Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang terdapat beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1.

1.3

Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari laporan ini adalah sebagai berikut :

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1

Pengertian UKL-UPL
UKL adalah Upaya Pengelolaan Lingkungan sedangkan UPL adalah Upaya Pemantauan

Lingkungan Hidup. Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Pasal 22 ayat (1) bahwa
setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib
memiliki Amdal dan Pasal 34 ayat (1) bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak
termasuk dalam kriteria wajib Amdal, wajib memiliki UKL-UPL. Dokumen lingkungan ini
digunakan sebagai instrumen pencegahan pencemaran dan untuk meminimasi dampak yang
dihasilkan dari setiap usaha atau pemrakarsa.
2.1.1 Kriteria Penataan Pemrakarsa
Kriteria penaatan yang diadopsi dan dimodifikasi dari kriteria Proper yang ada di dalam
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2011 tentang Program Penilaian
Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kriteria pelaksanaan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan terdiri dari :
1.

Dokumen UKL-UPL

2.

Pengendalian pencemaran air bersih dan air limbah

3.

Pengendalian pencemaran udara

4.

Pengendalian gangguan

5.

Pengelolaan Limbah

BAB III
STUDI KASUS
3.1

Analisis Penaatan Pemrakarsa Kegiatan Bidang Kesehatan Di Kota Magelang


Terhadap Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Kota Magelang merupakan kota dengan sumber perekonomian daerah yang beragam,

mulai dari sektor pariwisata, perdagangan, industri, kesehatan dan sektor lainnya. Karena hal
tersebut maka diperlukan dokumen UKL-UPL lingkungan yang bertujuan untuk mencegah
pencemaran lingkungan di Kota Magelang agar pengelolaan lingkungan tetap lestari dan terjaga.
Berdasarkan Kantor Lingkungan Hidup Kota Magelang (2012) tingkat ketaatan
pemrakarsa untuk melaksanakan dokumen UKL-UPL di Kota Magelang juga masih sangat
rendah, yaitu 0 %. Hal ini ditunjukkan oleh belum adanya pelaporan secara periodik mengenai
pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan oleh pemrakarsa kepada Kantor
Lingkungan Hidup Kota Magelang.
3.1.1 Objek Penelitian
Objek penelitian yang dilakukan oleh Pratika,dkk adalah enam pemrakarsa di bidang
kesehatan di Kota Magelang sebagai berikut
1.
2.
3.
4.
5.
6.

RSIA Puri Agung


RSB Amandha
Laboratorium Klinik Prodia
RS Harapan
RS Lestari Raharja
RSIA Gladiool

3.1.2 Hasil Analisis


Ada beberapa kriteria yang digunakan untuk menganalisis penataan pemrakarsa yang
dimodifikasi dari kriteria Proper yang ada di dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 5 Tahun 2011 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Kriteria pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan terdiri dari :
1. Dokumen UKL-UPL meliputi Kepemilikan, implementasi dan pelaporan.
2. Pengendalian pencemaran air bersih dan air limbah meliputi baku mutu, pemantauan,
pelaporan, perizinan, ketaatan terhadap ketentuan teknis.
3. Pengendalian pencemaran udara meliputi baku mutu, pemantauan, pelaporan.
4. Pengendalian gangguan meliputi baku mutu kebisingan, pelaporan.

5. Pengelolaan Limbah B3 meliputi pendataan jenis dan volume limbah yang dihasilkan,
pelaporan, jumlah limbah B3 yang dikelola, pengelolaan limbah B3 oleh pihak ketiga.
Dari kriteria tersebut dibuat 3 skor tingkat ketaatan sebagai berikut:
Tabel 1. Tingkat Ketaatan
Ketaatan Skor

Tingkat
Ketaatan
18 29
tidak taat
30 41
belum taat
42 54
taat
Sumber : Pratika,dkk (2012)

Berdasarkan hasil analisis pada Lampiran 1 Tabel 2 menunjukan bahwa penataan


pemrakarsa yang memiliki dokumen UKL-UPL memiliki skor ketaatan sebagai berikut
Tabel 2. Hasil Analisis Tingkat Ketaatan
Pemrakarsa Bidang Kesehatan
RSIA Puri Agung
RSB Amandha
Laboratorium Klinik Prodia
RS Harapan
RS Lestari Raharja
RSIA Gladiool
Sumber : Pratika,dkk (2012)

Ketaan
skor
34
34
35
33
33
-

Tingkat
Ketaatan
Belum taat
Belum taat
Belum taat
Belum taat
Belum taat
-

Dari keenam pemrakarsa di bidang kesehatan yang memiliki dokumen UKL-UPL belum
ada ketaatan dalam pemantauan dan pengolahan lingkungan. Khususnya pada RSIA Gladiool
tidak ada inputan data yang diberikan dari pihak rumahsakit. Hal ini dapat membahayakan,
karena pengelolaan dan pemantauan lingkungannya tidak dapat diawasi dan belum adanya
kesadaran akan kepentingan pengolahan lingkungan untuk kepentingan publik.

BAB IV
PENUTUP
4.1

Kesimpulan
Dari hasil pembahasan studi kasus maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pentingnya dokumen UKL-UPL untuk mencengah terjadinya kerusakan lingkungan
dan pencemaran lingkungan.
2. Dari keenam pemrakarsa di bidang kesehatan di Kota Magelang yang memiliki
dokumen UKL-UPL belum ada ketaatan dalam pemantauan dan pengolahan
lingkungan. Hal ini dapat membahayakan, karena pengelolaan dan pemantauan
lingkungannya tidak dapat diawasi dan belum adanya kesadaran akan kepentingan
pengolahan lingkungan untuk kepentingan publik.

DAFTAR PUSTAKA
Prathika,Dkk, 2012. Analisis Penaatan Pemrakarsa Kegiatan Bidang Kesehatan Di Kota
Magelang Terhadap Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Hidup. Jurnal Volume 10 :
Undip
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2011 tentang Program Penilaian
Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup

Anda mungkin juga menyukai