Jurnal Kulit
Jurnal Kulit
Disusun untuk Memenuhi Syarat Program Pendidikan Klinik pada Stase Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Soedirman Kebumen
Oleh:
Nurul Fauziah
10711219
INTRODUKSI
Akne vulgaris merupakan gangguan dermatologis biasa dengan angka prevalensi
yang dilaporkan mencapai 85% dari populasi diberbagai negara. Akne vulgaris
memiliki pengaruh yang kuat terhadap kualitas hidup, perkembangan psikososial,
serta kepercayaan diri pasien. Akne vulgaris mengenai daerah yang memiliki
banyak folikel sebaseus, biasanya mengenai wajah, bagian atas dai dada, dan
bagian punggung.
Sampai saat ini hiperproliferasi folikular epidermal dengan adanya penyumbatan
oleh komedo dikatakan sebagai tanda perkembangan awal dari jerawat dan
penutupan oleh komedo dikatakan sebagai precursor timbulnya lesi inflamasi. Bukti
saat ini yang menunjukkan bahwa adanya inflamasi merupakan awal dari
pembentukan mikrokomedo dan perkembangan tersebut menyebabkan kelenjar
folikular juga ikut terpengaruh, dan pada beberapa kasus hal ini disebabkan karena
inflamasi oleh Propionibacterium acnes. P. acnes merupakan organisme anaerob
yang terdapat pada kelenjar sebaseus yang ikut berperan terhadap patofisiologi
jerawat. Bakteri ini menyebabkan inflamasi dengan cara memproduksi mediator
inflamasi melalui toll like receptor-2 dan aktivasi dari system imun.
Pengobatan antibiotik untuk P.acne merupakan salah satu bagian yang penting
dalam terapi untuk akne vulgaris. Walaupun antibiotic sistemik sudah digunakan
selama beberapa tahun sebagai pengobatan yang ditujukan untuk mengurangi
populasi P.acne, antibiotic topical merupakan pilihan yang lebih dapat diterima
karena memiliki efek samping dan interaksi yang lebih sedikit. Diantara banyaknya
antibiotic topical yag diresepkan untuk mengobati akne vulgaris, klindamisin
dikatakan memiliki kemanjuran yang lebih baik. Klindamisin juga memiliki efek anti
inflamasi yang ikut berperan dalam efek terapeutik anti jerawat yang lebih baik.
Konsentrasi obat ini pada kelenjar polisebaseus mempengaruhi efek obat dari agen
anti mikroba. Untuk itu, pemilihan penggunaan obat akan memberikan efek
penyerapan obat yang lebih baik dan dapat memberi hasil akhir efek obat yang lebih
baik dan dapat membantu mencegah adanya resistensi obat.
Pengolahan gel topikal nano emulsi yang mengandung klindamisin (sebagai fosfat)
1% w/w sebagai bahan aktif telah dibuat menggunakan teknologi unik nano emulsi.
Nano emulsi memiliki jangkauan area yang lebih luad dibandingkan dengan makro
emulsi regular dan memiliki kemampuan penyerapan yang lebih baik ke dalam
kelenjar polisebaseus sehingga memiliki efek yang lebih baik. Selanjutnya, air yang
menrupakan
bahan
dasar
gel
memiliki
efek
melembapkan
yang
dapat
meningkatkan efek toleransi lokal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek
kemanjuran serta keamanan dari terapi klindamisin 1% menggunakan teknoligi
formulasi gel dengan nano emulsi yang dibandingkan dengan terapi formulasi gel
konvensional pada pasien akne vulgaris di wajah.
PASIEN
Pasien laki-laki ataupun perempuan minimal berumur 12 tahun dengan diagnosis
akne vulgaris pada wajah yang menyatakan dapat mengikuti penelitian dan
melakukan kunjungan untuk follow-up dimasukkan dalam penelitian ini. Pasien
wanita diharapkan sedang dalam keadaan tidak hamil atau merencanakan
kehamilan selama penelitian berlangsung.
Pasien dengan riwayat enteritis regional, colitis ulser, atau colitis yang berhubungan
dengan antibiotic; penyakit kardiovaskuler, hepar, ginjal, atau penyakit sistemik lain
dieksklusi dari penelitian. Pasien dengan hipersensitivitas terhadap klindamisin,
linomisin, atau jenis lain dari kelas yang sama juga dinyatakan tidak layak untuk ikut
dalam penelitian. Pasien dengan luka terbuka atau luka yang belum sembuh
sempurna atau pasien yang menerima pengobatan lain dalam tiga bulan terakhir
atau pasien dengan riwayat penyalahgunaan alcohol atau obat juga dinyatakan
tidak layak mengikuti penelitian.
Pasien tidak diizinkan untuk menggunakan pengobatan topical atau sistemik lain
untuk
akne
vulgaris,
agen
pengelupas,
pembersih
yang
menyebabkan
pengelupansan, yang memiliki efek kering, atau produk yang dapat menyebabkan
iritasi (dengan kandungan pengharum atau alcohol) selama penelitian berlangsung.
Penggunaan kosmetik yang dapat menyebabkan komedo atau memperparah lesi
jerawat juga dilarang keras untuk digunakan oleh pasien. Penggunaan terapi
dengan kandungan yang dapat menyebabkan blockade neuromuscular juga tidak
diperbolehkan untuk dipergunakan karena klindamisin sendiri memiliki efek
memblok system neuromuscular yang dapat meningkatkan efek blockade
neuromuscular agen lain.
PROSEDUR PENELITIAN
Pasien
yang
menderita
akne
vulgaris
pada
wajah
dievaluasi
dengan
mengaplikasikan kriterian inklusi dan eksklusi dan melalui pemeriksaan fisik serta
sistemikuntuk menentukan kelayakan mengikuti penelitian. Pasien yang masuk
dalam kriteria inklusi diacakmenggunakan system komputer untuk masuk kedalam
kelompok yang menerima terapi klindamisin dengan nano emulsi formulasi gel
(Zyclin NanogelTM; Cadila Healthcare Ltd., India) atau pada kelompok klindamisin
formulasi biasa yang ada dipasaran (Clindac-A Gel, Galderma International, India).
Pasien diinstruksikan untuk mengaplikasikan gel secara tipis dua kali sehari,
dengan ujung jari, hindari daerah mata dan bibir, pastikan bagian dengan jerawat
kering dan bersih sebelum pemakaian. Total waktu terapi yaitu 12 minggu dan
follow-up pasien dilakukan setia pasien datang kontrol pada jadwal yang sudah
ditemtukan yaitu pada minggu ke 4, 8, dan 12 setelah terapi awal.
Total jumlah lesi, termasik, lesi inflamasi (contoh: papul, pustule, nodul, dan kista)
dan lesi non inflamasi (komedo tertutup atau terbuka) dihitung dan dicatat untuk
mengetahui
manfaat
dari
terapi.
Persentasi
penurunan
jumlah
lesi
juga
Variable untuk menunjukkan manfaat primer yaitu persentasi penurunan jumlah total
lesi, lesi inflamasi, dan lesi non-inflamasi pada akhir penelitian (minggu ke-12) and
perbandingan follow-up pada setiap kunjungan control dengan data awal. Variable
untuk efek sekunder yaitu angka kesuksesan terapi dan peningkatan perbaikan
tingkat keparahan jerawat pada kahir penelitian dibandingkan dengan awal
penelitian (minggu ke-0).
Peneliti juga mencatat segala efek merugikan yang mungkin timbul pada setiap
kunjungan konstrol, yang merupakan catatan mengenai tanggal onset terjadi,
keparahan (ringan, sedang, atau berat), efek terapi, hasil akhir dan durasi dari efek
samping yang ditimbulkan. Penilaian mengenai penyebab efek merugikan dari
terapi yang diberikan dievaluasi menggunakan kriteria World Health OrganizationUppsala Monitoring Center(WHO-UMC). Peneliti menilai secara keseluruhan
mengenai tolerabilitas pasien pada akhir penelitian menggunakan skala yang telah
ditentukan untuk setiap kelompok terapi.
ANALISIS STATISTIK
Penilaian mengenai efek dan keamanan menggunakan prinsip Intention-To-Treat
(ITT)dihitung pada setiap pasien yang mengikuti penelitian dan menghadiri
setidaknya satu kali jadwal follow-up. Data variabel mengenai efek terapi
ditampilkan dalam rata-rata, standar deviasi (SD), tingkat kepercayaan 95% (CI)
dan mengenai variabel ordinal/nominal ditampilkan dalam bentuk frekuensi (nomor)
HASIL
Dua ratus delapan pasien yang terkena akne vulgaris pada wajah mengikuti
penelitian ini pada tujuh pusat berbeda di seluruh bagian negara. Total 200 pasien,
100 pasien pada kelompok klindamisin nano emulsion gel (kelompok CNG)dan 100
pasien pada kelompok gel klindamisin biasa (kelompok CCG), yang menyelesaikan
setidaknya satu kali kunjungan setelah dilakukan pengacakan kelompok dan
termasuk didalamnya analisis mengenai ITT, dan 169 pasien yang akhirnya
menyelesaikan seluruh tahap penelitian. Gambaran mengenai tahap penerimaan
peserta ditampilkan dalam [Tabel/Gam.2].
PENILAIAN EFEKTIVITAS
Lesi jerawat berkurang setelah terapi awal pada semua pasien yang terdaftar pada
kedua kelompok studi. Pengurangan lesi jerawat secara signifikan mulai terlihat
sejak minggu keempat terapi dan terus berlanjut sampai akhir penelitian pada
minggu ke 12 [Tabel/Gam.4-5]. Berdasarkan perubahan tingkat keparahan jerawat
53% (43.2-62.8%) pada pasien dalam kelompok CNG dan dikatakan sebagai
pengobatan sukses dibandingkan dengan 28.0% (19.8-36.2%) pada pasien dalam
8
dengan/tanpa
menggunakan
terapi
simtomatik
selama
penelitian
berlangsung.
10
Tidak terdapat efek merugikan yang serius atau parah yang dilaporkan terjadi
pada kedua kelompok terapi. Selain itu, tidak terdapat keluhan mengenai
munculnya efek merugikan pada pasien yang tidak melanjutkan terapi pada kedua
kelompok perlakuan. Penilaian menyeluruh mengenai toleransi selama penelitian
dilakukan yang dicatat oleh peneliti ditampilkan dalam [Tabel/Gam.-9].
DISKUSI
Untuk mengevaluasi mengenai efek dan keamanan pada kelompok gel nano emulsi
dan kelompok gel biasa yang diberikan sebagai terapi pasien dengan akne vulgaris
di wajah merupakan tujuan dilakukannya penelitian ini. Formulasi gel ano emulsi
dilaporkan lebih efektif dalam mengurang jumlah lesi jerawat termasuk didalamnya
lesi inflamasi dan non-inflamasi dibandingkan kelompok formulasi gel biasa.
Formulasi gel nano emulsi ini juga menunjukkan tingkat tolerabilitas yang lebih baik.
Formulasi nano emulsi menunjukkan stabilitas dan efek yang lebih panjang
berdasarkan dari kandungan bahan termodinamiknya. Hal itu meningkatkan
jangkauan daerah yang dapat dicapai obat sehingga dapat meningkatkan
penyerapan ke dalam jaringan. Faktanya, nano emulsi terbukti dapat meningkatkan
kemampuan penyerapan bahan aktif kedalam epidermis, dermis, dan bagian pili
sebaseus. Mereka juga menekan baik secara invitro dan invivo efek bacterial pada
beberapa jenis bakteri yang termasuk didalamnya P.acne. Meningakatkan
penyebaran di bagian pilo sebaseus melalui folikel rambut dan juga melalui difusi
11
lateral pada bagian yang tertutup/teinfeksi oleh komedo. Selain itu topical
antimikroba secara umum dihubungkan dengan timulnya efek merugikan local
seperti eritem, bengkak, rasa kering dan terbakar pada kulit. Bahan pelembap kulit
yang terdapat pada gel nano emulsi dapat meningkatkan toleransi penggunaan
serta kepatuhan dalam menggunakan juga dapat meningkatkan angka kesusksesan
terapi jerawat.
Penelitian ini ditujukan untuk menilai respon terapi secara umum dari penggunaan
terapi klindamisin topical secara optimal selama 12 minggu. Dan juga berkaitan
dengan rekomendasi terapi saat ini yang melarang keras untuk menggunakan
antibiotic dalam jangka lama untuk menghidari terjadinya resistensi obat. Selain itu,
terapi tunggal dengan klindamisin nano emulsi juga ditujukan untuk mengetahuin
tingkat efektifitas serta keamanan penggunaan tanpa adanya gangguan dari bahan
campuran lain. Walaupun desain penelitian ini menggunakan desain open-label
dapat menjadi faktor bias yang merupakan salah satu faktor yang selalu ada pada
penelitian open label yang pada penelitian ini susah untuk dikendalikan karena
adanya perbedaan mencolok pada kedua jenis terapi topical. Salah satu cara yang
dapat digunakan untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan menggunakan teknik
bodoh,
namun
membutuhkan
penggunaan
topical
tambahan
yang
dapat
label. Besar sampel yang berjumlah 208 pasien yang ikut dalam penelitian ini
menunjukkan efek primer yang bervariasi dengan penghitungan menggunakan
tingkat kepercayaann 95% pada akhir penelitian.
Peningkatan perbaikan yang signifikan pada persentasi rata-rata dari inflamasi dan
lesi jerawat yang terlihat pada kelompok nano emulsi menunjukkan hasil yang lebih
baik dibandingkan dengan kelompok topical biasa yang sudah mulai terlihat sejak
minggu keempat pemakaian yang terus belanjut hingga akhir penelitian.
Peningkatan perbaikan dari lesi non inflamatori pada kelompok CNG juga
menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok CCG pada
minggu keempat yang terus berlanjut pada minggu-minggu setelahnya. Angka
kesuksesan yang mencapai dua kali lipat ditunjukkan oleh kelompok CNG pada
akhir penelitian jika dibandingkan dengan kelompok CCG. Hal yang sama juga
ditunjukkan dengan perubahan tingkat keparahan jerawat setidaknya dua tingkat
12
keparahan
dan
efek
merugikan
yang
ditimbulkan
lebih
sedikit
13
klindamisin dapat meningkatkan efek toleransi lokal obat pada kelenjar poli
sebaseus. Efek serta toleransi yang lebih baik menjadikan gel klindamisin dengan
formulasi nano sebagai obat yang cukup menjanjikan untuk digunakan dalam terapi
akne vulgaris. Selain itu formulasi ini juga dapat mencegah penyebaran bakteri
serta timbulnya resisten karena memiliki efek konsentrasi local obat yang tinggi
serta efek sinergistik pada nano emulsinya.
Penelitian mengenai efek lebih lanjut dan kategori morfologi jerawat dengan desain
penelitian yang lebih bak seperti, penelitian double blind atau tenik double dummy
dibutuhkan untuk mengetahui manfaat yang lebih lanjut dari formulasi gel nano
emulsi. Penelitian klinis yang menilai terapi kombinasi dengan agen lain seperti
retinoid atau benzoil peroksida untuk terapi yang membutuhkan waktu lebih dari 12
minggu juga dibutuhkan untuk menilai efek terapeutik dari terapi ini.
KESIMPULAN
Hasil dari penelitian klinis untuk terapi akne vulgaris pada wajah ini menunjukkan
bahwa formulasi gel klindamisin 1% dengan nano emulsi lebih efektif dibandingkan
dengan terapi konvensional biasa dan menunjukkan tolerabilitas yang lebih baik.
Penelitian lebih lanjut yang akan dilakukan dapat mengkataristik dan merinci efek
terapeutik dari formulasi nano emulsi pada terapi akne vilgaris.
14
Critical Appraisal
Analisis PICO :
Patient/Proble
Acne vulgaris
m
Intervention
Comparison
Outcome
Pertanyaan
Validitas
1a.
Apakah
alokasi
Jawab
Penjelasan
Ya
dirandomisasi
atau
perlakuan
secara
random
menggunakan
system
gel
TM
Nanogel ;
klindamisin
Cadila
Healthcare
(Zyclin
Ltd.,
klindamisin
biasa
(Clindac-A,
Tidak
secara
pada
bagian
study
procedures hal. 6
Penelitian dilakukan secara open label.
Artinya, baik peneliti maupun subjek
tersembunyi?
1c.
subyek
pneliti
terapi
Apakah
antara
penelitian
blind
atau
dan
terhadap
Tidak
methods hal. 5
Baik peneliti maupun subjek penelitian
mengetahui terapi ataupun perlakuan
yang diberikan.
perlakukan
2a.
Apakah
semua
Ya
methods hal. 5
Pada penelitian ini walaupun terdapat
dalam
penelitian
dalam
diperhitungkan
akhir penelitian.
(apakah pengamatannya
cukup lengkap)
2b. Apakah pengamatan
dilakukan
Ya
cukup
panjang?
2c.
Apakah
subyek
Ya
dalam
subjek
mana
randomisasi.
tersebut
dikelompokkan
dalam
randomisasi?
3a.
Dilampirkan
Selain
yang
perlakuan
Ya
dieksperimenkan,
apakah
and
methods hal. 5
Subjek dianalisis pada kelompok mana
material
dikelompokkan
dalam
dalam
Table/Fig-5,6,8,9
hal. 7
Semua subjek dalam penelitian harus
memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.
subyek
diperlakukan sama?
3b.
6
Kelompok sama dari awal hingga akhir
Apakah
kelompok
awal
dan
penelitian?
Importance
1. Berapa
efek terapi?
Ya
penelitian.
akhir
besar
16
efek
pasien
kita
sangat
besar
pembanding.
Ketepatan estimasi efek terapi dilihat dari nilai CI
miliki
berbeda
dengan
pasien
dalam penelitian?
2. Apakah
hasil
yang
Tidak
baik
penelitian
Ya
dari
Klindamisin
merupakan
obat
yang
dapat
Sehingga
diterapkan
dapat
diterapkan
untuk
dengan
kondisi
Ya
klnis
yang
penting
diinginkan
dari
penggunaan
klindamisin.
dipertimbangkan
(efek
samping
yang mungkin)
4. Apakah
sudah
Hal
Ya
memahami
harapan
pilihan
ini
dijelaskan
pada
bagian
dan
pasien
angka
kita?
efek
samping
serta
efek
5. Apakah intervensi
yang
akan
Ya
diberikan
memenuhi
harapan pasien?
17
dan
pasien
konsekuensinya?
konsekuensinya.
akan
siap
dengan
18