Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari,
tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu
laporan keuangan yangmengandung salah saji material.
Risiko audit digolongkan menjadi 2 :
1. Risiko audit keseluruhan
2. Risiko audit individual
Materialitas dan risiko audit itu saling berhubungan. Risiko audit menjadi kemungkinan bagi
auditor untuk menyatakan suatu opini audit yang tidak sesuai pada laporan keuangan yang
secara material diutarakan salah. Risiko audit mempunyai dua komponen utama:
a.Risiko salah saji material adalah suatu kombinasi yang tidak bisa dipisahkan dari risiko
bawaan dan risiko kendali.Risiko bawaan adalah kerentanan suatu asersi terhadap salah saji
material dengan mengasumsikan tidak terdapat pengendalian .Risiko penegendalian adalah
risiko bahwa salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi tidak akan dapat dicegah
atau dideteksi dengan tepat waktu oleh pengendalian internal
b.Risiko deteksi Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak akan mendeteksi salah saji
material yang ada dalam suatu asersi.
TIM DISKUSI AUDIT Anggota tim mempunyai suatu tanggung jawab berkelanjutan untuk
mendiskusikan:
1Pemahaman mereka tentang entitas yang diaudit
2Risiko bisnis uyang menjadi poko dari entitas
3Aplikasi menyangkut kerangka pelaporan keuangan yang bisa diterapkan
4 Kepekaan dari laporan keuangan dalam salah saji material, termasuk penipuan.
Komunikasi diantara anggota tim audit
Komunikasi antar anggota regu audit itu perlu dalam setiap tingkatan untuk memastikan
semua berbagai hal sewajarnya yang dipertimbangkan. Masing-masing anggota tim audit akan
mengumpulkan suatu perspektif yang sedikit berbeda pada entitas. Sebagian dari informasi yang
dikumpulkan oleh anggota tim tertentu bahkan tidak mungkin bisa dipertimbangkan kecuali jika
dikombinasikan dengan informasi yang diperoleh oleh anggota tim lain. Hal ini benar dalam
hubungan dengan penipuan jika identifikasi tentang pola teladan kecil, keanehan, dan
perkecualian yang boleh mendorong kearah pendeteksian terakhirnya.
Tujuan diskusi tim audit akan:
Membagi pengertian yang mendalam berdasar pada pengetahuan mereka mengenai entitas
Bertukar informasi tentang risiko bisnis
Memperoleh suatu pemahaman yang lebih baik menyangkut potensi untuk salah saji material
( yang terutama untuk area audit yang ditugaskan kepada mereka)
RISIKO BISNIS
Faktor Risiko
Risiko bisnis diakibatkan oleh kondisi-kondisi, peristiwa, keadaan, tindakan atau
kelambanan itu bisa dengan kurang baik mempengaruhi kemampuan entitas untuk
mencapai sasaran hasilnya dan melaksanakan strateginya.
Risiko Penipuan Istilah penipuan mengacu pada suatu tindakan disengaja oleh
satu atau lebih individu antar manajemen, penguasaitu, pihak ketiga atau karyawan,
menyertakan penggunaan penipuan untuk memperoleh suatu keuntungan tidak sah
atau tak adil. Sebagian dari kondisi-kondisi utama yang menciptakan suatu
lingkungan untuk penipuan meliputi:
Penguasaan perusahaan yang tidak efektif
Kekeliruan mencakup:
a.Kesalahan dalam pengumpulan atau pengolahan data yang menjadi sumber
penyusunan laporan keuangan.
b.Estimasi akuntansi yang tidak masuk akal yang timbul dari kecerobohan atau
salah tafsir fakta.
c.Kekeliruan dalam penerapan prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah,
klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.
Teori Kecurangan Insentif atau tekanan
triangel
Peluang Rasionalisasi
Penilaian Risiko Penipuan
Sekali ketika faktor risiko penipuan telah dikenali ( dari menyelenggarakan
prosedur pemeriksaan penilaian risiko), langkah yang berikutnya akan menilai
kemungkinan dari risiko yang terjadi dan apakah itu bisa mengakibatkan suatu salah
saji material di dalam laporan keuangan. Prosedur penilaian resiko yang sama harus
Pengendalian Internal atau internal control adalah suatu proses yang dilaksanakan
oleh dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang
dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian
tujuan dalam kategori berikut :
-Keandalan pelaporan keuangan
-Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
-Efektivitas dan efisiensi operasi
Pengertian Struktur Pengendalian Intern menurut Mulyadi adalah Pengendalian Intern
meliputi struktur organisasi metode dan prosedur yang dikoordinasikan dan diterapkan
dalam perusahaan dengan tujuan untuk mengamankan harta milik perusahaan,
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansinya, mendorong efisiensi, dan
mendorong dipatuhinya kebijaakan manajemen yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut terbitan yang dikeluarkan AICPA pada tahun 1947, pengendalian internal
sangat penting bagi suatu perusahaan karena faktor faktor berikut ini :
-Lingkup dan ukuran bisnis entitas telah menjadi sangat kompleks dan tersebar
luas sehingga manajemen harus bergantung pada sejumlah laporan dan analisis untuk
mengendalikan operasi secara efektif
-Pengujian dan penelaahan yang melekat dalam sistem pengendalian internal
yang baik menyediakan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi
kemungkinan terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan
-Tidak praktis bagi auditor untuk melakukan audit atas kebanyakan perusahaan
dengan pembatasan biaya ekonomi tanpa menggantungkan pada sistem pengendalian
internal klien
Pengujian Pengendalian
Pengujian pengendalian merupakan pengujian yang dilaksanakan terhadap
rancangan pelaksanaan suatu kebijakan atau prosedur struktur pengendalian
internal. Pengujian pengendalian ini, dilaksanakan auditor untuk menilai efektifitas
kebijakan atau prosedur pengendalian untuk mendeteksi dan mencegah salah saji
materil dalam suatu asersi laporan keuangan.
Pengujian pengendalian memfokuskan diri pada tiga hal yaitu:
1.Bagaimana pengendalian diterapkan?
2.Sudahkah diterapkan secara konsisten sepanjang tahun?
3.Siapa yang menerapkan pengujian pengendalian?
Tipe Pengujian Pengendalian
Adadua tipe pengujian pengendalian yaitu:
1.Concurrent test of control yaitu pengujian pengendalian yang dilaksanakan
auditor seiring dengan prosedur untuk memperoleh pemahaman mengenai SPI
klien.
2.Pengujian pengendalian tambahan atau yang direncanakan yaitu pengujian
yang dilaksanakan auditor selama pekerjaan lapangan.
Prosedur Untuk Melaksanakan Pengujian Pengendalian
Adaempat prosedur untuk melaksanakan pengujian pengendalian yaitu:
1.Pengajuan pertanyaan kepada para karyawan klien
2.Pengamatan terhadap karyawan klien dalam melaksanakan tugasnya
3.Melakukan inspeksi dokumen, catatan, dan laporan
4.Mengulang kembali pelaksanaan pengendalian oleh auditor.
Pengujian Substantif
Auditor harus menghimpun bukti yang cukup untuk memperoleh dasar yang memadai untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Pengujian substantif menyediakan bukti
mengenai kewajaran setiap asersi laporan keuangan yang signifikan. Perancangan pengujian
substantif meliputi penentuan:
a.Sifat pengujian
b.Waktu pengujian
c.Luas pengujian substantif
Prosedur Untuk Melaksanakan Pengujian Substantif
Adadelapan prosedur untuk melaksanakan pengujian substantif yaitu:
1.Pengajuan pertanyaan kepada para karyawan berkaitan dengan kinerja tugas mereka.
2.Pengamatan atau observasi terhadap personil dalam melaksanakan tugas mereka.
3.Menginspeksi dokumen dan catatan.
4.Melakukan penghitungan kembali
5.Konfirmasi
6.Analisis
7.Tracing atau pengusutan
8.Vouching atau penelusuran
Sifat Atau Jenis Pengujian Substantif
Jika tingkat risiko deteksi yang dapat diterima adalah rendah maka auditor harus
menggunakan prosedur yang lebih efektif yang biasanya juga lebih mahal. Ada tiga tipe
pengujian substantif yang dapat digunakan yaitu:
1.Pengujian rinci atau detail saldo
2.Pengujian rinci atau detail transaksi
3.Prosedur analitis