Anda di halaman 1dari 14

Daftar Isi

Daftar Isi..................................................................................................................... 1
Daftar Gambar............................................................................................................ 1
I.

Definisi.............................................................................................................. 2

II.

Sifat Koloid........................................................................................................ 4

III.

Pembuatan Sistem Koloid..................................................................................8

IV.

Pustaka........................................................................................................... 14

Daftar Gambar
Gambar 1. Koloid Fe(OH)3 akan mengadsorbsi ion H+ sehingga menjadi bermuatan +...................4
Gambar 2. Koloid As2S3................................................................................................ 5

I.

Definisi
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di mana partikel-

partikel zat yang berukuran koloid tersebar merata dalam zat lain. Ukuran koloid berkisar antara
1-100 nm ( 10-7 10-5 cm ). Contoh: Mayones dan cat, mayones adalah campuran homogen di
air dan minyak dan cat adalah campuran homogen zat padat dan zat cair.
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan
suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat
larutan atau suspensi. Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat,
cair, maupun gas, dapat dibuat dalam keadaan koloid. Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan
hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan
makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan
kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid. Karena sistem koloid sangat
berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari, kita harus mempelajarinya lebih mendalam agar kita
dapat menggunakannya dengan benar dan dapat bermanfaat untuk diri kita.
Koloid adalah suatu sistem campuran metastabil (seolah-olah stabil, tapi akan memisah
setelah waktu tertentu). Koloid berbeda dengan larutan; larutan bersifat stabil. Di dalam larutan
koloid secara umum, ada 2 zat sebagai berikut :

Zat terdispersi, yakni zat yang terlarut di dalam larutan koloid


Zat pendispersi, yakni zat pelarut di dalam larutan koloid

Berdasarkan fase terdispersi maupun fase pendispersi suatu koloid dibagi sebagai berikut :
Fase Terdispersi
Gas

Pendispersi
Gas

Nama koloid
Contoh
Bukan koloid, karena gas bercampur secara

Gas

Cair

homogen
Busa

Buih, sabun, ombak,

Busa padat

krim kocok
Batu apung, kasur

Aerosol cair

busa
Obat semprot,

Gas
Cair

Padat
Gas

kabut, hair spray di


Cair

Cair

Emulsi

udara
Air santan, air susu,

Cair
Padat

Padat
Gas

Gel
Aerosol padat

mayones
Mentega, agar-agar
Debu, gas knalpot,

Sol
Sol Padat

asap
Cat, tinta
Tanah, kaca, lumpur

Padat
Padat

Cair
Padat

II.

Sifat Koloid

a. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid, peristiwa di mana
jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat menghamburkan sinar ke
segala jurusan. Contoh: sinar matahari yang dihamburkan partikel koloid di angkasa, hingga
langit berwarna biru pada siang hari dan jingga pada sore hari ; debu dalam ruangan akan terlihat
jika ada sinar masuk melalui celah.
b. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak partikel koloid dalam medium pendispersi secara terus
menerus, karena adanya tumbukan antara partikel zat terdispersi dan zat pendispersi. Karena
gerak aktif yang terus menerus ini, partikel koloid tidak memisah jika didiamkan.
c. Adsorbsi Koloid
Adsorbsi Koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan koloid. Sifat adsorbsi
digunakan dalam proses:
1. Pemutihan gula tebu.
2. Norit.
3. Penjernihan air.
Contoh: koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman
penyebab diare. Koloid Fe(OH)3 akan mengadsorbsi ion H+ sehingga menjadi bermuatan +.
Adanya muatan senama maka koloid Fe(OH), akan tolak-menolak sesamanya sehingga partikelpartikel koloid tidak akan saling menggerombol.

Gambar 1. Koloid Fe(OH)3 akan mengadsorbsi ion H+ sehingga menjadi bermuatan +


4

Koloid As2S3 akan mengadsorbsi ion OH dalam larutan sehingga akan bermuatan dan
tolak-menolak dengan sesamanya, maka koloid As2S3 tidak akan menggerombol.

Gambar 2. Koloid As2S3

d. Muatan Koloid dan Elektroforesis


Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap permukaan koloid.
Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik. Karena partikel
koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak dalam medan listrik. Jika ke dalam koloid
dimasukkan arus searah melalui elektroda, maka koloid bermuatan positif akan bergerak menuju
elektroda negatif dan sesampai di elektroda negatif akan terjadi penetralan muatan dan koloid
akan menggumpal (koagulasi). Contoh: cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang
bermuatan listrik dengan tujuan untuk menggumpalkan debunya.
e. Koagulasi Koloid
Koagulasi koloid adalah penggumpalan koloid karena elektrolit yang muatannya
berlawanan. Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi jernih.
Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi:

Perubahan suhu.
Pengadukan.
Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).
Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.

Koloid akan mengalami koagulasi dengan cara:


1. Mekanik
Cara mekanik dilakukan dengan pemanasan, pendinginan atau pengadukan cepat.
2. Kimia
Dengan penambahan elektrolit (asam, basa, atau garam). Contoh: susu + sirup masam
> menggumpal, Lumpur + tawas > menggumpal
Dengan mencampurkan 2 macam koloid dengan muatan yang berlawanan. Contoh:
Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan menggumpal jika dicampur As2S3 yang bermuatan
negatif.
f. Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Koloid Liofil
Koloid Liofil adalah koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga terbentuk selubung di
sekeliling koloid. Contoh: agar-agar.
Koloid Liofob
Koloid Liofob adalah kolid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan koloid stabil,
cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni pemurnian medium
pendispersi dari elektrolit.
g. Emulsi
Emulsi adalah kolid cairan dalam medium cair. Agar larutan kolid stabil, ke dalam koloid
biasanya ditambahkan emulsifier, yaitu zat penyetabil agar koloid stabil.
Contoh: susu merupakan emulsi lemak di dalam air dengan kasein sebagai emulsifier.

h. Kestabilan Koloid
Banyak koloid yang harus dipertahankan dalam bentuk koloid untuk penggunaannya.
Contoh: es krim, tinta, cat. Untuk itu digunakan koloid lain yang dapat membentuk lapisan di
sekeliling koloid tersebut. Koloid lain ini disebut koloid pelindung. Contoh: gelatin pada sol
Fe(OH)3.
Untuk koloid yang berupa emulsi dapat digunakan emulgator yaitu zat yang dapat tertarik
pada kedua cairan yang membentuk emulsi Contoh: sabun deterjen sebagai emulgator dari
emulsi minyak dan air.
i. Pemurnian Koloid
Untuk memurnikan koloid yaitu menghilangkan ion-ion yang mengganggu kestabilan
koloid, dapat dilakukan cara dialisis. Koloid yang akan dimurnikan dimasukkan ke kantong yang
terbuat dari selaput semipermeabel yaitu selaput yang hanya dapat dilewati partikel ion saja dan
tidak dapat dilewati molekul koloid. Contoh: kertas perkamen, selopan atau kolodion. Kantong
koloid dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air mengalir, maka ion-ion dalam koloid akan
keluar dari kantong dan keluar dari bejana dan koloid tertinggal dalam kantong. Proses dialisis
akan di percepat jika di dalam bejana diberikan arus listrik yang disebut elektro dialisis.
Proses pemisahan kotoran hasil metabolisme dari darah oleh ginjal termasuk proses
dialisis. Maka apabila seseorang menderita gagal ginjal, orang tersebut harus menjalani cuci
darah dengan mesin dialisator di rumah sakit. Koloid juga dapat dimurnikan dengan penyaring
ultra.

III.

Pembuatan Sistem Koloid

Cara Kondensasi
Pembuatan sistem koloid dengan cara kondensasi dilakukan dengan cara penggumpalan
partikel yang sangat kecil. Penggumpalan partikel ini dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1. Reaksi Pengendapan
Pembuatan sistem koloid dengan cara ini dilakukan dengan mencampurkan larutan elektrolit
sehingga menghasilkan endapan. Contoh: AgNO3 + NaCl > AgCl(s) + NaNO3
2. Reaksi Hidrolisis
Reaksi hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Sistem koloid dapat dibuat dengan
mereaksikan suatu zat dengan air. Contoh: AlCl3 +H2O > Al(OH)3(s) + HCl
3. Reaksi Redoks
Pembuatan koloid dapat terbentuk dari hasil reaksi redoks. Contoh: pada larutan emas
Reaksi: AuCl3 + HCOH > Au + HCl + HCOOH Emas formaldehid
4. Reaksi Pergeseran
Contoh: pembuatan sol As2S3 dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam laruatn
H3AsO3 encer pada suhu tertentu. Reaksi: 2 H3AsO3 + 3 H2S > 6 H2O + As2S3
5. Reaksi Pergantian Pelarut
Contoh: pembuatan gel kalsium asetat dengan cara menambahkan alkohol 96% ke dalam
larutan kalsium asetat jenuh.

Cara Dispersi
Pembuatan sistem koloid dengan cara dispersi dilakukan dengan memperkecil partikel
suspensi yang terlalu besar menjadi partikel koloid, pemecahan partikel-partikel kasar menjadi
koloid.
1. Cara Mekanik
Ukuran partikel suspensi diperkecil dengan cara penggilingan zat padat, dengan
menghaluskan butiran besar kemudian diaduk dalam medium pendispersi. Contoh: Gumpalan
tawas digiling, dicampurkan ke dalam air akan membentuk koloid dengan kotoran air. Membuat
tinta dengan menghaluskan karbon pada penggiling koloid kemudian didispersikan dalam air.
Membuat sol belerang dengan menghaluskan belerang bersama gula (1:1) pada penggiling
koloid, kemudian dilarutkan dalam air, gula akan larut dan belerang menjadi sol.
2. Cara Peptisasi
Pembuatan koloid dengan cara peptisasi adalah pembuatan koloid dengan menambahkan
ion sejenis, sehingga partikel endapan akan dipecah. Contoh: sol Fe(OH)3 dengan menambahkan
FeCl3.

sol NiS dengan menambahkan H2S.


karet dipeptisasi oleh bensin.
agar-agar dipeptisasi oleh air.
endapan Al(OH)3 dipeptisasi oleh AlCl3.

3. Cara Busur Bredia/Bredig


Pembuatan koloid dengan cara busur Bredia/Bredig dilakukan dengan mencelupkan 2
kawat logam (elektroda) yang dialiri listrik ke dalam air, sehingga kawat logam akan membentuk
partikel koloid berupa debu di dalam air.

4. Cara Ultrasonik
yaitu penghancuran butiran besar dengan ultrasonik (frekuensi > 20.000 Hz) Campuran
heterogen. Campuran homogen disebut larutan, contoh: larutan gula dalam air. Campuran
heterogen dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: Sistem koloid termasuk dalam bentuk
campuran. Campuran terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Suspensi, contoh: pasir dalam air.
2. Koloid, contoh: susu dengan air.

Komponen Penyusun Koloid


1. Fase kontinyu : medium pendispersi jumlahnya lebih banyak.
2. Fase diskontinyu : medium terdispersi jumlahnya labih banyak.

Bentuk Partikel Koloid


1. Bulatan : misalnya virus, silika.
2. Batang : misalnya virus.
3. Piringan : misalnya globulin dalam darah.
4. Serat : misalnya selulosa.

Penggunaan Sistem Koloid


1. Obat-obatan : salep, krim, minyak ikan.
2. Makanan : es krim, jelly dan agar-agar.
3. Kosmetik : hair cream, skin spray, body lotion.

10

4. Industri : tinta, cat.Macam-Macam Koloid


1. Aerosol
adalah sistem koloid di mana partikel padat atau cair terdispersi dalam gas. Contoh: aerosol
padat: debu, asap. aerosol cair: kabut, awan. Bahan pendingin dan pendorong yang sering
digunakan adalah Kloro Fluoro Karbon (CFC).
2. Emulsi
adalah sistem koloid di mana zat terdispersi dan pendispersi adalah zat cair yang tidak dapat
bercampur. Misalnya: Emulsi minyak dalam air: santan, susu, lateks, minyak ikan. Emulsi air
dalam minyak: mentega, minyak rambut, minyak bumi. Untuk membentuk emulsi digunakan zat
pengemulsi atau emulgator yaitu zat yang dapat tertarik oleh kedua zat cair tersebut. Contoh:
sabun untuk mengemulsikan minyak dan air. kasein sebagai emulgator pada susu.

11

3. Sol
Sol adalah suatu sistem koloid di mana partikel padat terdispersi dalam zat cair.
No.
a.

Hidrofob
Tidak menarik molekul air tetapi

Hidrofil
Menarik molekul air hingga menyelubungi

b.

mengadsorbsi ion
Tidak reversible, apabila mengalami

partikel terdispersi
Reversibel, bila mengalami koagulasi akan

koagulasi sukar menjadi sol lagi

dapat membentuk sol lagi jika ditambah lagi

Biasanya terdiri atas zat anorganik


Kekentalannya rendah
Gerak Brown terlihat jelas
Mudah dikoagulasikan oleh elektrolit
Umumnya dibuat dengan cara kondensasi
Efek Tyndall jelas
Contoh: sol logam, sol belerang, sol

medium pendispersinya
Biasanya terdiri atas zat organik
Kekentalannya tinggi
Gerak Brown tidak jelas
Sukar dikoagulasikan oleh elektrolit
Umumnya dibuat dengan cara dispersi
Efek Tyndall kurang jelas
Contoh: sol kanji, sol protein, sol sabun, sol

c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Fe(OH)3, sol As2S3, sol sulfida


4. Gel/Jel adalah koloid liofil setengah kaku.

gelatin

Contoh: agar-agar, lem kanji, selai, jelly untuk menata rambut.

5. Buih adalah sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. Contoh: sabun, detergen,
protein. Zat-zat yang dapat memecah/mencegah buih yaitu eter, isoamil alkohol.

12

IV.

Pustaka
https://rindhapermata.wordpress.com/materidasar-teori-koloid/
http://staf.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/sulistyani-msi/lb-sistem-koloid.pdf
https://www.scribd.com/doc/87188339/Makalah-Sistem-Koloid#download

13

Anda mungkin juga menyukai