Anda di halaman 1dari 24

OSCE Semester 6 2014

1.
2.
3.
4.

PEMERIKSAAN SISTEM MOTORIK


PERANGSANGAN MENINGEAL DAN PEMERIKSAAN REFLEKS
PEMERIKSAAN CEREBELLUM DAN KOORDINASI
PEMERIKSAAN REFLEKS BAYI PRIMITIF PADA BAYI BARU
LAHIR
5. KOMUNIKASI DOKTER PASIEN GANGGUAN PSIKIATRI SECARA
UMUM
6. ASUHAN BAYI BARU LAHIR + APGAR SCORE
7. PENANGANAN NEONATUS DAN ASFIKSIA
8. APLIKASI SISTEM ABCD PADA PRIMARY SURVEY PASIEN
TRAUMA
9. GCS & AIRWAY MANAGEMENT
10.RESUSITASI JANTUNG PARU OTAK (RJPO)

KETERAMPILAN KLINIK
1

PEMERIKSAAN SISTEM MOTORIK


LANGKAH / TUGAS
PEMERIKSAAN SISTEM MOTORIK
1. Menyapa dan memberi salam kepada penderita
2. Mempersilahkan penderita duduk
3. Memberitahukan kepada penderita apa yang akan dilakukan
PEMERIKSAAN ANGGOTA GERAK ATAS
1. Inspeksi (memperhatikan sikap, bentuk, ukuran dan adanya gerakan abnormal yang
tidak dapat dikendalikan)
1. Palpasi (menentukan konsistensi sekaligus menilai tonus otot, dan ada / tidaknya
nyeri tekan).
2. Pasien disuruh meng-abduksikan lengannya, kemudian pemeriksa menahannya. Nilai
kekuatan ototnya.
3. Pasien disuruh meng-aduksikan lengannya, kemudian pemeriksa menahannya. Nilai
kekuatan ototnya.
4. Pasien disuruh memfleksikan lengan bawahnya, kemudian pemeriksa menahannya.
Nilai kekuatan ototnya.
5. Pasien disuruh mengekstensikan lengannya yang fleksi tadi, kemudian pemeriksa
menahannya. Nilai kekuatan ototnya.
6. Pasien disuruh memfleksikan pergelangan tangannya, kemudian pemeriksa
menahannya. Nilai kekuatan ototnya.
7. Pasien disuruh mengekstensikan pergelangan tangannya yang fleksi tadi, kemudian
pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.
8. Pasien disuruh memfleksikan sendi
menahannya. Nilai kekuatan ototnya.

metacarpal-nya,

kemudian

pemeriksa

9. Pasien disuruh mengekstensikan sendi metacarpalnya yang fleksi tadi, kemudian


pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.
10. Pasien disuruh mengabduksikan jarijarinya, kemudian pemeriksa menahannya. Nilai
kekuatan ototnya. (Periksa satu persatu, jari I-V)
11. Pasien disuruh meng-adduksikan jari-jarinya yang tadi abduksi, kemudian pemeriksa
menahannya. Nilai kekuatan ototnya. (Periksa satu persatu, jari I-V)
PEMERIKSAAN ANGGOTA GERAK BAWAH
1. Inspeksi (memperhatikan sikap, bentuk, ukuran dan adanya gerakan abnormal yang
tidak dapat dikendalikan)
2. Palpasi (menentukan konsistensi sekaligus menilai tonus otot, dan ada / tidaknya
nyeri tekan).
3. Pasien disuruh memfleksikan pahanya, kemudian pemeriksa menahannya. Nilai

kekuatan ototnya.
4. Pasien disuruh mengekstensikan pahanya yang fleksi tadi, kemudian pemeriksa
menahannya. Nilai kekuatan ototnya.
5. Pasien disuruh mengabduksikan pahanya, kemudian pemeriksa menahannya. Nilai
kekuatan ototnya.
6. Pasien disuruh meng-adduksikan pahanya yang abduksi tadi, kemudian pemeriksa
menahannya. Nilai kekuatan ototnya.
7. Pasien disuruh memfleksikan sendi lututnya, kemudian pemeriksa menahannya. Nilai
kekuatan ototnya.
8. Pasien disuruh mengekstensikan sendi lututnya yang fleksi tadi, kemudian pemeriksa
menahannya. Nilai kekuatan ototnya.
9. Pasien disuruh memplantarfleksikan pergelangan kakinya , kemudian pemeriksa
menahannya. Nilai kekuatan ototnya.
10. Pasien disuruh mendorsofleksikan pergelangan kakinya , kemudian pemeriksa
menahannya. Nilai kekuatan ototnya.
11. Pasien disuruh memplantarfleksikan sendi metatarsalnya, kemudian pemeriksa
menahannya. Nilai kekuatan ototnya.
12. Pasien disuruh mendorsofleksikan sendi metatarsalnya , kemudian pemeriksa
menahannya. Nilai kekuatan ototnya.
13. Pasien disuruh memfleksikan jari - jari kakinya , kemudian pemeriksa menahannya.
Nilai kekuatan ototnya. (Periksa satu persatu, jari I-V)
14. Pasien disuruh mendorsofleksikan jari jari kakinya , kemudian pemeriksa
menahannya. Nilai kekuatan ototnya. (Periksa satu persatu, jari I-V)
15. Catat hasil pemeriksaan

KETERAMPILAN KLINIK
3

PERANGSANGAN MENINGEAL DAN PEMERIKSAAN


REFLEKS
LANGKAH / TUGAS
PEMERIKSAAN TANDA PERANGSANGAN MENINGEAL
1. Pemeriksaan Kaku Kuduk (Nuchal/ Neck Rigidity)
2. Letakkan tangan kiri pemeriksa di bawah kepala pasien yang sedang berbaring.
Rotasikan kepala ke kanan dan ke kiri untuk menyingkirkan adanya proses lokal.
3. Fleksikan kepala pasien dan diusahakan agar dagu dapat menyentuh dada.
Rasakan ada / tidaknya tahanan
1. Pemeriksaan Brudzinski I
2. Letakkan tangan kiri pemeriksa di bawah kepala pasien yang sedang berbaring.
3. Fleksikan kepala pasien dan diusahakan agar dagu dapat menyentuh dada.
Perhatikan ada / tidaknya fleksi kedua tungkai. Dikatakan positif , jika terjadi fleksi kedua
tungkai.
1. Pemeriksaan Brudzinski II
2. Penderita disuruh berbaring, dengan kedua tungkai ekstensi.
Fleksikan salah satu sendi panggul sampai membuat sudut 90 0, sementara sendi lutut
difleksikan maksimal.
1. Ekstensikan sendi lutut hingga mencapai 1350 antara tungkai bawah dan tungkai atas
2. Perhatikan ada / tidaknya fleksi tungkai kontralateral. Dikatakan positif, jika terjadi fleksi
tungkai kontralateral.
LANGKAH / TUGAS
PEMERIKSAAN REFLEKS
1. Menyapa dan memberi salam kepada penderita
2. Mempersilahkan penderita duduk
3. Memberitahukan kepada penderita apa yang akan dilakukan
4. Mempersiapkan alat / bahan
REFLEKS FISIOLOGIS
1. Posisikan pasien duduk ataupun berbaring.
Refleks Biseps

1. Semifleksikan lengan pasien, sambil menempatkan ibu jari di atas tendon otot biseps
2. Ketuk ibu jari pemeriksa dengan menggunakan refleks hammer
3. Amati gerakan fleksi dari lengan bawah
Refleks Triseps
1. Semifleksikan lengan pasien, sambil memegang pergelangan tangan penderita dengan
tangan kiri pemeriksa.
2. Ketuk pada tendon musc. triseps (yang berada sedikit di atas olekranon) dengan
menggunakan refleks hammer
3. Amati gerakan ekstensi dari lengan bawah.
Refleks Brakhioradialis
1. Fleksikan dan pronasikan sedikit lengan bawah penderita
2. Ketuk pada prosessus stiloideus radius dengan menggunakan refleks hammer
3. Amati gerakan fleksi dan supinasi dari lengan bawah.
Refleks Patella/ KPR
1. Tungkai difleksikan sedikit pada sendi lutut dan sendi panggul dan tungkai bawah
digantungkan,(jika penderita duduk pada tepi tempat tidur maka tungkai bawah akan
tergantung).
2. Ketuk pada tendon muskulus kuadriseps femoris (sedikit di bawah patella) dengan
menggunakan refleks hammer
3. Amati kontraksi kuadriseps femoris yang mengakibatkan gerakan ekstensi tungkai
bawah.
Refleks APR
1. Fleksikan sedikit tungkai bawah
2. Pegang kaki pada ujungnya untuk memberikan sikap dorsofleksi ringan pada kaki
3. Ketuk tendon Achilles dangan menggunakan refleks hammer
4. Amati kontraksi m. triseps sure yang menimbulkan gerak plantar fleksi pada kaki.
Refleks Superfisial
Refleks Dinding Perut
1. Gores dinding perut dengan benda yang agak runcing, lakukan pada daerah
epigastrium, perut bagian atas, perut bagian tengah, perut bagian bawah. (goresan
dilakukan dari lateral ke medial)
2. Perhatikan kontraksi m.rektus abdominis (terlihat pusar bergerak ke arah otot yang
berkontraksi
REFLEKS PATOLOGIS

Refleks Babinski
1. Penderita disuruh berbaring dan istirahat dengan kedua tungkai diluruskan.
2. Tangan kiri pemeriksa memegang pergelangan kaki penderita supaya kaki tetap pada
tempatnya.
3. Gores secara perlahan telapak kaki pasien dengan menggunakan benda yang agak
runcing (menggunakan reflex hammer) dari bagian lateral, mulai dari daerah tumit
menuju pangkal jari ke arah medial.
4. Amati ada atau tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari, disertai mekarnya (fanning) jari
jari lainnya.
Chaddock
1. Goreskan bagian maleolus lateralis dari arah lateral ke arah medial sampai di bawah
ibu jari.
2. Amati ada atau tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari, disertai mekarnya (fanning) jari
jari lainnya.
Gordon
1. Pijat otot betis
2. Amati ada atau tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari, disertai mekarnya (fanning) jari
jari lainnya.
Oppenheim
1. Urut dengan kuat tibia dan otot tibialis anterior dari proksimal ke arah distal.
2. Amati ada atau tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari, disertai mekarnya (fanning) jari
jari lainnya.
Gonda
1. Menekan (memfleksikan) jarikaki ke-4, lalu melepaskannya dengan cepat.
2. Amati ada atau tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari, disertai mekarnya (fanning) jari
jari lainnya.
Schaefer
1. Menjepit tendon achilles
2. Amati ada atau tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari, disertai mekarnya (fanning) jari
jari lainnya.
Klonus kaki
1. Tempatkan telapak tangan kanan pemeriksa di salah satu telapak kaki penderita.
Tangan kiri pemeriksa men-semifleksikan sendi lutut penderita.
2. Dorong dengan cepat sehingga terjadi dorsofleksi, kemudian beri tahanan ringan

3. Perhatikan ada / tidak gerakan ritmik (bolak balik) dari kaki, yaitu berupa plantarfleksi
dan dorso fleksi secara bergantian.
Klonus Patella
1. Tungkai penderita harus dalam keadaan ekstensi serta rileks.
2. Pegang salah satu patella penderita
3. Dorong secara cepat ke arah distal sambil berikan tahanan ringan.
4. Perhatikan ada / tidak kontraksi ritmik otot kuadriseps yang mengakibatkan gerakan
bolak balik dari patella.
Refleks Hoffman Tromner
1. Tangan kiri pemeriksa memegang pergelangan tangan penderita dan jari- jarinya
disuruh fleksi ringan.
2. Kemudian jari tengah penderita digores kuat dengan ibu jari pemeriksa.
3. Perhatikan ada / tidak fleksi jari telunjuk serta fleksi dan adduksi ibu jari. Kadangkadang disertai juga fleksi jari jari lainnya.
PEMERIKSAAN TANDA NYERI RADIKULAR
Pemeriksaan Naffziger
1. Pasien dalam posisi duduk.
2. Pemeriksa menekan salah satu vena jugularis pasien.
3. Tanyakan kepada pasien apakah ada merasakan nyeri. ( Jika positif pasien akan
merasakan nyeri menjalar sepanjang dermatom).
Pemeriksaan Lhermitte
1. Pasien dalam posisi duduk, pemeriksa berada di belakang pasien.
2. Kedua tangan pemeriksa diletakkan di atas kepala pasien.
3. Fleksikan leher penderita dan berikan tahanan ringan dengan kedua tangan
pemeriksa.
4. Gerakan ini diikuti dengan merotasikan leher pasien kesemua arah.
5. Tanyakan apakah pasien ada merasa nyeri ( Jika positif pasien akan merasakan nyeri
menjalar sepanjang dermatom).
Pemeriksaan Laseque
1. Pasien dalam posisi berbaring, kedua tungkai diekstensikan
2. Fleksikan salah satu tungkai pada sendi panggul, tungkai yang satu lagi tetap dalam
keadaan ekstensi
3. Fleksikan sampai mencapai sudut 700 (pada keadaan normal hal ini dapat dilakukan.
Laseque positif, jika sebelum 700 sudah timbul nyeri).
Pemeriksaan Kernig

1. Penderita dalam posisi berbaring, dengan kedua tungkai ekstensi.


2. Fleksikan salah satu sendi panggul sampai membuat sudut 900, sementara sendi lutut
difleksikan maksimal.
3. Ekstensikan sendi lutut hingga mencapai 1350 antara tungkai bawah dan tungkai atas
(normalnya hal ini dapat dilakukan. Kernig positif, jika sebelum 1350 terdapat nyeri).

KETERAMPILAN KLINIK
PEMERIKSAAN FUNGSI CEREBELLUM DAN KOORDINASI
8

LANGKAH / TUGAS
PEMERIKSAAN CEREBELLUM DAN KOORDINASI
4. Menyapa dan memberi salam kepada penderita
5. Mempersilahkan penderita duduk
6. Memberitahukan kepada penderita apa yang akan dilakukan
Test Romberg
4. Penderita disuruh berdiri dengan kedua kaki saling dirapatkan. Pandangan lurus ke
depan. (Alas kaki sebaiknya dilepaskan)
5. Biarkan beberapa saat
6. Kemudian suruh penderita menutup matanya dan biarkan beberapa saat.
Test Tandem
3. Penderita diminta berjalan pada satu garis lurus diatas lantai, tempatkan satu tumit
tepat di depan jari jari kaki yang berlawanan. Pandangan ke depan.
4. Dilakukan dengan mata terbuka.
Percobaan Telunjuk Hidung
3. Pasien boleh berbaring, duduk atau berdiri. (Sebaiknya duduk)
4. Posisikan lengan pasien abduksi dan ekstensi secara komplit.
5. Suruh pasien untuk menyentuh ujung hidungnya dengan ujung jari telunjuknya.
6. Kemudian suruh pasien menyentuh jari telunjuk kita dengan jari telunjuknya tadi.
7. Mula mula dengan gerakan perlahan kemudian semakin cepat.
Percobaan Telunjuk Telunjuk
1. Suruh pasien Penderita mengabduksikan lengan pada bidang horizontal.
2. Kemudian suruh pasien untuk menggerakkan ke 2 ujung jari telunjuknya saling
bertemu / bersentuhan tepat di tengah tengah di bidang horizontal tersebut.
3. Pertama tama dengan gerakan perlahan kemudian dipercepat, baik dengan mata
terbuka dan tertutup.
Percobaan Tumit Lutut
1. Pasien dalam posisi berbaring.
2. Kemudian suruh pasien untuk menggerakkan tumit kakinya ke lutut kontralateral,
diteruskan dengan mendorong tumit, menelusuri tibia, secara lurus menuju jari jari
kakinya.
Diadokokinesia

1. Pasien boleh dalam posisi berbaring ataupun duduk.


2. Suruh pasien menggerakkan kedua tangannya bergantian, pronasi dan supinasi
dengan posisi siku diam
3. Gerakan tersebut dilakukan secepat mungkin, baik dengan mata terbuka maupun
tertutup.

KETERAMPILAN KLINIK
PEMERIKSAAN REFLEKS PRIMITIVE PADA BAYI BARU
LAHIR
10

N
o

Langkah/Tugas

Rooting refleks
1

Membuat bayi baru lahir tidur terlentang

Menggoreskan jari pemeriksa ke bibir dan sudut pipi bayi

Mengamati mulut bayi berputar dan terbuka pada arah goresan jari
Glabellar refleks

Membuat bayi baru lahir tidur telentang

Mengetuk dahi bayi baru lahir pada kening [Glabella] dengan ujung jari telunjuk

Mengamati bedanya kelopak mata yang berkedip


Grasping Refleks

Membuat bayi baru lahir tidur terlentang

Meletakkan jari tangan pemeriksa pada telapak tangan bayi

Melihat/merasa genggaman tangan bayi pada jari tangan


Neck Righting Refleks

10

Membuat bayi baru lahir tidur terlentang

11

Memutar kepala bayi kekiri atau kekanan

12

Mengamati gerakan bahu kontralateral kearah yang sama dengan arah putaran
kepala
Moro Refleks

13

Meletakkan bayi baru lahir terlentang diatas satu lengan, dengan punggung
dibawah

14

Menjatuhkan lengan bersama bayi kebawah kira-kira 1 cm atau lebih, tidak


sampai ketilam

15

Mengamati gerakan abduksi lengan bayi.

16

Mengamati garakan adduksi lengan bayi

17

Mengamati gerakan ekstensi jari tangan bayi

18

Mengamati gerakan simetris atau tidak

11

KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN MENGENAI RIWAYAT


GANGGUAN PSIKIATRIK YANG DIPEROLEH DARI PASIEN
SECARA UMUM

LANGKAH/TUGAS

12

1. Menyapa penderita dengan ramah


- memberi salam
- mempersilahkan duduk
- menggunakan komunikasi non verbal yang sesuai
(kontak mata, anggukan kepala, mimik muka)
- menkondisikan suasana menyenangkan sehingga
pasien tidak takut bercerita
- lakukan observasi. Ketika penderita masuk ruangan
periksa cara berjalan, penampilan wajah, bentuk
kepala, proporsi tubuh, pandangan mata,
komunikasi, cara bicara, interaksi dengan
lingkungan, perilaku, dll
1.

Memperkenalkan diri & berkenalan


- menanyakan identitas pasien

2. Menanyakan sebab utama pasien (alloanamnese /autoanamnese)


Menanyakan keluhan utama pasien (auto anamnese)
5. Menanyakan riwayat penyakitsekarang
6. Menanyakan riwayat penyakit terdahulu
7. Menuliskan/merangkum data dalam status
8.Menjelaskan kemungkinan-kemungkinan penyebab permasalahan sesuai dengan
informasi yang diperoleh
9. Mengucapkan salam dan terima kasih

KETERAMPILAN KLINIK
ASUHAN BAYI BARU LAHIR NORMAL + APGAR SCORE

LANGKAH/TUGAS
PERSIAPAN SEBELUM BAYI LAHIR

13

1. Mempersiapkan peralatan: sarung tangan steril, kain bedong 2 helai,


tetes/salep mata antibiotik, vitamin K1 ampul, spuit 1 CC, kapas dan
alkohol
2. Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, memakai sarung
tangan steril
PENILAIAN BAYI SAAT LAHIR
1. Melakukan penilaian dengan menghadapkan bayi kepada penolong di
atas perut ibu yang sudah dilapisi kain/handuk dengan posisi kepala lebih
rendah dari badan
2. Bila segera dapat bernapas spontan dan teratur, menangis kuat, cukup
mengusap muka bayi dari lendir dan darah dengan kain/kasa yang
bersih. Tidak dilakukan pengisapan lendir secara rutin pada jalan
napasnya.
3. Bila bayi lahir kurang bulan atau air ketuban bercampur mekonium, atau
tidak bernapas/megap-megap, atau tonus otot buruk, bersiaplah untuk
melakukan resusitasi BBL dengan cepat
MENGERINGKAN DAN RANGSANG TAKTIL
1. Menutup tubuh bayi dengan kain/handuk yang kering dan hangat.
2. Mulai mengeringkan dengan mengusap kepala, wajah, dada, dan perut
dengan lembut. Gosok punggung bayi dengan gerakan ke atas dan ke
bawah kemudian ke tangan dan kaki kecuali telapak tangan
3. Mengganti kain/handuk yang basah dengan kain yang bersih, kering, dan
hangat.
4. Membungkus bayi mulai dari kepala dan badan kecuali bagian tali pusat
dengan selimut atau kain bersih dan hangat
MENILAI SKOR APGAR
1. Menilai Apgar menit ke-1 dan ke-5: napas, denyut jantung, warna kulit,
tonus otot, dan refleks.
2. Menghitung nilai APGAR
MEMOTONG DAN MERAWAT TALI PUSAT
KONTAK KULIT DENGAN KULIT DAN INISIASI MENYUSUI DINI
1. Bayi ditengkurapkan di dada-perut ibu dengan kulit bayi melekat pada
kulit ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi
dapat diberi topi
2. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi
mencari puting sendiri
3. Biarkan kulit kedua bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama paling
tidak satu jam; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan
kulit ibu bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam
4. Bila dlm 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan
mendekatkan bayi ke puting tapi jangan memasukkan puting ke mulut
bayi. Beri waktu kulit melekat pada kulit 30 menit atau 1 jam lagi
MEMBERIKAN VITAMIN K1
1. Memberi vitamin K1 injeksi intra muskular dengan dosis tunggal 1 mg di paha
kiri
PENCEGAHAN INFEKSI MATA
1. Mencuci tangan terlebih dahulu
2. Buka kelopak mata dan teteskan satu tetes sehingga jatuh pada mata.

14

Jika memakai salep, berikan salep mata dalam satu garis lurus mulai dari
bagian mata yang paling dekat dengan hidung bayi menuju ke bagian
luar mata
3. Mengulangi untuk mata yang sebelah lagi
PENCATATAN DAN RAWAT GABUNG
1. Menimbang, mengukur serta melakukan pencatatan dan pelaporan
2. Memasang gelang pengenal pada ibu dan bayi
3. Ibu bayi dirawat dalam satu kamar, bayi dalam jangkauan ibu selama
24 jam
IMUNISASI HEPATITIS B PERTAMA

KETERAMPILAN KLINIK
PENANGANAN BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA

LANGKAH/TUGAS

Pengamatan

15

PERSIAPAN ALAT RESUSITASI


1. Semua alat resusitasi harus dipersiapkan terlebih
dahulu dalam keadaan keadaan steril yang terdiri dari
oksigen, sarung tangan steril, kain bedong bayi 3
lembar, pengisap lendir (pengisap lendir de Lee/bulb
syringe), balon resusitasi dan sungkup untuk bayi
2. Meja resusitasi telah dialasi dengan 2 helai kain yang
bersih dan kering
3. Mencuci tangan menggunakan sabun dan air
mengalir, memakai sarung tangan steril
PERSIAPAN BAYI
4. Memotong tali pusat segera setelah bayi lahir
5. Menerima bayi dengan kain yang kering dan hangat
dan meletakkannya pada tempat resusitasi yang
sudah disiapkan.
6. Posisi penolong berada pada kepala bayi
MENILAI DAN MENJAWAB 4 PERTANYAAN

7. Dalam beberapa detik secara cepat, menilai dan


menjawab 4 pertanyaan berikut :
Apakah bersih dari mekonium ?
Apakah bayi bernapas atau menangis ?
Apakah tonus otot baik ?
Apakah bayi cukup bulan ?
Bila salah satu pertanyaan ada yang dijawab
Tidak, maka bayi memerlukan tindakan lebih lanjut,
yaitu: Langkah Awal Resusitasi.
LANGKAH AWAL
MEMBERIKAN KEHANGATAN
8. Alat pemancar panas telah diaktifkan atau boks yang
sudah dihangatkan sehingga tempat meletakkan bayi
menjadi hangat.
POSISIKAN DAN BERSIHKAN JALAN NAPAS
9. Bayi diposisikan, dengan posisi setengah tengadah
dan bahu diberi ganjalan kain. Pastikan jalan napas
terbuka
10.
Melakukan pengisapan lendir di mulut dahulu
maksimal 5 cm baru kemudian hidung maksimal 3 cm
MENGERINGKAN BAYI, MERANGSANG &
MEMPOSISIKAN KEMBALI
11.Menggosok seluruh tubuh bayi dengan sedikit
tekanan dengan kain hangat

16

Ya

Tidak

12.
Melakukan rangsangan taktil pada telapak
kaki atau gosok naik turun pada punggung bayi
dengan telapak tangan anda.
13.Menyingkirkan kain basah.
14.Memungkus bayi dengan kain atau handuk yang
15.bersih, kering dan hangat, serta kepala dan dada
tetap terbuka.
16.
Mengatur kembali posisi kepala bayi dengan
kain yang digulung/lipat di bawah bahu sehingga
kepala sedikit ekstensi
MENILAI BAYI
17.Melakukan penilaian, apakah bayi bernapas spontan,
megap-megap atau merintih.
18.Bila bayi tidak bernapas atau megap megap
melakukan segera Ventilasi Tekanan Positip
VENTILASI BAYI

19. Posisi pelaksana ventilasi tekanan positif (VTP) berdiri di


sebelah atau dekat kepada bayi
20. Memegang balon dengan tangan kanan dan sungkup dengan
tangan kiri
21. Posisi balon sedemikian rupa sehingga tidak menghalangi
pandangan mata ke dada bayi untuk melihat gerak turun naik
dada bayi selama VTP
22. Melakukan ventilasi 40-60 kali permenit dengan menghitung
pompa....dua....tiga....pompa....dua.....tiga
23. Memastikan dada mengembang
24. Bila bayi bernafas spontan, hentikan resusitasi.
25. Setelah 30 detik melakukan VTP, bayi tidak bernafas atau
megap-megap, lakukan penilaian frekuensi jantung selama
6 detik.
26.Bila frekuensi jantung < 60 kali/menit ----- lanjutkan
VTP dan LAKUKAN KOMPRESI DADA

27. Bila frekuensi jantung > 60 kali/menit --- teruskan ventilasi


tekanan positip, kemudian melakukan penilaian ulang usaha
napas, frekuensi jantung dan warna kulit
KOMPRESI DADA

Ada 2 teknik:
a. Teknik ibu jari, kedua ibu jari digunakan untuk menekan
sternum, sementara kedua tangan melingkari dada dan jarijari tangan menyokong tulang belakang.
b. Teknik dua jari, ujung jari tengah dan jari telunjuk atau jari
manis dari satu tangan digunakan untuk menekan tulang
dada dengan posisi tegak lurus, sementara tangan yang lain
digunakan untuk menopang bagian belakang bayi (kecuali
kalau bayi diletakkan pada permukaan yang keras)
17

28. Tekanan diberikan pada 1/3 bawah tulang dada, yang terletak
antara tulang dada sifoid dan garis khayal yang
menghubungkan kedua puting susu.
29. Lakukan kompresi dada disertai dengan VTP
30. Orang yang melakukan kompresi harus mengambil alih tugas
menghitung: satu- dua-tiga-Pompa (tiga kompresi + satu
ventilasi)
31. Lakukan selama 30 detik
32.Bila frekuensi denyut jantung mencapai 60 kali/menit
atau lebih, tindakan kompresi dada dihentikan.
33.Lanjutkan VTP sampai > 100 x per menit dan bayi
bernapas spontan
PEMANTAUAN DAN PELAPORAN

34. Melakukan pemantauan terhadap bayi pasca resusitasi


35. Melakukan pencatatan dan pelaporan

KETERAMPILAN KLINIK
APLIKASI SYSTEM ABCDE PADA PRIMARY SURVEY
PASIEN TRAUMA
|

18

LANGKAH/TUGAS

PENGAMATAN
Ya

1. Mempersiapkan sarana dan alat

2. Melakukan proteksi diri

A : Airway dengan proteksi servikal


3. Menilai patensi jalan nafas
4. Mencari tanda-tanda obstruksi jalan nafas
5. Melakukan in-line immobilization
6. Melakukan suction rongga mulut
7. Melakukan Chin Lift/ Jaw thrust
8. Memasang oropharyngeal tube
9. Memasang cervikal colar dan akhiri in-line
immobilisation
B : Breathing dan Ventilasi

10. Melakukan inspeksi toraks

11. Melakukan palpasi toraks

12. Melakukan perkusi toraks

13. Melakukan auskultasi toraks

14. Menentukan kelainan pada toraks (diagnosa )

15. Menutup luka dengan kain kasa plester 3 sisi

19

Tidak

C. Circulation dengan Kontrol Perdarahan


16. Mengenal adanya perdarahan eksternal
17. Menilai warna kulit dan denyut nadi
18. Memasang perban elastis pada sumber perdarahan
19. Memasang IV line
20. Memberi cairan RL hangat
21. Memasang kateter urine
D : Disability : Status Neurologis
22. Menilai tingkat kesadaran (AVPU)
23. Memeriksa diameter dan reflek cahaya pupil

E : Exposure dengan Pencegahan Hipotermia


24. Membuka semua pakaian penderita
25. Melihat kelainan pada semua permukaan tubuh
26. Memasang selimut dan mematikan pendingin
ruangan

KETERAMPILAN KLINIK
PENILAIAN SENSORIUM (KESADARAN) DENGAN MENGGUNAKAN
GLASGOW COMA SCALE & AIRWAY MANAGEMENT

LANGKAH / TUGAS

PENGAMATAN
Ya

1. Pasien berbaring dan pemeriksa berada disebelah kanan

20

Tidak

2. Menilai eye opening penderita (range skor 4-1)


Perhatikan apakah penderita :
- Buka mata spontan
- Buka mata jika dipanggil, disuruh atau dibangunkan
- Buka mata jika diberi rangsang nyeri (dengan menekan ujung
kuku jari tangan)
- Tidak ada respon
3. Menilai verbal response penderita (range skor 5-1)
Perhatikan apakah penderita :
- Orientasi baik
- Bingung (dijumpai disorientasi)
- Dapat mengucapkan kata2 namun tidak berupa kalimat
- Mengerang (mengucapkan kata yang tidak jelas artinya).
- Tidak ada reaksi
4. Menilai motor response penderita(range skor 6-1)
Perhatikan apakah penderita :
- Melakukan gerakan sesuai perintah
6
- Dapat mengetahui lokasi rangsang nyeri 5
- Menghindar terhadap rangsang nyeri
4
- Fleksi Abnormal (decorticated)
3
- Ekstensi abnormal (decerebrated)
2
- Tidak ada reaksi
1
5.Tentukan skor GCS penderita (3-15)
6.Menginformasikan:
- Tingkat kesadaran
- Prognosa
- Tindakan

VIII. LEMBAR PENGAMATAN AIRWAY MANAGEMENT


No

LANGKAH/TUGAS

1.

Melakukan Head tilt


Penolong berada pada samping kanan kepala pasien
Telapak tangan menekan kening pasien ke arah belakang
(ekstensi)

2.

Melakukan angkat dagu (chin lift)


Penolong berada pada samping kanan kepala pasien
21

PENGAMATAN
Ya
Tidak

3.

4.

5.

Jari telunjuk dan jari tengah mengangkat dagu pasien keatas


tegak lurus
Melakukan Jaw Thrust
Penolong berada disebelah atas kepala pasien
dua tangan pada mandibula,
jari kelingking dan manis kanan dan kiri pada angulus
mandibula
jari tengah dan telunjuk kanan dan kiri pada ramus
mandibula .
Ibu jari kanan dan kiri pada mentum mandibula
Mandibula diangkat ke atas melewati molar pada maxilla.
Melakukan pemasangan pipa oro-faring
Posisikan kepala pasien lurus dengan tubuh.
Pilihlah ukuran pipa oro-faring yang sesuai dengan
pasien. Hal ini dilakukan dengan cara menyesuaikan
ukuran pipa oro-faring dari tragus (anak-telinga) sampai
ke sudut bibir.
Masukkan pipa oro-faring dengan cara dibawah ini.
o Pegang pangkal pipa oro-faring dengan tangan
kanan, lengkungannya menghadap keatas ( arah
terbalik), lalu masukkan kedalam rongga mulut.
o Setelah ujung pipa mengenai palatum durum,
putar pipa kearah kanan 1800.
o Kemudian dorong pipa dengan cara melakukan
jaw-thrust dan kedua ibu jari tangan menekan
sambil mendorong pangkal pipa oro-faring
dengan hati hati sampai bagian yang keras dari
pipa oro-faring berada diantara gigi atas dan
bawah.
Periksa dan pastikan jalan nafas bebas ( lihat , rasa,
dengar).
Fiksasi pipa oro-faring dengan cara memplester pinggir
atas dan bawah pangkal pipa, rekatkan plester sampai ke
pipi pasien.
Melakukan pemasangan pipa naso-faring
Posisikan kepala pasien lurus dengan tubuh.
Pilihlah ukuran pipa naso-faring yang sesuai dengan
pasien. Hal ini dilakukan dengan cara menyesuaikan
ukuran pipa oro-faring dari lobang hidung sampai tragus
(anak-telinga) .
Pipa nasofaryng diberi pelicin dengan KY jelly (gunakan
kasa yang sdh diberi KY jelly)
Masukkan pipa naso-faring dengan cara dibawah ini :
Pegang pangkal pipa naso-faring dengan tangan kanan,
lengkungannya menghadap kearah mulut ( kebawah).
Masukkan kedalam rongga hidung dengan perlahan
22


6.

sampai batas pangkal pipa.


Pastikan jalan nafas sudah bebas ( lihat, dengar , rasa)

Melakukan pemasangan Face Mask


Posisikan kepala lurus dengan tubuh.
Pilihlah ukuran sungkup-muka yang sesuai ( ukuran yang
sesuai bila sungkup muka dapat menutup hidung dan
mulut pasien , tidak ada kebocoran)
Letakkan sungkup muka ( bagian yang lebar dibagian
mulut)
Jari kelingking tangan kiri penolong diposisikan pada
angulus mandibula, jari manis dan tengah memegang
ramus mandibula, ibu jari dan telunjuk memegang dan
memfiksasi sungkup muka.
Gerakkan tangan kiri penolong untuk mengekstensikan
sedikit kepala pasien
Pastikan tidak ada kebocoran dari sungkup muka yang
sudah dipasangkan.
Bila kesulitan, gunakan dengan kedua tangan bersama
sama. (tangan kanan dan kiri memegang mandibula dan
sungkup muka bersama sama)
Pastikan jalan nafas bebas ( lihat, dengar, rasa)
Bila yang digunakan AMBU-BAG, maka tangan kiri
memfiksasi sungkup muka, sementara tangan kanan
digunakan untuk memegang bag (kantong) reservoir
sekaligus pompa nafas bantu (squeeze-bag)

KETERAMPILAN KLINIK
RESUSITASI JANTUNG PARU OTAK (RJPO)
No

Langkah

1.

Menentukan pasien sadar atau tidak, tidak bernafas atau gasping jika pasien tidak
23

2.
3.

4.

sadar segera meminta bantuan.


Melakukan penilaian pasien henti jantung dengan meraba Arteri Carotis tergantung
posisi penolong, dengan cara jari 2 dan 3 menelusuri adam apple ke arah lateral
sampai musculus sternocleido mastoideus (5-10 detik)
Menentukan lokasi titik tumpu kompresi jantung midsternal

5.

6.
7.

Melakukan tindakan RJPO dengan kompresi jantung terlebih dahulu


(kompresi jantung luar) 30 kali dengan kedua tangan saling bertumpu
dengan frekwensi minimal 100 kali per menit (100-120 x/m)dengan
kedalaman minimal 5cm.
Pompa jantung dilakukan dengan teratur (rythmic) dan tidak terputus ( not
interrupted)
Lakukan pembebasan jalan nafas (head tilt-chin lift atau jaw thrust),
dilanjutkan dengan melakukan pemberian bantuan nafas 2 kali (dengan
maupun tanpa alat) berurutan disela satu periode ekspirasi. Kemudian
dilanjutkan dengan kompressi jantung luar seperti punt.4
(kompressi jantung luar dan pemberian nafas dilakukan dengan
perbandingan 30:2 selama 2 menit ( 5 siklus )

Melakukan penilaian hasil RJP setelah 2 menit (5 siklus 30 : 2) dengan meraba


kembali arteri karotis.
Bila telah ROSC (return of spontaneous circulation), lakukan posisi recovery
( stable side position)
1. Menarik lengan ke atas
2. Menyilangkan lengan yang lain ke arah leher
3. Menekuk kaki yang berseberangan dengan penolong
4. Memiringkan pasien

24

Anda mungkin juga menyukai