Anda di halaman 1dari 31

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam rangka penerapan paradigma sehat khususnya yang berkaitan
dengan promosi kesehatan di Indonesia, Menteri Kesehatan Republik Indonesia
membuat suatu Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang
tertuang

dalam

Peraturan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor:2269/MENKES/PER/XI/2011 yang mengatur upaya peningkatan perilaku


hidup bersih dan sehat atau disingkat PHBS di seluruh Indonesia dengan mengacu
kepada pola manajemen PHBS, mulai dari tahap pengkajian, perencanaan, dan
pelaksanaan serta pemantauan dan penilaian. Upaya tersebut dilakukan untuk
memberdayakan masyarakat dalam memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya sehingga masyarakat sadar, mau, dan mampu secara mandiri ikut
aktif dalam meningkatkan status kesehatannya.1
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam
kegiatan kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatankegiatan
kesehatan di masyarakat.1
Penerapan PBHS itu sendiri bukanlah suatu hal yang mudah karena upaya
tersebut berkaitan sangat erat dengan masalah perilaku sedangkan masalah
perilaku merupakan masalah yang khas dan kompleks. Salah satu cara merubah
perilaku yaitu dengan pembinaan. Pembinaan PHBS dilaksanakan pada setiap
tatanan masyarakat seperti di tatanan rumahtangga, tatanan institusi pendidikan,
tatanantempat kerja, tatanan tempat umum, dan tatanan fasilitaskesehatan. Namun
evaluasi keberhasilan pembinanaan PHBS dilakukan dengan melihat indikator
PHBS di tatanan rumah tangga. PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk
memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga
1

Sehat. Rumah tangga sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan


melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman
penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat.2-6
Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di
rumah tangga, terdiri dari persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi ASI
Eksklusif, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban
sehat, memberantas jentik di rumah, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan
aktifitas fisik setiap hari serta tidak merokok di dalam rumah. Penerapan 10
indikator PHBS di tingkat rumah tangga sangat tergantung dengan kesadaran dan
peran serta aktif masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing.
Sebab upaya untuk mewujudkan lingkungan yang sehat akan menunjang pola
perilaku kehidupan rakyat yang sehat secara berkelanjutan.3-5
Analisis PHBS hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013
meliputi 294.959 RT (220.895 RT tanpa balita dan 74.064 RT memiliki balita).
Proporsi nasional RT dengan PHBS baik adalah 32,3 persen. Terjadi
penurunanpersentase proporsi nasional RT PHBS baik dibandingkan tahun 2007
yang telah mencapai 38,7 persen. Sedangkan untuk Provinsi Jambi sendiri masih
masuk dalam enam terendah dari tiga puluh tiga provinsi di Indonesia.7, 8
Merujuk kepada hasil riskesdas, penyakit maupun gangguan kesehatan yang
muncul dan menjadi masalah kesehatan masyarakat banyak dipengaruhi oleh
faktor perilaku. Misalnya kasus diare yang tinggi berhubungan dengan perilaku
BAB di sembarang tempat, perilaku cuci tangan tidak pakai sabun serta
ketidaktersediaan jamban keluarga. Masih tingginya AKI maupun AKB salah
satunya adalah karena perilaku persalinan tidak dilakukan di tenaga kesehatan.
Tingginya obesitas maupun penyakit tidak menular salah satunya karena
kurangnya aktivitas fisik maupun perilaku konsumsi makanan yang tidak gizi
seimbang. Hal tersebut merupakan bagian dari perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) dalam semua tatanan khususnya tatanan rumah tangga. Apabila kesepuluh
PHBS dapat dijalankan di tingkat rumah tangga, maka akan tercapai rumah tangga

sehat dan pada akhirnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal akantercapai.9
Pencapain PHBS di Kota Jambi sendiri pada tahun 2013 telah mencapai
85,37%. Untuk wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu sendiri pada tahun 2015
ditemukan 77,98 % masyarakat melakukan PHBS tatanan rumah tangga dan yang
tidak melakukan PHBS adalah sebesar 22,02%.

Data ini didapatkan dari 4

kelurahan wilayah Puskesmas Putri Ayu dari sebanyak 4085 rumah tangga yang
dipantau adalah 840 rumah tangga. Berdasarkan data diatas, penulis tertarik untuk
meneliti pelaksanaan dan permasalahan kegiatan PHBS Rumah Tangga di wilayah
kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2015.10

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui penerapan dan permasalahan kegiatan PHBS di tatanan
Rumah Tangga di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Kota JambiTahun 2015.
1.2.2 Tujuan Khusus
1

Untuk mengetahui penerapan kegiatan PHBS rumah tangga di wilayah kerja

Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2015.


Untuk mengetahui permasalahan kegiatan PHBS rumah tangga di wilayah

kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2015.


Untuk menentukan prioritas masalah kegiatan PHBS rumah tangga di wilayah

kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2015.


Untuk menentukan alternatif pemecahan masalah kegiatan PHBS rumah

tangga di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2015.
Untuk menyusun rencana usulan kegiatan PHBS rumah tangga di wilayah

kerja Puskesmas Putri Ayu Kota JambiTahun 2015.


Untuk menyusun format monitoring kegiatan dan evaluasi kegiatan-kegiatan
pada alternatif pemecahan prioritas masalah pada pelaksanaan PHBS rumah
tangga di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2015
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku


yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang
menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong
dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat. PHBS adalah upaya memberikan pengalaman
belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka
jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, guna
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan Advokasi,
Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga
dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan
meningkatkan kesehatan masyarakat.3
2.2 Tujuan PHBS
Tujuan PHBS yaitu meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan
kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk
swasta dan dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal.3
2.3 Tatanan PHBS
Telah disepakati adanya lima tatanan pada PHBS, yaitu tatanan rumah
tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum
dan tatanan fasilitas kesehatan. Akan tetapi, untuk melihat keberhasilan
pembinaan PHBS, praktik PHBS yang diukur adalah yang dijumpai di tatanan
rumah tangga. Telah ditetapkan sepuluh indikator untuk menetapkan apakah
sebuah rumah tangga telah mempraktikkan PHBS.4

Gambar 2.1 Pengaruh antar Tatanan dalam PHBS di Indonesia

Setiap tatanan PHBS mempunyai tujuan dan kepentingannya sendirisendiri sebagaimana diuraikan berikut ini: 11
1

PHBS di lingkungan rumah tangga dimana anggota keluarga menyadari dan


mampu mempraktikkan gaya hidup sehat dan lebih berperan aktif dalam
menggerakkan masyarakat untuk mencapai kesehatan masyarakat.

PHBS di lingkungan sekolah juga sangat penting, mengingat bahwa siswa dan
komunitas sekolah berisiko terkena banyak penyakit yang terjadi pada usia
sekolah. PHBS di lingkungan sekolah dioperasionalkan dengan menggunakan
sistem yang ada Usaha Kesehatan Sekolah UKS = Program Kesehatan
Sekolah).

PHBS di tempat umum (masjid, pasar, fasilitas olahraga, bandara) sama


pentingnya, terlepas apakah sarana umum ini milik pemerintah atau swasta.
Pentingnya di sini adalah untuk mempertahankan tanggungjawab kolektif
untuk menjaga tempat-tempat umum yang bersih. PHBS di tempat kerja
bertujuan untuk memastikan bahwa kesehatan pekerja dan pengusaha
mendapatkan perhatian maksimal dan perlindungan, misalnya ibu menyusui
yang bekerja harus mendapatkan fasilitas menyusui.

PHBS pada fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit diarahkan untuk
mencegah penyebaran penyakit, mencegah teIjadinya infeksi nosokomial
sebab

tempat

layanan

kesehatan

seharusnya

tidak

menjadi

tempat

perkembangbiakan bibit penyakit.


2.4 Indikator PHBS
Mengukur peningkatan perilaku sehat pada individu tidak mudah sebab
membutuhkan waktu. Oleh karena itu, salah satu indikator antara lain adalah
melalui pengukuran prestasi sekelompok orang, dengan asumsi bahwa individuindividu didalamnya berinteraksi. PHBS menggunakan pendekatan tatanan
pengaturan rumah tangga, sekolah, tempat umum, tempat kerja dan institusi
kesehatan.1
Program PHBS telah menjadi salah satu pencapaian utama dari Kemenkes yang
meliputi sepuluh komponen yaitu3-5 :

1. Pertolongan Persalinan oleh Nakes (Delivery by health professional), Data


ini didapatkan dari data persalinan yang terakhir yang ditolong oleh tenaga
kesehatan dari riwayat persalinan dalam tiga tahun terakhir sebelum
survey.
2. Bayi mendapat ASI ekslusif (Exclusive Breast Feeding), Bayi termuda usia
0-6 bulan yang mendapat ASI saja sejak lahir sampai 24 jam terakhir atau
indikator ini menggunakan data dari riwayat pernah diberikan ASI
eksklusif diantara individu baduta usia 0 23 bulan. Pengertian pemberian
ASI eksklusif dalam analisis ini adalah bayi usia 6 bulan yang hanya
mendapatkan ASI saja dalam 24 jam terakhir saat wawancara atau individu
baduta yang pertama kali diberi minuman atau makanan berumur enam
bulan atau lebih
3. Menimbang bayi dan balita setiap bulan (Monthly weighing ofbaby and
the underfives).Indikator ini menggunakan variabel individu usia 0 sampai
59 bulan yang mempunyai riwayat pernah ditimbang dalam enam bulan
terakhir.
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun (handwashing with soap)
Individu daiam rumah tangga yg berumur ~ 10 th mempunyai kebiasaan
mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan/menyuapi
anak atau sebelum menjamahi/memegang makanan, sesudah buang air
besar/menceboki anak, setelah membuang kotoranlsampah, setelah
membuang ingus, setiap kali tangan kotor dan lain-lain.
5. Air bersih (using clean water) Rumah tangga dengan ketersediaan air
bersih: adalah rumah tangga yang memiliki atau mudah mendapatkan air
bersih untuk kebutuhan sehari hari meliputi air leding, pompa, sumur
terlindung, serta mata air terlindung dan penampungan air hujan. Sumber
air dari pompa, sumur dan mata air terlindung berjarak minimal 10 meter
dari tempat penampungan kotoran atau limbah.
6. Rumah tangga dengan ketersediaan jamban (using andpossesion oflatrines
in the household) Adalah rumah tangga yang memiliki atau menggunakan

jamban leher angsa dengan tangki septik atau lubang penampungan


kotoran sebagai pembuangan akhir
7. Membersihkan Jentik di rumah (weekly removing ofmosquito larvae in the
house)
Individu dalam rumah tangga mempunyai kebiasaan menguras bak
mandi setiap satu minggu sekali , menutup bak penampungan air,
mengubur barang-barang bekas
8. Cukup makan sayur dan buah setiap hari (daily consumption ofvegetables
and fruit)
Penduduk 10 tahun ke atas yang mengkonsumsi minimal 5 porsi
kombinasi sayur dan buah dalam setiap hari (2 porsi sayur dan 3 porsi
buah atau sebaliknya). Melakukan aktivitas fisik setiap hari.
9. Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap
sehat dan bugar sepanjang hari.
10. Rumah tangga tidak merokok (not smoking in the house.) Penduduk 10
tahun ke atas yang tidak merokok selama 1 bulan terakhir atau individu
yang tidak mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah pada saat ada
anggota rumah tangga lainnya serta memperhitungkan juga rumah tangga
yang tidak ada anggota rumah tangga yang merokok
2.5 Manfaat PHBS
Penerapan PHBS dalam rumah tangga akan menimbulkan manfaat baik bagi
rumah tangga tersebut, masyarakat maupun pemerintah. Maanfaat penerapan
PHBS di dalam rumah tangga diantaranya:
1. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.
2. Rumah tangga sehat dapat meningkat produktivitas kerja anggota keluarga
3. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya
yangtadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya
investasiseperti biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan
kesejahteraananggota rumah tangga

4. Salah

satu

indikator

menilai

keberhasilan

Pemerintah

Kabupaten /Kotadibidang kesehatan


5. Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan
Dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.11

Daerah

BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA
3.1 Pengumpulan Data
Pada penelitian ini digunakan data primer dan data sekunder. Data primer
didapat melalui wawancara kepada petugas kesehatan bagian program PHBS
mengenai pelaksanaan PHBS dan permasalahannya. Sedangkan data sekunder
didapat dari data rekapitulasi hasil pemantauan PHBS Tatanan Rumah Tangga
Puskesmas Putri AyuTahun 2015.
3.2 Cara Pengumpulan Data
a

Data Primer
Penulis melakukan wawancara pada petugas puskesmas bagian program
PHBS dan wawancara dengan ibu rumah tangga yang dipantau PHBS
rumah tangga untuk memperoleh data dan informasi mengenai

permasalahan yang ada pada pelaksanaan PHBS.


b Data Sekunder
Penulis mengumpulkan data yang diperoleh dari petugas kesehatan bagian
program PHBS. Data yang diambil adalah data rekapitulasi hasil
pemantauan PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas Putri Ayu Tahun
2015.
3.3 Pengolahan Data
Setelah proses pengumpulan data selesai, penulis melakukan pemilihan
dari semua data yang ada, kemudian dianalisa untuk mengidentifikasi
permasalahan yang ada, setelah itu ditentukan prioritas masalah dengan teknik
MCUA (Multiple Criteria Utility Assesment) serta teknik PAHO. Untuk
memudahkan dalam mengetahui penyebab penulis menggunakan Fish Bone
Analyze, penyebab masalah diprioritaskan dan dibuktikan dengan data yang ada,
lalu ditentukan alternatif pemecahan masalahnya, selanjutnya dibuat rencana
pemecahan masalah kemudian dimonitoring dan dievaluasi.
BAB IV

10

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS


4.1 Profil Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi
4.1.1 Keadaan Geografi
Puskesmas Putri Ayu terletak di kelurahan Legok Kecamatan Telanai Pura
Kota Jambi dan merupakan puskesmas perawatan. Wilayah kerja puskesmas Putri
Ayu mencakup empat kelurahan yaitu kelurahan Legok, kelurahan Solok Sipin,
kelurahan Murni, kelurahan Sungai Putri. Luas wilayah kerja Puskesmas Putri
Ayu 962 ha atau 61 Km, terdiri dari daerah dataran tinggi di sebelah Selatan
dan dataran rendah di sebelah Utara. Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas
Putri Ayu adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Batang Hari.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan kelurahan Kecamatan Pasar Jambi.
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Selamat dan Kecamatan
Telanaipura.
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Jelutung.
4.1.2

Keadaan Demografi
Jumlah penduduk diwilayah kerja puskesmas Putri Ayu berdasarkan data

akhir tahun 2015 adalah 46.442 jiwa dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 4.1 Jumlah penduduk per kelurahan di Puskesmas Putri Ayu tahun 2015
No
.
1.
2.
3.
4.

Kelurahan
Legok
Murni
Solok Sipin
Sungai Putri

Jumlah penduduk
14.493
6.712
13.205
12.032

4.1.3 Visi dan Misi


1. Visi
Terwujudnya Puskesmas Putri Ayu dengan pelayanan prima masyarakat
yang berperilaku hidup bersih dan sehat pada tahun 2015.
2. Misi
a. Memberikan pelayanan kesehatan berkualitas, adil, dan terjangkau.
b. Menggerakkan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.

11

c. Meningkatkan kesejahteraan karyawan/ karyawati Puskesmas Putri


Ayu.
d. Meningkatkan sarana dan prasarana yang memenuhi standar.
4.1.4 Program Puskesmas
1. Program upaya kesehatan masyarakat
a. Esensial
1)
Promosi kesehatan
2)
Kesehatan lingkungan
3)
KIA dan KB
4)
Gizi
5)
Pencegahan dan pengendalian penyakit
b. Pengembangan
1)
Upaya kesehatan usia lanjut
2)
Perkesmas
3)
Upaya kesehatan jiwa
4)
Upaya kesehatan trlinga
5)
UKS
2. Upaya kesehatan perorangan
a. Rawat jalan
b. Pelayananan gawat darurat
c. Pelayanan satu hari
d. Home care
e. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan
kesehatan

4.2 Data Rekapitulasi Hasil Pemantauan PHBS Tatanan Rumah Tangga


Laporan Rekapitulasi Hasil Pemantauan PHBS Tatanan Rumah Tangga
Puskesmas Putri Ayu Tahun tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2Rekapitulasi hasil pemantauan PHBS tatanan rumah tangga

12

4.3 Wawancara
4.3.1 Hasil Wawancara dengan Tenaga Kesehatan dari Puskesmas Putri Ayu
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan penanggung jawab program
PHBS ( Ns. Ana, S.Kep) di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi didapat
keterangan sebagai berikut :
1. Kapanpelaksanaanpenilaian kegiatan PHBS dalam tatanan rumah tangga
oleh Puskesmas Putri Ayu dilakukan?
Pemantauan seharusnya dilakukan 2 kali setiap tahun dan dihitung tiap
semester,namun pada tahun 2015 hanya dilakukan satu kali yaitu pada
bulan September karena kendala biaya
2. Bagaimana cara penilaian kegiatan PHBS dalam tatanan rumah tangga di
wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu?
Penilaian dilakukan dengan mengunjungi rumah kemudian dilakukan
observasi dan wawancara langsung dengan warga, kemudian di observasi
menggunakan kartu rumah tangga ber-phbs yang berisi ceklist 10
indikator PHBS (persalinan, ASI eksklusif, Timbangan Balita, Air besih,
Jamban,CTPS, Pemb Jentik, Memakan Sayur dan Buah, Aktivitas Fisik,
Tidak merokok).
3. Bagaimana penerapan kegiatan PHBS dalam tatanan rumah tangga di
wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu?
penerapan phbs di masyrakat mengalami peningkatan dari tahun-ke
tahun, namun ada beberapa kendala dalam penerapan pemberian asi

13

ekslusif dan tidak merokok di dalam rumah. Masih banyak warga yang
masih merokok di didalam rumah. Untuk masalah ini memang agak sulit
4. Permasalahan apasaja yang timbul dalam pelaksanaan PHBS di wilayah
kerja puskesmas Putri Ayu selama ini?
Masalah yang timbul adalah yang pertama selama ini pelaksanaan
pemantauan PHBS sulit dilakukan karena begitu banyak rumah warga
yang harus diperiksa satu-persatu, hal ini memakan waktu yang lama dan
petugaspengumpul data yang cukup banyak. Selain itu pada pemantauan
masih banyak warga yang menolak dan tidak mau jujur saat
diwawancara
5. Apakah sudah ada solusi yang dilakukan terhadap permasalahan
pelaksanaan PHBS di wilayah kerja puskesmas Putri Ayu selama ini?
Solusinya sudah ada, untuk masalah yang pertama kita menggunakan
metode sampel, dimana tidak semua rumah kita kunjungi melainkan
sesuai dengan karakteristik yang dipilih dari dinas kesehatan.Untuk
masalah yang kedua, kita jelaskan maksud dan tujuan kita untuk
kunjungan rumah itu dengan jelas dan terbuka.Kita jelaskan bahwa
maksud

kunjungan

rumah

umtuk

pendataan

saja

bukan

untuk

mempublikasikan kepada masyarakat.Dan tujuannya untuk mengetahui


seberapa jauh pelaksanaan PHBS di rumah tangga sebagai bahan
pembinaan selanjutnya
6. Upaya apa saja yang telah dilakukan untuk meningkatkan kegiatan PHBS
di rumah tangga?
Upaya yang dilakukan adalah dengan adanya penyuluhan perorangan
dan penyuluhan berkelompok, namun penyuluhan untuk PHBS dirasakan
masih sangat minim karena kurangnya dana untuk melakukan
penyuluhan.
4.3.2 Hasil Wawancara dengan rumah tangga yang di pantau di wilayah
kerja Puskesmas Putri Ayu.
1. Apakah ibu/bapak mengetahui apa itu PHBS ?
Tahu, PHBS itu perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Apakah ibu/bapak mengetahui pentingnya untuk melakukan PHBS itu ?
Tahu , untuk kesehatan keluargalah.
3. Dari mana ibu/bapak tahu tentang phbs?

14

Liat poster di puskesmaslah, dulu pernah jugo di posyandu dibilangin


4. Pada keluarga ibu, kebiasaan apa dari PHBS yang sulit diterapkan di
rumah ? (menyebutkan 10 indikator)
Bapaknyo ini dak biso berhenti merokok, di dalam rumah dio merokok
jugo.
5. Kenapa bapak tidak bisa berhenti merokok?
Sudah kebisaan, suapayo enak kerjo tu
6. Apakah ibu/bapak tahu tentang bahaya merokok di dalam rumah?
Dak tau

15

BAB V
MASALAH KESEHATAN
Masalah adalah kesenjangan antara keadaan spesifik yang diharapkan, yang
ingin dicapai yang menimbulkan rasa tidak puas dan keinginan untuk
memecahkannya.
Urutan dalam siklus pemecahan masalah antara lain:
1

Identifikasi atau inventarisasi masalah


Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan, yang dicapai, menetapkan
indikator

tertentu

sebagai

dasar

pengukuran

kinerja.

Kemudian

mempelajari keadaan yang terjadi dengan menghitung atau mengukur hasil


pencapaian, yang terakhir membandingkan antara keadaan nyata yang
2

terjadi dengan keadaan tertentu yang sudah ditetapkan.


Penentuan prioritas masalah
Menyusun peringkat masalah, lebih baik dilakukan oleh banyak orang dari
pada satu orang saja. Beberapa metode yang dapat digunakan antara lain

Hanlon, Delbeq, CARL, Pareto, dan MCUA.


Penentuan penyebab masalah
Penentuan penyebab masalah digali berdasarkan data atau kepustakaan
dengan curah pendapat. Penentuan penyebab masalah hendaknya tidak

menyimpang dari masalah tersebut.


Memilih penyebab yang paling mungkin
Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab

yang didukung oleh data atau konfirmasi.


Menentukan alternatif pemecahan masalah
Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari
penyebab yang telah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat

langsung pada alternatif pemecahan.


Penetapan pemecahan masalah terpilih
Setelah pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan
pemecahan terpilih. Apabila ditentukan beberapa alternatif maka
digunakan Hanlon kualitatif untuk menentukan atau memilih pemecahan

terbaik.
Penyusunan rencana penerapan

16

Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk PoA (Plan


8

of Action) atau rencana kegiatan.


Monitoring dan evaluasi
Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan
masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan
menyangkut masalah itu sendiri, apakah permasalahan sudah dapat
dipecahkan.

5.1 Identifikasi Masalah


5.1.1 Curah Pendapat (Brain Storming)
Masalah yang ditemukan pada pelaksanaan Program PHBS di wilayah
kerja Puskesmas Putri Ayu padatahun 2015 adalah:
1
2

Jumlah rumah tangga diwilayah kerja puskesmas sangat banyak (Input)


Pemantauan PHBS ke rumah warga memakan waktu yang cukup lama

(Proses)
Pemantau PHBS hanya dilakukan satu kali dalam setahun karena biaya

terbatas (Proses)
Perhatian masyarakat terhadap kunjungan rumah oleh petugas kurang

5
6

(output)
Sampel yang diukur untuk pemantauan PHBS terlalu sedikit (Input)
Kegiatan penyuluhan kurang menarik dan tidak inovatif untuk menarik

perhatian masyarakat untuk mengikutinya (Proses)


PHBS tatanan rumah tangga makan buah dan sayur tiap hari masih

rendah(Outcome)
PHBS tatanan rumah

tangga

tidak

merokok

di

dalam

rumah

rendah(Outcome)
5.1.2 Konfirmasi dengan data
1. PHBS tatanan rumah tangga makan buah dan sayur tiap hari masih
rendah.
Cakupan PHBS dalam rumah tangga pada indicator makan buah
dan sayur tiap hari masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan data
sekunder yaitu rekapitulasi pemantauan tatanan rumah tangga
untuk indikator makan buah dan sayur tiap hari hanya mencapai
693 dari target sasaran 840 rumah tangga (82,50%).
2. PHBS tatanan rumah tangga tidak merokok di dalam rumah rendah

17

Cakupan PHBS pada tatanan rumah tangga tidak merokok didalam


rumah tahun 2015 tidak mencapai target. Hal ini dibuktikan dengan
data sekunder yaitu rekapitulasi pemantauan tatanan rumah tangga
untuk indikator tidak merokok didalam rumah hanya mencapai 563

dari target sasaran 840 rumah tangga (70,24%).


Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu rumah tangga, bahwa
dalam rumah tangga sulit menerapkan PHBS tidak merokok
didalam rumah.Dikarenakan si perokok acuh dengan kesehatannya
dan jika tidak merokok dia merasa tidak enak.

5.1.3

Pernyataan Masalah
1
Sebanyak 693 dari target sasaran 840 rumah tangga yang tinggal di
wilayah kerja Puskesmas Putri ayu pada tahun 2015 tidak melakukan
indikator PHBS yaitu memakan buah dan sayur setiap hari.
Sebanyak 563 dari target sasaran 840 rumah tangga yang tinggal di

wilayah kerja Puskesmas Putri ayu pada tahun 2015 tidak melakukan
indikator PHBS yaitu tidak merokok di dalam rumah.
5.2 Menentukan Prioritas Masalah
Menentukan prioritas masalah menggunakan metode MCUA (Multiple
Criteria Utility Assessment) dan teknik scoring PAHO (Pan American Health
Organization).Penentuan nilai prioritas masalah dengan tabel MCUA dapat
dilihat pada Tabel 5.1, serta dengan teknik scoring PAHO dapat dilihat pada
Tabel 5.2.
Tabel 5.1MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)
No

Kriteria
Masalah

Bobot
1.

PHBS

dalam

tangga

pada

rumah N
indikator

Pengaruh
terhadap
kesehatan
masyarakat

Pengaruh
terhadap
kesehatan
pasien

Teknologi
dan
SDM
yang dimiliki

Komitmen
Politis

JUMLAH

22

18

2.

makan buah dan sayur tiap BN

40

28

12

82

hari masih rendah


PHBS tatanan rumah

10

34

BN

50

32

21

18

121

tanggatidak merokok di
dalam rumah rendah
Keterangan:
B= Bobot
N= Nilai
BN = Bobot x Nilai = Skor (S),
Bobot ditentukan 1-5, Nilai ditentukan 1-10
Dari hasil penentuan prioritas dengan menggunakan tabel MCUA tersebut, maka
prioritas masalah sesuai dengan skor penilaian adalah sebagai berikut
Indikator PHBS tidak merokok di dalam rumah rendah

Tabel 5.2 TabelTeknik ScoringPAHO Penentuan Prioritas Masalah


N
O
1

MASALAH

Total

240

864

PHBS dalam rumah tangga pada indikator


makan buah dan sayur tiap hari masih 6

rendah
PHBS tatanan rumah tangga tidak
merokok di dalam rumah rendah
Keterangan :

M (Magnitude)

: luasnya masalah

S (Severity)

: beratnya kerugian yang timbul

19

V (Vulnerability)

: ketersediaan tekhnologi

C (Community Concern)

:perhatian masyarakat dan politisi

Nilai 1 = tidak ada hubungan

Nilai 4 = hubungan erat

Nilai 2 = hubungan lemah

Nilai 5 = hubungan sangat erat

Nilai 3 = hubungan cukup


Dari hasil penentuan prioritas dengan menggunakan tabel teknik scoringPAHO
tersebut, maka prioritas masalah sesuai dengan skor penilaian adalah sebagai
berikut
PHBS tatanan rumah tanggatidak merokok di dalam rumah rendah

5.3 Identifikasi Penyebab Masalah dan Penyebab Masalah Dominan


Sesuatu yang mendasari timbulnya suatu kesenjangan antara hasil yang
diharapkan dengan hasil yang nyata dicapai dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, untuk menentukan penyebab masalah dilakukan dengan membuat diagram
fish bone dengan menggunakan data yang diperoleh selama beberapa bulan
terakhir. Dalam menganalisis penyebab manajemen secara menyeluruh digunakan
pendekatan evaluasi yang meliputi input, proses, output, outcome serta
environment. Sehingga dapat ditelusuri hal-hal yang menyebabkan munculnya
permasalahan.Kemungkinan penyebab masalah adalah:
Tabel 5.3 Identifikasi faktor penyebab masalah
Faktor

Kelebihan

Kekurangan

20

Manusia

Proses

Masyarakat tahu bahaya


rokok secara umum
Kader puskesmas
memberikan konseling
melalui ptm
Kader puskesmas
memberikan penyuluhan

Kerjasama antara kader


dengan masyarakat sekitar
terjalin dengan baik

Sarana

Lingkunga
n

5.3.1

Kemajuan teknologi
memudahkan membuat
leaflet/poster menjadi lebih
menarik dan mudah
Ibu-ibu sudah mulai
melarang anak remajanya
untuk merokok
Kader dapat mengawasi
lingkungan sekitarnya

Masyakat belum tahu bahaya


merokok dalam rumah
Promosi PHBS indikator tidak
merokok didalam ruangan
kurang
Sosialisasi tentang tidak
merokok di dalam rumah
kurang
Kegiatan persiapan dan tahap
pengkajian tidak terlaksana
dengan baik
Pemantauan PHBS menjadi
sulit
Manajemen PHBS Kurang
Kurang tersedianya posterposter tentang bahaya rokok
Tidak ada biaya
Merokok saat berkumpul
dengan keluarga
Kesenangan
Budaya yang masih kuat

Diagram Alur (Flow Chart)


Diagram alur ini dibuat untuk mengkaji kembali tahapan kegiatan yang

dilakukan selama ini dalam melakukan kegiatan yang menjadi masalah.Berikut


alur kegiatan dalam pelaksanaan pemantauan kegiatan PHBS rumah tangga.
Kunjungan Petugas Puskesmas/panitia

Kunjungan Pasien Puskesmas

evaluasi

poli

Penyuluhan PHBS rumah tangga

Klinik ptm

Pencatatan dan pelaporan

Penerapan
PHBS

Tidak merokok
Didalam rumah

21

Gambar 5.1 Diagram Alur Kegiatan Pemantauan PHBS tatanan rumah tangga
Sebelum membuat Bagan Tulang Ikan, berdasarkan simpul kegiatan yang
rawan

diatas

dapat

dicari

siapa-siapa

yang

terkait

pada

kegiatan

tersebut.Tujuannya yaitu mencari hal-hal yang terkait dengan pemantauan


kegiatan PHBS di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu untuk mengungkapkannya
dan selanjutnya ikut memecahkan masalah, selanjutnya dilakukan curah pendapat
untuk menggali penyebab masalah.
5.3.2

Identifikasi Penyebab Masalah dengan Diagram Tulang Ikan


(Fish Bone)

Untuk menanggulangi suatu masalah, harus diketahui terlebih dahulu


sebab terjadinya masalah tersebut. Salah satu caranya dengan menggunakan
diagram tulang ikan (Fish Bone) atau diagram sebab akibat. Alat bantu ini dapat ;
-

Melakukan identifikasi sebab-sebab dariManusia


suatu masalah.
Material/bahan
Sangat efektif untuk membantu tim dalam mencari akar penyebab suatu
PHBS belum terlaksana dengan baik

masalah.
Sangat
bermanfaat
Masyakat- belum
tahu bahaya
merokokuntuk mengidentifikasi dan memperagakan sebabsebab masalah.
Pengehtahuan kurang

Promosi tidak merokok


didalam
ruangan kurang
Dalam
mencari
faktor-faktor

penyebab

masalah

dominan

dalam

permasalahanini, maka digunakan diagram Fish Bone:


Leaflet/poster bahaya asap rokok kurang

Sosialisasi / Penyuluhan kurang

PHBS tatanan rumah tangga tidak merokok di d

Kegiatan
persiapan dan tahap pengkajian tidak terlaksana dengan baik
Merokok saat berkumpul dengan
keluarga

Kesenangan

Pemantauan PHBS menjadi sulit

Budaya yang masih kuat


Manajemen PHBS Kurang

Lingkungan

Proses

22

Gambar 5.2 Diagram Fish Bone

5.3.3

Mencari Dukungan Data untuk Membuktikan Penyebab Paling

Mungkin menjadi Akar Penyebab


Dukungan data berguna untuk membuktikan penyebab paling mungkin
yang menjadi akar penyebab masalah.
1

Faktor manusia
Sosialisasi PHBS tentang tidak merokok didalam rumah masih kurang
sehingga masyarakat tidak tahu dengan bahaya merokok menyebabkan
rendahnya PHBS tidak merokok di dalam rumah. Penulis melakukan
wawancara dengan 10 ibu/bapak

yang mewakili masing-masing

rumah tangga dan mendapatkan bahwa 7 diantaranya tidak tahu


tentang bahaya merokok di dalam rumah.
2. Faktor bahan/material

23

Masyarakat belum tahu bahaya merokok didalam rumah. Penulis


melakukan wawancara dengan 10 ibu/bapak yang mewakili masingmasing rumah tangga dan mendapatkan bahwa 6 diantaranya tidak
pernah melihat poster/himbaun tentang bahaya merokok di dalam
rumah dan bahaya bagi perokok pasif.

3.Proses

Manajemen dalam melakukan PHBS kurang, sehingga kegiatan


persiapan, tahapan pengkajian untuk merumuskan masalah perilaku
yang berkaitan dengan PHBS tidak terlaksana dengan baik. Penulis
melakukan wawancara dengan 10 ibu/bapak yang mewakili masingmasing rumah tangga dan mendapatkan bahwa hanya 4 diantaranya
yang pernah mengikuti penyuluhan tentang PHBS, namun tidak ada
penyuluhan khusus tentang bahaya merokok di dalam rumah.

4. Lingkungan

Masyarakat sering merokok saat berkumpul dengan keluarga karena


merupakan suatu budaya yang sudah lama dan sulit dihilangkan dari
keluarga. Penulis melakukan wawancara dengan 10 ibu/bapak yang
mewakili masing-masing rumah tangga dan mendapatkan bahwa 9
diantaranya merokok didalam rumah, terutama jika ada acara.

5.3.4 Menentukan Penyebab Masalah Dominan


Dari beberapa akar penyebab, dicari penyebab yang paling dominan.
Artinya dengan menanggulangi penyebab yang paling dominan, sebagian besar
masalah sudah dapat dipecahkan.
Karena itu, dilakukan urutan dominan dengan cara diskusi, adu
argumentasi, dan justifikasi antar anggota tim pemecah masalah yang dikoordinir
olejh kepala puskesmas untuk menentukan penyebab yang paling dominan dan
didapatkan hasil bahwa penyebab yang paling dominan yaitu Sosialisasi PHBS
tentang tidak merokok didalam rumah yang masih kurang ini mengakibatkan
promosi PHBS tentang

tidak merokok didalam rumah yang kurang dan

mengakibatkan paling rendahnya indikator PHBS tidak merokok di dalam rumah.

24

BAB VI
PEMECAHAN MASALAH, PRIORITAS, DAN USULAN KEGIATAN
UNTUK PEMECAHAN MASALAH
1

Alternatif Cara Pemecahan Masalah


Setelah ditemukan penyebab masalah yang dominan, maka tahap

berikutnya adalah mencari cara penanggulangan yang terbaik


Tabel 6.1.Kemungkinan Penyebab Masalahdan Penyelesaiannya
Masalah
Penyebab dominan
Indikator PHBS Sosialisasi
tidak

merokok

Alternatif Pemecahan Masalah


Kerjasama lintas sektor dengan petugas

/penyuluhan

puskesmas untuk melakukan penyuluhan

di dalam rumah

PHBS tentang

PHBS

rendah

tidak merokok

SMP/SMA, kepada pemuda, dan bapak-

kepada

usia

anak

sekolah

25

didalam rumah

bapak yang merokok di kantor lurah,

yang kurang

rumah ketua RT, atau di sekolah dengan


memilih

topik

penyuluhan

bahaya

merokok di dalam ruangan atau bagi

perokok pasif
Penempelan stiker, poster tentang bahaya
rokok di tiap rumah.

Memilih Alternatif Cara Pemecahan Masalah yang Terbaik dengan


MCUA
Untuk memilih alternatif pemecahan masalah yang terbaik digunakan tabel

MCUA yang dapat dilihat pada Tabel 6.1.

Tabel 6.2 Alternatif Pemecahan Masalah


Waktunyasingkat

10

34

50

36

21

16

123

Bobot 5
1

Kerjasama lintas sektor dengan N


petugas
puskesmas
untuk
melakukan penyuluhan PHBS
kepada usia anak sekolah
SMP/SMA, kepada pemuda, dan
bapak-bapak yang merokok di
kantor lurah, rumah ketua RT, BN
atau di sekolah dengan memilih
topik
penyuluhan
bahaya
merokok di dalam ruangan atau
bagi perokok pasif

JUMLAH

Murahbiaya

Kriteria

Mudahdilaksanakan

Dapat memecahkan
Masalahdengansem
purna

No

26

Penempelan
stiker,
poster N
tentang bahaya rokok di tiap
BN
rumah.

23

20

28

15

14

77

Berdasarkan hasil MCUA diatas didapat bahwa prioritas pemecahan masalahnya


adalah Kerjasama lintas sektor dengan petugas puskesmas untuk melakukan
penyuluhan PHBS kepada usia anak sekolah SMP/SMA, kepada pemuda, dan
bapak-bapak yang merokok di kantor lurah, rumah ketua RT, atau di sekolah
dengan memilih topik penyuluhan bahaya merokok di dalam ruangan atau bagi
perokok pasif.
6.3

RencanaPenerapan

6.3.1

Kemungkinan Faktor Pendorong

Motivasi masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan diri sendiri

dan orang-orang di sekitarnya.


Kemauan masyarakat untuk mengikuti Penyuluhan tinggi.
Keterlibatan tokoh-tokoh masyarakat, agama dan petugas kesehatan
sebagai acuan untuk menerapkan perilaku bersih dan sehat pada

masyarakat.
6.3.2. Kemungkinan Faktor Penghambat
Kurangnya perhatian masyarakat akan pentingnya PHBS pada saat
penyuluhan
Kurangnya partisipasi

masyarakat

mengikuti

penyuluhan

yang

dilakukan
Sulit menemukan media yang tepat dan menarik untuk dilakukan
penyuluhan
6.3.3 Upaya Mengantisipasi Faktor Penghambat
Perlu kerjasama yang baik antara petugas kesehatan dan masyarakat
dalam kegiatan penyuluhan melakukan pendekatan lintas sektoral

6.3.4

dalam upaya mendukung penyuluhan


Menyediakan anggaran dana dalam upaya membuat penyuluhan terlihat

menarik
Cara
Pemecahan

Setelah

FaktorPenghambat
Pengawasan oleh Kepala Puskesmas

Antisipasi

Kemungkinan

27

Melakukan evaluasi setelah melakukan penyuluhan


Mengajak dan melakukan diskusi terbuka dengan para lintas sektor
berkaitan dengan penyuluhan12

Tabel 6.3 Bagan Rencana Penerapan Pemecahan Penyebab Masalah Terpilih


No
1.

Kegiatan
Membentuk
panitia
untuk
melakukan
kegiatan
penyuluhan

Tujuan
Sasaran
MemudahPetugas
kan
dalam kesehatan,
pelaksanaan
penyuluhan

Waktu
Segera dan
diselesaikan dalam
1 hari

Pelaksana
Kepala
puskesmas
dibantu
penanggungj
awab
program
PHBS

2.

Membuat daftar
sekolah/masyara
kat yang akan
dilakukan
penyuluhan
yaitu para anak
usia SMP/SMA,
para
pemuda,
dan bapak
bapak
yang
merokok

MemudahMasyarakat Dilakukan Panitia


kan
dalam disuatu
dalam
2
acara
kelurahan hari
penyuluhan

Dana
Tidak
pakai
dana

Target
Terbent
penyulu
dapat
kerjany
mungki

Tidak
pakai
dana

Terbent
nama
masyar
perlu
penyulu

28

3.

Membuat materi Membuat


penyuluhan
penyuluhan
semenarik
dan
seinformatif
mungkin

Masyarakat Dilakukan Panitia


disuatu
dalam
5
kelurahan hari

Pakai
dana

Penyulu
menjad
dan info

Melakukan
penyuluhan dan
pengenalan
program UBM

Masyarakat Diselesai- Panitia


disuatu
kan dalam
kelurahan 3 hari

Pakai
dana

PesanP
sampai
masyar

Penghargaan
Rumah tangga Masyaraka
Rumah
Tangga tersebut
t disuatu
Bebas Rokok
berhasil untuk kelurahan
tidak merokok
didalam rumah/
bahkan behenti
merokok

Tiap 6 bulan Kepala


Pakai
puskesmas
dana
dibantu
penanggungja
wab program
PHBS

Peningk
jumlah
bebas as

Pengetahuan
masyarakat
dan
kesadaran
untuk
berPHBS
meningkat

6.4 Penerapan dan Monitoring


Tabel 6.4 Contoh Format Monitoring Kegiatan
No

Kegiatan

Indikator

1.

Membentuk panitia Panitia


untuk

Standar
yang Terlaksana

Hasil

Ket

Panitia terbentuk

Tercapai

kegiatan terdiri dari orang-

penyuluhan

orang

yang

memiliki
pengaruh besar di
2.

Menyusun
masyarakat
akan

yang masyarakat yang

dilakukan akan

penyuluhan
3.

masyarakat
daftar Terdapat
daftar Terlaksana

Membuat
penyuluhan

Mudahnya

dalam Tercapai

kegiatan

dilakukan

penyuluhan

penyuluhan
PHBS
materi Materi

Terlaksana

penyuluhan
menarik

Masyarakat
tertarik

dan

mengikuti

Tercapai
dalam

29

informatif

penyuluhan

Melakukan

Seluruh

Terlaksana

penyuluhan

Masyarakat yang

kesadaran

diajak mengikuti

masyarakat

penyuluhan
Penghargaan
Rumah
Tangga Terlaksana
Rumah
Tangga
proaktif
untuk
Bebas Rokok
berhenti merokok

Pengetahuan

dan Tercapai
akan

PHBS meningkat
Rumah
tangga Tercapai
berhenti merokok
didalam rumah

di rumah, dan ikut


mengajak rumah
tangga lainnya
6.5

Evaluasi
Kegiatan ini ditujukan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan yang telah

dilaksanakan dapat memecahkan masalah.


Tabel 6.5 Contoh Format Evaluasi Kegiatan
No Kegiatan
1.

PHBS

Indikator
dalam PHBS

Awal

tidak Persentase

Akhir
Persentase

tatanan rumah merokok

PHBS indikator PHBS

tangga

tidak merokok di indikator

pada dalam rumah

indikator tidak

dalam

merokok

rendah (70,24%) didalam

dalam rumah

di

rumah tidak merokok


rumah (100%)

Ket
Ada
peningkatan

30

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan berbagai upaya dalam memecahkan
masalah pada pelaksanaan PHBS di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu,
dapat ditarik kesimpulan sebagaiberikut :
1

Pelaksanaan kegiatan PHBS rumah tangga di Puskesmas Putri Ayu masih

cukup.
Dari identifikasi masalah dari input, proses, output, dan outcome

didapatkan ada 7 masalah.


Masalah yang diprioritaskan dalam pelaksanaan PHBS rumah tangga di
wilayah kerja puskesmas Putri Ayu berdasarkan tabel MCUA adalah

PHBS tatanan rumah tangga tidak merokok di dalam rumah rendah.


Alternatif pemecahan masalah terpilih berdasarkan penyebab masalah
(Sosialisasi PHBS tentang tidak merokok didalam rumah yang kurang)
yaitu menjalin kerjasama lintas sektor dengan petugas puskesmas untuk
melakukan penyuluhan PHBS kepada usia anak sekolah SMP/SMA,
kepada pemuda, dan bapak-bapak yang merokok di kantor lurah, rumah
ketua RT, atau di sekolah dengan memilih topik penyuluhan bahaya

merokok di dalam ruangan atau bagi perokok pasif.


Rencana penerapan pemecahan masalah adalah menggiatkan bagian
promkes untuk melakukan kegiatan penyuluhan yang inovatif, membuat
daftar masyarakat yang akan dilakukan penyuluhan, membuat materi
penyuluhan, melakukan penyuluhan.

7.2 Saran

31

Puskesmas
Puskesmas khususnya seksi promosi kesehatan sebaiknya terus
menyelenggarakan

kegiatan-kegiatan

yang

dapat

mendukung

terwujudnya PHBS rumah tangga.


Melakukan perencanaan kegiatan penyuluhan yang dilakukan secara

berkelanjutan
Memperbaiki dan melengkapi sarana dan prasarana yang mendukung

kegiatan penyuluhan berjalan dengan baik


Mengevaluasi setiap hasil kegiatan penyuluhan

yang

telah

dilaksanakan
Sektor lain
Meningkatkan kerja sama Puskesmas dengan RT, kelurahan dan
sekolah yang waktunya ditetapkan secara rutin dalam penyelenggaran

promosi PHBS
Mengajak masyarakat untuk ikut serta mengikuti program kegiatan
yang dilakukan oleh puskesmas

Anda mungkin juga menyukai