Apabila penggunaan bahan bakar yang terjadi selama puasa terus berlangsung
untuk jangka lama, protein tubuh akan cepat dikonsumsi sampai suatu ketika fungsi
kritis terganggu. Untungnya, perubahan metabolik yang terjadi selama puasa tidak
menghabiskan protein otot. Setelah berpuasa 4 sampai 5 hari, otot mengurangi
penggunaan benda keton dan terutama bergantung pada asam-asam lemak untuk
memasok energi. Namun, hati terus mengubah asam lemak menjadi benda keton.
Hasilnya adalah bahwa konsentarsi benda keton dalam darah meningkat. Otak mulai
menyerap benda keton dan mengoksidasinya menjadi energi. Glukosa tetap dibutuhkan
sebagai sumber energi untuk sel darah merah dan otak terus menggunakan glukosa
dalam jangka waktu terbatas. Glukosa tersebut dioksidasi menjadi energi dan digunakan
sebagai sumber karbon untuk sintesis neurotransmitter. Namun, glukosa tetap dihemat
penggunaannya sehingga hati lebih sedikit menghasilkan glukosa selama puasa jangka
panjang dibandingkan selama puasa singkat.
Jantung