10 Macam Penyakit Pernapasan Beserta Penyebab
10 Macam Penyakit Pernapasan Beserta Penyebab
PENCEGAHANNYA
1.
Asbestosis
Asma
Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena
hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan;
penyempitan ini bersifat sementara.
Penyebab,
Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan merupakan respon terhadap
rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi saluran
pernafasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk
sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga. Pada suatu serangan
asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi saluran
udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan (inflamasi) dan
pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari
Bronkientasis
Struktur saluran pernapasan dibentuk oleh serat elastis, otot dan lapisan kartilago
(tulang rawan), yang memungkinkan bervariasinya diameter saluran pernapasan
sesuai kebutuhan. Pembuluh darah dan jaringan limfoid berfungsi sebagai pemberi
zat makanan dan sistem pertahanan untuk dinding bronkus.
Pada bronkiektasis, daerah dinding bronkus rusak dan mengalami peradangan
kronis, dimana sel bersilia rusak dan pembentukan lendir meningkat. Ketegangan
dinding bronkus yang normal juga hilang. Area yang terkena menjadi lebar dan
lemas dan membentuk kantung yang menyerupai balon kecil. Penambahan lendir
menyebabkan kuman berkembang biak, yang sering menyumbat bronkus dan
memicu penumpukan sekresi yang terinfeksi dan kemudian merusak dinding
bronkus.
Peradangan dapat meluas ke kantong udara kecil (alveoli) dan menyebabkan
bronkopneumonia, jaringan parut dan hilangnya fungsi jaringan paru-paru. Pada
kasus yang berat, jaringan parut dan hilangnya pembuluh darah paru-paru dapat
melukai jantung.
Peradangan dan peningkatan pembuluh darah pada dinding bronkus juga dapat
menyebabkan batuk darah. Penyumbatan pada saluran pernapasan yang rusak
dapat menyebabkan rendahnya kadar oksigen dalam darah.
Penyebab,
Batuk menahun bisa disebabkan oleh:
Infeksi pernapasan, Campak, Pertusis, Infeksi adenovirus, Infeksi bakteri contohnya
Klebsiella, Staphylococcus atau Pseudomonas br>- Influenza, Tuberkulosa, Infeksi
jamur, Infeksi mikoplasma, Penyumbatan bronkus, Benda asing yang terisap,
Pembesaran kelenjar getah bening, Tumor paru, Sumbatan oleh lendir, Cedera
penghirupan, Cedera karena asap, gas atau partikel beracun, Menghirup getah
lambung dan partikel makanan, Keadaan genetik, Fibrosis kistik, Diskinesia silia,
termasuk sindroma Kartagener, Kekurangan alfa-1-antitripsin, Kelainan imunologik ,
Sindroma kekurangan imunoglobulin, Disfungsi sel darah putih, Kekurangan
koplemen, Kelainan autoimun atau hiperimuntertentu seperti rematoid artritis,
kolitis ulserativa
Keadaan lain :
Penyalahgunaan obat (misalnya heroin), Infeksi HIV, Sindroma Young (azoospermia
obstruktif), Sindroma Marfan.
Pengobatan,
Tujuan dari pengobatan adalah mengendalikan infeksi dan pembentukan
dahak,membebaskan penyumbatan saluran pernapasan serta mencegah
komplikasi.Drainase postural yang dilakukan secara teratur setiap hari, merupakan
bagian dari pengobatan untuk membuang dahak. Seorang terapis pernapasan bisa
mengajarkan cara melakukan drainase postural dan batuk yang efektif.Untuk
mengatasi infeksi seringkali diberikan antibiotik, bronkodilator Dan ekspektoran.
Pengangkatan paru melalui pembedahan dilakukan pada penderita yang tidak
memberikan respon terhadap pemberian obat atau pada penderita yang mengalami
perdarahan hebat.
Pencegahan,
Penggunaan anti peradangan yang tepat (seperti kortikosteroid), terutama
pada penderita bronkopneumonia alergika aspergilosis, bisa mencegah kerusakan
bronkus yang akan menyebabkan terjadinya bronkiektasis.
Menghindari udara beracun, asap (termasuk asap rokok) dan serbuk yang
berbahaya (seperti bedak atau silika) juga mencegah bronkiektasis atau
mengurangi beratnya penyakit.
Masuknya benda asing ke saluran pernapasan dapat dicegah dengan: memperhatikan apa yang dimasukkan anak ke dalam mulutnya - menghindari
kelebihan dosis obat dan alkohol - mencari pengobatan medis untuk gejala
neurologis (seperti penurunan kesadaran) atau gejala saluran pencernaan (seperti
regurgitasi atau batuk setelah makan).
Tetes minyak atau tetes mineral untuk mulut atau hidung jangan digunakan
menjelang tidur karena dapat masuk ke dalam paru.
Penyakit Batuk rejan atau juga dikenali sebagai "pertusis" atau dalam bahasa
Inggris Whooping Cough adalah satu penyakit menular. Di dunia terjadi sekitar 30
sampai 50 juta kasus per tahun, dan menyebabkan kematian pada 300.000 kasus
(data dari WHO). Penyakit ini biasanya terjadi pada anak berusia di bawah 1 tahun.
90 persen kasus ini terjadi di negara berkembang.
Penyebab,
penyakit ini biasanya disebabkan oleh bacterium Bordetella namun tidak jarang
diakibatkan oleh B. Parapertussis.
Pengobatan,
Jika penyakitnya berat, penderita biasanya dirawat di rumah sakit. Mereka
ditempatkan di dalam kamar yang tenang dan tidak terlalu terang. Keributan bisa
merangsang serangan batuk. Bisa dilakukan pengisapan lendir dari tenggorokan.
Pada kasus yang berat, oksigen diberikan langsung ke paru-paru melalui selang
yang dimasukkan ke trakea. Untuk menggantikan cairan yang hilang karena muntah
dan karena bayi biasanya tidak dapat makan akibat batuk, maka diberikan cairan
melalui infus. Gizi yang baik sangat penting, dan sebaiknya makanan diberikan
dalam porsi kecil tetapi sering. Untuk membasmi bakteri, biasanya diberikan
antibiotik eritromycin.
Pencegahan,
Imunisasi pada usia 2, 4, 6, dan 18 bulan dan 4-6 tahun. Diharapkan kemugkinan
terkenanya pertusis akan makin rendah dengan diberikan nya imunisasi, dan gejala
penyakit pun tidak akan seberat kalau tanpa diberikannya imunisasi.
5.
Bronkitis
Faringitis
Infeksi saluran napas atas dalam bahasa Indonesia juga di kenal sebagai ISPA
(Infeksi Saluran naPas Atas) atau URI dalam bahasa Inggris adalah penyakit infeksi
akut yang melibatkan organ saluran pernapasan, hidung, sinus, faring, atau laring.
Penyembuhan,
Penyembuhannya melalui terapi. Terapi yg diberikan pada penyakit ini biasanya
pemberian antibiotik walaupun kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus yang dapat
sembuh dengan sendirinya tanpa pemberian obat obatan terapeutik, pemberian
antibiotik dapat mempercepat penyembuhan penyakit ini dibandingkan hanya
pemberian obat obatan symptomatic, selain itu dengan pemberian antibiotik dapat
mencegah terjadinya infeksi lanjutan dari bakterial, pemberian, pemilihan antibiotik
pada penyakit ini harus diperhatikan dengan baik agar tidak terjadi resistensi
kuman/baterial di kemudian hari. Namun pada penyakit ISPA yg sudah berlanjut
dengan gejala dahak dan ingus yg sudah menjadi hijau, pemberian antibiotik
merupakan keharusan karena dengan gejala tersebut membuktikan sudah ada
bakteri yg terlibat.
8.
Influensa
Paru-paru hitam
Perawatan bagi penyakit ini termasuk antitoksin difteri, yang melemahkan toksin
dan antibiotik. Eritromisin dan penisilin membantu menghilangkan kuman dan
menghentikan pengeluaran toksin.
Pencegahan,
Umumnya difteri dapat dicegah melalui vaksinasi. Bayi, kanak-kanak, remaja, dan
orang dewasa yang tidak mempunyai cukup pelalian memerlukan suntikan booster
setiap 10 tahun.