Anda di halaman 1dari 36

A.

TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, praktikan diharapkan dapat :
Dapat

mengoperasikan

alat

humidifikasi
Mengetahui

pengaruh

pada

proses

humidifikasi yaitu tanpa pemanasan dan dengan pemanasan.


Mengetahui

pengaruh

penambahan

laju alir (Q) dan tekanan (P) pada proses humidifikasi


Menghitung dan menentukan

in

out

, VH, G, dan M, dari grafik kelembaban Udara-air 1 atm

B.

ALAT dan BAHAN


ALAT :

Perangkat alat humidifikasi

Gelas kimia 50 ml 1 Buah

Thermometer

Kapas dan Karet

2 Buah

BAHAN :

Aquadest

C.

DASAR TEORI
1.

Pendahuluan
Dalam pemrosesan bahan yang sering diperlukan baik
meningkatkan atau menurunkan kadar air dalam aliran gas yang
dipakai yang umum disebut humidifikasi dan dehumidifikasi.
Dalam

humidifikasi,

kadar

air

bisa

ditingkatkan

dengan

melewatkan aliran gas diatas cairan yang kemudian akan


menguap ke dalam aliran gas. Pemindahan ke aliran utama
berlangsung dengan cara difusi dan pada perbatasan (interface)
pemindahan panas dan massa yang berlangsung terus-menerus.

Sedang dalam dehumidifikasi dilakukan kondensasi parsial yang


terkondesasi dibuang.
Penggunaan

yang

paling

luas

dari

humidifikasi

dan

dehumidifikasi menyangkut sisitem udaraair. Contoh paling


sederhana pengeringan padatan basah dengan pengurangan
jumlah kandungan air sebagai tujuan utama dan humidifikasi
aliran

gas

sebagai

efek

sampingan.

Pemakaian

AC

dan

pengeringan gas juga menggunakan proses humidifikasi dan


dehumidifikasi.

Sebagai

contoh

kandungan

uap

air

harus

dihilangkan dari gas klorin basah sehingga gas ini bisa


digunakan pada peralatan dari baja untuk menghindari korosi.
Demikian juga pembuatan asam sulfat, gas yang digunakan
harus dikeringkan (dehumidifikasi) sebelum masuk konverter
bertekanan yaitu dengan jalan melewatkan pada bahan yang
menyerap air (dehydrating agent) seperti silica gel, larutan
asam sulfat pekat dan sebagainya. Contoh proses humidifikasi
adalah pada menara pendingin dimana air panas dialirkan
berlawanan arah dengan media pendingin yaitu aliran udara.
Disini tabel dan grafik humidifikasi udaraair akan sering dipakai.
2.

Terminologi
Nama-nama yang sering digunakan dalam proses ini adalah sbb
:
Uap

Zat yang terkandung

Gas

Zar pembawa (udara)

Kelembaban =

Massa uap terhadap massa gas


kering

Kelelmbaban dari gas jenuh = Kelembaban dari gas ketika


jenuh oleh uap pada temperatur
tertentu.
Kelembaban dalam persen = 100 / o
Panas kelembaban

= Panas yang dibutuhkan untuk


menaikkan temperatur dari
gas dan uapnya pada satuan

unit temperatur yaitu s = Ca


+ Cw
Dimana Ca adalah kapasitas panas spesifik dari gas dan Cw
adalah kapasitas panas spesifik dari uap.
Contoh untuk sistem udara-air panas kelembaban (s) seperti
berikut:
S = 1.00 + 1,9 kj / kgK
Volume kelembaban

= Volume yang ditempati oleh


unit
dari
massa
dari
campuran gas kering dan uap.

Volume jenuh

= Volume kelembaban dari gas


dari gas jenuh

Titik embun

= Temperatur dimana gas telah


penuh oleh uap. Jika gas
didinginkan
titik
embun
adalah temperatur dimana
kondensasi pertama terjadi.

Kelembaban relatif
= 100 x

tekanan parsial dari uap dalam gas


tekanan parsial dari uap dalam gas jenuh

Hubungan antara tekanan parsial dari uap dan kelembaban gas


dalam unit volume gas sbb:
Massa uap = Pw Mw / RT
Dan massa dari gas = (P-Pw) MA / RT
Jadi kelembaban dapat dirumuskan sbb :
o = [Pw/(P-Pw)] (Mw /MA) ...........................................
(1)
Dan kelembaban gas jenuh adalah :
o = [Pwo/(P-Pwo)] (Mw /MA) .......................................
(2)

Dimana Pw adalah tekanan parsial dari uap dalam gas, Pwo


adalah tekanan parsial gas jenuh pada suhu sama, MA adalah
berat molekul rata-rata dari gas, Mw berat molekul dari uap, P
tekanan total, R konstanta gas (8,134

kj/kmol K) dan T

temperatur absolut.

Untuk sistem udaraair Pw biasanya jauh lebih kecil dari P


jadi dengan mengganti berat molekul didapat :
o = 18 Pw/29P
Kelembaban dalam prosen = 100 / o
Dari persamaan 1 dan 2
Kelembaban dalam prosen
= [(P-Pwo)/(P-Pw)] (100Pw/Pwo)
= [P-Pwo)/(P-Pw)] (kelembaban relatif dalam
persen) ...........................................................................
(3)
Ketika (P-Pwo)/(P-Pw) 1, kelembaban relatif dan kelembaban
dalam prosen adalah sama. Keadaan ini dapat dicapai ketika
tekanan parsial dari uap hanya bagian yang sangat kecil dari
tekanan total atau ketika gas hampir jenuh, yaitu Pw Pwo.
a.

Penentuan kelembaban
Metode-metode yang paling umum dipakai adalah :
1.

Secara kimiawi
Sejumlah gas yang diketahui volumenya dialirkan di atas
bahan penyerap (absorbent) yang ditempatkan dalam
beberapa wadah dan disusun secara seri dan diketahui
beratnya kemudian setelah proses ditimbang lagi dengan
syarat pada wadah susunan terakhir terjadi perubahan
berat

yang

sangat

sedikit.

Absorben

yang

sangat

memuaskan contohnya adalah pentoksida phosphor yang


dicelup dalam pumice dan asam sulfat pekat.
2.

Pengukuran

perubahan

panjang dari bulu atau serat


Panjang serat ini dipengaruhi oleh kelembaban pada
lingkungan sekitar. Kekurangan diperlukan pengkalibrasian
berulang-ulang dan titik cocok untuk pengukuran yang
bervariasi.
3.

Pengukuran konduktivitas
dari serat
Jika serat dilapisi dengan elektrolit seperti lithium chlorid,
hambatan listriknya akan diatur oleh kandungan uap air
yang dimana terkandung pada kelembaban lingkungan
atmosfer dimana serat berada. Dalam sel lithium chlorid
serat yang halus digulungkan ke frame plastik yang
mempunyai elektroda dan arus listrik mengalir pada
tegangan konstan akan memberi pengukuran langsung dari
kelembaban relatif .

4.

Pengukuran titik embun


Titik embun ditentukan dengan mendinginkan gas didalam
ruang yang t erlapis dengan sangat baik dan mengawasi
temperatur

tertinggi

dimana

terjadi

kondensasi.

Kelembaban dari gas sama dengan kelembaban dari gas


yang jenuh pada titik embun.
b.

Metode
(Humidifikasi)

peningkatan

kelembaban

Untuk memperbesar kandungan uap sesuai dengan yang


dibutuhkan dalam proses tertentu bisa dipakai beberapa cara
dengan bermacam persyaratan dalam pemrosesan.

1.

Uap
ditambahkan

langsung.

Cara

ini

air

kuran

panas

disukai

karena

kemungkinan besar adanya pengotoran.


2.

Air

disiramkan

berlawanan arah pada kecepatan tertentu. Disini terjadi


penguapan dari air dmana temperatur gas akan turun
demikian juga air panasnya digunakan untuk penguapan
panas laten dan panas sensible.
3.

Pencampuran dengan gas


yang mempunyai kelembaban lebih tinggi. Cara ini sering
digunakan untuk pekerjaan laboratorium.

4.

Gas dialirkan diatas air


sehinga hanya bagian permukaan air yang mengalami
penguapan. Untuk mendapatkan kecpatan pelembaban yang
tinggi, permukaan harus diperluas.

c.

Temperatur
temperature)

bulb

basah

(wet

bulb

Kelembaban gas/udara akan naik bila gas dialirkan diatas


melalui cairan karena penguapan cairan. Temperatur cairan akan
turun di bawah temperatur gas dan panas akan pindah dari gas
ke cairan. Pada kesetimbangan laju perpindahan panas dari gas
akan

menyeimbangkan

panas

yang

dibutuhkan

untuk

menguapkan cairan dan cairan dikatakan pada temperatur bulb


basah.

Laju

dimana

temperatur

ini

dicapai

tergantung

temperatur awal dan laju aliran darai gas yang melalui air.
Proses dengan laju alir gas yang besar dan permukaan air yang
kecil hampir tidak merubah kelembaban.
Laju dari perpindahan dari gas ke cairan :
Q = hA( - w) ...............................................................
(4)
Dimana Q adalah laju panas, h koefisien perpindahan panas, A
luas permukaan, dan temperatur gas, w temperatur cairan.

Cairan yang menguap ke dalam gas dipindahkan dengan cara


difusi penyebaran dari batas permukaan ke aliran gas karena
perbedaan konsentrasi (co-c). dimana co adalah konsentrasi uap
permukaan dan c adalah konsentrasi uap dialiran gas. Laju
penguapan ditulis :
W = hDA(co-c) = (hDA )(Mw/RT)(Pwo-Pw) ...................
(5)
Dimana hD adalah koefisien perpindahan panas.
Tekanan parsial Pw dan Pwo dapat diganti dengan dan w pada
pers.1 dan 2
Jika Pw dan Pwo relatif kecil dibanding P, (P-Pw) dan (P-Pwo)
dapat diganti dengan tekanan parsial rata-rata dari gas PA dan
didapatkan :
W

= [hDA(w ) Mw/RT] PAMA/Mw


= hDA A(w ) ................................................
(6)

dimana A adalah berat jenis (density) pada tekanan parsial PA.


Perpindahan panas yang dibutuhkan untuk memelihara laju
penguapan adalah :
Q = hD A A (

) .........................................................

(7)
Dimana Q adalah panas laten dari penguapan cairan.
Jadi dari persamaan 4 dan 7 :
( w) = - (h/hDA )( w) .....................................
(8)
h dan hD

keduanya tergantung ketebalan film dari

kesamaan gas, karena pengurangan pada tekanan sebagai hasil


kenaikan kecepatan gas, contohnya akan meningkatkan h dan
hD. Pada temperatur normal, (h/hD) tidak tergantung pada
kecepatan gas selama ini lebih dari 5 ml/detik. Pada keadaan ini
perpindahan panas secara konveksi lebih besar dari radiasi dan
konduksi.

Temperatur bulb basah w tergantung hanya pada


temperatur dan kelembaban dari gas dan nilainya dari buku
ditentukan untuk keceptan gas relatif tinggi. Rasio (h/h D) adalah
konstan. Untuk sistem udaraair rasio (h/h DA) adalah sekitar 1,0
kj/kg K, sebagai tambahan untuk zat-zat organik bervariasi
antara 1,52,0 kj/kg K. Temperatur bulb basah ini dapat dicari
dari grafik temperatur kelembaban.
d.

Grafik Phsikometrik
Grafik

ini

digunakan

pada

pokoknya

untuk

mengetahui

hubungan TemperaturKelembaban dan EntalpiKelembaban.


Grafik temperatur kelembaban

Kelembaban untuk bermacam-

macam harga dari kelembaban relatif dalam prosen.


Untuk

gas

jenuh

[Pwo/(P-Pwo)](Mw/MA)

dari

persamaan 1 dan 3 kelembaban relatif dalam prosen Z


adalah :
=

o {Z/100} (P-Pwo)
..............................................
P- (ZP wo/100)

(9)
Volume spesifik dari gas kering

sebagai fungsi linear dari temperatur.


Volume dalam keadaan jenuh.

Ini naik sangat cepat karena jumlah kandungan


volume

spesifik

temperatur.

gas

Pada

kering

naik

temperatur

uap dan

sesuai

kenaikan

tertentu

volume

kelembaban berubah secara linear terhadap kelembaban


sehingga volume dari gas tak jenuh dapat ditentukan
dengan pemanjangan.

Panas laten dari penguapan


Dalam grafik panas kelembaban digambar sebagai absis
dan kelembaban sebagai ordinat.

Grafik Entalpi Kelembaban

Dalam perhitungan, entalpi perlu untuk menentukan


keadaan standar referensi dimana entalpi dianggap nol.
Keadaan yang terbaik untuk mengambil titik leleh dari bahan
yang mempunyai uap sebagai temperatur referensi dan
keadaan cair sebagai kondisi standar.
Jika H adalah entalpi dar gas yang lembab per unit
massa dari gas kering, Ha entalpi gas kering, Hw entalpi dari
uap, Cw panas spesifik dari uap, Ca panas spesifik dari gas
pada tekanan konstan, temperatur dari gas yang lembab,
o temperatur referensi, panas laten penguapan dari cairan
pada o untuk gas tak jenuh :
H = Ha + Hw . ........................................................
(10)
Ha = Ca( - o) .............................................................
(11)
Hw = Cw( - o) .............................................................
(12)
Jadi

e.

= (Ca + Cw( - o) +
= ( - o)s + .........................................................
(13)

Pencampuran
dua
mempunyai kelembaban berbeda

aliran

gas

yang

Jika dua gas dengan kelembaban 1 dan 2, temperatur 1


dan 2 entalpi H1 dan H2 dan massa gas kerng m 1 dan m2 yang
akan menghasilkan kondisi untuk gas campuran yaitu , , H
dan m.
Kesetimbangan untuk gas kering, uap dan entalpi.
m1 + m2 = m .................................................................
(14)

m1x1 + m2x2 = m.x .......................................................


(15)
m1H1 + m2H2 = m.H .....................................................
(16)
dengan menghilangkan m didapat
m1( 1) = m (2 )
m1(H H1) = m2(H2 H) ...............................................
(17)
dengan pembagian masing-masing sisi
(- 1)/(H-H1) = ( 2) / (H H2) ..............................
(18)
Pada kondisi akhir campuran digambarkan dalam grafik
sebagai garis lurus yang menggabungkan titik (1, H1) dan (2,
H2) dan persamaan 18 didapatkan :
( 1)/( 2 ) = m2/m1 ..............................................................................
(19)
Gas campuran mungkin tak jenuh, jenuh, lewat jenuh.
Kemungkinan dihasilkannya gas lewat jenuh karena garis
kelembaban relatif 100% pada grafik kelembaban entalpi
condong (concave) kearah sumbu kelembaban.

f.

Temperatur Jenuh Adiabatik


Jika gas dialirkan dan dipertemukan dengan air pada laju
tertentu

pada

waktu

yang

cukup

untuk

mencapai

kesetimbangan, gas akan menjadi jenuh dan gas jenuh yang


keluar akan mempunyai temperatur yang sama jika ini dilakukan
pada system yang terisolasi secara thermal.
Ini bisa dilakukan dengan menggunakan kolom humidifikasi
yang terisolasi dengan laju alir yang disirkulasi berlawanan arah
seperti gambar dibawah.
Faktor utama (s - s ) = 0 dan
(driving force) . ( s) = 0

Faktor utama (s - s )
Didapatkan neraca energi
( s)s = (s - )
( - s ) = -(s/ )( s )
Dimana

adalah temperatur gas masuk , s temperatur

gas keluar yang sama dengan temperatur air, adalah


kelembaban gas masuk, s kelembaban gas keluar, s adalah
panas lembab dari gas pada P dan adalah panas laten
penguapan dari air.
Dengan membandingkan persamaan ini dengan persamaan 8
didapatkan
S = h/hD
Dimana h

adalah koefisien perpindahan panas dalam


W/m2K

HD adalah koefisien perpindahan massa dalam m/det


A

adalah berat jenis gas pada tekanan rata-rata

Dari hubungan lewis didapat


hD = h/Cp A
Dimana Cp adalah panas spesifik dalam J/kgK yang bisa
diketahui dari grafik dan perhitungan.
Jika gas tak jenuh dipertemukan dengan cairan yang
dalam kondisi adiabatik perpindahan panas dan massa akan
berjalan sinambung. Temperatur turun dan kelembaban naik
seperti yang ditunjukkan oleh diagram.

Temperatur dari

cairan akan cenderung mendekati temperatur bola basah


sedang untuk sistem lain (bukan air) tempetatur jenuh
adiabatik akan lebih rendah dari temperatur bola basah.
Dengan meningkatnya kelembaban temperatur akan turun

sehingga temperatur air (cairan) akan juga turun selama


penguapan masih berjalan.
Di peralatan HumidifikasiDehumudifikasi terdapat orifice
yang mempunyai diameter besar. D = 82,2 mm, diameter
kecil,

d = 32,88 mm. Jadi harga d/D = 0,3985

dan

koefisien laju aliran, C = 0,6032.


dari persamaan Bernoulli.

V12
V2
g Z1 P1 W 2 g Z 2 P2 F
2
2

Dimana :

V = Kecepatan laju alir udara (m/detik)


Z = Ketinggian aliran (m)
P = Tekanan

(N/m2)

= Konstanta untuk energi kinetik dari fluida


= Volume jenis gas maasuk diketahui = 0,88
m3/Kg
g = Gravitasi, diketahui = 9,8 m/detik
W = Kerja dari fluida (Kj/Kg)
F = Kalor yang terpakai (Kj/Kg)
Dalam hal ini fluida tidak melakukan kerja sama sekali atau W
= F dan V1A1 = V2A2, dimana A adalah luas area D 2/4
didapatkan V2 = V1A1/A2.
Dari persamaan diatas didapatkan laju fluida (gas) yang keluar
dari orifice (yang dipakai)
V2 =

2 2 (P1 P2 )
1 2 / 1 (A 2 / A1 )2

Laju alir gas,G = V A/ (Kg/s)

G = A/ .

2 2 (P1 P2 )
1 2 / 1 (A 2 / A1 )2

Gambar orifice di bawah

A1 = luas pipa

diketahui

D =

0,0825 m

Ao = luas orifice

diketahui

d =

0,0328 m

A2 luas fluida yag mengalir karena Cc =

A2/Ao dari d

atau Ao
A2

CcAo

Dimana Cc adalah koefisien kontraksi, dalam hal ini orifice Cc


= 1 dari persamaan diatas :

G = Cc Ao/

2 2 (P1 P2)
1 1 (Cc A 2 ) 2
2
A1

Dengan menggunakan koefisien buang yang diketahui


dari pabrik, Cd dengan nilai = 0,603 yang menggantikan
parameter Cc, 2 dan 1 didapat persamaan lebih sederhana.

G = G = Cc Ao/

Perubahan

volume

2 2 (P1 P2)
1 1 (Cc A 2 ) 2
2
A1

jenis

dapat

dicari

dari

grafik

Psikometrik dengan mengetahui temperatur, kelembaban


relatif dan kelembaban gas masuk.

D.

PROSEDUR PERCOBAAN
1.

Tanpa pemanasan

Switch utama (merah) diputar searah jarum jam keposisi ON.


Switch kontrol (hitam) diputar keposisi ON.
Katup diatur sebagai berikut :
V1 BUKA
V2 TUTUP
V3 TUTUP
V4 BUKA
V5 TUTUP
V6 TUTUP

Tombol P2 (compressor) ditekan ON.


Katup utama diatur sehingga didapat perbedaan tekanan 40
mbar.

Tombol P1 (centrifugal pump) ditekan ON.


Kecepatan sirkulasi diatur 0 liter/jam.
Data diambil setelah 3 menit.
Kecepatan air dinaikkan 0, 80, 100, 120, dan 140 liter/jam.
Pengambilan data dilakukan.
.2

Dengan Pemanasan

Katup-katup diatur sebagai berikut :


V1 - TUTUP
V2 - BUKA
V3 TUTUP
V4 BUKA
V5 BUKA
V6 TUTUP
Katup utama diatur sehingga perbedaan tekanan 40 mbar.

Temperatur diset pada temperatur 80 oC.


Percobaan diulangi pada kecepatan air dinaikkan 0, 80, 100,
120, dan 140 liter/jam.

Pengambilan data dilakukan.

.E

DATA PENGAMATAN
Tanpa Pemanasan

Pada P udara = 40 mBar


Q air
(L/jam)

Udara
Masuk

Udara
o

Keluar( C)

T.air

masuk

keluar

( C)

(oC)
Twet

T.air

Tdry

Twet

Udara Masuk

(oC)

Tdry

29
29
28,5
27
27,3

35
37
40
41
41

28
29
29,5
29
28,5

30
30
30
30
30

30
30,2
30,2
30

30
30,2
30,2
30

Te
o

Te

(kg air/kg

(oC

udara

udara

kering)
0,019
0,0194
0,0176
0,0172
0,0164

kering)
0,0124
0,0124
0,0124
0,0124
0,0124

( C)

(kg air/kg

0
80
100
120
140

Udara Keluar

40
44
39
36
32

24
24,5
23
22,5
21,8

78,8
78,8
78,8
78,8
78,8

27
27
27
27
27

Dengan Pemanasan

Pada P udara = 40 mBar dan (Tset = 80 oC)


Q air

Udara

Udara

T.air

T.air

(L/jam)

Masuk

Keluar(oC)

masuk

keluar

( C)

( C)
Twet

Tdry

Twet

Udara Masuk

Udara Keluar

(oC)

Tdry

Te
o

( C)

(kg air/kg
udara
0
80
100
120
140

30,5
31
31,5
31,9
31,9

58
60
62
62,2
64

30
31
31,1
32
32

31
32
33
34
34

31
32
32,8
33,3

32
33,5
34,2
35

kering)
0,019
0,0194
0,0176
0,0172
0,0164

40
44
39
36
32

24
24,5
23
22,5
21,8

Te

(kg air/kg

(oC

udara

kering)
0,0124
0,0124
0,0124
0,0124
0,0124

78,8
78,8
78,8
78,8
78,8

27
27
27
27
27

.F

PERHITUNGAN
Perhitungan untuk penetapan tanpa pemanasan
1.

Penentuan fraksi mol rata-rata dan tekanan total dari


udara jenuh pada suhu lapisan (interface)
Dik : Suhu air masuk

29C

(PAS)1

(PAS)2

= 33,695 mmHg

30,043 mmHg
Suhu air keluar = 31C
Tekanan ruang (PT)

= 750 mmHg

Dit : Fraksi Mol air udara pada kondisi jenuh (y 1) = ............. ?


Penyelesaian :

Tekanan Uap Jenuh rata-rata :


( PAS)

rata-rata

(PAS )1 (PAS ) 2
2

30,043mmHg 33,695mmHg
2

= 31,869 mmHg

Fraksi mol rata-rata :


Yi
Yi

=
=
=

Dimana : PAS
P

(PAS ) rata rata


PT
31,869mmHg
750mmHg

0,042
= tekanan uap jenuh air
= tekanan ruang

{Hasil analisa untuk data yang lain dapat dilihat pada


lampiran 1}

2.

Menghitung Fraksi Mol Uap Air dalam Udara


Masuk ( y1 )
Dik

udara masuk

PAS udara masuk

Tekanan ruang (PT)


Dit

44%

30,043 mmHg

750 mmHg

y1 = ............. ?

Penyelesaian :

Menghitung Tekanan Parsial :


%

44

PA
x 100%
30,043 mmHg

PA

PA
x 100%
PAS

13,219 mmHg

Menghitung Kelembaban Mutlak (


1

PA
M
x A
P PA M B

750 13,219 mmHg

13,219mmHg

):

18 kg air
29 kg udara ker ing

= 0,01114 Kg air/Kg udara kering


{Hasil analisa untuk data yang lain dapat dilihat pada
lampiran 1}

Menghitung Fraksi Mol Uap Air dalam Udara Masuk :

Y1n

/MA
/ M A 1/ M B

0,01114
=

0,01114

18

18
1

29

= 0,01763
Dimana :

R = kelembaban relatif
= kelembaban mutlak
P A = tekanan uap
M A = berat molekul air
M B = berat molekul udara

{Hasil analisa untuk data yang lain dapat dilihat pada


lampiran 1}
3.

Menghitung Fraksi Mol Uap Air dalam Udara


Keluar ( y2)
Dik : %

udara keluar = 78,8%

PAS udara keluar

= 33,695 mmHg

Tekanan ruang (PT) = 750 mmHg


Dit : y2 = ............. ?

Menghitung Tekanan Parsial :

78,8% =
PA

PA
x 100%
PAS
PA
x 100%
33,695mmHg

= 26,553 mmHg

Menghitung Kelembaban Mutlak (


2

):

PA
M
x A
P PA M B
26,553 mmHg

18 kg air

= 750 26,553 mmHg x 29 kg udara ker ing


= 0,02278 Kg air/Kg udara kering

Menghitung Fraksi Mol Uap Air dalam Udara Keluar :

Yout

/MA
/ M A 1/ M B

0,02278 / 18
0,02278 / 18 1 / 29

= 0,0354
{Hasil analisa untuk data yang lain dapat dilihat pada
lampiran 1}
4.

Menghitung Volume Lembab (VH)


Dik : T udara masuk

= 39C + 273K = 312K

Kelembaban udara masuk = 0,01114 Kg air/Kg udara


kering
Tekanan ruang (PT)

= 750 mmHg

Dit : Volume lembab (VH) = ............. ?


Penyelesaian :

Untuk udara masuk, T = 39oC (312 K)


VH

0,0224T 1
x

273
MB MA

0,0224 312
273

0,01114
1

29
18

= 8,986 x 10-4 m3/g udara kering


= 0,899 m3/Kg udara kering

Untuk udara keluar, T = 30oC (303 K)


VH

0,0224T 1
x

273
MB MA
0,0224 303 1
0,02278
x

=
273
18
29

= 8,8876 x 10-4 m3/g udara kering


= 0,889 m3/Kg udara kering

{Hasil analisa untuk data yang lain dapat dilihat pada


lampiran 1}
Penentuan Densitas Udara ( )

5.

Untuk udara masuk

in

1
VH

1 0,01114
=
0,899

= 1,125 kg/m3

Untuk udara keluar

out =
=

1
VH
1 0,02278
0,889

= 1,152 kg /m3
{Hasil analisa untuk data yang lain dapat dilihat pada
lampiran 1}
6.

Penentuan laju udara masuk

Diketahui :

d1 = 0,0825 m
d2 = 0,0328 m
Cd = 0,603

A1

4 .d1

4 .(0,0825 m)

= 5,343 x 10-3 m2
A2

4 .d2

4 .(0,0328 m)

= 8,445 x 10-4 m2

Volume spesifik udara

VH

1
in

1
1,125

= 0,889 m3/Kg

P = P2 - P1 = 40 mBar (4 x 10-2 Bar)


4 x10 2 Bar x

4000 Kg/m.sec2

A2

1x10 5 Pa
1 Bar

= Cd . V
H

2VH .P
A
1 2
A1

8,445 x10 4
0,889
= 0,603 x

2 x 0,889 x 4.10 3
8,445 x10 4
1
3
5,343 x10

= 0,0489 kg udara kering/sec


{Hasil analisa untuk data yang lain dapat dilihat pada
lampiran 1}
7.

Penentuan massa uap air yang berpindah

= G(

= 0,0489 kg udara kering/s (0,02278 0,01114)


kg uap
air/kg udara kering
= 5,69196x10-4 kg uap air/sec
{Hasil analisa untuk data yang lain dapat dilihat pada
lampiran 1}

Perhitungan untuk penetapan dengan pemanasan


2.

Penentuan fraksi mol rata-rata dan tekanan total dari


udara jenuh pada suhu lapisan (interface)
Dik : Suhu air masuk

29C

(PAS)1

(PAS)2

= 31,824 mmHg

30,043 mmHg
Suhu air keluar = 30C
Tekanan ruang (PT)

= 750 mmHg

Dit : Fraksi Mol air udara pada kondisi jenuh (y 1) = ............. ?


Penyelesaian :

Tekanan Uap Jenuh rata-rata :


( PAS)

rata-rata

(PAS )1 (PAS ) 2
2

30,043mmHg 31,824mmHg
2

= 30,934 mmHg

Fraksi mol rata-rata :


Yi

(PAS ) rata rata


PT

Yi

30,934mmHg
750mmHg

=
=

Dimana : PAS

0,0412
= tekanan uap jenuh air

= tekanan ruang

{Hasil analisa untuk data yang lain dapat dilihat pada


lampiran 1}

1. Menghitung Fraksi Mol Uap Air dalam Udara Masuk ( y1


)
Dik

udara masuk

PAS udara masuk


Tekanan ruang (PT)
Dit

y1 = ............. ?

Penyelesaian :

Menghitung Tekanan Parsial :


%
10
PA

=
=
=

PA
x 100%
PAS
PA
x 100%
30,043 mmHg

3,0043 mmHg

10%
=

30,043 mmHg

750 mmHg

Menghitung Kelembaban Mutlak (


1

):

PA
M
x A
P PA M B

18 kg air
3,0043mmHg
x
750 3,0043 mmHg 29 kg udara ker ing

= 0,0025 Kg air/Kg udara kering


{Hasil analisa untuk data yang lain dapat dilihat pada
lampiran 1}

Menghitung Fraksi Mol Uap Air dalam Udara Masuk :

Y1n

/MA
/ M A 1/ M B

0,0025
18
=
0,0025 1
18 29
= 0,004

Dimana :

R = kelembaban relatif
= kelembaban mutlak
P A = tekanan uap
M A = berat molekul air
M B = berat molekul udara

{Hasil analisa untuk data yang lain dapat dilihat pada


lampiran 1}
2. Menghitung Fraksi Mol Uap Air dalam Udara Keluar
( y2)
Dik : %

udara keluar = 84%

PAS udara keluar

= 31,824 mmHg

Tekanan ruang (PT) = 750 mmHg


Dit : y2 = ............. ?

Menghitung Tekanan Parsial :

PA
x 100%
PAS

84%

PA
x 100%
31,824mmHg

PA

= 26,732 mmHg

Menghitung Kelembaban Mutlak (


2

):

PA
M
x A
P PA M B
18 kg air

26,732 mmHg

= 750 26,732 mmHg x 29 kg udara ker ing


= 0,0229 Kg air/Kg udara kering

Menghitung Fraksi Mol Uap Air dalam Udara Keluar :

Yout

/MA
/ M A 1/ M B

0,0229 / 18
0,0229 / 18 1 / 29

= 0,0356
{Hasil analisa untuk data yang lain dapat dilihat pada
lampiran 1}
3. Menghitung Volume Lembab (VH)
Dik : T udara masuk

= 58C + 273K = 331K

Kelembaban udara masuk =

0,0025 Kg air/Kg udara

kering
Tekanan ruang (PT)

= 750 mmHg

Dit : Volume lembab (VH) = ............. ?


Penyelesaian :

Untuk udara masuk, T = 58oC (331 K)


VH

0,0224T 1
x

273
MB MA

0,0224 331
273

0,0025
1

18
29

= 9,403 x 10-4 m3/g udara kering


= 0,940 m3/Kg udara kering

Untuk udara keluar, T = 32oC (305 K)


VH

0,0224T 1
x

273
MB MA
0,0224 305 1
0,0229
x

=
273
18
29

= 8,948 x 10-4 m3/g udara kering


= 0,895 m3/Kg udara kering
{Hasil analisa untuk data yang lain dapat dilihat pada
lampiran 1}
4. Penentuan Densitas Udara ( )

Untuk udara masuk

in

1
VH

1 0,0025
=
0,940

= 1,066 kg/m3

Untuk udara keluar

out =
=

1
VH
1 0,0229
0,895

= 1,143 kg /m3
{Hasil analisa untuk data yang lain dapat dilihat pada
lampiran 1}
5. Penentuan laju udara masuk
a.

Diketahui :

d1 = 0,0825 m

d2 = 0,0328 m
Cd = 0,603
A1

4 .d1

4 .(0,0825 m)

= 5,343 x 10-3 m2
A2

4 .d2

4 .(0,0328 m)

= 8,445 x 10-4 m2
b.

Volume spesifik udara


VH

1
in

1
1,066

= 0,9381 m3/Kg
P = P2 - P1 = 40 mBar (4 x 10-2 Bar)

c.

1x10 5 Pa
1 Bar

4 x10 2 Bar x

4000 Kg/m.sec2

A2
d.

= Cd . V
H

2VH .P
A
1 2
A1

8,445 x10 4
= 0,603 x 0,9381

2 x 0,9381x 4.10 3
8,445 x10 4
1
3
5,343 x10

= 0,0476 kg udara kering/sec


{Hasil analisa untuk data yang lain dapat dilihat pada
lampiran 1}
B. Penentuan massa uap air yang berpindah
a.

M= G(

= 0,0476 kg udara kering/s (0,0229 0,0025) kg


uap
air/kg udara kering
= 9,7104x10-4 kg uap air/sec
{Hasil analisa untuk data yang lain dapat dilihat pada
lampiran 1}

.G

PEMBAHASAN PERORANGAN
HASIL PERCOBAAN

Abd.Salam
Berdasarkan perhitungan dari hasil percobaan, diperoleh
fraksi mol uap air dalam udara masuk tanpa pemanasan lebih besar

dibandingkan dengan pemanasan. Sedangkan fraksi mol uap air


pada udara keluar tanpa pemanasan lebih kecil dibandingkan
denagn pemenasan. Hal ini disebabkan setelah pemenasan, udara
masuk mengalami kenaikan suhu dan bercampur dengan air panas
sehingga air menguap dan keluar kembali bersama udara, oleh
karena itu fraksi mol uap dalam udara masuk semakin besar.
Volume lembab dengan pemanasan lebih besar dari pada
tanpa pemanasan, berarti kandungan uap airnya lebih banyak
dibandingkan tanpa pemanasan, sama halnya dengan laju alir
udara.

Phobby Syarifuddin
Pada percobaan humidifikasi ini, yang artinya penambahan air
kedalam aliran udara. Pada percobaan ini dilakukan variasi pemanasan yaitu
dengan pemanasan dan tanpa pemanasan. Pada variasi pemanasan dengan
pemanasan dengan tekanan 40 mBar. Dan masing masing tekanan
divariasikan laju alir yaitu laju alir 0 L/jam, 70 L/jam, 90L/jam, 110L/jam,
dan 130 L/jam. Begitu juga tanpa pemanasan dengan P 40 mBar dan laju
alirnya sama dengan pemanasan.
Pada percobaan variasi tanpa pemanasan dengan P 40 mBar, nilai
kelembaban dan persen kelembaban relatif udara masuk lebih kecil
dibandingkan dengan kelembaban dan persen kelembaban relatif udara
keluar, hal ini disebabkan suhu bola basah dan suhu bola kering pada udara
masuk lebih besar dibandingkan suhu bola basah dan suhu bola kering pada
udara keluar. Sebaliknya volume udara kering untuk udara masuk lebih
besar dari pada volume udara kering untuk udara keluar. Hal itu dipengaruhi
oleh suhu bola kering. Karena suhu bola kering pada udara masuk lebih
besar dibandingkan suhu bola kering pada udara keluar. Sehingga semakin
besar suhu bola kering maka semakin besar pula nilai volume udara kering
Pada percobaan variasi dengan pemanasan dengan tekanan 40mBar
nilai kelembaban dan persen kelembaban relatif udara masuk lebih kecil

dibandingkan dengan kelembaban dan persen kelembaban relatif udara


keluar, hal ini disebabkan suhu bola basah dan suhu bola kering pada udara
masuk lebih besar dibandingkan suhu bola basah dan suhu bola kering pada
udara keluar. Sebaliknya volume udara kering untuk udara masuk lebih
besar dari pada volume udara kering untuk udara keluar. Hal itu dipengaruhi
oleh suhu bola kering. Karena suhu bola kering pada udara masuk lebih
besar dibandingkan suhu bola kering pada udara keluar. Sehingga semakin
besar suhu bola kering maka semakin besar pula nilai volume udara kering.
Pada percobaan variasi, tanpa pemanasan dan dengan pemanasan
untuk masing masing, nilai density untuk udara masuk lebih kecil
dibandingkan dengan density udara keluar yang lebih besar. Hal itu
disebabkan karena udara yang keluar sudah mengandung air dan zat zat
pengotor sehingga densitasnya semakin besar.
Kenaikan suhu terjadi pada udara masuk begitu pula dengan udara
keluar, tetapi suhu udara masuk lebih tinggi di bandingkan dengan suhu
udara keluar. Hal ini disebabkan karena udara yang masuk telah melalui
kolom humidifikasi dan mengalami penambahan kadar uap air, sehingga
kelembaban udara keluar lebih tinggi daripada udara masuk.

Eka Yuliza
Pada

percobaan

humidifikasi

diatas,

dimana

tangki

tersebut diisi dengan air sampai setengah dari tangki tersebut


kemudian masing-masing katup diatur setelah itu dinyalakanlah
kompresor dan diatur juga tekanan yang akan digunakan. Setelah
itu air dan udara akan berkontak langsung didalam packing atau
kolom yang berisi cincin-cicin yang berwarna putih, dan kecepatan
sirkulasi diatur atau divariasikan, maka akan didapat data-data
seperti Twet dan Tdry udara masuk, serta Twet dan Tdry udara keluar.
Dan akan didapat pula suhu air masuk dan keluar ini untuk tanpa
pemanasan sedangkan dengan pemanasan(T set 80 0C) sama
halnya diatas tapi masing-masing katupnya diatur berbeda,

setelah itu akan didapat dari grafik untuk udara masuk

,%

R,

dan Te sama halnya juga dengan udara keluar.


Dari data-data tersebut diatas akan digunakan dalam perhitungan
dan akan didapat fraksi mol, fraksi mol uap air dalam udara
masuk dan keluar,volume lembab udara masuk dan keluar,
densitas udara masuk dan keluar, laju alir udara dan massa uap
air yang berpindah.

Filemon Salurante
Pada percobaan variasi dengan pemanasan dengan tekanan 40 mBar
nilai kelembaban dan persen kelembaban relatif udara masuk lebih kecil
dibandingkan dengan kelembaban dan persen kelembaban relatif udara
keluar, hal ini disebabkan suhu bola basah dan suhu bola kering pada udara
masuk lebih besar dibandingkan suhu bola basah dan suhu bola kering pada
udara keluar. Sebaliknya volume udara kering untuk udara masuk lebih
besar dari pada volume udara kering untuk udara keluar. Hal itu dipengaruhi
oleh suhu bola kering. Karena suhu bola kering pada udara masuk lebih
besar dibandingkan suhu bola kering pada udara keluar. Sehingga semakin
besar suhu bola kering maka semakin besar pula nilai volume udara kering.

.H

KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan ini, praktikan dapat menarik
kesimpulan :

Jumlah massa air yang berpindah dipengaruhi oleh


faktor pemanasan dan laju alir air.

Semakin tinggi laju alir, massa air yang menguap


semakin besar.

Fraksi mol uap air dalam udara, kelembaban, dan


volume lembab dengan pemanasan lebih besar dibandingkan
tanpa pemanasan.

I.

DAFTAR PUSTAKA

S. Ferry, Chemical Engineering Hand Book.

Mc. Cabe. W. L, terjemahan E. Jasifi, Msc. Operasi


Teknik Kimia, jilid 2. 1989, Erlangga.

_______ Petunjuk Praktikum Pilot Plant.


Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang

Jurusan

LAMPIRAN 1
Tabel Hasil Perhitungan Untuk Humidifikasi Tanpa
Pemanasan

Laju alir

Fraksi

Fraksi mol uap

Volume Lembab

(Q)

mol

air dalam udara

(kg udara

( L/jam)

Yi

Masuk

Keluar

kering/m3)

(Y1)

(Y2)

Masuk

Keluar

(VH1)
0,899

(VH2)
0,889

Densitas Udara
(kg/m3)
Masuk
( in)
)

0,042

0,01763

90

0,041

0,0354
0,01560

0,897

0,895

1,152
1,126

110

0,040

0,0424
0,0144

0,898

0,885

1,148
1,124

0,0400

0,0315
0,0128

0,893

1,153
1,117

0,9028

0,0400

1,125

1,149

Laju alir udara

Massa uap air yang

(kg udara kering/s)

berpindah

(kg uap air/s)


-

0,0489

5,69196x10-4

0,0489

8,631x10-4

0,0489

5,452x10-4

0,04876

8,699x10-4

out

0
70

130

Keluar

Tabel Hasil Perhitungan Untuk Humidifikasi Dengan


Pemanasan

Laju alir

Fraksi

Fraksi mol uap

(Q)

mol

air dalam udara

(kg udara

( L/jam)

Yi

Masuk

Keluar

kering/m3)

(Y1)

(Y2)

Masuk

Keluar

0,004

(VH1)
0,940

(VH2)
0,895

0,0424

0,0356
0,0042

0,952

0,0476

0,0356
0,0043

0,0476

0,0402
0,0043

0
70
90
110
130

0,0412

Volume Lembab

Densitas Udara
(kg/m3)
Masuk
( in)

Keluar
(

out

1,066

1,143

0,895

1,105

1,143

0,952

0,905

1,053

1,134

0,952

0,905

1,053

1,138

0,0463

Laju alir udara

Massa uap air yang

(kg udara kering/s)

berpindah

(kg uap air/s)


-

0,0476

9,7104x10-4

0,04849

9,843x10-4

0,04733

1,1021x-3

0,0473

1,296x10-3

LAMPIRAN 2
Siklus Alat Humidifikasi

Ke Lingkungan

Bypass

Orifice

Anda mungkin juga menyukai