Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan karunia-Nya
lah kami dapat menyesaikan penulisan makalah ini. Tak lupa shalawat dan salam
semoga tetap tercurah pada Nabi akhir zaman Muhammad SAW, kepada keluarga, para
sahabat dan seluruh umatnya.
Dalam makalah ini saya membahas mengenai penguapan (Evaporasi). Penulis
mengakui dalam makalah ini mungkin masih banyak terjadi kekurangan sehingga
hasilnya jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat berharap kepada semua pihak kiranya
memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Oleh karena itu saya banyak mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah khasanah cakrawala pemikiran bagi para pembaca.

Palembang,

April 2016

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Batasan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan Pembahasan........................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Evaporasi........................................................................................ 2
2.2 Faktor yang Mempengaruhu Evaporasi............................................................... 3
2.2.1 Radiasi Matahari......................................................................................... 3
2.2.2 Ketersediaan Air.......................................................................................... 4
2.2.3 Temperatur.................................................................................................. 4
2.2.4 Kelembaban Udara...................................................................................... 4
2.2.5 Kapasitas Kadar Air dalam Udara............................................................... 5
2.2.6 Kecepatan Angin......................................................................................... 5
2.2.7 Bidang Permukaan...................................................................................... 5
2.3 Jenis Jenis Evaporasi........................................................................................ 6
2.4 Tujuan Proses Evaporasi dalam Bidang Pertanian............................................... 6
2.5 Penentuan Besarnya Evaporasi............................................................................ 6
2.6 Proses Terjadi Evaporasi dalam Siklus Hujan..................................................... 8

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan ........................................................................................................ 10
2. Saran................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

11

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Evaporasi merupakan proses pemekatan larutan dengan cara mendidihkan

atau menguapkan pelarut. Proses evaporasi akan menurunkan aktivitas air dalam
bahan hasil pertanian, penurunan aktifitas air ini akan membuat bahan lebih awet
karena proses pertumbuhan pada mikroba akan terhambat. Bahan hasil pertanian
merupakan bahan pangan yang mudah rusak dan tidak tahan lama. Oleh karena itu
butuh penanganan lebih lanjut seprti evaporasi. Contoh produk hasil evaporasi
adalah jam, jelly, gula pasir, kecap dan susu kental manis.
Proses evaporasi selain berfungsi menurunkan aktivitas air, evaporasi juga
dapat meningkatkan konsentrasi atau viskositas larutan dan evaporasi akan
memperkecil volume larutan sehingga akan menghemat biaya pengepakan,
penyimpanan, dan transportasi. Pada praktikum kali ini akan menggunakan bahan,
yaitu susu segar, jus buah, larutan gula pasir untuk menentukkan perubahan yang
terjadi selama evaporasi. Oleh karena itu mengingat pentingnya pengetahuan
mengenai atmosfer maka kami menyusun paper sesuai tugas yang di berikan yaitu
dengan judul EVAPORASI.

1.2

Rumusan Masalah
1.

Apa pengertian dengan evaporasi ?

2.

Apa saja faktor yang mempengaruhi evaporasi

3.

Apa saja jenis - jenis evaporasi ?

4.

Apa saja tujuan evaporasi dalam bidang pertanian ?

1.3

Tujuan
Tujuan dari penyusunan paper ini adalah :
1.

Untuk mengetahui pengertian evaporasi

2.

Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi evaporasi

3.

Untuk mengetahui jenis-jenis evaporasi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Pengertian Evaporasi
Evaporasi Adalah proses pertukaran melalui molekul air di atmosfer atau
peristiwa berubahnya air atau es menjadi uap di udara. Penguapan terjadi pada tiap
keadaan suhu sampai udara di permukaan tanah menjadi jenuh dengan uap air . Energi

matahari

dan

ketersediaan

air

adalah

dua

unsur

utama

dari

proses

evaporasi. Evaporasi dapat terjadi pada tubuh perairan (seperti laut, sungai, danau,
waduk) permukaan tanah dan tumbuh-tumbuhan (disebut transpirasi), adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan dan kelambatan evaporasi dan
transpirasi disuatu kawasan ada bermacam-macam antara lain : temperatur air dan
udara, kelembaban udara, kecepatan tiupan angin, tekanan udara, intensitas sinar
matahari, dan lain-lain. Kombinasi antara proses evaporasi dan transpirasi
merupakan

evaporasi

total

(evapotranspirasi)

yang

juga

disebut

dengan Consumtive use. Evapotranspirasi dapat terjadi dalam dua keadaan, yaitu
terjadi

pada

saat

cukup

air

disebut

Evapotranspirasi

potensial,

dan

evapotranspirasi yang terjadi sesungguhnya, dalam arti kondisi pemberian air


seadanya disebut Evapotranspirasi aktual. Kehilangan air oleh proses evaporasi
dan transpirasi dapat mempercepat terjadinya kekeringan dan penyusutan debit
sungai pada musim kemarau, umumnya didaerah tropis.
Bagi pakar hidrology, kehilangan air akibat evaporasi biasanya dilihat dari
dua sisi. Pertama, evaporasi dari permukaan (Eo) yaitu penguapan air langsung
dari danau, sungai dan badan air lainnya. Kedua, kehilangan air melalui vegetasi
oleh proses-proses intersepsi dan transpirasi. Selama proses evaporasi dapat
terjadi perubahan-perubahan pada bahan, baik yang menguntungkan maupun yang
merugikan. Perubahan-perubahan yang terjadi antara lain perubahan viskositas,
kehilangan aroma, kerusakan komponen gizi, terjadinya pencokelatan dll.
Evaporasi adalah proses pengentalan larutan dengan cara mendidihkan atau
menguapkan pelarut. Di dalam pengolahan hasil pertanian proses evaporasi

bertujuan untuk, meningkatkan larutan sebelum proses lebih lanjut, memperkecil


volume larutan, menurunkan aktivitas air. (Praptiningsih, 1999)

Gambar 2.1. Proses : Zat Cair/Padat Menjadi Gas


2.2

Faktor yang Mempengaruhu Evaporasi


Proses perubahan bentuk dari air menjadi uap air terjadi baik pada evaporasi
maupun evapotranspirasi. Penguapan dipengaruhi oleh kondisi klimatologi, yang
meliputi : radiasi matahari, temperatur udara, kelembaban udara, dan kecepatan
angin. Untuk memperkirakan besarnya penguapan yang terjadi diperlukan datadata tersebut. Beberapa instansi seperti BMKG, Dinas Pengairan, dan Dinas
Pertanian secara rutin melakukan pengukuran data klimatologi.
2.2.1

Radiasi Matahari
Sebagian radiasi gelombang pendek (shortwave radiation) matahari akan

diubah menjadi energi panas di didalam tanaman, air dan tanah. Energi panas
tersebut akan menghangatkan udara di sekitarnya. Panas yang dipakai untuk
menghangatkan partikel partikel berbagai material di udara tanpa mengubah
bentuk partikel dinamakan panas tampak (sensible heat). Sebagian energi
matahari diubah menjadi tenaga mekanik. Tenaga mekanik ini akan menyebabkan

perputaran udara dan uap di atas permukaan tanah. Hal ini menyebabkan udara di
atas permukaan tanah jenuh, sehingga mempertahankan tekanan uap air yang
tinggi pada permukaan bidang evaporasi.
2.2.2

Ketersediaan Air
Melibatkan jumlah air yang ada dan juga persedian air yang siap untuk

terjadinya evaporasi. Permukaan bidang evaporasi yang kasar akan memberikan


laju evaporasi lebih tinggi daripada bidang permukaan rata karena pada bidang
permukaan kasar besarnya turbulent meningkat.
2.2.3

Temperatur
Temperatur udara pada permukaan evaporasi sangat berpengaruh terhadap

evaporasi. Semakin tinggi temperatur semakin besar kemampuan udara untuk


menyerap uap air. Selain itu semakin tinggi temperatur, energi kinetik molekul air
meningkat sehingga molekul air semakin banyak yang berpindah ke lapis udara di
atasnya dalam bentuk uap air. Oleh karena itu di daerah beriklim tropis jumlah
evaorasi lebih tinggi, di banding dengan daerah di kutub (daerah beriklim dingin).
Untuk variasi harian dan bulanan temperatur udara di Indonesia relatif kecil.
2.2.4

Kelembaban Udara
Pada saat terjadi penguapan, tekanan udara pada lapisan udara tepat di atas

permukaan air lebih rendah di banding tekanan pada permukaan air. Perbedaan
tekanan tersebut menyebabkan terjadinya penguapan. Pada waktu penguapan
terjadi, uap air bergabung dengan udara di atas permukaan air, sehingga udara
mengandung uap air.
Udara lembab merupakan campuran dari udara kering dan uap air. Apabila
jumlah uap air yang masuk ke udara semakin banyak, tekanan uapnya juga
semakin tinggi. Akibatnya perbedaan tekanan uap semakin kecil, yang
menyebabkan berkurangnya laju penguapan. Apabila udara di atas permukaan air
sudah jenuh uap air tekanan udara telah mencapai tekanan uap jenuh, di mana
pada saat itu penguapan terhenti. Kelembaban udara dinyatakan dengan
kelembaban relatif.
Di Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan perairan laut
cukup luas, mempunyai kelembaban udara tinggi. Kelembaban udara tergantung
pada musim, di mana nilainya tinggi pada musim penghujan dan berkurang pada
4

musim kemarau. Di daerah pesisir kelembaban udara akan lebih tinggi daripada di
daerah pedalama.
2.2.5

Kapasitas Kadar Air dalam Udara


Kapasitas kadar air dalam udara secara langsung dipengaruhi oleh tinggi

rendahnya suhu di tempat tersebut. Beasarnya kadar air dalam udara di suatu
tempat tersebut. Proses evaporasi tergantung pada deficit tekanan uap jenuh air,
Dvp,( saturated vapour pressure deficit ) di udara atau jumlah uap air yang dapat
diserap oleh udara sebelum udara tersebut menjadi jenuh. Sehingga, evaporasi
lebih banyak di daerah pedalaman karena kondisi udara cenderung lebih kering
daripada di daerah pantai yang lembab karena penguapan dari permukaan air laut.
2.2.6

Kecepatan Angin
Ketika pengupan berlangsung, udara di atas permukaan bidang penguapan

secara bertahap menjadi lembab, sampai pada tahap ketika udara menjadi jenuh
dan tidak mampu menampung uap air lagi. Pada tahap ini, udara jenuh di atas
permukaan bidang tersebut akan berpindah ke tempat lain akibat beda tekanan dan
kerapatan udara, dan demikian, proses penguapan air dari bidang penguapan
tersebut akan berlangsung secara terus menerus. Hal ini terjadi karena adanya
pergantian udara lembab oleh udara yang lebih kering atau gerakan massa udara
dari tempat dengan tekanan udara lebih tinggi ke tempat dengan tekanan udara
lebih rendah ( proses adveksi ) dalam hal ini kecepatan angin di atas permukaan
bidang penguapan sangat penting. Penguapan air di daerah lapang lebih besar dari
daerah dengan banyak naungan karena di daerah lapang perpindahan udara
menjadi lebih bebas.
2.2.7

Bidang Permukaan
Secara alamiah bidang permukaan penguapan akan mempengaruhi proses

evoporasi melalui perubahan pola perilaku angin. Pada bidang permukaan yang
kasar atau tidak beraturan, kecepatan angin akan berkurang oleh adanya proses
gesekan. Tapi, pada tingkat tertentu, permukaan bidang penguapan yang kasar
juga dapat gerakan angin berputar (turbulent) yang dapat memperbesar evaporasi.
Pada bidang permukaan air yang luas, angin kencang juga dapat menimbulkan
gelombang air besar dan dapat mempercepat terjadinya evopotranspirasi.

2.3

Jenis Jenis Evaporasi


1.

Evaporasi potensial (ETp), menggambarkan laju maksimum kehilangan air


dari suatu lahan yang sangat ditentukan oleh kondisi iklim pada keadaan
penutup tajuk tanaman pendek yang rapat dengan penyediaan air yang cukup
dan ditentukan oleh parameter-parameter iklim.

2.

Evaporasi standar (ETo), adalah evaporasi pada suatu permukaan standar


yang dapat diperoleh dari lahan dengan lahan tajuk penuh oleh rerumputan
hijau yang ditanam pada lahan subur berkadar air tanah cukup tinggi antara 815 cm.

3.

Evapotranspirasi tanaman (ETc), pada kondisi standar adalah ET dari suatu


lahan luas dengan tanaman sehat berkecukupan hara dan bebas hama penyakit,
yang ditanam pada kondisi air tanah optimum dan mencapai produksi penuh di
bawah keadaan suatu iklm tertentu. Nilai ETc berubah-ubah menurut umur atau
fase perkembangan tanaman.

4.

Evaporasi aktual (ETa), menggambarkan laju kehilangan air dari suatu


lahan bertanam pada kondisi aktual iklim, tanaman dn lingkungan tumbuh serta
pengelolaan.

2.4

Tujuan Proses Evaporasi dalam Bidang Pertanian


Di dalam pengolahan hasil pertanian proses evaporasi bertujuan untuk:
Meningkatkan konsentrasi atau viskositas larutan sebelum diproses lebih
lanjut. Sebagai contoh pada pengolahan gula diperlukan proses
pengentalan nira tebu sebelum proses kristalisasi, spray drying, drum
drying dan lainnya.
Memperkecil volume larutan sehingga dapat menghemat biaya
pengepakan, penyimpanan dan transportasi.
Menurunkan aktivitas air dengan cara meningkatkan konsentrasi solid
terlarut sehingga bahan menjadi awet misalnya pada pembuatan susu
kental manis.

2.5

Penentuan Besarnya Evaporasi


Besarnya evaporasi dapat ditentukan dengan beberapa perkiraan sebagai berikut :
1.

Perkiraan Evaporasi Berdasarkan Panci Evaporasi

Evaporasi permukaan air bebas menggunakan panci evaporasi harus


dikonversi karena perkiraan evaporasi pada 1 unit area permukaan air bebas.
Rumus penentuan besarnya evaporasi dari permukaan air bebas adalah:
Permukaan air bebas = C panci x Evaporasi panci.
PAN
MON
MEAN
MAX
Class A/ Colorado
1.06
1.15
1.22
Class A/US S.p.s
1.20
1.31
1.46
Colorado/Class A
0.82
0.87
0.95
Colorado/B.P.I
1.03
1.06
1.09
BPI/Class A
0.68
0.77
0.83
BPI/Colorado
0.92
0.94
0.97
Tabel 2. 1 Tabel Koefisien (C panci) untuk Berbagai Panci yang telah dihitung
2.

Perkiraan Evaporasi dengan Menggunakan Rumus Epidermis


a. Cara Aerodinamik
Metode ini mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi

perpindahan uap air dari suatu permukaan, yaitu pertumbuhan kelembaban arah
vertical dan turbulensi dari aliran udara.
Rumus : Eo = k . z (ew ea)
dimana :
Eo

= evaporasi muka air bebas selama satu periode pengamatan


(mm/hari)

= konstanta empiris (0.35)

V2

= fungsi/hubungan matematik antara evaporasi dan masa air

Ew

= tekanan uap jenuh diudara dengan temperature sesuai dengan


Temperatur airnya.

Ez

= tekanan uap sesungguhnya, diudara setinggi z.

Sehingga rumus diatas menjadi :


Eo

= 0,35 (0,5 + 0,54 V) (ew ez)

V2

= kecepatan angin pada ketinggian 2m (m/det)


Penentuan besarnya ez

RH

= ez x 100
Ew

RH

= kelembaban relatif (%), diukur dengan psycrometer.

Rw

= dihitung berdasarkan suhu udara (T) saat pengukuran RH

b. Cara Rohwer
E

= 0,484 (1 + 0,6 V ) (ew ea)

Keterangan
E

= evaporasi (mm/hari)

e.w

= tekanan uap jenuh dengan temperatur sama dengan temperatur


air (milibar)

2.6

e.a

= tekanan uap air di udara (milibar)

= kecepatan angina rata-rata dalam sehari

Proses Terjadi Evaporasi dalam Siklus Hujan


Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus
hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi,
kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es
dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.
Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi
kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman
sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak
secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di
tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian
akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi
bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk
hujan, salju, es.
Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui
celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat
8

bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau
horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali
sistem air permukaan.
Air Permukaan - Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran
utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka
aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat
biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan
membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar
daerah aliran sungai menuju laut.
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk,
rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir
membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi
dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah
Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang
berubah adalah wujud dan tempatnya. Tempat terbesar terjadi di laut.

BAB III
PENUTUP

1.

Kesimpulan

Evaporasi Adalah proses pertukaran melalui molekul air di atmosfer atau


peristiwa berubahnya air atau es menjadi uap di udara. Penguapan terjadi pada tiap
keadaan suhu sampai udara di permukaan tanah menjadi jenuh dengan uap air . Energi

matahari

dan

ketersediaan

air

adalah

dua

unsur

utama

dari

proses

evaporasi. Evaporasi dapat terjadi pada tubuh perairan (seperti laut, sungai, danau,
waduk) permukaan tanah dan tumbuh-tumbuhan (disebut transpirasi), adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan dan kelambatan evaporasi dan
transpirasi disuatu kawasan ada bermacam-macam antara lain : temperatur air dan
udara, kelembaban udara, kecepatan tiupan angin, tekanan udara, intensitas sinar
matahari, dan lain-lain.
2.

Saran
Dalam proses evaporasi seharusnya kita sebagai mahasiswa harus lebih
memahami lagi proses penguapan yang sedang terjadi bila perlu kita langsung
praktikum atau terjun ke lapangan sehingga kita dapat mengetahui bagaimana
proses evaporasi secara detail dan lebih merinci.

DAFTAR PUSTAKA

http://catatananaknpertanian.blogspot.co.id/2015/03/evaporasi.html

10

Bambang Triatmodjo. 2010. Hidrologi Terapan. Yogyakarta : Beta Offset

11

Anda mungkin juga menyukai