Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Prostodontics (Gigi Tiruan)
Gigi Tiruan (denture) adalah Suatu bentukan gigi yang menggantikan sebagian atau
seluruh gigi asli yang hilang dan atau jaringan pendukungnya. Gigi tiruan cekat
merupakan piranti prostetik permanen yang melekat pada gigi yang masih tersisa, yang
menggantikan satu atau lebih kehilangan gigi. Jenis restorasi ini telah lama disebut
dengan gigi tiruan jembatan (Shilingburg, dkk,1997).
2.2 Syarat Gigi Tiruan yang Baik
1. Material tidak berbau, berasa, halus, bersih, dan tidak mengiritasi, ukuran dan
bentuk harus sesuai, serta mempunyai retensi dan stabilisasi waktu dipakai dan
berfungsi sehingga enak dipakai.
2.

Dapat berfungsi untuk mengunyah makanan, mengucapkan kata dengan jelas,


gerakan seperti tertawa, menguap, batuk, minum dan lain-lain.

3. Estetis dalam ukuran, bentuk, warna gigi dan gusi.


4. Tidak menimbulkan gangguan atau kelainan dan rasa sakit, dan juga.
5. Cukup kuat terhadap tekanan pengunyahan dan pengaruh zat dalam makanan,
minuman, cairan ludah dan obat.
2.3 Gigi Tiruan Cekat (GTC)
Gigi tiruan cekat merupakan piranti prostetik permanen yang melekat pada gigi
yang masih tersisa, yang menggantikan satu atau lebih kehilangan gigi. Jenis restorasi ini
telah lama disebut dengan gigi tiruan jembatan.
2.3.1 Tujuan Perawatan Gigi Tiruan Jembatan
Menurut Prayitno (dalam Taqwim 2008), tujuan dari perawatan gigi tiruan
jembatan yaitu :
1. Mencari Keserasian oklusi.
Harus ada keserasian geligi terhadap sendi temporomandibula. Ini terjadi
kalau mandibula dapat menutup langsung dalam oklusi sentris tanpa danya kontak
prematur mandibula. Jadi terdapat keserasian antara geligi dengan sendi dan otot
kunyah. Keadaan seperti ini disebut keserasian oklusi.

2. Peningkatan Fungsi Bicara / Fonetik


Alat bicara dibagi dalam dua bagian. Pertama, bagian yang bersifat statis,
yaitu gigi, palatum dan tulang alveolar. Kedua yang bersifat dinamis, yaitu lidah,
bibir, vulva, tali suara dan mandibula. Alat bicara yang tidak lengkap dan kurang
sempurna dapat mempengaruhi suara penderita, misalnya pasien yang kehilangan
gigi depan atas dan bawah. Kesulitan bicara dapat timbul, meskipun hanya bersifat
sementara. Dalam hal ini geligi tiruan dapat meningkatkan dan memulihkan
kemampuan bicara, artinya ia mampu kembali mengucapkan kata-kata dan
berbicara dengan jelas, terutama bagi lawan bicaranya.
3. Perbaikan dan Peningkatan Fungsi Pengunyahan.
Jika ada gigi yang hilang otomatis pola kunyah terganggu, atau terselipnya
makanan di bagian yang tidak bergigi
4. Pelestarian Jaringan mulut yang masih tinggal
Pemakaian geligi tiruan berperan dalam mencegah atau mengurangi efek yang
timbul karena kehilangan gigi.
5. Pencegahan Migrasi Gigi
Bila sebuah gigi dicabut atau hilang, gigi tetangganya dapat bergerak
memasuki ruang kosong tadi. Migrasi seperti ini pada tahap selanjutnya
menyebabkan renggangnya gigi lain. Dengan demikian terbukalah kesempatan
makanan terjebak disitu, sehingga mudah terjadi akumulasi plak interdental. Hal
ini menjurus kepada peradangan jaringan periodontal serta dekalsifikasi permukaan
proksimal gigi. Membiarkan ruang bekas gigi begitu saja akan mengakibatkan pula
terjadinya overerupsi gigi antagonis dengan akibat serupa. Bila overerupsi ini
sudah demikian hebat sehingga menyentuh tulang alveolar pada rahang lawannya,
maka akan terjadi kesulitan untuk pembuatan protesa di kemudian hari.
6. Peningkatan Distribusi Beban Kunyah.
Hilangnya sejumlah besar gigi mengakibatkan bertambah beratnya beban
oklusal pada gigi yang masih tinggal. Keadaan ini memperburuk kondisi
periodontal, apalagi bila sebelumnya sudah ada penyakit periodontal. Akhirnya gigi
jadi goyang dan miring, terutama ke labial untuk gigi depan atas. Bila perlekatan
periodontal gigi-gigi ini kuat, beban berlebih tadi akan menyebabkan abrasi
berlebih pula pada permukaan oklusal/insisal atau merusak restorasi yang dipakai.
Pembuatan restorasi pada kasus seperti ini menjadi rumit dan perlu waktu lama.
Overerupsi gigi pada keadaan tertentu dapat pula mengakibatkan terjadinya kontak

oklusi premature atau interfernsi oklusal. Pola kunyah jadi berubah, karena pasien
berusaha menghindari kontak prematur ini. Walaupun beban oklusal sekarang
berkurang. Perubahan pola ini mungkin saja menyebabkan disfungsi otot kunyah.
7. Manfaat Psikologik.
Terutama kehuilangan gigi depan dapat membawa dampak psikologik pada
penderita yaitu karena estetika terganggu. Terutama berhubungan dengan profesi
penderita yang harus selalu berhadapan dengan khalayak ramai, misal penyiar tv
atau guru dan lain-lain.
8. Pemulihan Fungsi Estetik
Alasan utama seorang pasien mencari perawatan prostodontik biasanya karena
masalah estetik, baik yang disebabkan hilangnya, berubah bentuk, susunan, warna
maupun berjejalnya gigi geligi. Nampaknya banyak sekali pasien yang dapat
menerima kenyataan hilangnya gigi, dalam jumlah besar sekalipun, sepanjang
penampilan wajahnya tidak terganggu. Penderita dengan gigi depan malposisi,pr
otr usif atau berjejal dan tak dapat diperbaiki dengan perawatanort odonti k, tetapi
tetap ingin memperbaiki penampilan wajahnya, biasanya dibuatkan suatu geligi
tiruani mi di at yang dipasang langsung segera setelah pencabutan gigi.
2.3.2 Keuntungan dan Kerugian Pemakaian Gigi Tiruan Jembatan
Pada pembuatan gigi tiruan jembatan terdapat beberapa keuntungan yaitu:
1. Karena dilekatkan pda gigi asli sehingga tidak mudah lepas atau tertelan
2. Dirasakan seperti gigi asli oleh penderita
3.

Memiliki efek splinting untuk mempertahankan posisi gigi

4. Tidak ada kawat sehingga permukaan email tidak aus


5. Melindungi gigi terhadap tekanan
6. Mendistribusikan tekanan fungsi keseluruh gigi sehingga menguntungkan jaringan
gigi.
Beberapa kerugiannya yaitu:
1. Membutuhkan pengasahan permukaan gigi pada mahkota gigi yang masih utuh untuk
dijadikan gigi penyangga
2. Ditempatkan permanen sehingga sulit untuk mengontrol plak gigi (dapat dicegah
dengan emnggunakan dental floss)
3. Dapat menyebabkan peradangan mukosa dibawah pontik
BAB III

Anda mungkin juga menyukai