Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi
oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor
yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan
suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu
tubuh.
Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed
back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus.
Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang
terlalu panas, hipotalamus akan merangsang untuk melakukan
serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara
menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas
sehingga suhu kembali pada titik tetap.
Suhu tubuh diatur dengan mengimbangi produksi panas terhadap
kehilangan panas yang terjadi. Bila laju pembentukan panas dalam
tubuh lebih besar daripada laju hilangnya panas, timbul panas dalam
tubuh dan suhu tubuh meningkat. Sebaliknya, bila kehilangan panas
lebih besar, panas tubuh dan suhu tubuh menurun.
Berdasarkan hal tersebut, dalam makalah ini penulis membahas
tentang mekanisme perubahan suhu tubuh.
1.2 Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan suhu tubuh?
Organ tubuh apa yang berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh?
Apa saja sumber panas pada tubuh manusia?
Apa saja jenis-jenis suhu tubuh?
Bagaimana fisiologi yang terkait dengan mekanisme pengaturan suhu
tubuh?
Bagaimana proses mekanisme tubuh ketika suhu tubuh berubah?
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh?
Apa akibat terjadinya gangguan pengaturan suhu tubuh?
1.3 Tujuan Penulisan
Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca tentang mekanisme
perubahan suhu tubuh.
Mengetahui tentang pengertian suhu tubuh, pusat pengatur suhu
tubuh, sumber panas pada tubuh manusia, jenis-jenis suhu tubuh, serta
fisiologi yang berhubungan dengan pengaturan suhu tubuh.
Mengetahui tentang mekanisme tubuh ketika suhu tubuh berubah,
faktor yang mempengaruhi suhu tubuh serta gangguan suhu suhu
tubuh.
1.4 Manfaat Penulisan
Menambah wawasan pembaca mengenai mekanisme perubahan
suhu tubuh sehingga pembaca lebih paham tentang proses mekanisme
yang terjadi di dalam tubuh ketika suhu tubuh mengalami fluktuasi

(berubah) serta memberi pengetahuan kepada pembaca mengenai


ganguan yang berhubungan dengan suhu tubuh.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Suhu Tubuh
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu
benda dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah
thermometer.
Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara panas yang diproduksi
oleh tubuh dengan panas yang dikeluarkan. Suhu tubuh manusia secara
umum dibagi menjadi 2 yaitu : suhu inti (core temperature) dan suhu
perifer/suhu kulit.
Suhu inti adalah suhu pada jaringan / organ vital yang baik
perfusinya. Suhu ini relatif sama. Dengan kata lain, distribusi
panas pada bagian-bagian tubuh ini cepat, sehingga suhu
pada beberapa tempat yang berbeda hampir sama. Bagian
tersebut secara fisik terletak di kepala dan dada.
Bagian tubuh dimana suhunya tidak homogen dan bervariasi
sepanjang waktu merupakan bagian dari suhu perifer. Suhu
kulit/ perifer berbeda dengan suhu inti, naik dan turun sesuai
dengan suhu lingkungan. Bagian tubuh ini terdiri dari kaki
dan tangan. Suhu perifer ini biasanya 2-4C di bawah suhu
inti.
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak
faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk
mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan,
diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan
mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat
pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus
mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan
mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti
tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan
suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh
dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37C. Apabila suhu
tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang
untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu
dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan
pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap.
Adapun suhu tubuh normal menurut usia dapat dilihat pada tabel
berikut:
USIA SUHU(DERAJAT CELCIUS)
3 Bulan 37,5C
6 Bulan 37,5C
1 Tahun 37,7C
3 Tahun 37,2C
5 Tahun 37,0C

7 Tahun 36,8C
9 Tahun 36,7C
11 Tahun 36,7C
13 Tahun 36,6C
Dewasa 36,4C
>70 Tahun 36,0C
2.2 Organ Pengatur Suhu Tubuh
Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah Hypothalamus,
Hipothalamus ini dikenal sebagai thermostat yang berada dibawah otak.
Hipothalamus anterior berfungsi mengatur pembuangan panas
Hipothalamus posterior berfungsi mengatur upaya penyimpanan panas.
Mekanisme pengaturan suhu
Kulit Reseptor ferifer hipotalamus (posterior dan anterior)
Preoptika hypotalamus Nervus eferent kehilangan/pembentukan
panas
2.3 Sumber Panas pada Tubuh Manusia
Pembentukan panas (heat production) dalam tubuh manusia
bergantung pada tingkat metabolisme yang terjadi dalam jaringan tubuh
tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh:
Laju metabolisme basal (basal metabolisme rate, BMR), terutama
terkait dengan sekresi hormon tiroid.
Aktivitas otot, terjadi penggunaan energi menjadi kerja dan
menghasilkan panas.
Termogenesis menggigil (shivering thermogenesis); aktivitas otot yang
merupakan upaya tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh selama
terpapar dingin.
Termogenesis tak-menggigil (non-shivering thermogenesis) Hal ini
terjadi pada bayi baru lahir.
Sumber energi pembentukan panas ini ialah brown fat. Pada bayi
baru lahir, brown fat ditemukan pada skapula, aksila, dan area ginjal.
Brown fat berbeda dengan lemak biasa, ukurannya lebih kecil,
mengandung lebih banyak mitokondria, banyak dipersarafi saraf
simpatis, dan kaya dengan suplai darah. Stimulasi saraf simpatis oleh
suhu dingin akan meningkatkan konsentrasi cAMP di sel brown fat, yang
kemudian akan mengativasi fosforilasi oksidatif di mitokondria melalui
lipolisis. Hasil dari fosforilasi oksidatif ialah terbentuknya panas yang
kemudian akan dibawa dengan cepat oleh vena yang juga banyak
terdapat di sel brown fat. Brown fat ini merupakan sumber utama
diet-induced thermogenesis.
Pengeluaran panas (heat loss) dari tubuh ke lingkungan atau
sebaliknya berlangsung secara fisika. Permukaan tubuh dapat
kehilangan panas melalui pertukaran panas secara radiasi, konduksi,
konveksi, dan evaporasi air.
Radiasi ialah emisi energi panas dari permukaan tubuh dalam bentuk
gelombang elektromagnetik melalui suatu ruang.
Konduksi ialah perpindahan panas antara obyek yang berbeda suhunya

melalui kontak langsung obyek tersebut.


Konveksi ialah perpindahan panas melalui aliran udara/ air.
Evaporasi ialah perpindahan panas melalui ekskresi air dari permukaan
kulit dansaluran pernapasan saat bernapas.
2.4 Jenis-jenis suhu tubuh
Jenis-jenis suhu tubuh menurut (Tamsuri Anas 2007) :
Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36C
b) Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 37,5C
Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 40C
d) Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40C
Berdasarkan distribusi suhu di dalam tubuh, suhu terbagi atas :
Suhu inti (core temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada jaringan
dalam, seperti kranial, toraks, rongga abdomen, dan rongga pelvis. Suhu
ini biasanya dipertahankan relatif konstan (sekitar 37C).
b) Suhu permukaan (surface temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada
kulit, jaringan sub kutan, dan lemak. Suhu ini biasanya dapat
berfluktuasi sebesar 20C sampai 40C.
Suhu tubuh rata-rata (mean body temperature) merupakan suhu
rata-rata gabungan suhu inti dan suhu kulit.
Rumus yang digunakan adalah:
T body = 0,66 T core + 0,34 T skin
Pengukuran suhu tubuh
Ada beberapa macam thermometer untuk mengukur suhu tubuh:
1. The mercury-in-glass thermometer
2. The electrical digital reading thermometer
3. A radiometer attached to an auriscope-like head (untuk pengukuran
suhu timfani)
2.5 Fisiologi yang Terkait dengan Mekanisme Pengaturan Suhu
Bagian otak yang menjadi pusat pengaturan suhu tubuh adalah
hipotalamus anterior dan hipotalamus posterior. Hipotalamus anterior
(AH/POA) berperanan meningkatkan hilangnya panas, vasodilatasi dan
menimbulkan keringat. Hipotalamus posterior (PH/ POA) berfungsi
meningkatkan penyimpanan panas, menurunkan aliran darah, piloerektil,
menggigil, meningkatnya produksi panas, meningkatkan sekresi hormon
tiroid dan mensekresi epinephrine dan norepinephrine serta
meningkatkan basal metabolisme rate. Jika terjadi penurunan suhu
tubuh inti, maka akan terjadi mekanisme homeostasis yang membantu
memproduksi panas melalui mekanisme feed back negatif untuk dapat
meningkatkan suhu tubuh ke arah normal (Tortora, 2000).
Thermoreseptor di kulit dan hipotalamus mengirimkan impuls syaraf
ke area preoptic dan pusat peningkata panas di hipotalamus, serta sel
neurosekretory hipotalamus yang menghasilkan hormon TRH
(Thyrotropin releasing hormon) sebagai tanggapan.hipotalamus
menyalurkan impuls syaraf dan mensekresi TRH, yang sebaliknya
merangsang Thyrotroph di kelenjar pituitary anterior untuk melepaskan
TSH (Thyroid stimulating hormon). Impuls syaraf dihipotalamus dan TSH

kemudian mengaktifkan beberapa organ efektor.


Berbagai organ fektor akan berupaya untuk meningkatkan suhu
tubuh untuk mencapai nilai normal, diantaranya adalah :
Impuls syaraf dari pusat peningkatan panas merangsang syaraf sipatis
yang menyebabkan pembuluh darah kulit akan mengalami
vasokonstriksi. Vasokonstriksi menurunkan aliran darah hangat,
sehingga perpindahan panas dari organ internal ke kulit. Melambatnya
kecepatan hilangnya panas menyebabkan temperatur tubuh internal
meningkatkan reaksi metabolic melanjutkan untuk produksi panas.
Impuls syaraf di nervus simpatis menyebabkan medulla adrenal
merangsang pelepasan epinephrine dan norepinephrine ke dalam darah.
Hormon sebaliknya, menghasilkan peningkatan metabolisme selular,
dimana meningkatkan produksi panas.
Pusat peningkatan panas merangsang bagian otak yang meningkatkan
tonus otot dan memproduksi panas. Tonus otot meningkat, dan terjadi
siklus yang berulang-ulang yang disebut menggigil. Selama menggigil
maksimum, produksi panas tubuh dapat meningkat 4x dari basal rate
hanya dalam waktu beberapa menit.
Kelenjar tiroid memberikan reaksi terhadap TSH dengan melepaskan
lebih hormon tiroid kedalam darah. Peningkatan kadar hormon tiroid
secara perlahan-lahan meningkatkan metabolisme rate, dan
peningkatan suhu tubuh. Jika suhu tubuh meningkat diatas normal maka
putaran mekanisme feed back negatif berlawanan dengan yang telah
disebutkan diatas. Tingginya suhu darah merangsang termoreseptor
yang mengirimkan impuls syaraf ke area preoptic, dimana sebaliknya
merangsang pusat penurun panas dan menghambat pusat peningkatan
panas. Impuls syaraf dari pusat penurun panas menyebabkan dilatasi
pembuluh darah di kulit. Kulit menjadi hangat, dan kelebihan panas
hilang ke lingkungan melalui radiasi dan konduksi bersamaan dengan
peningkatan volume aliran darah dari inti yang lebih hangat ke kulit yang
lebih dingin. Pada waktu yang bersamaan, metabolisme rate berkurang,
dan tidak terjadi menggigil. Tingginya suhu darah merangsang kelenjar
keringat kulit melalui aktivasi syaraf simpatis hipotalamik. Saat air
menguap melalui permukaan kulit, kulit menjadi lebih dingin. Respon ini
melawan efek penghasil panas dan membantu mengembalikan suhu
tubuh kembali normal. Skema Mekanisme Feedback Negatif Menghemat
Atau Meningkatkan Produksi Panas Menurun.
2.6 Mekanisme Tubuh Ketika Suhu Tubuh Berubah
1. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh meningkat yaitu :
Vasodilatasi
Vasodilatasi pembuluh darah perifer hampir dilakukan pada semua
area tubuh. Vasodilatasi ini disebabkan oleh hambatan dari pusat
simpatis pada hipotalamus posterior yang menyebabkan vasokontriksi
sehingga terjadi vasodilatasi yang kuat pada kulit, yang memungkinkan
percepatan pemindahan panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali
lipat lebih banyak.

Berkeringat
Pengeluaran keringat melalui kulit terjadi sebagai efek peningkatan
suhu yang melewati batas kritis, yaitu 37C. pengeluaran keringat
menyebabkan peningkatan pengeluaran panas melalui evaporasi.
Peningkatan suhu tubuh sebesar 1C akan menyebabkan pengeluaran
keringat yang cukup banyak sehingga mampu membuang panas tubuh
yang dihasilkan dari metabolisme basal 10 kali lebih besar. Pengeluaran
keringat merupakan salh satu mekanisme tubuh ketika suhu meningkat
melampaui ambang kritis. Pengeluaran keringat dirangsang oleh
pengeluaran impuls di area preoptik anterior hipotalamus melalui jaras
saraf simpatis ke seluruh kulit tubuh kemudian menyebabkan
rangsangan pada saraf kolinergic kelenjar keringat, yang merangsang
produksi keringat. Kelenjar keringat juga dapat mengeluarkan keringat
karena rangsangan dari epinefrin dan norefineprin.
Penurunan pembentukan panas
Beberapa mekanisme pembentukan panas, seperti termogenesis
kimia dan menggigil dihambat dengan kuat.
2. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh menurun, yaitu :
Vasokontriksi kulit di seluruh tubuh
Vasokontriksi terjadi karena rangsangan pada pusat simpatis
hipotalamus posterior.
Piloereksi
Rangsangan simpatis menyebabkan otot erektor pili yang melekat
pada folikel rambut berdiri. Mekanisme ini tidak penting pada manusia,
tetapi pada binatang tingkat rendah, berdirinya bulu ini akan berfungsi
sebagai isolator panas terhadap lingkungan.
Peningkatan pembentukan panas
Pembentukan panas oleh sistem metabolisme meningkat melalui
mekanisme menggigil, pembentukan panas akibat rangsangan simpatis,
serta peningkatan sekresi tiroksin.
2.7 Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh
Setiap saat suhu tubuh manusia berubah secara fluktuatif. Hal
tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai factor yaitu :
Exercise/aktivitas
Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme,
mengakibatkan gesekan antar komponen otot / organ yang
menghasilkan energi termal sehingga dapat meningkatkan suhu tubuh.
Semakin beratnya exercise maka suhunya akan meningkat 15 x,
sedangkan pada atlet dapat meningkat menjadi 20 x dari basal ratenya.
b) Hormon
(Thyroxine dan Triiodothyronine) adalah pengatur pengatur utama
basal metabolisme rate. Hormon lain adalah testoteron, insulin, dan
hormon pertumbuhan dapat meningkatkan metabolisme rate 5-15%.
Sistem syaraf
Selama exercise atau situasi penuh stress, bagian simpatis dari
system syaraf otonom terstimulasi. Neuron-neuron postganglionik

melepaskan norepinephrine (NE) dan juga merangsang pelepasan


hormon epinephrine dan norephinephrine (NE) oleh medulla adrenal
sehingga meningkatkan metabolisme rate dari sel tubuh.
d) Suhu tubuh
Meningkatnya suhu tubuh dapat meningkatkan metabolisme rate,
setiap peningkatan 1% suhu tubuh inti akan meningkatkan kecepatan
reaksi biokimia 10 %.
Asupan makanan
Makanan dapat meningkatkan 10 20 % metabolisme rate terutama
intake tinggi protein.
Berbagai macam factor seperti
Gender, iklim dan status malnutrisi.
g) Usia
Pada saat lahir, mekanisme kontrol suhu masih imatur. Produksi
panas meningkat seiring dengan pertumbuhan bayi memasuki masa
anak-anak. regulasi suhu akan normal setelah anak mencapai pubertas.
Lansia sensitif terhadap suhu yang ekstrem akibat turunnya mekanisme
kontrol suhu (terutama kontrol vasomotor), penurunan jumlah jaringan
subkutan, penurunan aktivitas kelenjar keringat, penurunan
metabolisme.
h) Irama sirkardian
suhu tubuh berubah secara normal 0,5-1 derajat Celcius selama periode
24 jam.suhu tubuh rendah antara pukul 01:00 dan 04:00 dini hari.
Stres
Stress fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi
hormonal dan persyarafan
Lingkungan
Mekanisme kontrol suhu tubuh akan dipengaruhi oleh suku disekitar.
Walaupun terjadi perubahan suhu tubuh, tetapi tubuh mempunyai
mekanisme homeostasis yang dapat dipertahankan dalam rentang
normal. Suhu tubuh yang normal adalah mendekati suhu tubuh inti yaitu
sekitar 37 0 C. suhu tubuh manusia mengalami fluktuasi sebesar 0,5
0,7 0 C, suhu terendah pada malam hari dan suhu tertinggi pada siang
hari. Panas yang diproduksikan harus sesuai dengan panas yang hilang.
Demam ( peradangan ).
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan
metabolisme sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10C.
2.8 Gangguan Pengaturan Suhu Tubuh
Diantaranya disebabkan oleh:
Demam
Demam merupakan mekanisme pertahanan yang penting.
Peningkatan ringan suhu sampai 39C meningkatkan sistem imun tubuh.
Demam juga meruapakan bentuk pertarungan akibat infeksi karena virus
menstimulasi interferon (substansi yang bersifat melawan virus).Pola
demam berbeda bergantung pada pirogen. Peningkatan dan penurunan
jumlah pirogen berakibat puncak demam dan turun dalam waktu yang

berbeda.Selama demam, metabolisme meningkat dan konsumsi oksigen


bertambah. Metabolisme tubuh meningkat 7% untuk setiap derajat
kenaikan suhu. Frekuensi jantung dan pernapasan meningkat untuk
memenuhi kebutuhan metabolik tubuh terhadap nutrient. Metabolisme
yang meningkat menggunakan energi yang memproduksi panas
tambahan.
Kelelahan akibat panas
Kelelahan akibat panas terjadi bila diaforesis yang banyak
mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan.
Disebabkan oleh lingkungan yang terpajan panas. Tanda dan gejala
kurang volume cairan adalah hal yang umum selama kelelahan akibat
panas. Tindakan pertama yaitu memindahkan klien ke lingkungan yang
lebih dingin serta memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit.
Hipertermia
Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan
tubuh untuk meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan
produksi panas adalah hipertermia. Setiap penyakit atau trauma pada
hipotalamus dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas.
Hipertermia malignan adalah kondisi bawaan tidak dapat mengontrol
produksi panas, yang terjadi ketika orang yang rentan menggunakan
obat-obatan anastetik tertentu.
Heat stroke
Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan
suhu tinggi dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas.
Kondisi ini disebut heat stroke, kedaruratan yang berbahaya panas
dengan angka mortalitas yang tinggi. Klien beresiko termasuk yang
masih sangat muda atau sangat tua, yang memiliki penyakit
kardiovaskular, hipotiroidisme, diabetes atau alkoholik. Yang termasuk
beresiko adalah orang yang mengkonsumsi obat yang menurunkan
kemampuan tubuh untuk mengeluarkan panas (mis. fenotiazin,
antikolinergik, diuretik, amfetamin, dan antagonis reseptor
beta-adrenergik) dan mereka yang menjalani latihan olahraga atau kerja
yang berat (mis. atlet, pekerja konstruksi dan petani). Tanda dan gejala
heatstroke termasuk gamang, konfusi, delirium, sangat haus, mual, kram
otot, gangguan visual, dan bahkan inkontinensia. Tanda lain yang paling
penting adalah kulit yang hangat dan kering.
Penderita heatstroke tidak berkeringat karena kehilangan elektrolit
sangat berat dan malfungsi hipotalamus. Heatstroke dengan suhu yang
lebih besar dari 40,5C mengakibatkan kerusakan jaringan pada sel dari
semua organ tubuh. Tanda vital menyatakan suhu tubuh kadang-kadang
setinggi 45C, takikardia dan hipotensi. Otak mungkin merupakan organ
yang terlebih dahulu terkena karena sensitivitasnya terhadap
keseimbangan elektrolit. Jika kondisi terus berlanjut, klien menjadi tidak
sadar, pupil tidak reaktif. Terjai kerusakan neurologis yang permanen
kecuali jika tindakan pendinginan segera dimulai.
Hipotermia

Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin


memengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas sehingga
akan mengakibatakan hipotermia.
Tingkatan hipotermia
Ringan: 33-36.
b. Sedang: 30-33.
c. Berat: 27-30.
d. Sangat berat: <30.
Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan tidak
diketahui selama beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun menjadi 35C,
orang yang mengalami hipotermia mengalami gemetar yang tidak
terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak mampu menilai. Jika suhu
tubuh turun dibawah 34,4c, frekuensi jantung, pernapasan, dan
tekanan darah turun. Jika hipotermia terus berlangsung, disritmia
jantung akan berlangsung, kehilangan kesadaran, dan tidak responsif
terhadap stimulus nyeri.
Kita dapat mengukur suhu tubuh pada tempat-tempat berikut:
ketiak/ axilae: termometer didiamkan selama 10-15 menit
b) anus/ dubur/ rectal: termometer didiamkan selama 3-5 menit
mulut/ oral: termometer didiamkan selama 2-3 menit
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suhu tubuh adalah keseimbangan antara panas yang diproduksi oleh
tubuh dengan panas yang dikeluarkan. Pusat pengatur panas dalam
tubuh adalah hipothalamus, hipothalamus ini dikenal sebagai thermostat
yang berada dibawah otak. Hipothalamus anterior berfungsi mengatur
pembuangan panas sedangkan hipothalamus posterior berfungsi
mengatur upaya penyimpanan panas. Suhu tubuh dapat diukur dengan
menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar
penilaian suhu, antara lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris.
Pengeluaran panas (heat loss) dari tubuh ke lingkungan atau sebaliknya
berlangsung secara fisika. Permukaan tubuh dapat Kehilangan panas
melalui pertukaran panas secara radiasi, konduksi, konveksi, dan
evaporasi air. Alat penerima rangsang disebut reseptor,sedangkan alat
penghasil tanggapan disebut efektor. Suhu tubuh dipengaruhi oleh
exercise/aktivitas, hormone, system saraf, asupan makanan, gender
iklim (lingkungan), usia, aktivitas otot, stress.

Anda mungkin juga menyukai