ti

Str

126.

127.

128.

129.

130.

131.

132.

Kuni

Li

Ti

Ba

134.

135.

136.

137.

138.

139.

140.

Puti

Li

Ti

St

78.

86.

94.

141.

149.

142.

143.

144.

145.

146.

147.

148.

Puti

Li

Te

St

150.

151.

152.

153.

154.

155.

156.

Puti

Li

Ce

St

157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
164.

165.

166.
168.

BAB V PEMBAHASAN
167.

Berdasarkan hasil sampling yang telah dilakukan di Ruang

Kosan Lita didapatkan hasil seluruh titik positif terdapat bakteri. Bakteri udara
di ruang kosan Lita dapat berasal dari ventilasi udara pada ruangan baik dari
kipas angin atau pintu maupun dari tumpukkan barang di dalam ruangan.
Bakteri yang terdapat di ruang kosan Maulita berbentuk bulat (coccus)
(seluruhnya bersifat gram positif). Dan kemungkinan bakteri di ruang kost
Lita yaitu Staphylococus sp, Streptococcus sp, dan Bacillus sp
169.
Pada dasarnya udara bukanlah tempat hidup bakteri, namun
udara hanya tempat persinggahan bakteri karena terbawa oleh angin, namun
karena

adanya

gaya

gravitasi

bumi

maka

bakteri

akan

kembali

mengendap/jatuh ke permukaaan bumi. Bakteri yang terdapat di ruang kosan


Maulita ada yang berbentuk bulat (coccus) dan seluruhnya bersifat gram
positif. Bakteri di ruangan ini dapat menginfeksi penghuni kosan lewat
pernapasan.
170.

Bakteri di dalam ruangan ini dapat bertambah melalui jalur

ventilasi yang ada pada ruangan bahkan lewat droplet penghuni kosan
tersebut. Selain dari droplet, bakteri pada ruangan ini dapat bertambah jika
sistem ventilasi tidak dibersihkan secara teratur. Serta terdapatnya tumpukan
barang dan lantai yang tidak dibersihkan.
171. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1077/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah
bahwa baku mutu angka kuman didalam rumah yaitu: < 700 Coloni/m3.
172.
Sedangkan angka kuman di ruang kost Lita sebesar 35,95 koloni
bakteri/m, jadi angka kuman di kamar kost lita memenuhi syarat, namun tidak
memenuhi persyaratan bakteri patogen karena terdapat bakteri Staphylococcus sp,
Streptococcus sp, dan Bacillus sp
173.
174.
175.
176.
177.
178.
179.
180.
181.

182.

183.

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan
184.
Dari hasil penelitian yang kami lakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada pengambilan sampel di kostan lita, luas ruangannya sebesar 4,32 m sehingga
jumlah titik sampling yang digunakan sebanyak 4 titik.
2. Berdasarkan hasil pemeriksaan dan pewarnaan terhadap koloni bakteri udara di kostan
lita didapatkan bakteri Staphylococus sp, Streptococcus sp, dan Bacillus sp.
3. Jadi, jumlah angka kuman di kostan lita memenuhi syarat tetapi tidak bebas kuman
pathogen.
185.
6.2 Saran
186.
Saran yang dapat kami berikan yaitu:
1. Bersihkan ventilasi udara dan kipas angin secara teratur
2. Tumpukan barang-barang dan lantai harus selalu dibersihkan secara berkala untuk
menghilangkan debu dan bakteri dengan menambahkan larutan desinfektan kepada
area yang ingin dibersihkan.
3. Buka jendela agar cahaya matahari dapat masuk dan adanya pertukaran udara dan
agar udara dalam ruangan tidak lembab
187.
188.
189.
190.
191.
192.
193.
194.
195.
196.
197.
199.

198.
LAMPIRAN
GAMBAR HASIL PEWARNAAN

BASIL, GRAM POSITIF

200.
201.
COCCUS, GRAM POSITIF

202.

BASIL, GRAM POSITIF

Anda mungkin juga menyukai