Anda di halaman 1dari 19

Samuel Andika (406148052)

DIFTERI

PRESENTASI KASUS
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
RSPI PROF. DR. SULIANTI SAROSO

I.

II.

IDENTITAS PASIEN
Nama
: An. Mutia Aprilia
Umur
: 5 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tanggal Lahir
: 3April 2011
Alamat
: Mangga besar XIII
Agama
: Islam
Pendidikan
: belum sekolah
No. RM
: 00.35.81.85
IDENTITAS ORANG TUA
Identitas Ayah
Nama Ayah
: Tn. Mukrin
Umur
: 40 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Mangga besar XIII
Agama
: Islam
Pendidikan terakhir: D3
Pekerjaan
: Wiraswasta
Hubungan dengan orang tua: Anak Kandung
Identitas Ibu
Nama Ibu
: Ny. Rieska Handayaningssih
Umur
: 41 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Mangga besar XIII
Agama
: Islam
Pendidikan terakhir: SMA
Pekerjaan
: Wiraswasta
Hubungan dengan orang tua: Anak Kandung

III.

ANAMNESIS
Tanggal masuk rumah sakit : Jumat, 13 Mei 2016

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak


Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta
Universitas Tarumanagara Jakarta
Periode 2 Mei 2016 9 Juni 2016
1

Samuel Andika (406148052)

DIFTERI

Tanggal pemeriksaan
: Senin, 16 Mei 2016 di R Mawar kamar isolasi 208
Diambil secara alloanamnesis dari ibu dan ayah pasien
KELUHAN UTAMA
: demam
KELUHAN TAMBAHAN : batuk, pilek, mencret, sulit makan, leher bengkak,
tidur mengorok, berat badan turun
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang dengan keluhan demam sejak 2 hari SMRS, demam naik turun
perlahan, membaik jika minum obat penurun panas. Pasien juga batuk sejak 6 hari
SMRS, batuk berdahak, tidak dapat keluar sehingga pasien rewel dan lemas, tidak
sesak dan tidak ada darah. Keluhan batuk bersamaan juga dengan pilek sejak 6 hari
SMRS, pilek encer berwarna bening. 1 minggu SMRS pasien sulit makan dan minum.
Pasien juga mencret sejak 1 hari SMRS, sebanyak 6x, dan saat di IGD RSPI sudah 2x,
BAB encer, kuning, masih bercampur ampas, tidak ada lendir dan darah. Tidak ada
keluhan mual ataupun muntah. 3 hari SMRS saat tidur pasien tidur mengorok dan
kadang terdengar suara grok-grok, terkadang malam hari pasien tiba-tiba terbangun
dan menangis dan sulit untuk tidur kembali, dan sejak 3 hari terakhir orang tua pasien
merasa leher pasien sedikit bengkak. Pasien tidak sulit membuka mulut.
Riwayat imunisasi dasar lengkap, kecuali campak. Tidak ada kontak dengan
penderita penyakit paru. Tidak ada yang memiliki gejala seperti ini disekitar rumah
dan di keluarga. Tidak ada riwayat berpergian keluar kota. Tidak ada mimisan, tidak
ada gusi berdarah. Pasien sudah dibawa berobat ke RS Dwi Warna dan kemudian
dirujuk ke RSPI SS karena curiga terkena difteri.
Selama perawatan di RSPI SS pasien sudah di infus serta diperiksa darah.
Semua obat-obatan yang masuk lewat infus dan orang tua pasien merasa ada
perubahan setelah dirawat di ruang isolasi. Nafsu makan sudah ada walau hanya mau
minum susu dan makan sedikit roti, belum mau makan nasi atau bubur. Tidur
mengorok sudah berkurang, batuknya masih ada. Sudah tidak pilek dan tidak mencret.
Namun berat badan selama sakit ini turun dari 14 kg menjadi 13 kg.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
- Alergi makanan disangkal
- Alergi obat disangkal
- Asma disangkal
RIWAYAT KELUARGA
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta
Universitas Tarumanagara Jakarta
Periode 2 Mei 2016 9 Juni 2016
2

Samuel Andika (406148052)

DIFTERI

Pasien merupakan anak pertama. Ayah pasien bernama Tn. Muksin berusia 40 tahun
bekerja sebagai wiraswasta. Ibu pasien bernama Ny. Rieska berusia 41 tahun, bekerja
sebagai wiraswasta. Setiap harinya ibu dan ayah pasien bergantian shift kerja untuk
merawat kedua anaknya di rumah. Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
serupa.
DATA PERUMAHAN
Rumah minimalis berventilasi cukup, pencahayaan cukup, jendela terdapat
dua buah di depan, rumah berisi 2 kamar, lingkungan rumah berada di daerah yang
cukup padat, saluran pembuangan tertutup, didepan rumah terdapat beberapa tanaman
di pot. Jika rumah ditinggal dalam posisi tertutup dan jendela semua ditutup maka
akan lembab dan semua gorden berjamur.
RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN
Kehamilan
Ibu pasien selama kehamilan rutin memeriksakan kehamilannya di dokter
spesialis kandungan sesuai jadwal yaitu lebih dari 4 kali. Saat kehamilan tidak
terdapat gangguan, hanya saja hasil USG saat usia kehamilan 7-8 bulan dikatakan
bayi terlilit tali pusat, tidak pernah ada riwayat keguguran. Suntikan TT pada ibu saat
kehamilan sebanyak 2x. Asupan gizi dan vitamin saat kehamilan sesuai yang
dianjurkan oleh dokter.
Persalinan
Tempat kelahiran
Penolong Persalinan
Kesulitan
Cara Persalinan
Masa Gestasi

: Rumah Sakit Budi Kemuliaan


: Dokter
: (-), sempat dilakukan induksi
: spontan
: cukup bulan

KEADAAN BAYI
Berat Badan Lahir
: 2900 gram
Panjang Badan Lahir : 47 cm
Lingkar Kepala
: 32 cm
Lingkar Dada
: 34 cm
Langsung Menangis : Langsung menangis
Nilai APGAR
: 9/10
Warna ketuban
: jernih
Kelainan bawaan
: tidak ada
RIWAYAT IMUNISASI DASAR
Pasien telah mendapatkan imunisasi:
BCG
: 1x
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta
Universitas Tarumanagara Jakarta
Periode 2 Mei 2016 9 Juni 2016
3

Samuel Andika (406148052)


Hepatitis B
DPT
Polio

DIFTERI

: 3x
: 4x
: 5x

Campak
: 1x
Hib
: 4x
PCV
: 4x
Influenza
: 1x
Ibu pasien mengaku imunisasi komplit sesuai jadwal imunisasi yang
diwajibkan pemerintah kecuali imunisasi campak.
Vaksin

Lahir

12

15

18

(0)
Hep B

Polio

BCG

DPT

Hib

PCV

Influenza

Campak

RIWAYAT PERTUMBUHAN
Ibu pasien rutin memeriksakan pasien ke dokter spesialis anak tiap bulan dan
mengaku pertumbuhan anaknya cukup baik, berat badan dan tinggi badan bertambah
seiring pertambahan usia.
RIWAYAT PERKEMBANGAN
Pertumbuhan gigi pertama usia 7 bulan
Gangguan perkembangan mental dan emosi (-)
Psikomotor: (lupa)
- Tengkurap
: 4 bulan
- Duduk
: 7 bulan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta
Universitas Tarumanagara Jakarta
Periode 2 Mei 2016 9 Juni 2016
4

Samuel Andika (406148052)


-

BB : 13 kg

Merangkak
Berdiri sendiri
Berjalan
Berbicara

: bulan
: 7 bulan
: 12 bulan
: mama dan papa usia 7 bulan

Umur : 5 tahun

TB : 103 cm

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak


Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta
Universitas Tarumanagara Jakarta
Periode 2 Mei 2016 9 Juni 2016
5

DIFTERI

Samuel Andika (406148052)

DIFTERI

RIWAYAT MAKANAN
Pasien mengkonsumsi ASI saja sejak lahir hingga usia 1 minggu, kemudian ASI
dicampur dengan susu formula hingga usia 1 bulan, maka anak sejak usia 1 bulan hingga
1 tahun minum susu formula tanpa ASI. Dan mulai usia 1 tahun sudah mulai makan
makanan keluarga. Dan sejak usia 1 tahun hingga usia 5 tahun diberikan Susu formula
dengan sayur, bubur, dan nasi.

Umur

ASI

Susu

Buah/Sayur/Lauk

Bubur/biskuit

Nasi

Formula

bayi
-

0-1

bulan
2

bulan
3

bulan
4-6

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak


Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta
Universitas Tarumanagara Jakarta
Periode 2 Mei 2016 9 Juni 2016
6

Samuel Andika (406148052)


bulan
6-12

DIFTERI

Porsi 3

bulan

kali
sehari,
setengah
mangkok

13-24

bulan

2-5

bayi
Porsi 2-3

Porsi

kali sehari

sebanyak 5

sebagai

sendok

selingan

nasi 2-3
kali sehari
1 piring 3x

tahun

sehari
Pola makan sekarang adalah:

IV.

Jenis makanan

Frekuensi

Nasi

3x/hari

Sayur

Jarang

Daging

Sering

Ikan

Sering

Telur

Sering

Tempe

Sering

Tahu

Sering

PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan tanggal Kamis, 16 Mei 2016 di Ruang Isolasi Mawar 2

Keadaan umum
Kesadaran
Tinggi badan

: baik
: compos mentis
: 103 cm

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak


Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta
Universitas Tarumanagara Jakarta
Periode 2 Mei 2016 9 Juni 2016
7

Samuel Andika (406148052)

Berat Badan
Status gizi
Nadi
Pernapasan
Suhu

DIFTERI

: 13 kg
: baik
: 112 x / menit
: 24 x / menit
: 37,8O C

Kepala
Bentuk normal, ukuran normal, tidak teraba benjolan, rambut hitam, distribusi merata,
tidak mudah dicabut, kulit kepala tidak ada kelainan, ubun-ubun besar sudah menutup.

Mata
Kelopak mata tidak ada kelainan, konjungtiva tidak anemis, tidak hiperemis, sklera
tidak ikterik, pupil bulat, isokor diameter 3 mm, Reflek cahaya +/+, mata tidak cekung
Telinga
Bentuk normal, liang telinga lapang, tidak terlihat sekret, tidak terlihat serumen, tidak
terlihat luka pasca trauma, tidak ada nyeri tekan tragus, tidak ada nyeri tarik aurikuler,
kelenjar getah bening pre dan retroauriculer tidak teraba membesar.
Hidung
Bentuk normal, sekret (-), septum deviasi (-), pernapasan cuping hidung (-).
Tenggorokan
Mukosa faring hiperemis, Tonsil T3-T3 hiperemis, terdapat pseudomembran
bilateral minimal pada permukaan tonsil
Mulut
Mukosa bibir kering (-), tampak perioral sianosis (-), lidah kotor (-).
Leher

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak


Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta
Universitas Tarumanagara Jakarta
Periode 2 Mei 2016 9 Juni 2016
8

Samuel Andika (406148052)

DIFTERI

Trachea di tengah, kelenjar thyroid tidak teraba membesar, kelenjar getah bening
submandibular dextra teraba membesar ukuran 1 cm, lunak, nyeri tekan (+), kelenjar
getah bening submental, cervical, supra clavicular tidak teraba membesar, bullneck minimal
Dada
Bentuk normal, retraksi otot-otot intercostalis, supraclavicula, subcostal (-).
Paru-paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

: simetris dalam diam dan pergerakan nafas


: tidak dapat dilakukan
: Sonor, batas paru hepar ICS VI midclavicular line dextra
: Vesikuler, Ronkhi -/-, wheezing -/-

Jantung
o Inspeksi
o Palpasi
o Perkusi
o Auskultasi

: Tidak tampak pulsasi ictus cordis


: Pulsasi ictus cordis teraba
: Tidak dilakukan
: Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-).

Abdomen
o Inspeksi
: Tampak rata
o Palpasi
Hati
: Tidak teraba
Limpa
: Tidak teraba
Ginjal
: ballotemen (-)
Nyeri tekan (-)
o Perkusi
: Timpani
o Auskultasi
: Bising usus (+) normal
Ekstremitas

: Akral hangat, CRT<2 detik

Tulang belakang

: bentuk normal, tidak skoliosis, tidak lordosis, tidak kifosis

Kulit

: turgor baik, sianosis (-), edema (-)

Pemeriksaan Neurologis

Rangsang meningeal
Kaku kuduk

: (-)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak


Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta
Universitas Tarumanagara Jakarta
Periode 2 Mei 2016 9 Juni 2016
9

Samuel Andika (406148052)

V.

DIFTERI

Brudzinski I dan II : (-)


Kerniq
: (-)
Laseque
: (-)
Reflek fisiologis
Biceps : +/+ normal
Triceps: +/+ normal
Patella : +/+ normal
Tumit : +/+ normal
Reflek patologis: (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Hematologi di RSPI Sulianti Saroso tanggal 14 Mei 2016 jam
09.41
Pemeriksaan
Leukosit
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
HITUNG JENIS
Basofil
Eosinofil
Batang
Segmen
Limfosit
Monosit
LED

Hasil
17.0
4.30
11.3
34
259
79
26
33

Nilai rujukan
5.5-17.0
3.6-5.2
10.7-12.8
35-43
217-497
73-101
23-31
26-34

Satuan
10^3/uL
10^6/uL
g/dL
%
10^3/uL
fL
Pg
g/dL

0
0
2
65
28
5
66

0-1
1-5
3-6
25-60
25-50
1-6
0-10

%
%
%
%
%
%
Mm

2. Pemeriksaan Swab Tenggorok dengan pewarnaan difteri sebanyak 3 kali di


RSPI Sulianti Saroso
Tanggal Pemeriksaan
14/05/2016

Jenis Pemeriksaan
Pemeriksaan Diphteri 1

Hasil Pemeriksaan
Tidak ditemukan bakteri
Corynebacterium
Diphteriae dengan

15/05/2016

Pemeriksaan Diphteri 2

Granula metakromik
Tidak ditemukan bakteri
Corynebacterium

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak


Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta
Universitas Tarumanagara Jakarta
Periode 2 Mei 2016 9 Juni 2016
10

Samuel Andika (406148052)

DIFTERI

Diphteriae dengan
16/05/2016

Pemeriksaan Diphteri 3

Granula metakromik
Tidak ditemukan bakteri
Corynebacterium
Diphteriae dengan
Granula metakromik

3. EKG
Tanggal 13 Mei 2016

Tanggal 16 Mei 2016

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak


Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta
Universitas Tarumanagara Jakarta
Periode 2 Mei 2016 9 Juni 2016
11

Samuel Andika (406148052)

Tanggal 18 Mei 2016

4. Pemeriksaan Imunoserologi tanggal 14 Mei 2016


CRP (+) titer 166,45
N<6 mg/L
RESUME

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak


Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta
Universitas Tarumanagara Jakarta
Periode 2 Mei 2016 9 Juni 2016
12

DIFTERI

Samuel Andika (406148052)

DIFTERI

Telah diperiksa seorang anak laki-laki berusia 2 tahun secara alloanamnesis


dari kedua orang tua pasien pada tanggal 16 Mei 2016 didapatkan keluhan demam
sejak 2 hari SMRS, demam naik turun perlahan, membaik jika minum obat penurun
panas. Batuk sejak 6 hari SMRS, berdahak, tidak dapat keluar, rewel, lemas. Pilek
sejak 6 hari SMRS, encer, warna bening. 1 minggu SMRS sulit makan dan minum.
Mencret sejak 1 hari SMRS, sebanyak 6x, saat di IGD 2x, BAB encer, kuning, ampas
(+). 3 hari SMRS tidur mengorok, leher sedikit bengkak. Berat badan selama sakit ini
turun sebanyak 1 kg. Selama perawatan di ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso pasien
sudah mengalami perbaikan klinis.
Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan di IGD RSPI Sulianti Saroso
didapatkan keadaan umum tampak sakit berat, kesadaran compos mentis.

Tinggi badan
Berat Badan
Status gizi

: 103 cm
: 13 kg
: baik

Suhu
Nadi
RR
Tenggorokan :

pseudomembran bilateral pada permukaan tonsil


Leher : kelenjar getah bening submandibular teraba membesar ukuran 2 cm,

lunak, bullneck minimal


Pemeriksaan lain dalam batas normal

: 37.8 C
: 112 x/menit
: 24 x/menit
Mukosa faring hiperemis, Tonsil T3-T3 hiperemis, terdapat

Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan di ruang isolasi setelah 7 hari

perawatan didapatkan perbaikan klinis yaitu:


Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tinggi badan
: 103 cm
Berat Badan
: 13 kg
Status gizi
: baik
Nadi
: 112 x / menit
Pernapasan
: 24 x / menit
Suhu
: 36,8O C
Tenggorokan
: Mukosa faring hiperemis, Tonsil T2-T2 hiperemis, terdapat

pseudomembran bilateral minimal pada permukaan tonsil


Leher
: kelenjar getah bening submandibular dextra teraba membesar
ukuran 1 cm, lunak, bullneck minimal

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak


Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta
Universitas Tarumanagara Jakarta
Periode 2 Mei 2016 9 Juni 2016
13

Samuel Andika (406148052)

DIFTERI

Dari pemeriksaan penunjang telah dilakukan pemeriksaan swab tenggorok dan


diulang sebanyak 3x di RSPI SS didapatkan hasil (-) untuk temuan Corynebacterium
Diphterieae. Hasil dari pemeriksaan CRP (+) . Pemeriksaan darah lengkap didapatkan
leukositosis dan peningkatan LED.

VI.

DIAGNOSA
Difteri tonsil

VII.

VIII.

PENATALAKSANAAN
1. Medikamentosa:
- ADS 40.000 IU drip dalam NaCl 0.9% 100 cc (IV) 1x
- IVFD KaEn 3B 1000 cc/24 jam
- Eritromycin 3x250 PO
- Paracetamol syrup 3 kali 1 sendok takar
- Ambroxol 3 kali setengah sendok takar
2. Non medikamentosa
- Makanan lunak
- Tirah baring
PROGNOSA
Ad vitam: bonam
Ad functionam : bonam
Ad sanationam : bonam

IX.
FOLLOW UP
1. Tanggal 17 Mei 2016 jam 07.00
S:
demam (+), batuk berdahak (+), pilek (+), mencret 3x, cair, darah (-), lendir (-)
nafsu makan sedikit, BAK sedikit
O:
Keadaan umum: tampak sakit berat
Kesadaran: compos mentis
o
Suhu: 37.5 C
Nadi: 120x/menit
RR: 46x/menit
Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/Hidung: sekret -/Mulut: mukosa faring hiperemis, pseudomembran pada tonsil
Leher: Bullneck, pembesaran KGB 2 cm imobile
Thorax: Cor: bunyi jantung I dan II reguler, tidak ada murmur, tidak ada
Gallop
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta
Universitas Tarumanagara Jakarta
Periode 2 Mei 2016 9 Juni 2016
14

Samuel Andika (406148052)

DIFTERI

Pulmo: suara dasar vesikuler +/+, tidak ada ronkhi, tidak ada wheezing
Abdomen: flat, supel, timpani, bising usus (+), tidak terdapat nyeri tekan
Ekstermitas: akral hangat
A:

Difteri tonsil + Bullneck

P:

IVFD KaEn 3B 1000 cc/24 jam


Eritromycin 3x250 PO
Paracetamol syrup 3 kali 1 sendok takar
Ambroxol 3 kali setengah sendok takar

Tanggal 18 Mei 2016 jam 07.00


S:
O:

BAB (-), batuk berdahak (+), pilek (+), Perut sakit, nafsu makan sedikit, BAK
sedikit
Keadaan umum: tampak sakit sedang
Kesadaran: compos mentis
o
Suhu: 38 C
Nadi: 102x/menit
RR: 38x/menit
Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/Hidung: sekret -/Mulut: mukosa faring hiperemis, pseudomembran pada tonsil bilateral
Leher: Bullneck, pembesaran KGB 2 cm imobile
Thorax: Cor: bunyi jantung I dan II reguler, tidak ada murmur, tidak ada
Gallop
Pulmo: suara dasar vesikuler +/+, tidak ada ronkhi, tidak ada wheezing
Abdomen: flat, supel, timpani, bising usus (+), tidak terdapat nyeri
tekan
Ekstermitas: akral hangat, CRT<2dtk
A:
Difteri tonsil
P:
IVFD KaEn 3B 1000 cc/24 jam
Eritromycin 3x250 PO
Paracetamol syrup 3 kali 1 sendok takar
Ambroxol 3 kali setengah sendok takar
Makanan lunak

2. Tanggal 19 Mei 2016 jam 07.00


S:
nafsu makan menurun,
minum lancar
O:
Keadaan umum: tampak sakit sedang
Kesadaran: compos mentis
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta
Universitas Tarumanagara Jakarta
Periode 2 Mei 2016 9 Juni 2016
15

Samuel Andika (406148052)

DIFTERI

Suhu: 37.5 C
Nadi: 100x/menit
RR: 40x/menit
Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/Hidung: sekret -/Mulut: mukosa faring hiperemis, pseudomembran pada tonsil bilateral
berkurang, bibir tidak kering
Leher: Bullneck -, pembesaran KGB (+)
Thorax: Cor: bunyi jantung I dan II reguler, tidak ada murmur, tidak ada
Gallop
Pulmo: suara dasar vesikuler +/+, tidak ada ronkhi, tidak ada wheezing
Abdomen: flat, supel, timpani, bising usus (+), tidak terdapat nyeri
tekan
Ekstermitas: akral hangat, CRT<2dtk
A:
Difteri + Bullneck
P:
IVFD KaEn 3B 1000 cc/24 jam
Eritromycin 3x250 PO
Paracetamol syrup 3 kali 1 sendok takar
Ambroxol 3 kali setengah sendok takar
Ranitidine 3x
Vometa 3x
Makanan lunak
3. Tanggal 20 Mei 2016 jam 07.00
S:
demam (+), batuk berdahak (+), pilek (-), sesak (-) nafsu makan menurun,
BAK lancar, BAB 1x warna hitam, konsistensi keras
O:
Keadaan umum: tampak sakit sedang
Kesadaran: compos mentis
o
Suhu: 38.2 C
Nadi: 120x/menit
RR: 35x/menit
Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/Hidung: sekret -/Mulut: mukosa faring hiperemis, pseudomembran pada tonsil bilateral
berkurang, bibir tidak kering
Leher: Bullneck minimal, pembesaran KGB (+)
Thorax: Cor: bunyi jantung I dan II reguler, tidak ada murmur, tidak ada
Gallop
Pulmo: suara dasar vesikuler +/+, tidak ada ronkhi, tidak ada wheezing
Abdomen: flat, distensi, timpani, bising usus (+), tidak terdapat nyeri
tekan
Ekstermitas: akral hangat, CRT<2dtk
A:
Difteri + Bullneck
P:
IVFD KaEn 3B 1000 cc/24 jam
Eritromycin 3x250 PO
Paracetamol syrup 3 kali 1 sendok takar
Ambroxol 3 kali setengah sendok takar
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta
Universitas Tarumanagara Jakarta
Periode 2 Mei 2016 9 Juni 2016
16

Samuel Andika (406148052)

DIFTERI

Ranitidine 3x
Vometa 3x
Makanan lunak
ANALISA KASUS
Epidemiologi
Teori

Kasus

Difteri tersebar luas di seluruh dunia, salah satunya di

Pasien tinggal di indonesia dan berusia 5

Indonesia. Delapan puluh persen kasus terjadi pada

tahun 1 bulan (dibawah 15 tahun).

anak usia dibawah 15 tahun.

Etiologi
Teori

Kasus

Difteri adalah suatu penyakit infeksi akut yang sangat

Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya

menular, disebabkan oleh bakteri Corynebacterium

membran

diphteriaae dengan ditandai adanya pseudomembaran

pseudomembran di mukosa tonsil kanan dan

atau membran putih keabuan pada kulit dan/ mukosa.

kiri.

berwarna

putih

keabuan

Gejala Klinik
Teori

Kasus

Gejala kliinis yang timbul dapat bervariasi. Hal ini

Ibu os mengatakan anaknya mengalami

bergantung pada lokasi anatomis, status imunitas, serta

demam yang polanya naik turun. Pasien

virulensi dan toksigenitas dari bakteri tersebut.


Gejala umum : demam ringan sedang, malaise,

juga tampak lemas. Pasien juga mengalami

dan nyeri kepala.


Manifestasi spesifik (sesuai lokasi), seperti pilek,

nafsu makan pasien menurun, lalu saat tidur

odinofagia, dispnea, stridor


Manifestasi lokal:
Difteria nasal (2%) : pilek ringan hingga

tidak jelas seperti bergumam, suaranya pun

produksi sekret serosanguinus dan kemudia

batuk dan pilek serta odinofagia sehingga


pasien juga mengorok. Bicaranya menjadi
serak. Menurut ibu pasien, leher pasien juga
membengkak sejak 2 hari SMRS.

mukopurulen.
Difteria tonsil dan faring (94%) : demam
subfebris, pseudomembran, nyeri tenggorok,
odinofagia,

disfagia,

perubahan

suara,

pembesaran kelenjar getah bening regional

(bull neck)
Difteria laring : nafas berbunyi, stridor, suara
parau, batuk kering.

Pemeriksaan fisik
Teori
Kondisi anak tampak jelas sakit dan lemah

Kasus
Pasien jelas tampak sakit dan lemah.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak


Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta
Universitas Tarumanagara Jakarta
Periode 2 Mei 2016 9 Juni 2016
17

Samuel Andika (406148052)


Dalam 1-2 hari kemudian timbul membran yang
melekat, berwarna putih-kelabu dapat menutup
tonsil dan/ dinding faring
pilek ditemukan sekret hingga purulent sanguinosa
Pembersaran kelenjar getah bening regional (Bull

DIFTERI

Membran berwarna putih kelabu terdapat


di tonsil kanan-kiri
Ditemukan sekret mukopurulent
Bull neck (+)

neck)

Pemeriksaan penunjang
Teori

Kasus

Darah rutin
EKG
Swab tenggorok 3x
Kultur difteri

Darah rutin
EKG
Swab tenggorok 3x
Kultur difteri

Tatalaksana
Teori
Pasien di isolasi sampai masa akut terlampaui dan

Kasus

Pasien di isolasi di ruang isolasi

biakan hapusan tenggorok negatif 2 kali berturut-

sampai pasien pulang dan hasil

turut
Tirah baring
Pemberian terapi cairan dan diet makanan lunak
ADS 80.000 IU apabila melibatkan tonsil, faring,

biakan swab tenggorok negatif


Pasien sudah dianjurkan untuk

istirahat yang cukup


Pasien diberikan terapi cairan awal

dan laring.
Penisilin Prokain

berupa Kaen 3B

50.000-100.000 IU/KgBB

selama 10 hari
Pengobatan simptomatik

1000cc/24 jam

serta diet lunak rendah serat


Dari gejala dan pemeriksaan fisik
yang didapatkan pada pasien maka
diberikan ADS 40.000 IU

Eritromycin 3x250 PO
Paracetamol syrup 3 kali 1

sendok takar
Ambroxol 3 kali setengah sendok
takar

KESIMPULAN
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang telah
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa anak ini mengalami difteri tonsil walaupun
hasil pemeriksaan swab tenggorok yang dilakukan sampai 3x berturut-turut negatif.
Karena diagnosa difteria harus ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis yaitu
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta
Universitas Tarumanagara Jakarta
Periode 2 Mei 2016 9 Juni 2016
18

Samuel Andika (406148052)

DIFTERI

ditemukannya pseudomembran dan bullneck yang khas pada penyakit difteri. Untuk
itu setiap pasien harus segera diberikan tatalaksana yang tepat agar toksinnya tidak
menyebar luas dan menimbulkan komplikasi dan penyulit lain.
SARAN

Pemeriksaan Kultur dengan media Loeffler


Lakukan profilaksis kepada ayah, ibu, dan adik pasiem
Screening difteria karier pada ayah dan ibu pasien
Lakukan imunisasi/vaksin booster ulangan DTP
Tirah baring dilanjutkan hingga mencapai 2-3 minggu setelah pulang dari RS.

DAFTAR PUSTAKA
1. Soedarmo SSP, GarnaH, Hadinegoro SRS, Satari HI. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri
Tropis: Difteria. Ed kedua. Jakarta: IDAI, 2010;312-321.
2. WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta: Difteria,
2009;106
3. Pudjiaji AH, Hegar B, Handrastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati ED.
Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta: IDAI, 2010;

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak


Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta
Universitas Tarumanagara Jakarta
Periode 2 Mei 2016 9 Juni 2016
19

Anda mungkin juga menyukai