Anda di halaman 1dari 5

Perubahan Metabolik Selama Puasa Jangka Panjang

Apabila penggunaan bahan bakar yang terjadi selama puasa terus berlangsung
untuk jangka lama, protein tubuh akan cepat dikonsumsi sampai suatu ketika fungsi
kritis terganggu. Untungnya, perubahan metabolik yang terjadi selama puasa tidak
menghabiskan protein otot. Setelah berpuasa 4 sampai 5 hari, otot mengurangi
penggunaan benda keton dan terutama bergantung pada asam-asam lemak untuk
memasok energi. Namun, hati terus mengubah asam lemak menjadi benda keton.
Hasilnya adalah bahwa konsentarsi benda keton dalam darah meningkat. Otak mulai
menyerap benda keton dan mengoksidasinya menjadi energi. Glukosa tetap dibutuhkan
sebagai sumber energi untuk sel darah merah dan otak terus menggunakan glukosa
dalam jangka waktu terbatas. Glukosa tersebut dioksidasi menjadi energi dan digunakan
sebagai sumber karbon untuk sintesis neurotransmitter. Namun, glukosa tetap dihemat
penggunaannya sehingga hati lebih sedikit menghasilkan glukosa selama puasa jangka
panjang dibandingkan selama puasa singkat.

Karena simpanan glikogen dalam hati habis dengan puasa sekitar


30 jam, glukoneogenesis adalah satu-satunya proses yang digunakan
hati untuk memasok glukosa ke dalam darah. Asam amino yang
dihasilkan oleh penguraian protein otot terus berfungsi sebagai
sumber utama karbon untuk glukoneogenesis. Namun, karena
kecepatan glukoneogenesis menurun selama puasa jangka panjang,
protein otot juga dihemat, yakni tidak banyak protein otot yang
digunakna untuk proses glukoneogenesis. Akibatnya, karena produksi
glukosa menurun, produksi urea juga berkurang selama puasa jangka
panjang dibandingkan dengan produksi pada puasa singkat. Besarnya
jumlah jaringan adiposa dalam tubuh kita menjadi penentu utama
seberapa lama kita dapat berpuasa, karena jaringan adiposa
merupakan pasokan energi utama bagi tubuh. Namun, glukosa masih
digunakan dalam tingkat waktu tertentu bahkan selama puasa jangka
panjang. Walaupun kita mengalami berbagai masalah, misalnya
kehabisan bahan bakar, protein menjadi sangat kurang sehingga
jantung, ginjal dan jaringan vital lainnnya berhenti berfungsi, atau kita
terserang infeksi segingga tidak cukup mengadakan respon imun.
Akhirnya kita meninggal akibat kelaparan.

Pengaruh Puasa terhadap


Jantung
Dengan puasa jantung semakin sehat, oleh karena otot-otot jantung
diberikan isitrahat yang cukup untuk mengadakan recovery. Selain itu juga
ada ion Mg yang berfungsi sebagai kardioprotektor. Kadar plasma Mg
rendah selama satu atau dua hari setelah Myocardial infarction dan
peluang pasien untuk sembuh dari serangan jantung meningkat bila Mg
segera diberikan setelah serangan jantung. Puasa mengecilkan tingkat
kematian dalam Myocardial infarction, kemungkinan dengan mengurangi
resiko Arrhytmia serius, terutama ventricular vibrillation yang disebabkan
oleh kenaikan konsentrasi lokal katekolamin. Kekurangan Mg meningkat
ketegangan nadi jantung

Jantung

Seperti otot tetapi kerjanya relatif konstan


Aerobik
Banyak mitokondria
Tidak ada simpanan energi sehingga suplai
glukosa dan oksigen darah harus kontinyu

Anda mungkin juga menyukai