Anda di halaman 1dari 1

Patofisiologi

Terjadinya mastitis diawali dengan peningkatan tekanan di dalam duktus (saluran


ASI) akibat stasis ASI. Bila ASI tidak segera dikeluarkan maka terjadi tegangan
alveoli yang berlebihan dan mengakibatkan sel epitel yang memproduksi ASI menjad
i datar dan tertekan, sehingga permeabilitas jaringan ikat meningkat. Beberapa k
omponen (terutama protein kekebalan tubuh dan natrium) dari plasma masuk ke dala
m ASI dan selanjutnya ke jaringan sekitar sel sehingga memicu respons imun. Stas
is ASI, adanya respons inflamasi, dan kerusakan jaringan memudahkan terjadinya i
nfeksi.
Terdapat beberapa cara masuknya kuman yaitu melalui duktus laktiferus ke lobus s
ekresi, melalui puting yang retak ke kelenjar limfe sekitar duktus (periduktal)
atau melalui penyebaran hematogen (pembuluh darah). Organisme yang paling sering
adalah Staphylococcus aureus, Escherecia coli dan Streptococcus. Kadangkadang d
itemukan pula mastitis tuberkulosis yang menyebabkan bayi dapat menderita tuberk
ulosa tonsil. Pada daerah endemis tuberkulosa kejadian mastitis tuberkulosis men
capai 1%.
Faktor risiko terjadinya mastitis antara lain:
Terdapat riwayat mastitis pada anak sebelumnya.
Puting lecet.
Puting lecet menyebabkan timbulnya rasa nyeri yang membuat kebanyakan ibu me
nghindari pengosongan payudara secara sempurna.
Frekuensi menyusui yang jarang atau waktu menyusui yang pendek.
Biasanya mulai terjadi pada malam hari saat ibu tidak memberikan bayinya min
um sepanjang malam atau pada ibu yang menyusui dengan tergesa-gesa.
Pengosongan payudara yang tidak sempurna
Pelekatan bayi pada payudara yang kurang baik. Bayi yang hanya mengisap puti
ng (tidak termasuk areola) menyebabkan puting terhimpit diantara gusi atau bibir
sehingga aliran ASI tidak sempurna.
Ibu atau bayi sakit.
Frenulum pendek.
Produksi ASI yang terlalu banyak.
Berhenti menyusu secara cepat/ mendadak, misalnya saat bepergian.
Penekanan payudara misalnya oleh bra yang terlalu ketat atau sabuk pengaman
pada mobil.
Sumbatan pada saluran atau muara saluran oleh gumpalan ASI, jamur,serpihan k
ulit, dan lain-lain.
Penggunaan krim pada puting.
Ibu stres atau kelelahan.
Ibu malnutrisi. Hal ini berhubungan dengan daya tahan tubuh yang rendah.

Anda mungkin juga menyukai