Anda di halaman 1dari 6

RESUME

FIQH SUNNAH 1
KARANGAN
SAYYID SABIQ

NAMA: MUKHTAR NASIR


JURUSAN : AAS A/ VII
FAKULTAS : SYARIAH

BAB
WUDHUK

Berwudhuk cukup dikenal bahwa maksudnya ialah bersuci dengan


air mengenai muka, kedua tangan, dan kedua kaki.
1. Dalil disyariatkannya berwudhuk

6. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat,


Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki !
( Al- Maidah : 6 )
2. KEISTIMEWAANNYA :
Banyak sekali hadist- hadits yang diterima mengenai keutamaan berwudhuk,
cukup kita sebutkan sebagai di antaranya :
Dan dari Anas r.a, bahwa Rasulullah saw. Bersabda : dengan perangai yang baik
yang terdapat pada seorang laki- laki, Allah menyempurnakan segala amalnya,
dan dengan bersucinya untuk mengerjakan shalat, Allah menghapus dosadosanya, hingga bulatlah shalat itu menjadi pahala baginya. ( H.r. Abu Yala,
Bazzar, dan Thabrani dalam Al- Ausath)
dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasullah saw. Bersabda : maukah saya tunjukkan
padamu hal- hal dengan mana Allah menghapuskan dosa- dosamu serta
mengangkat derajdmu ?
mau ya Rasulullah, ujar mereka. Menyempurnakan wudhuk menghadapi
segala kesusahan, dan sering melangkah mengunjungi mesjid, serta menunggu
shalat

demi

shalat.

Nah

itulah

dia

perjuangan,

perjuangan!. (H.r. Malik, Muslim, Turmudzi dan Nasa !)

perjuangan

sekali

lagi

3. FARDHU- FARDHUNYA :
Wudhuk itu mempunyai fardhu dan rukun- rukun, dari mana hakikatnya dapat
tersusun dan seandainya salah satu di antranya ketinggalan, tidaklah wudhuk itu
terwujud dan tiada dipandang sah menurut agama.
Perinciannya sebagai berikut :
a. Fardhu Pertama Niat
Maksudnya ialah kemauan yang tertuju terhadap perbuatan, demi mengaharap
keridhaan Allah dan mematuhi peraturannya.
b. Fardhu Kedua :
Membasuh muka satu kali, artinya mengalirkan air ke atasnya, karena arti
membasuh itu ialah mengalirkan. Batasan muka itu panjangnya ialah dari puncak
kening sampai dagu, sedang lebarnya dari pinggir telinga sampai kepinggir
telinga yang satu lagi.
c. Fardhu Ketiga :
Membasuh

kedua

tangan

sampai

kedua

siku-

siku

ialah

engsel

yang

menghubungkan tangan dengan lengan dan kedua siku itu termasuk yang wajib
dibasuh, karena selalu dilakukan oleh Nabi saw.
d. Fardhu Keempat :
Menyapu kepala, menyapu maksudnya ialah melapkan sesuatu yang basah. Dan
ini tidak akan terwujud kecuali adanya gerakan dari anggauta yang menyapu
dalam keadaan lekat dengan yang disapu. Maka meletakkan tangan atau jari ke
atas kepala atau lainnya, tidak dapat dikatakan menyapu.
Kemudian firman Allah swt : Dan hendaklah kamu sapu kepalamu pada lahirnya
tiadalah berarti wajibna menyapu keseluruhan kepala, sebaliknya makna yang
dapat difahami ialah bahwa menyapu sebagian kepala sudah cukup untuk
mentaati perintah. Dan yang diterima dari Rasulullah saw menganai hal ini ada
tiga cara:
a) Menyapu seluruh kepala.
Terdapat dalam hadits Abdullah bin Zaid

Bahwa Nabi saw. Menyapu kepalanya dengan kedua tangannya, maka


ditariknya dari muka kemudian ke belakang, dimulainya dari bagian depan
kepalanya lalu ditariknya kedua tangannya itu kearah pundak, kemudian
dibawanya kembali ketempat ia bermula tadi ( H.r. Jamaah )
b) Menyapu hanya pada serbannya saja.
Terdapat dalam hadits Amar bin Umaiyah r.a.
Saya lihat Rasulullah saw, menyapu serban dan kedua sepatunya ( H.r.
Ahmad, Bukhari dan Ibnu Majah )
c) Menyapu ubun- ubun serta serban.
Terdapat hadits Mughirah bin Syubah r.a
Bahwa Nabi saw. berwudhuk, maka disapunya ubun- ubun serta
sorbannya, begitu pun kedua sepatunya ( H.r. Muslim )
Inilah yang diterima dari Rasulullah saw., sedang riwayat yang menyatakan
bahwa Nabi hanya menyapu sebagian kepala saja tidak ada diperoleh
walau menurut lahir ayat sebagai kita katakana di atas tak ada
halangannnya.
e. Fardhu Kelima
Membasuh kedua kaki serta kedua mata- kaki. Inilah yang pasti dan mutawatir
dari perbuatan maupun perkataan Rasulullah saw. berkata Ibnu Umar r.a.
Rasulullah saw, terkebelakang dari kami dalam sebuah perjalanan. Kemudian ia
dapat menyusul kami, sedang waktu Ashar sudah sempit.

Kami pun segera

berwudhuk dan membasuh kaki kami. Nabi pun berseru sekeras suaranya dua
atau tiga kali; Celakalah mata- mata kaki disebabkan api neraka
Dan berkata Abdurrahman bin Abi Laila : Para sahabat Rasulullah saw, sama
sepakat atas wajibnya membasuh kedua mata kaki.
Semua fardhu yang tersebut diatas itu ialah yang tercantum dalam firman Allah
Taala :

6. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat,


Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki !
( Al- Maidah : 6 )

f.

Fardhu KeEnam :

Tertib , berurutan, karena Allah Taala menyebutkan dalam ayat tersebut fardhufardhu wudhuk secara berururtan dengan memisah kedua kaki dari kedua tangan,
kedua- duanya sama- sama wajib dibasuh dengan kepala yang wajib disapu.
Sedang orang Arab biasanya tiada memisah- misah sesuatu dari kawan
sebandinganya kecuali karena suatu maksud tertentu, yang kalau di sini ialah
supaya berurutan dan ayat tadi tiadalah dikemukakan kecuali untuk menerangkan
yang wajib.
Begitu pun karena umumnya sabda Nabi saw. dalam sebuah hadits shahih :
Mulailah dengan apa yang dimulai oleh Allah
Disamping itu sunnah amaliyah telah berlangsung dengan rukun- rukun yang
berurutan seperti ini, dan tidak pernah di terima berita Rasulullah bahwa ia
berwudhuk tanpa berurut. Dan wudhuk merupakan suatu ibadat, sedang prinsip
utma dari ibadat itu ialah ittiba, artinya mengikut. Maka tidaklah boleh menyalahi
sunnah yang sah mengenai tata cara wudhuk Nabi saw. terutama tata cara yang
tetap tidak berobah- obah.

Anda mungkin juga menyukai