Anda di halaman 1dari 8

ANGGARAN DASAR

ASOSIASI PERUSAHAAN BATU ACEH


Nama Asosiasi adalah ASOSIASI Pengusaha Batu Aceh disingkat APBA
Pasal 1
KEDUDUKAN
1. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) APBA berkedudukan di provinsi Aceh
2. Disetiap Daerah Kabupaten / Kota dapat dibentuk wadah Dewan Pimpinan
Daerah (DPD) APBA yang berkedudukan di ibukota Kabupaten / Kota
tersebut
Pasal 3
WAKTU
Dewan pimpinan Pusat (DPP) APBA , didirikan untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan lamanya, dan menghimpun para pengusaha yang bergerak dibidang jasa
konstruksi umum
BAB II
LAMABANG, IKRAR, HIMNE DAN MARS
Pasal 4
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) APBA memiliki Lambang, Ikrar, Himne dan Mars,
yang diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.
Bab III
STATUS
APBA adalah Asosiasi Kontruksi Nasional Indonesia yang profesional dan berstatus
independen.

BAB IV

ASAS, VISI, DAN MISI


Pasal 5
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) APBA berdasarkan pancasila sebagai satu satunaya
Asas
Pasal 6
VISI
Mewujudkan anggota dan masyarakat jasa Bebatuan yang tangguh, jujur
bertanggunag jawab, profesional serta berdaya saing dalam pasar nasional maupun
internasional.
Pasal 7
MISI
Menciptakan peluang Usaha dengan basis etika professional dan memiliki
keunggulan kompetensi dalam masyarakat usaha jasa bebatuan dan iklim etika bisnis
sesuai dengan peraturan dan perundang undangan yanag berlaku.
BAB V
FUNGSI DAN SARAN
Pasal 8
FUNGSI
Berfungsi sebagai satu satunya wadah komunikasi , konsultasi dan koordinasi antar
anggota guna :
1. Menggalang persatuan daan kesatuan anggota
2. Menegakkan norma profesi usaha batu yang luhur, berwibawa, tertib,
disiplibn dan terpecaya sesuai dengan kode etik dan tata laku profesi
konstruksi.
3. Meningakatkan peran serta seluruh anggota dalam pembangunan nasional .
4. Mengupayakan penataaan usaha jasa konstruksi yang sebaik-baiknya bagi
pemakai jasa dan masyarakat umumnya.
5. Melayani dan melindungi para anggota.
Pasal 9

SASARAN
1. Menciptakan organisasi profesional yang mandiri dan berkarakter dedikatif
sehingga dipercaya masyarakat jasa konstruksi pada umumnya, baik dalam
negeri maupun luar negeri.
2. Mengupayakan menjadi institusi yang digandrungi oleh masyarakat pengguna
jasa konstruksi yang memiliki kapasitas unggul dalam daya saing serta
effisiensi dalam fungsi untuk menghasilkan produksivitas yang tinngi.
3. Mewujudkan tanggung jawab sebagai organisasi profesional,

yaitu

mengembangkan ilmu dan teknologi kontruksi, SDM yang kompeten, sarana


dan prasarana konstruksi secara nasional dan internasional.
BAB VI
TUJUAN
Didirikan dengan tujuan :
1. Menghimpun pengusaha/perusahaan perusahaan nasional yang bergerak
dibidang berbatuan didalam suatu wadah.
2. Membina dan mengembangkan kemampuan pengusaha jasa konstruksi
menjadi tangguh dan professional, kokoh dan mandiri.
3. Berperan dan ikut serta untuk meningkatkan pembangunan nasional.
4. Membimbing, mengarahkan dan memperjuangkan kepentingan anggota
kelangsungan anggota .
BAB VII
PASAL 10
KODE ETIK DAN TATA LAKU PROFESI KONSTRUKSI
1. Dalam melaksanakan tugasnya, seluruh anggota terkait pada kode Etik dan
Tata Laku Profesi Konstruksi yang merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari anggaran
dasar ini ( Terlampir) .
2. Dengan didorong kesadaran akan tugas dan tanggung jawab dibidang
konstraktor dan jasa konsrtuksi umum.
BAB VIII
KEANGGOTAAN, HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 11
KEANGGOTAAN
Keanggotaan Asosiasi Kontraktor Nasaional terdiri dari :
1. Anggota biasa

Dewan Usaha Swasta, Koperasi BUMN yang bergerak dalam bidang


usaha Kontraktor Jasa Kontruksi dan telah mendapat pengesahan menurut

hukum di Negara Republik Indonesia.


2. Anggota Luar Biasa :
a. Dewan usaha yang bergerak Penanaman Modal Asing (PMA) dan Dewan
Usaha Asing yang berprofesi di Indonesia dalam Bidang Usaha Jasa
Pelaksana Konstruksi.
b. Dewan usaha pabrik dan pemasok badan/Material, Alat/Peralatan
Konstruksi yang berbentuk

Dewan Usaha Milik Swasta Koperasi,

BUMN, BUMD, Dewan Penanaman Modal Asing (PMA) dan Dewan


Usaha Asing yang berprofesi di Indonesia.
3. Pengusaha yang Dewan Usahanya bergerak dalam bidang usaha Kontraktor
Jasa Pelaksana konstruksi.
Pasal 12
HAK ANGGOTA
1. Anggota Biasa mempunyai :
a. Hak suara, yaitu hak memilih dan pilih serta hal dalam pemungutan suara
untuk mengambil keputusan.
b. Hak berbicara, yaitu hak mengeluarkan pendapat dan mengajukan
pertanyaan.
c. Hak untuk mengikuti kegiatan dan menikmati fasilitas organisasi.
d. Hak mengajukan permohonan untuk mendapatkan sertifikat sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh organisasi.
e. Hak membela diri.
f. Hak mendapatakan informasi, bimbingan dan perlindungan organisasi
dalam menjalankan profesinya.

2. Anggota Luar Biasa mempunyai :


a. Hak berbicara, yaitu hak mengeluarkan pendapat dan mengajukan
pertanyaan.
b. Hak untuk mengikuti kegiatan dan menikmati fasilitas organisasi.
c. Hak mengajukan permohonan untuk menadapatkan sertifikassi sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oeh organisasi.
3. Dalam mengajukan Hak Anggota sebagaimana tersebut pada ayat 1, Anggota
bisanya hanya diwakilkan kepada 1 (satu) orang :
a. Secara otomatis kepada orang yang identitasnya tercantum dalam Kartu
Tanda Anggota (KTA) Asosiasi Kontraktor Nasional yang masih berlaku.
b. Dalam hal diwakilkan kepada orang lain, harus dapat dibuktikan terlebih
dahulu, bahwa yang bersangkutan adalah salah seorang pengurus

Perusahaan anggot APBA tersebut yang mana dan jabatannya tercantum


dalam akta perusahaan (akta pendirian dan perubahan perubahan) dan
yang bersangkutan mendapat Surat Kuasa Penuh dari Pimpinan
Perusahaan (anggota APBA) tersebut, mewakilnya dalam organisasi
APBA KONTRAKTOR NASIONAL.
c. Dalam hal penggunaan hak anggota diwakilkan sebagaimana tersebut
pada ayat 4b, untuk keperluan ke pesertaan dalam musyawarah, maka
akta perubahan yang diberlakukan adalah akta perubahan yang
dimaksud/dilaporkan organisai APBA pada saat pendaftaran-pendaftaran
ulang keanggotaan atau akta perubahan yang waktunya dibuat 6 (eman)
bulan sebelum berlangsung musyawarah.
d. Dalam penggunaan hak anggota diwakilkan sebagaimana tersebut pada
ayat 4b dan 4c.
e. Maka ketentuan ayat 3a menjadui gugur dan hak mewakili anggota
dialihkan kepada yang mendapat kuasa penuh tersebut.
Pasal 13
KEWAJIBAN ANGGOTA
1. Anggota biasa berkewajiban untuk :
a. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik Organisasi.
b. Mentaati Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, peraturan
peraturan dan disiplin Organisasi.
c. Aktif melaksanakan program program Organisasi
d. Membayar iuran dan pengutan-pengutan resmi Organisasi.
2. Anggota Luar Biasa berkewajiban untuk :
a. Menjungjung tinggi dan menjaga nama baik Organisai.
b. Mentaati Anggaran Dasar, Anggran Rumah Tangga, peratuaran-peraturan
dan disiplin Organisasi.
Pasal 14
BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN
Bagi Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa karena ;
1. Mengundurkan diri ;
2. Tidak lagi bergerak dibidang usaha Jasa Pelaksana Kontruksi, baik atas
kehendak sendiri ataupun dicabut perijinannya oleh yang berwenang ;
3. Dinyatakan palit oleh Pengadilan Niaga ; dan
4. Meninggal dunia bagi anggota kehormatan.
BAB IX
ORGANISASI
Pasal 15
STRUKTUR ORGANISASI
1. Asosiasi kontraktor Indonesia disusun secara vertikal kerja sebagai berikut :
a. Ditingakat nasional disebut DPP APBA meliputi seluruh wilayah
Indonesia.

b.
c.
d.
e.
f.

Ditingkat daerah provinsi disebut DPP APBA meliputi wilayah propinsi.


Ditingkat daerah Kabupaten/Kota meliputi wilayah Kabupaten/Kota
Disetiap daerah propinsi hanya satu DPD APBA.
Disetiap daerah Kabupaten/Kota hanya satu DPC APBA.
DPP, DPD, dan DPC APBA terikat oleh satu garis hubungan jenjang

dalam stuktur organisasi.


g. Setiap kebijakan APBA yang tingkat organisasinya lebih rendah tidak
boleh

bertentangan

dengan

kebijakan

ASKINDO

yang

tingkat

organisasinya lebih tinggi.

Pasal 16
PERANGKAT DAN WEWENANG ORGANISASI
Perangkat dan wewenang organisasi diatur sebagai berikut :
1. Tingkat pusat :
a. Musyawarah Nasional Asosiasi Pengusaha Batu aceh disingkat MUNAS
APBA merupakan kekuasaan tertinggi APBA ditingkat pusat.
b. Musyawarah Kerja Nasional APBA disingkat MUKERNAS APBA,
merupakan

lembaga

yang

diselenggarakan

untuk

mengawasi

terlaksananaya ketetapan ketetapan MUNAS APBA serta membantu


Dewan Pimpinan Pusat APBA dalam memutuskan hal-hal yang tidak
dapat diputuskan sendiri serta menetapkan rencana Kerja dan Anggaran
Tambahan Dewan Pimpinan Pusat.
c. Dewan pimpinan pusat APBA DPP APBA, merupakan Pimpinan
Tertinggi APBA mewakili organisasi, baik dalam mupun keluar dan
bertanggung jawab penugh terhadap jalannya organisasi kepada MUNAS
APABA.
2. Tingkat Daerah Propinsi :
a. Musyawarah Nasional Asosiasi Pengusaha Batu Aceh disingkat MUSDA
APBA merupakan lembaga dan kekuasaan tertinggi APBA ditingkat
propinsi.
b. Musyawarah Kerja Daerah APBA disingkat MUKERDA APBA
merupakan

lembaga

yang

diselenggarakan

untuk

mengawasi

terlaksananya ketetapan ketetapan MUKERDA APBA serta membantu


Dewan Pimpinan Daerah APBA dalam memutuskan hal-hal yang tidak
dapat diputuskan sendiri serta menetapkan Rencana kerja dan Anggaran
Tambahan Dewan Pimpinan Daerah Propinsi.

c. Dewan pimpinan Daerah APBA disingkat DPD APBA, merupakan


Pimpinan Tertinngi APBA mewakili organisasi, baik dalam maupun
keluar dan bertangung jawab penuh terhadap jalannya organisasi kepada
MUNAS APABA Propinsi dan Dewan Pimpinan Pusat.
3. Tingkat Daerah Kabupaten/Kota :
a. Musywarah Nasional Asosiasi Kontraktor nasional disingkat MUSDA
APBA

merupakan

Kabupaten/Kota.
b. Musyawarah
Kerja

dan

kekuasaan

Daerah

tertinggi

APBA

APBA

disingkat

ditingkat

MUKERDA

APBA,merupakan lembaga ayang diselenggarakan untuk mengawasi


terlaksananya ketetapan-ketetapan MUKERDA APBA serta membantu
Dewan Pimpinan Daerah APBA dalam memutuskan hal hal yang tidak
dapat diputuskan sendiri serta menetapkan Rencana Kerja dan Anggaran
Tambahan Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota.
c. Dewan Pimpinan Pusat APBA disingkat DPP APBA, merupakan
Pimpinan Tertinggi APBA mewakili organisasi, baik dalam maupun
keluar dan bertanggung jawab penuh terhadap jalannya organisasi kepada
MUKERDA APBA Kabupaten/Kota dan Dewan Pimpinan Daerah.
BAB X
MUSYAWARAH DAN RAPAT RAPAT ORGANISASI
Pasal 17
MUSYAWARAH DAN RAPAT
Musyawarah dan rapat rapat organisasi :
1. Ditingkat Nasional :
a. Musywarah nasional disingkat MUNAS
b. Musywarah kerja nasional disingkat MUKERNAS
c. Rapat pimpiman organisasi tingakat nasional disingkat RAPINAS
d. Rapat pimpinan harian disingkat rapat DPH
e. Rapat pleno Dewan pimpinan lengkap ( Dewan Pimpinan)
2. Ditingkat Propinsi :
a. Musyawarah daerah propinsi disingkat MUKERNAS
b. Musyawarah kerja daerah disingkat MUKERDA
c. Rapat pimpinan organisasi tingkat daerah propinsi disingkat rapat DPH
Propinsi
d. Rapat daerah pimpinan harian propinsi disingkat rapat DPH Propinsi
e. Rapat pleno/Dewan pimpinan lengkap ( Dewan pimpinan harian KetuaKetua Departemen )
3. Ditingkat Kabupaten/Kota :
a. Musyawarah daerah Kabupaten/ Kota disingkat MUSDA Kabupaten/Kota
b. Musyawarah dkerja daerah disingkat MUKERDA Kabupaten/Kota
c. Rapat pimpinan organisasi tingkat daerah Kabupaten/kota disingkat
RAPIMDA kabupaten/Kota

d. Rapat

dewan

pimpinan

harian

propinsi

disingkat

rapat

DPH

Kabupaten/Kota
e. Rapat pleno/Dewan pimpinan lengkap ( Dewan Pimpinan Harian KetuaKetua Bidang)
Pasal 18
MUSYAWARAH LUAR BIASA
1. MUNAS dan MUSDA yang diselenggarakan diluar jadwal MUNAS/MUSDA
yang regular (diselenggarakan ) 5 (lima) tahun sekali disebut MUNAS Luar
Biasa dan MUSDA Luar Biasa disingkat MUNASLUB dan MISDALUB.
2. MUNASLUB dan MUSDALUB diselenggarakan :
a. Untuk meminta pertanggung jawaban DPP dan DPD mengenai
pelanggaran prinsip atas anggaran dasar dan anggaran rumah tangga atau
penyelewengan- penyelewengan keuangan organisasi oleh DPP atau DPD
sehingga ketentuan-ketentuan anggaran rumah tangga dan keputusankeputusan MUNAS dan MUSDA tidak terlaksana sebagaimana mestinya
b. Adanya kebutuhan mendesak untuk merubah anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga organisasi
3. MUNAS Luar Biasa dan MUSDA Luar Biasa dapat diselenggarakan atas
permintaan sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah dewan
pimpinan daerah tingkat dibawahnya untuk MUNAS harus 2/3 (dua pertiga)
DPD Propinsi dan untuk MUSDALUB Propinsi harus 2/3 (Dua pertiga) DPD
Kabupaten/Kota, MUSDALUB Kabupaten/Kota harus hadir oleh 2/3 (dua
pertiga ) anggota Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai