Anda di halaman 1dari 18

Journal Reading dan Critical Appraisal

Clindamycin 1% Nano-emulsion Gel Formulation for the


Treatment of Acne Vulgaris: Results of a Randomized, Active
Controlled, Multicenter, Phase IV Clinical Trial

Disusun untuk Memenuhi Syarat Program Pendidikan Klinik pada Stase Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Soedirman Kebumen

Oleh:
Nurul Fauziah
10711219

Dosen Pembimbing Klinik:


dr. Antonius Wibowo, Sp.KK

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia


Rumah Sakit Umum Daerah Soedirman Kebumen
2016

Formulasi Gel Klindamisin 1% Nano-emulsi untuk


pengobatan Acne Vulgaris: Hasil Uji Acak, Aktif yang
dikendalikan, Multicenter, Fase Uji Klinis IV
ABSTRAK
Latar Belakang : akne vulgaris pada wajah merupakan penyakit kulit yang biasa
terjadi dan memiliki pengaruh yang kuat pada kualitas hidup, perkembangan
psikososial dan juga kepercayaan diri pasien. Formulasi gel nano emulsi dikatakan
memiliki berbagai keuntungan melebihi formulasi yang biasanya.
Tujuan : penelitian saat ini dilakukan untuk menilai perbandingan manfaat dan
keamanan dari klindamisin dengan formulasi nano dibandingkan dengan terapi
klindamisin biasa untuk akne vulgari di wajah.
Bahan dan Metode : Penelitian prospektif, kontrol aktif, multisenter, fase IV klinikal
trial mengevaluasi terapi pasien dengan akne vulgaris menggunakan formulasi gel
nano emulsi atau formulasi gel biasa dari klindamisin (fosfat) 1% yang digunakan
dua kali sehari dalam 12 minggu bagi setiap kelompok randomisasi. Penghitungan
lesi akne (inflamasi, non-inflamasi, dan total) dan tingkat keparahan dijadwalkan
untuk dilakukan pada setiap kunjungan perbulannya serta penilaian untuk toleransi
pemakaian.
Hasil : Total 200 pasien (97 laki-laki) ikut dalam analisis penelitian ini dengan tujuan
untuk mengobati dan dilakukan pembagian 100 orang per kelompok. Pada
kelompok formulasi klindamisin nano emulsi dilaporkan total penurununan lesi akne
(69,3 vs 51,9%; p<0,01), inflamasi lesi akne (73,4 vs 60,6 %; p<0,005), non
inflamasi (65,1 vs 43,7%; p<0,001) yang dobandingkan dengan kelompok formulasi
gel biasa. Penurunan yang signifikan didapatkan pada kelompok formulasi
klindamisin nano emulsi pada nilai angka rata-rata keparakan jerawat (-1,6 0,9 vs
-1,0 0,8; p<0,001) jika dibandingkan dengan kelompok pembanding. Dan pada
penelitian ini juga didapatkan kelompok nano memiliki tingkat keamanan yang lebih
baik daripada pembanding.

INTRODUKSI
Akne vulgaris merupakan gangguan dermatologis biasa dengan angka prevalensi
yang dilaporkan mencapai 85% dari populasi diberbagai negara. Akne vulgaris
memiliki pengaruh yang kuat terhadap kualitas hidup, perkembangan psikososial,
serta kepercayaan diri pasien. Akne vulgaris mengenai daerah yang memiliki
banyak folikel sebaseus, biasanya mengenai wajah, bagian atas dai dada, dan
bagian punggung.
Sampai saat ini hiperproliferasi folikular epidermal dengan adanya penyumbatan
oleh komedo dikatakan sebagai tanda perkembangan awal dari jerawat dan
penutupan oleh komedo dikatakan sebagai precursor timbulnya lesi inflamasi. Bukti
saat ini yang menunjukkan bahwa adanya inflamasi merupakan awal dari
pembentukan mikrokomedo dan perkembangan tersebut menyebabkan kelenjar
folikular juga ikut terpengaruh, dan pada beberapa kasus hal ini disebabkan karena
inflamasi oleh Propionibacterium acnes. P. acnes merupakan organisme anaerob
yang terdapat pada kelenjar sebaseus yang ikut berperan terhadap patofisiologi
jerawat. Bakteri ini menyebabkan inflamasi dengan cara memproduksi mediator
inflamasi melalui toll like receptor-2 dan aktivasi dari system imun.
Pengobatan antibiotik untuk P.acne merupakan salah satu bagian yang penting
dalam terapi untuk akne vulgaris. Walaupun antibiotic sistemik sudah digunakan
selama beberapa tahun sebagai pengobatan yang ditujukan untuk mengurangi
populasi P.acne, antibiotic topical merupakan pilihan yang lebih dapat diterima
karena memiliki efek samping dan interaksi yang lebih sedikit. Diantara banyaknya
antibiotic topical yag diresepkan untuk mengobati akne vulgaris, klindamisin
dikatakan memiliki kemanjuran yang lebih baik. Klindamisin juga memiliki efek anti
inflamasi yang ikut berperan dalam efek terapeutik anti jerawat yang lebih baik.
Konsentrasi obat ini pada kelenjar polisebaseus mempengaruhi efek obat dari agen
anti mikroba. Untuk itu, pemilihan penggunaan obat akan memberikan efek
penyerapan obat yang lebih baik dan dapat memberi hasil akhir efek obat yang lebih
baik dan dapat membantu mencegah adanya resistensi obat.
Pengolahan gel topikal nano emulsi yang mengandung klindamisin (sebagai fosfat)
1% w/w sebagai bahan aktif telah dibuat menggunakan teknologi unik nano emulsi.
Nano emulsi memiliki jangkauan area yang lebih luad dibandingkan dengan makro
emulsi regular dan memiliki kemampuan penyerapan yang lebih baik ke dalam

kelenjar polisebaseus sehingga memiliki efek yang lebih baik. Selanjutnya, air yang
menrupakan

bahan

dasar

gel

memiliki

efek

melembapkan

yang

dapat

meningkatkan efek toleransi lokal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek
kemanjuran serta keamanan dari terapi klindamisin 1% menggunakan teknoligi
formulasi gel dengan nano emulsi yang dibandingkan dengan terapi formulasi gel
konvensional pada pasien akne vulgaris di wajah.

BAHAN DAN METODE


Penelitian prospektif, acak, open label, control aktif, multisenter, fase IV ini dilakukan
pada tujuh pusat penelitian diseluruh India dari Oktober 2010 hingga Mei 2011.
Penelitian ini telah disetujui oleh Independent Ethics Committee (IEC) untuk semua
orang yang ikut dalam penelitian ini sebelum pendaftaran awal pasien dilakukan.
Penelitian ini dlakukan setelah memenuhi kriteria GCP yang dibuat oleh
International Conference on Harmonisation (ICH-GCP) dan prinsip etik menganut
Declaration of Hensinki. Semua peserta yang mengikuti penelitian diberi inform
consent tertulis sebelum masuk penelitian.

PASIEN
Pasien laki-laki ataupun perempuan minimal berumur 12 tahun dengan diagnosis
akne vulgaris pada wajah yang menyatakan dapat mengikuti penelitian dan
melakukan kunjungan untuk follow-up dimasukkan dalam penelitian ini. Pasien
wanita diharapkan sedang dalam keadaan tidak hamil atau merencanakan
kehamilan selama penelitian berlangsung.
Pasien dengan riwayat enteritis regional, colitis ulser, atau colitis yang berhubungan
dengan antibiotic; penyakit kardiovaskuler, hepar, ginjal, atau penyakit sistemik lain
dieksklusi dari penelitian. Pasien dengan hipersensitivitas terhadap klindamisin,
linomisin, atau jenis lain dari kelas yang sama juga dinyatakan tidak layak untuk ikut
dalam penelitian. Pasien dengan luka terbuka atau luka yang belum sembuh
sempurna atau pasien yang menerima pengobatan lain dalam tiga bulan terakhir
atau pasien dengan riwayat penyalahgunaan alcohol atau obat juga dinyatakan
tidak layak mengikuti penelitian.

Pasien tidak diizinkan untuk menggunakan pengobatan topical atau sistemik lain
untuk

akne

vulgaris,

agen

pengelupas,

pembersih

yang

menyebabkan

pengelupansan, yang memiliki efek kering, atau produk yang dapat menyebabkan
iritasi (dengan kandungan pengharum atau alcohol) selama penelitian berlangsung.
Penggunaan kosmetik yang dapat menyebabkan komedo atau memperparah lesi
jerawat juga dilarang keras untuk digunakan oleh pasien. Penggunaan terapi
dengan kandungan yang dapat menyebabkan blockade neuromuscular juga tidak
diperbolehkan untuk dipergunakan karena klindamisin sendiri memiliki efek
memblok system neuromuscular yang dapat meningkatkan efek blockade
neuromuscular agen lain.

PROSEDUR PENELITIAN
Pasien

yang

menderita

akne

vulgaris

pada

wajah

dievaluasi

dengan

mengaplikasikan kriterian inklusi dan eksklusi dan melalui pemeriksaan fisik serta
sistemikuntuk menentukan kelayakan mengikuti penelitian. Pasien yang masuk
dalam kriteria inklusi diacakmenggunakan system komputer untuk masuk kedalam
kelompok yang menerima terapi klindamisin dengan nano emulsi formulasi gel
(Zyclin NanogelTM; Cadila Healthcare Ltd., India) atau pada kelompok klindamisin
formulasi biasa yang ada dipasaran (Clindac-A Gel, Galderma International, India).
Pasien diinstruksikan untuk mengaplikasikan gel secara tipis dua kali sehari,
dengan ujung jari, hindari daerah mata dan bibir, pastikan bagian dengan jerawat
kering dan bersih sebelum pemakaian. Total waktu terapi yaitu 12 minggu dan
follow-up pasien dilakukan setia pasien datang kontrol pada jadwal yang sudah
ditemtukan yaitu pada minggu ke 4, 8, dan 12 setelah terapi awal.
Total jumlah lesi, termasik, lesi inflamasi (contoh: papul, pustule, nodul, dan kista)
dan lesi non inflamasi (komedo tertutup atau terbuka) dihitung dan dicatat untuk
mengetahui

manfaat

dari

terapi.

Persentasi

penurunan

jumlah

lesi

juga

dibandingkan dengan data awal. Tingkat keparahan jerawat yang dihitung


menggunakan skor akne juga dinilai yang dilampirkan dalam (Tabel/Gam.-1].
Tingkat keparahan yang dilihat dari bersih atau hampir bersihnya jerawat pada
akhir penelitian dinyatakan dalam kesuksesan terapi.

Variable untuk menunjukkan manfaat primer yaitu persentasi penurunan jumlah total
lesi, lesi inflamasi, dan lesi non-inflamasi pada akhir penelitian (minggu ke-12) and
perbandingan follow-up pada setiap kunjungan control dengan data awal. Variable
untuk efek sekunder yaitu angka kesuksesan terapi dan peningkatan perbaikan
tingkat keparahan jerawat pada kahir penelitian dibandingkan dengan awal
penelitian (minggu ke-0).
Peneliti juga mencatat segala efek merugikan yang mungkin timbul pada setiap
kunjungan konstrol, yang merupakan catatan mengenai tanggal onset terjadi,
keparahan (ringan, sedang, atau berat), efek terapi, hasil akhir dan durasi dari efek
samping yang ditimbulkan. Penilaian mengenai penyebab efek merugikan dari
terapi yang diberikan dievaluasi menggunakan kriteria World Health OrganizationUppsala Monitoring Center(WHO-UMC). Peneliti menilai secara keseluruhan
mengenai tolerabilitas pasien pada akhir penelitian menggunakan skala yang telah
ditentukan untuk setiap kelompok terapi.

ANALISIS STATISTIK
Penilaian mengenai efek dan keamanan menggunakan prinsip Intention-To-Treat
(ITT)dihitung pada setiap pasien yang mengikuti penelitian dan menghadiri
setidaknya satu kali jadwal follow-up. Data variabel mengenai efek terapi
ditampilkan dalam rata-rata, standar deviasi (SD), tingkat kepercayaan 95% (CI)
dan mengenai variabel ordinal/nominal ditampilkan dalam bentuk frekuensi (nomor)

dan persentasi mengenai signifikansi terapi dengan CI 95% dihitung menggunakan


Students t-test, tes Chi-square, serta tes Fischers Exact.
Besar sampel didasarkan pada data (SD=37,8) dari penelitian sebelumnya. Batas
drop out sebesar 20%, dan perkiraan kebutuhan peserta untuk tiap kelompok yaitu
100 orang agar gambaran manfaat dari formulasi gel klindamisin dengan nano
emulsi yang dibandingkan dengan formulasi gel klindamisin biasa pada dapat
terlihat.

HASIL
Dua ratus delapan pasien yang terkena akne vulgaris pada wajah mengikuti
penelitian ini pada tujuh pusat berbeda di seluruh bagian negara. Total 200 pasien,
100 pasien pada kelompok klindamisin nano emulsion gel (kelompok CNG)dan 100
pasien pada kelompok gel klindamisin biasa (kelompok CCG), yang menyelesaikan
setidaknya satu kali kunjungan setelah dilakukan pengacakan kelompok dan
termasuk didalamnya analisis mengenai ITT, dan 169 pasien yang akhirnya
menyelesaikan seluruh tahap penelitian. Gambaran mengenai tahap penerimaan
peserta ditampilkan dalam [Tabel/Gam.2].

DEMOGRAFI DAN KARAKTERISTIK AWAL


Kedua kelompok dibandingkan untuk karakteristik demografi. Proporsi lakilaki dan perempuan pada setiap kelompok yang ikut dalam penelitian sama
(p=0.479). Detail mengenai profil demografi dan karateristik penyakit pada
setiap kelompok ditampilkan dalam [Tabel/Gam.3]. Data mengenai tingkat
keparahan jerawat pada kedua kelompok didapatkan hamper sama pada
jumlah total, lesi inflamasi dan non-inflamasi dan juga tingkat keparahan
jerawat pada awal penelitian.

PENILAIAN EFEKTIVITAS
Lesi jerawat berkurang setelah terapi awal pada semua pasien yang terdaftar pada
kedua kelompok studi. Pengurangan lesi jerawat secara signifikan mulai terlihat
sejak minggu keempat terapi dan terus berlanjut sampai akhir penelitian pada
minggu ke 12 [Tabel/Gam.4-5]. Berdasarkan perubahan tingkat keparahan jerawat
53% (43.2-62.8%) pada pasien dalam kelompok CNG dan dikatakan sebagai
pengobatan sukses dibandingkan dengan 28.0% (19.8-36.2%) pada pasien dalam
8

kelompok CCG (p<0.001). Pengurangan tingkat keparahan jerawat yang berarti


terlihat pada kelompok CNG (p<0.001) (1.6 0.9) dibangdingkan dengan kelompok
CCG (1.0 0.8) pada akhir penelitian. Perubahan tingkat keparahan jerawat dalam
masing-masing kelompok pengobatan pada akhir penelitian dibandingkan dengan
awal ditampilkan dalam [Tabel/Gam.6]. lima puluh lima persen (45.2-64.8%)
memiliki perubahan tingkat keparahan setidaknya dua tingat (-3 atau -2) pada akhir
masa terapi dibandingkan dengan kelompok CCH 27% (18.9-35.1%) (p<0.001).
Lebih lanjut, satu pasien pada kelompok CNG melaporkan mengalami peningkatan
dalam tingkat keparahan lesi (pada akhir penelitian); sementara dua pasien dalam
kelompok CCG memutuskan untuk tidak melanjutkan partisipasinya dalam
penelitian dengan alasan kurangnya efektivitas (satu pasien setiap 4 dan 8 minggu).
Perubahan lesi jerawat yang diamati pada awal dan ahir penelitian pada pasien
terpilih pada kelompok CNG ditampilkan dalam [Tabel/Gam.7].

PENILAIAN KEMAMPUAN TOLERANSI


Tujuh pasien memiliki 8 kejadian merugikan pada kelompok CNG, sementara itu 12
pasien memiliki 15 kejadian merugikan pada kelompok CCG. Walaupun tidak
menunjukkan hasil yang begitu signifkan (p=0.12) nano emulsion menunjukkan efek
tolerabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok gel biasa. Daftar
mengenai efek yang merugikan pada setiap elompok terapi ditampilkan dalam
[Tabel/Gam.8]. Sejauh ini laporan mengenai efek merugikan pada kelompok nano
emulsi masuk kedalam kategori ringan; dan 5 (33.3% [9.5-57.2]) dari 15 pasien
dalam kelompok gel biasa masuk dalam kelompok efek merugikan sedang
(p=0.122). Semua efek merugikan yang terjadi pada kedua kelompok terapi memiliki
kemungkinan disebabkan oleh terapi yang digunakan saat penelitian dan dapat
diatasi

dengan/tanpa

menggunakan

terapi

simtomatik

selama

penelitian

berlangsung.

10

Tidak terdapat efek merugikan yang serius atau parah yang dilaporkan terjadi
pada kedua kelompok terapi. Selain itu, tidak terdapat keluhan mengenai
munculnya efek merugikan pada pasien yang tidak melanjutkan terapi pada kedua
kelompok perlakuan. Penilaian menyeluruh mengenai toleransi selama penelitian
dilakukan yang dicatat oleh peneliti ditampilkan dalam [Tabel/Gam.-9].

DISKUSI
Untuk mengevaluasi mengenai efek dan keamanan pada kelompok gel nano emulsi
dan kelompok gel biasa yang diberikan sebagai terapi pasien dengan akne vulgaris
di wajah merupakan tujuan dilakukannya penelitian ini. Formulasi gel ano emulsi
dilaporkan lebih efektif dalam mengurang jumlah lesi jerawat termasuk didalamnya
lesi inflamasi dan non-inflamasi dibandingkan kelompok formulasi gel biasa.
Formulasi gel nano emulsi ini juga menunjukkan tingkat tolerabilitas yang lebih baik.
Formulasi nano emulsi menunjukkan stabilitas dan efek yang lebih panjang
berdasarkan dari kandungan bahan termodinamiknya. Hal itu meningkatkan
jangkauan daerah yang dapat dicapai obat sehingga dapat meningkatkan
penyerapan ke dalam jaringan. Faktanya, nano emulsi terbukti dapat meningkatkan
kemampuan penyerapan bahan aktif kedalam epidermis, dermis, dan bagian pili
sebaseus. Mereka juga menekan baik secara invitro dan invivo efek bacterial pada
beberapa jenis bakteri yang termasuk didalamnya P.acne. Meningakatkan
penyebaran di bagian pilo sebaseus melalui folikel rambut dan juga melalui difusi

11

lateral pada bagian yang tertutup/teinfeksi oleh komedo. Selain itu topical
antimikroba secara umum dihubungkan dengan timulnya efek merugikan local
seperti eritem, bengkak, rasa kering dan terbakar pada kulit. Bahan pelembap kulit
yang terdapat pada gel nano emulsi dapat meningkatkan toleransi penggunaan
serta kepatuhan dalam menggunakan juga dapat meningkatkan angka kesusksesan
terapi jerawat.
Penelitian ini ditujukan untuk menilai respon terapi secara umum dari penggunaan
terapi klindamisin topical secara optimal selama 12 minggu. Dan juga berkaitan
dengan rekomendasi terapi saat ini yang melarang keras untuk menggunakan
antibiotic dalam jangka lama untuk menghidari terjadinya resistensi obat. Selain itu,
terapi tunggal dengan klindamisin nano emulsi juga ditujukan untuk mengetahuin
tingkat efektifitas serta keamanan penggunaan tanpa adanya gangguan dari bahan
campuran lain. Walaupun desain penelitian ini menggunakan desain open-label
dapat menjadi faktor bias yang merupakan salah satu faktor yang selalu ada pada
penelitian open label yang pada penelitian ini susah untuk dikendalikan karena
adanya perbedaan mencolok pada kedua jenis terapi topical. Salah satu cara yang
dapat digunakan untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan menggunakan teknik
bodoh,

namun

membutuhkan

penggunaan

topical

tambahan

yang

dapat

mengganggu respon terapi dan dapat meningkatkan rasa ketidakpercayaan pasien


terhadap efek terapi yang sudah diberikan. Dan berdasarkan hal-hal tersebut diatas
kami memutuskan untuk menggunakan

disain penelitian dengan metode open

label. Besar sampel yang berjumlah 208 pasien yang ikut dalam penelitian ini
menunjukkan efek primer yang bervariasi dengan penghitungan menggunakan
tingkat kepercayaann 95% pada akhir penelitian.
Peningkatan perbaikan yang signifikan pada persentasi rata-rata dari inflamasi dan
lesi jerawat yang terlihat pada kelompok nano emulsi menunjukkan hasil yang lebih
baik dibandingkan dengan kelompok topical biasa yang sudah mulai terlihat sejak
minggu keempat pemakaian yang terus belanjut hingga akhir penelitian.
Peningkatan perbaikan dari lesi non inflamatori pada kelompok CNG juga
menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok CCG pada
minggu keempat yang terus berlanjut pada minggu-minggu setelahnya. Angka
kesuksesan yang mencapai dua kali lipat ditunjukkan oleh kelompok CNG pada
akhir penelitian jika dibandingkan dengan kelompok CCG. Hal yang sama juga
ditunjukkan dengan perubahan tingkat keparahan jerawat setidaknya dua tingkat

12

pada kelompok CNG dibandingkan pada kelompok CCG. Walaupun begitu,


rekomendasi terapi saat ini tidak menyarankan untuk menggunakan monoterapi
antibiotic topical untuk terapi yang membutuhkan waktu lebih lama dari 12 minggu.
Respon terapi yang dilaporkan dalam beberapa penelitian mengenai efek
klindamisin monoterapi dalam mengurangi lesi jerawat sangat bervariasi. Meta
analisis yang diterbitkan barubaru ini mengenai efek terapeutik terapi antimikroba
menunjukkan bahwa monoterapi dengan formulasi klindamisin 1-1,2% dapat
mengurangi sekitar 45% lesi inflamasi pada jerawat setelah 10-12 minggu terapi.
Respon terapi yang diamati untuk timbulnya lesi inflamasi setelah 12 minggu pada
penelitian ini menunjukkan hasil yang lebih besar (CNG: 73.4%, CCG: 60.6%)
dibandingkan dengan yang dilaporkan dalam meta analisi tersebut. Selain itu,
Alirezai M et al., dan Zouboulis CC et al., melaporkan rata-rata persentasi
penurunan lesi inflamasi yang hamper sama (58-62%) dengan hasil penelitian ini
pada kelompok CCG; sementara itu pada kelompok CNG menunjukkan efek
terapeutik yang lebih baik dalam hal memperbaiki lesi inflamasi hal ini berkaitan
denganformulasi gel nano emulsinya.
Selanjutnya, efek topical dari klindamisin dalam mengurangi lesi non inflamasi
memperlihatkan hasil yang bervariasi dari 30-60%. Penyebab perbedaan respon
yang ditunjukkan ini masih belum dipahami sepenuhnya namun diperkirakan
memilihi hubungan dengan peran patologik dari P.acne dalam pembentukan
komedo yang secara aktif dicegah menggunakan terapi klindamisin topical.
Formulasi pada kelompok CNG juga menunjukkan respon pengurangan lesi yang
baik (65.1%) dibandingkan dengan kelompok CCG (43.7%).
Formulasi gel klindamisin nano emulsi dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien.
Insidensi

keparahan

dan

efek

merugikan

yang

ditimbulkan

lebih

sedikit

dibandingkan dengan kelompok formulasi biasa, walaupun angka yang ditunjukkan


tidak terlalu signifikan. Efek merugikan karena klindamisin yang dilaporkan yaitu
berupa eritema, rasa kering/terbakar/iritasi pada kulit, serta deskuamasi.
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa formulasi gel klindamisisn nano emulsi
memuliki kemampuan yang lebih cepat serta efek yang lebih baik pada jerawat
dengan lesi inflamasi. Pada pengamatan ini juga menunjukkan peningkatan
penyerapan klindamisin pada bagian poli sebaseus yang terinfeksi. Efek pelembab
yang dimiliki oleh gel nano emulsi dan efek anti inflamasi yang dimiliki oleh

13

klindamisin dapat meningkatkan efek toleransi lokal obat pada kelenjar poli
sebaseus. Efek serta toleransi yang lebih baik menjadikan gel klindamisin dengan
formulasi nano sebagai obat yang cukup menjanjikan untuk digunakan dalam terapi
akne vulgaris. Selain itu formulasi ini juga dapat mencegah penyebaran bakteri
serta timbulnya resisten karena memiliki efek konsentrasi local obat yang tinggi
serta efek sinergistik pada nano emulsinya.
Penelitian mengenai efek lebih lanjut dan kategori morfologi jerawat dengan desain
penelitian yang lebih bak seperti, penelitian double blind atau tenik double dummy
dibutuhkan untuk mengetahui manfaat yang lebih lanjut dari formulasi gel nano
emulsi. Penelitian klinis yang menilai terapi kombinasi dengan agen lain seperti
retinoid atau benzoil peroksida untuk terapi yang membutuhkan waktu lebih dari 12
minggu juga dibutuhkan untuk menilai efek terapeutik dari terapi ini.

KESIMPULAN
Hasil dari penelitian klinis untuk terapi akne vulgaris pada wajah ini menunjukkan
bahwa formulasi gel klindamisin 1% dengan nano emulsi lebih efektif dibandingkan
dengan terapi konvensional biasa dan menunjukkan tolerabilitas yang lebih baik.
Penelitian lebih lanjut yang akan dilakukan dapat mengkataristik dan merinci efek
terapeutik dari formulasi nano emulsi pada terapi akne vilgaris.

14

Critical Appraisal
Analisis PICO :
Patient/Proble

Acne vulgaris

m
Intervention
Comparison
Outcome

Gel clindamycin 1% nano emulsi


Gel clindamycin biasa
Efektifitas dan toleransi pasien terhadap terapi

Pertanyaan
Validitas
1a.
Apakah
alokasi

Jawab

Penjelasan

Ya

Pasien yang memenuhi kriteria inklusi

pasien terhadap terapi

dirandomisasi

atau

computer untuk dibagi dalam kelompok

perlakuan

secara

random

menggunakan

system

yang menerima terapi formulasi nano


emulsi

gel
TM

Nanogel ;

klindamisin

Cadila

Healthcare

(Zyclin
Ltd.,

India) atau pada kelompok formulasi


gel

klindamisin

biasa

(Clindac-A,

Galderma International, Indoa).


Terdapat
1b. Apakah randomisasi
dilakukan

Tidak

secara

pada

bagian

study

procedures hal. 6
Penelitian dilakukan secara open label.
Artinya, baik peneliti maupun subjek

tersembunyi?

penelitian mengetahui kelompok dan


perlakuan yang akan diberikan selama
mengikuti penelitian ini.
Terdapat pada bagian materials and

1c.
subyek
pneliti
terapi

Apakah

antara

penelitian
blind
atau

dan

terhadap

Tidak

methods hal. 5
Baik peneliti maupun subjek penelitian
mengetahui terapi ataupun perlakuan
yang diberikan.

perlakukan

yang akan diberikan?

Terdapat pada bagian materials and


15

2a.

Apakah

semua

Ya

methods hal. 5
Pada penelitian ini walaupun terdapat

subyek yang ikut serta

beberapa subyek yang lost follow up

dalam

penelitian

selama proses penelitian, namun tetap

dalam

diperhitungkan dalam penentual hasil

diperhitungkan

hasil atau kesimpulan?

akhir penelitian.

(apakah pengamatannya
cukup lengkap)
2b. Apakah pengamatan
dilakukan

Ya

cukup

Terdapat pada bagian result hal. 7


Karena peneltian dilakukan selama 8
bulan yang didalamnya sudah termasuk

panjang?

waktu yang dibutuhkan untuk follow up.


Dilampirkan

2c.

Apakah

subyek

Ya

dalam

subjek

mana

randomisasi.

tersebut

dikelompokkan

dalam

randomisasi?
3a.

Dilampirkan

Selain

yang

perlakuan

Ya

dieksperimenkan,

apakah

and

methods hal. 5
Subjek dianalisis pada kelompok mana

dianalisis pada kelompok


subyek

material

dikelompokkan

dalam

dalam

Table/Fig-5,6,8,9

hal. 7
Semua subjek dalam penelitian harus
memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.

subyek

diperlakukan sama?

Hal ini terdapat pada bagian patient hal.

3b.

6
Kelompok sama dari awal hingga akhir

Apakah

kelompok

dalam penelitian sama


pada

awal

dan

penelitian?
Importance
1. Berapa
efek terapi?

Ya

penelitian.

akhir

besar

Pada kelompok formulasi gel klindamisin dengan


nano emulsi

dilaporkan total penurununan lesi

akne (69,3 vs 51,9%; p<0,01), inflamasi lesi akne


(73,4 vs 60,6 %; p<0,005), non inflamasi (65,1 vs
43,7%; p<0,001) yang dobandingkan dengan
kelompok formulasi gel biasa. Penurunan yang
signifikan didapatkan pada kelompok formulasi

16

dengan nano emulsi pada nilai angka rata-rata


keparakan jerawat (-1,6 0,9 vs -1,0 0,8;
p<0,001) jika dibandingkan dengan kelompok
2. Seberapa
estimasi
terapi?
Applicable
1. Apakah
yang

efek

95% dengan p<0,05 yang dikatakan terapi


memiliki hasil yang signifikan.

pasien

kita

sangat

besar

pembanding.
Ketepatan estimasi efek terapi dilihat dari nilai CI

miliki

Dalam penelitian ini, pasien mempunyai


karakteristik yang sama dengan pasien

berbeda

dengan

yang kita miliki.

pasien

dalam penelitian?
2. Apakah
hasil
yang

Tidak

baik

penelitian

Ya

dari

Klindamisin

merupakan

obat

yang

cukup mudah didapatkan di Indonesia.

dapat

Sehingga

diterapkan

dapat

diterapkan

untuk

kondisi yang kita miliki.

dengan

kondisi

yang kita miliki?


3. Apakah
semua
outcome

Ya

klnis

yang

Penelitian ini juga melihat efek yang


tidak

penting

diinginkan

dari

penggunaan

klindamisin.

dipertimbangkan
(efek

samping

yang mungkin)
4. Apakah
sudah

Hal
Ya

memahami
harapan
pilihan

ini

dijelaskan

pada

bagian

tolerability assessments hal.8


Dengan penggunaan gel klindamisin
nano emulsi dapat meningkatkan angka

dan

kesembuhan akne vugaris dan dengan

pasien

angka

kita?

efek

samping

serta

efek

merugikan yang tidak diinginkan lebih


rendah dari pengobatan akne vulgaris

5. Apakah intervensi
yang

akan

Ya

dengan formulasi gel biasa.


Klindamisin tidak memiliki efek samping
merugikan yang berarti bagi pasien.

diberikan

Jadi kemungkinan besar penggunaan

memenuhi

formulasi gel klindamisin nano emulsi

harapan pasien?

ini dapat memenuhi harapan pasien

17

Pasien siap akan

dan

pasien

konsekuensinya?

konsekuensinya.

akan

siap

dengan

18

Anda mungkin juga menyukai