Anda di halaman 1dari 10

BAB I

Pendahuluan
A. Latar belakang masalah
Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu industri kejadian yag sering sekali terjadi
disekitar kita. Meskipun telah banyak sistem keamanan pada kendaraan yang sengaja dirancang
oleh pihak kendaraan untuk mengurangi tingkat terjadinya kecelakaan, namun kecelakaan tetap
saja tidak dapat dihindari. Sehingga menyebabkan naik turunya angka kecelakaan dari tahun ke
tahun.
Penyebab kecelakaaan tersebut bermacam-macam, kebanyakan penyebab dari kecelakaan
itu sendiri diakibatkan oleh kondisi pengemudi yang sedang lelah dan mengalami kantuk,
dikarenakan pengendara tersebut mengemudi dalam jangka waktu yang panjang.
Oleh karena itu kami merancang suatu alat yang bernama SDS(Sleepy Driver Sensor),
yang akan bekerja jika pengemudi mengalami kantuk, dengan cara merndeteksi detak jantung
pengemudi tersebut. Jika detak jantung pengemudi tersebut dibawah normal, maka alat akan
bekerja dengan memberikan sengatan atau kejut pada pengemudi dan memberikan peringatan
untuk segera menepi,sehingga pengemudi akan terbangun dari kantuknya.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka permasalahan yang terdapat dalam
penelitian ini yaitu bagaimana mengatasi angka kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi di
indonesia yaitu dengan menggunakan SDS(Sleepy Driver Sensor), yang fungsinya mengingatkan
pengemudi jika mengalami kantuk untuk segera menepi dan beristirahat sejenak. Sehingga dapat
mengurangi angka kecelakaan lalu lintas di indonesia yang dari tahun ke tahun semakin
memburuk.
C. Tujuan
Tujuan penelitian perancangan SSD (Sensor Sleepy Driver)
1. Mencegah resiko kecelakaan saat mengemudi.
2. Menambah alat keselamatan kerja saat mengemudi.
3. Mengurangi angka kecelakaan di indonesia yang kian memburuk.

E. Manfaat
1. Bagi penulis
Menerapkan dan mempraktekan ilmu pengetahuan yang telah di dapat mengenai elektronika,
sehingga apa yang di peroleh dapat dikembangkan dan di tingkatkan lagi melalui penelitian
ini.
2. Bagi masyarakat
Menambah kenyamanan dan keamanan saat mengemudi, sehingga mencegah resiko
terjadinya kecelakaan.

BAB II

Tinjauan Pustaka
2.1 Sensor
Sensor adalah sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi adanya peruba han
lingkungan fisik atau kimia. Variabel keluaran dari sensor yang diubah menjadi
besaran listrik disebut Transduser.
Sensor Pulsa
Sensor pulsa (pulse sensor) bekerja dengan cara memanfaatkan cahaya. Saat
sensor ini diletakkan dipermukaan kulit, sebagian besar cahaya diserap atau
dipantulkan oleh organ dan jaringan (kulit, tulang, otot, darah), namun sebagian
cahaya akan melewati jaringan tubuh yang cukup tipis[5].

Gambar II.1 Pulsa sensor tampak belakang[5]

Ketika jantung memompa darah melalui tubuh, dari setiap denyut yang terjadi, timbul
gelombang pulsa (jenis seperti gelombang kejut) yang bergerak di sepanjang arteri dan
menjalar ke jaringan kapiler di mana sensor pulsa terpasang. Sensor pulsa dirancang
untuk mengukur IBI (Inter Beat Interval). IBI adalah selang waktu pada denyut jantung
dalam mili detik dengan waktu sesaat dari jantung berdetak. BPM (Beatper Minute)
berasal setiap denyut dari rata-rata setiap 10 kali IBI. Jadi, ketika mikrokontroler
dinyalakan dan berjalan dengan sensor pulsa yang dicolokkan ke pin analog 0, terusmenerus (setiap 2mS) membaca nilai sensor berdasarkan denyut jantung yang terukur.
Sehingga nilai BPM yaitu:

BPM :

60000
Rataratanilai IBI (II.4)

Jumlah detak jantung normal


Berikut adalah tabel detak jantung untuk laki-laki /pria

Berikut tabel detak jantung untuk perempuan

2.2 Mikrokontroller
Pengertian Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah sebuah chip yang berfungsi sebagai pengontrol rangkaian
elektronik dan umunya dapat menyimpan program didalamnya. Mikrokontroler
umumnya terdiri dari CPU (Central Processing Unit), memori, I/O tertentu dan unit
pendukung seperti Analog-to-Digital Converter (ADC) yang sudah terintegrasi di
dalamnya.
Kelebihan utama dari mikrokontroler ialah tersedianya RAM dan peralatan I/O
pendukung sehingga ukuran board mikrokontroler menjadi sangat ringkas.
Mikro Kontroler Atmega 16
Mirkokontroler AVR (Alf and Vegards Risc processor) standar memiliki
arsitektur 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit, dan sebagian
besar intruksi dieksekusi dalam 1(satu) siklus clock. AVR berteknologi RISC
(Reduced Instruction Set Computing), sedangkan MCS51 berteknologi CISC
(Complex Intruction Set Computing).
AVR dapat dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu keluarga Attiny, keluarga

AT902xx, keluarga Atmega, dan keluarga AT86RFxx. Pada dasarnya yang


membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya.
Silahkan buka www.atmel.com untuk informasi lebih lanjut tentang berbagai variasi
AVR. Untuk mikrokontroler AVR yang berukuran lebih kecil, silahkan mencoba
Atmega8, Attiny2313 dengan ukuran Flash Memory 2KB dengan dua input analog.
Mikrokontroler pada dasarnya diprogram dengan bahasa assembler. Tetapi Saat
ini mikrokontroler dapat deprogram dengan menggunakan bahasa tingkat tinggi
sepert BASIC, PASCAL atau C. Bahasa tingkat tinggi tersebut memiliki beberapa
keuntungan dibandingkan dengan bahasa asembler :
1. Lebih mudah membangun program dengan menggunakan bahasa tingkat tinggi
2. Perbaikan program lebih mudah jika program dibangun menggunakan bahasa
tingkat tinggi
3. Testing program didalam bahasa tingkat tinggi lebih mudah
4. Bahasa tingkat tinggi lebih banyak dikenal dan error program yang dibuat dapat
dihindari
5. Mudah mendokumentasikan sebuah program tingkat tingggi

Meskipun demikian, bahasa tingkat tinggi juga memiliki beberapa kelemahan,


contohnya ukuran kode memori biasanya besar, dan program yang dibangun
menggunakan bahasa asembler biasanya bekerja cepat dibangdingkan dengan
program yang dibangun menggunakan bahasa tingkat tinggi.
Didalam mikrokontroler Atmega16 terdiri dari:
1. Saluran I/O ada 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D.
2. ADC (Analog to Digital Converter) 10 bit sebanyak 8 channel.
3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan perbandingan.
4. CPU yang terdiri dari 32 register.
5. 131 intruksi andal yang umumnya hanya membutuhkan 1 siklus clock.
6. Watchdog Timer dengan oscilator internal.
7. Dua buah Timer/Counter 8 bit.

8. Satu buah Timer /Counter 16 bit.


9. Tagangan operasi 2.7 V - 5.5 V pada Atmega16.
10. Internal SRAM sebesar 1KB.
11. Memory Flash sebesar 16KB dengan kemampuan Read While Write.
12. Unit interupsi internal dan eksternal.
13. Port antarmuka SPI.
14. EEPROM sebesar 512 byte dapat diprogram saat operasi.
15. Antar muka komparator analog.
16. 4 channel PWM.
17. 32x8 general purpose register.
18. Hampir mencapai 16 MIPS pada Kristal 16 MHz.
19. Port USART programmable untuk komunikasi serial.
Konfigurasi Pin ATmega16
Atmega 16 memepunyai kaki standart 40 pin PID yang mempunyai fungsi
sendiri-sendiri. Untuk lebih jelas tentang konigurasi Pin Atmega 16 bisa di lihat pada
gambar berikut.

Gambar II.2: susunan kaki standar Atmega16

Gambar di atas merupakan susunan kaki standar 40 pin mikrokontroler AVR


Atmega16. Berikut penjelasan umum susunan kaki Atmega16 tersebut:
1. VCC merupakan pin masukan positif catudaya. Setiap peralatan elektronika digital
tentunya butuh sumber catu daya yang umumnya sebesar 5 V, itulah sebabnya di PCB
kit rangkaian mikrokontroler selalu dipasang IC regulator 7805.
2. GND sebagai PIN ground.
3. Port A (PA0 ... PA7) merupakan pin I/O dua arah dan dapat diprogram sebagai pin
masukan ADC.
4. Port B (PB0 ... PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
Timer/Counter, Komparator Analog, dan SPI.
5. Port C (PC0 ... PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu TWI,
komparator analog, dan Timer Oscilator.
6. Port D (PD0 ... PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
komparator analog, interupsi eksternal, dan komunikasi serial.
7. Reset merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler ke kondisi
semula.
8. XTAL 1 dan XTAL 2 sebagai pin masukan clock eksternal. Suatu mikrokontroler
membutuhkan sumber detak (clock) agar dapat mengeksekusi intruksi yang ada di
memori. Semakin tinggi nilai kristalnya, maka semakin cepat pula mikrokontroler
tersebut dalam mengeksekusi program.
9. AVCC sebagai pin masukan tegangan untuk ADC.
10. AREF sebagai pin masukan tegangan referensi.
2.3 LCD (Liquid Cristal Display)
Display elektronik adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi
sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. LCD (Liquid Cristal
Display) adalah salah satu jenis display elektronik yang dibuat dengan teknologi

CMOS logic yang bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan
cahaya yang ada di sekelilingnya terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari
back-lit. LCD (Liquid Cristal Display) berfungsi sebagai penampil data baik dalam
bentuk karakter, huruf, angka ataupun grafik.
Material LCD (Liquid Cristal Display) LCD adalah lapisan dari campuran organik
antara lapisan kaca bening dengan elektroda transparan indium oksida dalam bentuk
tampilan seven-segment dan lapisan elektroda pada kaca belakang. Ketika elektroda
diaktifkan dengan medan listrik (tegangan), molekul organik yang panjang dan
silindris menyesuaikan diri dengan elektroda dari segmen.

Gambar II.2:

LCD (Liquid Cristal Display)

BAB III
Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 25 januari 5 february 2016.Dilakukan di dua tempat
yaitu, di laboratorium SMK IPT KARANGPANAS dan di rumah guru pembimbing.
Prinsip kerja dari alat pendeteksi denyut jantung ini yaitu sensor Infrared yang
diletakkan pada ujung jari menghasilkan pulsa-pulsa listrik dari volume darah yang dipompa
dari jantung, pulsa tersebut tidak hanya terdiri dari laju darah yang dipompa dari jantung saja
namun berbagai jaringan lainnya pada ujung jari yang menghasilkan derau, oleh karena itu
diperlukan filter untuk menyaring pulsa listrik yang diproses selanjutnya. Pulsa listrik yang
diterima memiliki amplitudo yang diolah untuk menentukan batasan ampiludo tertinggi dan

amplitudo yang paling rendah kemudian dikirim ke mikrokontroler menggunakan driver


menuju Port ADC A0.
Port ADC 0 merupakan konfigurasi pin masukkan I/O dua arah yang mengelola sinyal
analog ke sinyal digital ADC. Output dari penelitian ini yaitu mengukur denyut jantung
berupa data digital yang ditampilkan di layar monitor LCD PC/ Laptop atau LCD 16 2 .
3.1 Pembuatan Perangkat Keras Secara Umum
Pada pembuatan perangkat keras (hardware) ini akan dijelaskan tiap bagian sistem
diantaranya mikrokontroler yang digunakan, sensor, LCD, dan RS232 sebagai komunikasi
serial ke PC/ Laptop.
3.2 Pembuatan Sensor
Rangkaian sensor terdiri dari rangkaian gelombang infrared untuk memancarkan
gelombang elektromagnetik, rangkaian photodiode untuk menerima pantulan gelombang
gelombang infrared oleh aktivitas laju darah. penguat Op-Amp yang diperkuat beberapa kali
untuk menghasilkan sinyal yang dapat diolah.

Gambar III.2 Rangkaian pulsa sensor

Sensor terdiri dari IR LED dan Photodiode yang ditempatkan berdampingan. IR LED
mentransmisikan gelombang infrared ke ujung jari dan photodiode akan menerima gelombang
yang dipantulkan kembali. Intensitas gelombang yang dipantulkan tergantung dari tekanan darah
pada ujung jari. Jadi, setiap denyut jantung mengubah jumlah gelombang infrared yang
terdeteksi oleh sensor photodiode. Dengan pengkondisian sinyal yang tepat, perubahan ini
memiliki amplitudo pantulan gelombang yang dapat diubah menjadi denyut yang disebut pulsa.
Pembuatan Perangkat Lunak

Saat pengoperasian alat pertama kali, program akan memanggil subrutin inisialisasi diantaranya
adalah:
1 Inisialisasi Port untuk menginisialisasi port-port yang digunakan sebagai jalur input dan
output.
2 Inisialisasi Port ADC untuk sensor
3 Inisialisasi timer 0 untuk rutin pembacaan sensor
4 Inisialisasi USART pengiriman data
5 Inisialisasi Port.C LCD (tampilan awal)

Anda mungkin juga menyukai