Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU TANAH

Disusunoleh :
Kelompok IIA
Susan R. Siahaan

23040113190017

JURUSAN PERTANIAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014

LEMBAR PENGESAHAN
Judul
Kelompok

: LAPORAN PRAKTIKUM ILMU TANAH


: IIA (DUA)A

ProgamStudi

: S1AGRIBISNIS

Tanggal Pengesahan :

Mei 2014
Menyetujui,

Koordinator AsistenPraktikum
Ilmu Tanah

Asisten PembimbingPraktikum
Ilmu Tanah

Nama
NIM

Nama
NIM

Mengetahui,
Koordinator Praktikum
Ilmu Tanah

Dr. Ir. Endang Dwi Purbajanti, M.S.


NIP. 19690408 199303 2 002

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................iv
DAFTAR ISI...............................................................................................v
DAFTAR TABEL.......................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................vii
BAB I.PENDAHULUAN...........................................................................1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...............................................................
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
2.8.
2.9.

Profil Tanah.............................................................................
Tekstur Tanah..........................................................................
Konsistensi Tanah
Kadar Air Tanah......................................................................
Kerapatan Partikel dan Kerapatan Massa Tanah.....................
Kemasaman Tanah..................................................................
Bahan Organik Tanah..............................................................
Kadar Nitrogen Tanah.............................................................
Respirasi Mikrobia..................................................................

BAB III. MATERI DAN METODE...........................................................


3.1. Materi......................................................................................
3.2. Metode....................................................................................
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.6.
4.7.
4.8.
4.9.

Profil Tanah.............................................................................
Tekstur Tanah..........................................................................
Konsistensi Tanah
Kadar Air Tanah......................................................................
Kerapatan Partikel dan Kerapatan Massa Tanah.....................
Kemasaman Tanah..................................................................
Bahan Organik Tanah..............................................................
Kadar Nitrogen Tanah.............................................................
Respirasi Mikrobia..................................................................

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................


DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
LAMPIRAN................................................................................................

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan atas rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan Laporan Resmi Praktikum Ilmu Tanah ini.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dra. Turini Yudiarti,
M.scselaku Koordinator Praktikum Ilmu Tanah, Ruly Yuliantono selaku
Koordinator Asisten

Praktikum

Ilmu

Rachman selaku Asisten Pembimbing,

Tanah,

serta

dan Kenang

semua

pihak

yang

Aditya
telah

membantu dalam penyusunan Laporan Resmi Praktikum Biologi ini.


Harapan saya semoga Laporan Praktikum ini bermanfaat bagi
mahasiswa maupun para pembaca lainnya dan dapat meningkatkan minat
mahasiswa dalam mempelajari Ilmu Tanah. Tidak lupa penulis mengharap
kritik dan saran dari berbagai pihak demi penyempurnaan Laporan Praktikum
ini.

Semarang, 7 Mei 2014

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
Segala kepentingan hidup di dunia tidak terlepas dari keperluan kita akan
tanah. Tanah berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan serta kehidupan di
dunia, termasuk kehidupan manusia dan berbagai kehidupan yang menunjang
hidupnya manusia. Oleh karena itu tanah merupakan salah satu komponen alam
yang mempunyai peran penting dalam proses kehidupan. Konsep Pedologi (Latin:
pedon = tanah, logos = ilmu) artinya adalah ilmu yang mempelajari tanah seakanakan sebagai tubuh alam (asal-usul, klasifikasi dan deskripsi) dan tidak terlalu
memperhatikan aspek kegunaan praktikalnya. Berdasarkan Edapologi (Edafos
=tanah atau lahan, logos = ilmu) artinya ilmu yang mempelajari tanah sebagai
tubuh alam, yang diwujudkan dalam bentuk penampang dari campuran berbagai
mineral dan berbagai bahan organic yang menyelimuti bumi sehingga mampu
menyediakan udara, air, hara,dan berbagai zat kimia bagi tanaman. Tanah adalah
sistem lapisan kerak bumi yang tidak padu dengan ketebalan beragam yang
berbeda yang terdiri dari butiran kerikil kasar, pasir, tanah lempung, tanah liat dan
semua bahan lepas lainnya termasuk lapisan tanah paling atas sampai pada tanah
keras. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah ada lima faktor yaitu
iklim, organisme, bahan induk, topografi, dan waktu. Profil tanah merupakan
penampang tegak tanah yang memperlihatkan berbagai lapisan tanah. Pengamatan
profil sangat penting dalam mempelajari sifat-sifat tanah secara cepat di lapangan,
terutama yang berkaitan dengan genetis dan klasifikasi tanah. Sidik cepat
beberapa sifat fisik, kimia dan biologi tanah juga biasanya dilakukan dengan

bersamaan dan merupakan bagian pengamatan profil tanah. Evaluasi terhadap


sifat - sifat tanah ini kemudian dilanjutkan secara lebih rinci di laboratorium
dengan menggunakan contoh tanah.
Contoh tanah dibedakan atas beberapa macam tergantung pada tujuan
dan cara pengambilan. Bila contoh tanah diambil pada setiap lapisan untuk
mempelajari perkembangan profil menetapkan jenis tanah maka disebut contoh
tanah satelit. Contoh tanah yang diambil dari beberapa tempat dan digabung
untuk menilai tingkat kesuburan tanah disebut contoh tanah komposit.
Pengambilan contoh tanah secara komposit dapat menghemat biaya analisis bila
dibandingkan dengan pengambilan secara individu. Adalagi contoh tanah yang
diambil dengan pengambilan sampel (care) dan disebut dengan contoh tanah utuh,
yang biasanya digunakan untuk menetapkan sifat tanah disebut contoh tanah utuh
karena strukturnya asli seperti apa adanya di lapangan sedangkan contoh tanah
yang sebagian atau seluruh strukturnya telah rusak disebut contoh tanah
terganggu.
Setiap ahli kehutanan atau ahli ekologi hutan telah mengetahui bahwa di
dalam menilai lokasi hutan, kita harus memperhatikan ekosistem hutan atau
kawasan hutan secara keseluruhan. Interaksi di antara berbagai faktor lingkugan
terutama sifat lahan dalam kaitannya dengan produktivitas hutan sudah lama
diketahui, sehingga dalam mengevaluasi lahan hutan perlu pertimbangan terhadap
faktor-faktor lingkungan tersebut. Evaluasi lahan untuk kehutanan adalah
pendekatan sistematik pd proses mencocokkan (fitting) kehutanan ke dalam
perencanaan penggunaan lahan suatu negara atau wilayah tertentu.

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat


keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai
kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion
hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada
perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap
sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan
internasional.

Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume
air terhadap volume tanah. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan
sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 100 0 C 1100 C
untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air
yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mulamula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori
mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori
pada tanah.
Jumlah air yang ditahan oleh tanah dapat dinyatakan atas dasar berat dan
isi. Begitupula pada tanah Alfisol pada umunya, dasar penentuannya adalah
pengukuran kehilangan berat dari suatu contoh tanah yang lebih lembab setelah
dikeringkan pada suhu 105oC selama 24 jam. Kehilangan berat sama dengan berat
air yang terdapat dalam contoh tanah. Kadar air (0) dihitung secara gravimetrik
dengan satuan g / g, yaitu berat air yang terdapat di dalam suatu massa tanah
kering (0 = tanah lembab - berat kering oven).

Bulk density tanah merupakan perilaku fisik yang menggambarkan


tingkat kepadatan tanah, ruang pori tanah, kandungan bahan organik tanah, dan
lain sebagainya. Sedangkan untuk porositas tanah menggambarkan kandungan air
dan udara yang terdapat pada pori-pori tanah. Dan untuk permeabilitas tanah
diartikan sebagai kecepatan bergeraknya suatu cairan pada suatu media berpori
dalam keadaan jenuh.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Profil Tanah
Profil Tanah merupakan rangkaian cacak horison tanah seperti terlihat

pada anatomi tubuh tanah terpampang dari suatu individu tanah. Individu tanah
merupakan suatu satuan dicirikan alami pada bentang lahan, yang dicirikan oleh
posisi, ukuran, profil, dan kenampakan lain. Secara lateral, tubuh individu tanah
ini akan dibatasi oleh tubuh tanah lainnya atau oleh bahan bukan tanah.
(Poerwiwidodo, 1991)
Suatu Profil tanah lengkap adalah suatu penampang cacak dari suatu
bagian permukaan kerak bumi yang mencakup seluruh lapisan yang secara
pedogenesis mengalami perubahan selama kala kelahiran tanah, dan juga lapisan
dalam yang dipengaruhi pedogenesis. (Poerwiwidodo, 1991)
Setiap lapisan tanah memiliki warna serta sifat yang berbeda. Lapisan
lapisan tanah yang terlihat mendatar pada irisan melintang tanah disebut horizon
tanah (Fitzpatrick, 1974). Lapisan atas profil tanah umumnya cukup banyak
mengandung bahan organik dan biasanya berwarna gelap karena penimubunan
(akumulasi) bahan organik tersebut. Lapisan dengan ciri ciri demikian sudah
dianggap sebagai daerah (zone) utama penimbunan bahan organik dan disebut
tanah atas dan tanah olah. (Soegiman, 1982)

2.2.

Tekstur Tanah
Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif (proporsi) dari komposisi

fraksi-fraksi penyusun tanah. Fraksi tersebut antara lain fraksi pasir (sand), fraksi
debu (silt), dan fraksi lempung (clay) (Bailey, 1984). Sesuai dengan pendapat
Brown (2007), yang menyatakan bahwa ada berbagai macam nama tekstural
tanah yaitu geluhan atau tekstur menengah (untuk geluh pasiran, geluh, pasir,
geluh debuan, geluh pasir lempungan, geluh lempungan, dan geluh lempung
pasiran); dan lempung atau tekstur tanah halus (untuk lempung pasiran, lempung
debuan, geluh lempung debuan).
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang membentuk susunan
ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk
agregat (Handayani dan Sudarminto, 2002). Umumnya tanah yang dikehendaki
tanaman adalah tanah yang berstruktur remah dengan perbandingan bahan padat
dan pori seimbang (Kohnke, 1968). Di lapangan struktur tanah sendiri
dideskripsikan menurut tipe, kelas, dan gradasi. Tipe, indikator bentuk dan
susunan ped, yaitu bulat, lempeng, balok, dan prisma. Kelas, indikator bentuk
struktur yang terbentuk dari ped-ped penyusunnya. Gradasi, indikator derajat
agregasi, atau perkembangan struktur yang dibagi menjadi tanpa struktur, lemah,
sedang, dan kuat (Hanafiah, 2005).
Tanah yang berttekstur pasir terasa kasar, sifat lepas dan tidak lekat, tidak
bisa membentuk gulungan atau lempengan kontinyu sera mempunyai bobot
70% yang terdiri dari butir pasir. Tanah yang bertekstur liat, apabila partikel tanah
terasa halus, lengket, dan dapat dibuat gulungan atau lempengan kontinyu, serta

mempunyai bobot 40% butir liat. Tanah bertekstur debu akan mempunyai
partike-partikel yang terasa agak halus dan licin tetapi tidak lengket, gulungan
atau lempengan yang terbentuk rapuh, serta bentuk bulat, tidak teratur, dan
mempunyai sifat antara pasir dan liat. Sedangkan tanah yang bertekstur lempung
mempunyai partikel-partikel yang mengndung ketiganya secara proporsional (Ali,
Kemas, 2005).
Tekstur tanah dibagi menjadi beberapa kelas, dari tekstur tanah yang kasar
hingga tektur tanah yang halus (pasir, pasir berlempung, lempung berpasir,
lempung berpasir halus, lempung, lempung berdebu, debu, lempung liat berdebu,
lempung berliat, dan liat). Sifat penting yang menetukan aerasi dan drainase tanah
adalah tekstur tanah sendiri. (Handayanto dan Hairiah, 2007)
2.3.

Konsistensi Tanah
Konsistensi merupakan ketahanan tanah terhadap tekanan gaya-gaya dari

luar (kohesi dan adhesi). Apabila tekstur tanah didominasi pasir, maka konsistensi
tanah rendah (tidak plastis, tidak lekat, dan lunak) dan bila dominan lempung,
maka konsitensi tanah tinggi (plastis, lekat, dan keras). Kadar bahan organik yang
tinggi mengakibatkan tanah gembur dan plastis. Penurunan kadar air akan
menyebabkan tanah kehilangan sifat kelekatan (stickness) dan keliatan
(plasticity), menjadi gembur (friable), lunak (soft) serta menjadi keras dan kaku
(coherent) pada saat kering (Notohadiprawiro, 2000).
Sifat konsistensi tanah pada kandungan air yang berbeda-beda terdiri dari
konsistensi basah (kelekatan dan keliatan), konsistensi lembap, dan konsistensi
kering. Kelekatan (stickness) artinya tanah dapat melekat atau menempel pada

benda-benda yang mengenainya. Beberapa macam kelekatan yaitu tidak melekat,


sedikit melekat, lekat, dan sangat lekat. Liat (plasticity) artinya tanah mudah
diubah-ubah bentuknya. Beberapa macam keliatan yaitu non-plastic, slightly
plastic, plastic, very plastic. Konsistensi lembap merupakan tanah yang gembur.
Beberapa macam konsistensi lembap yaitu lepas, sangat gembur, gembur, teguh,
sangat teguh, dan ektrem teguh. Konsistensi kering merupakan tanah yang keras.
Beberapa macam konsistensi kering yaitu lepas, lunak, sedikit keras, keras, sangat
keras, dan ekstrem keras (Hakim et al., 1986).

2.4.

Kadar Air Tanah


Air merupakan komponen utama untuk pertumbuhan tanaman, bahkan

hampir 90% sel-sel tanaman dan mikroba terdiri dari air. Air yang diserap
tanaman disamping berfungsi sebagai media reaksi pada hampir seluruh metode
metabolisme yang apabila tidak terpenuhi maka tanaman serta mikroorganisme
yang terdapat didalm tanah akan mati. Secara garis besar peran air tanah
menguntungkan yaitu sebagai pelarut dan pembawa ion-ion dari rhizosfer
kedalam akar kemudian kedaun, sebagai sarana transportasi, fotosintesis, aktivitas
mikroba, pembawa O2. Sedangkan peranan air yang merugikan, yaitu
menimbulkan erosi, pemicu pertumbuhan horizon tanah jenuh air dapat
menghambat aliran udara kedalam tanah. Status energi air tanah dinyatakan
dengan posisi air tanah,yang didefinisikan sebagai banyaknya tenaga yang harus
dikeluarkankan per unit banyaknya air dalam rangka transport balik dan panas
yang sama sejumlah kecil air darisuatu kutubair pada elevasi dan tekanan atmosfir
pada iar tanah sampai titik bawah keseimbangan. Potensi air total meliputi
potensi-potensi

metrik,

gravitasi,

tekanan

gas,osmotik,dan

potensi

sarat

muatan.potensi-potensi gravitasi menentukan titik air dalam suatu lapang


gravitasi.potensi gravitasi sangat penting dalam tanah-tanah yang jenuh air
(Foth,2006).
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah.
Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada
tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir
umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah - tanah bertekstur lempung atau

liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu


pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi: banyaknya
curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya
evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi),
tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau
kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah (Madjid,
2010).
2.5.

Kerapatan Partikel dan Kerapatan Massa Tanah


Kerapatan butir yaitu berat tanah yang menyusun tubuh tanah padat atau

satuan berat solum tanah padat dari butir tanah tanpa pori yang dinyatakan dalam
gram per sentimeter kubik.
Kerapatan massa ditentukan baik oleh banyaknya pori maupun oleh
butiran tanah padat. Massa jenis padatan tanah adalah perbandingan antara massa
kepadatan terhadap volume padatannya sendiri. Makin padat suatu tanah, maka
semakin tinggi Bulk density yang berarti semakin sulit untuk meneruskan air atau
ditembus akar tanaman (Hardjowigeno, 2003). Untuk tanah

berstruktur halus

mempunyai porositas tinggi dan berat tanah yang lebih rendah dibandingkan tanah
berpasir. Tanah-tanah yang bertekstur liat memiliki kondisi tanah yang lebih halus,
sehingga setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar dan
kemampuan menahan air serta menyediakan unsure hara yang tinggi. Menurut
Hardjowigeno (2003), tekstur tanah liat tersebut memiliki sifat yang lekat ketika
basah dan ketika kering menjadi keras.

Nilai dari berat volume Bulk Density dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya kandungan bahan organik tanah, porositas dan kepadatan tanah.
Tanah-tanah organik memiliki kerapatan massa yang sangat rendah dibanding
dengan tanah-tanah mineral.
Makin padat suatu tanah, maka semakin tinggi Bulk density yang berarti
semakin sulit untuk meneruskan air atau ditembus akar tanaman (Hardjowigeno,
2003).

2.6.

Kemasaman Tanah
kemasaman tanah atau reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau

alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan


banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H +) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion
H+ di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain ion H+
dan ion-ion lain terdapat juga ion hidroksida (OH-), yang jumlahnya berbanding
terbalik dengan banyaknya ion H+. Pada tanah-tanah masam jumlah ion H+ lebih
tinggi dibandingakan dengan jumlah ion OH-, sedangkan pada tanah alkalis
kandungan ion OH- lebih banyak dari ion H+.
Reaksi tanah adalah derajat kesaman tanah yang terdapat di larutan tanah
Tinggi rendahnya reaksi tanah dipengaruhi oleh faktor-faktor pembentuk
tanah.Selain itu,kedaan musim,tindakan cocok tanam ,tempat pengambilan
contoh,dan cara pengukuran tanah akan mempengaruhi nilai pH tanah (Ahmat
2006).
pH tanah atau tepatnya pH larutan tanah sangat penting karena larutan
tanah mengandung unsur hara seperti Nitrogen (N), Potassium/kalium (K), dan
Pospor (P) dimana tanaman membutuhkan dalam jumlah tertentu untuk tumbuh,
berkembang, dan bertahan terhadap penyakit. Jika pH larutan tanah meningkat
hingga di atas 5,5; Nitrogen (dalam bentuk nitrat) menjadi tersedia bagi tanaman.
Di sisi lain Pospor akan tersedia bagi tanaman pada Ph antara 6,0 hingga 7,0.
Beberapa bakteri membantu tanaman mendapatkan N dengan mengubah N di
atmosfer menjadi bentuk N yang dapat digunakan oleh tanaman.

Namun semua itu tidak dapat disimplifikasi karena banyak faktor yang
memengaruhi hubungan pH dengan ketersediaan nutrisi, diantaranya tipe tanah
(tanah asam sulfat, tanah basa, dsb), kelembaban tanah, dan faktor meteorologika
(Abdullah 2003).
2.7. Bahan Organik Tanah
Bahan organik tanah merupakan salah satu penyusun atau pembentuk
agregat tanah. Bahan organik ini berperan sebagai pelekat antarpartikel tanah
untuk nantinya bersatu menjadi agregat tanah (Madjid, 2007). Komponen organik
seperti asam humat dan asam fulvat dalam hal ini berperan sebagai sementasi
partikel lempung (Stevenson, 1982). Pada tanah pasiran, bahan organik dapat
diharapkan mengubah struktur tanah dari butiran tunggal menjadi bentuk gumpal
sehingga meningkatkan derajat struktur dan ukuran agregat atau meningkatkan
kelas struktur dari halus menjadi sedang atau kasar. Penambahan bahan organik
akan meningkatkan kemampuan menahan air sehingga kemampuan menyediakan
air tanah untuk pertumbuhan tanaman meningkat (Scholes et. al, 1994). Penelitian
tentang kandungan bahan organik tanah dalam tahah sangat dibutuhkan untuk
mengetahui apakah tanah tersebut subur dan layak untuk dijadikan media tanam
(Madjid, 2007).
2.8. Kadar Nitrogen Tanah
2.9. Respirasi Mikrobia
Tanah, dengan kandungan C-organik terbesar di alam, yakni 1,2 1,6 x
1015 kg C (Wagner & Wolf, 1997), menyokong kehidupan berbagai jenis mikroba
dari beragam tipe morfologi dan fisiologi, baik yang menguntungkan maupun
yang merugikan. Banyak diantaranya yang sudah dikomersialkan seperti mikroba
penambat N2 dari udara, pelarut P, pemacu tumbuh tanaman, dan pengendali
patogen. Berbagai atribut mikroba seperti keragaman jenis, kepadatan populasi,
dan laju respirasi menjadi indicator yang potensial untuk menilai kualitas dan
kesehatan tanah.
Di dalam tanah, keberadaan mikroba sangat dipengaruhi oleh kondisi
fisik, kimia, dan biologi tanah

BAB III
MATERI DAN METODE
Praktikum Ilmu Tanah dengan acara Profil Tanah dilaksanakan pada hari
Senin tanggal 21 April 2014 pukul 16.30 17.00 WIB di Jalan Mulawarman,
Semarang.
Praktikum Ilmu Tanah dengan acara Tekstur Tanah, Konsistensi Tanah,
Kadar Air Tanah, Kerapatan Partikel dan Kerapatan Massa Tanah, Kemasaman
Tanah, Bahan Organik Tanah, Kadar Nitrogen Tanah, dan Respirasi Mikrobia
dilaksanakan pada hari Senin sampai dengan hari Rabu tanggal 21 23 April
2014 pukul 13.00 17.00 WIB di Laboratorium Biokimia Nutrisi dan Ilmu
Tanaman Makanan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas
Diponegoro, Semarang.
3.1.

Materi

3.1.1. Profil Tanah


Pada Praktikum Profil Tanah menggunakan alat seperti kamera untuk
memotret horizon horizon tanah yang terdapat pada profil tanah yang berada di
Jalan Mulawarman, Semarang.
3.1.2. Tekstur Tanah
Praktikum Tekstur Tanah menggunakan alat antara lain cangkul, sekop,
dan aquades.
3.1.3. Konsistensi Tanah
Praktikum Konsistensi Tanah menggunakan bahan antara lain tanah
agregat, tanah biasa, dan air.

3.1.4. Kadar Air Tanah


Praktikum Kadar Air Tanah menggunakan alat seperti tiga buah botol
timbang, timbangan analitis, oven dan tanur, eksikator, dan menggunakan bahan
yaitu sampel tanah kering bongkah.
3.1.5. Kerapatan Partikel dan Kerapatan Massa Tanah
Praktikum Kerapatan Partikel dan Kerapatan Massa Tanah menggunakan
alat antara lain piknometer, kawat pengaduk, thermometer, botol pemancar air,
corong, timbangan analitis, eksikator, dan menggunakan bahan antara lain contoh
tanah.
3.1.6. Kemasaman Tanah
Praktikum Kemasaman Tanah menggunakan alat antara lain tabung reaksi,
larutan indikator universal, aquades, kartu warna pH, pH meter, dan menggunakan
bahan antara lain sampel tanah.
3.1.7. Bahan Organik Tanah
Praktikum Bahan Organik Tanah menggunakan alat antara lain neraca
analitik, spektrofotometer, labu ukur 100 ml, dispenser 10 ml, dan pipet volume 5
ml. Pereaksi asam sulfat pekat, kalium dikromat 1 N, larutan standar 5000 ppm C.
3.1.8. Kadar Nitrogen Tanah
Praktikum Kadar Nitrogen Tanah menggunakan alat antara lain neraca
analitik, tabung digeston dan block digeston, labu didih 250 ml, Erlenmeyer 100
ml bertera, biuret 10 ml, pengaduk magnetik, dispenser, tabung reaksi, pengocok
tabung, dan alat destilasi. Menggunakan pereaksi destruksi: asam sulfat pekat,
campuran selen, dan Pereaksi Destilasi: Asam borat 1%, Natrium hidroksida 40%,

Batu didih, Larutan baku asam sulfat 1 N, H2SO4 4 N, Larutan baku asam sulfat
0,05 N.
3.1.9. Respirasi Mikrobia
Praktikum Respirasi Mikrobia menggunakan alat antara lain pipa dengan
tutup, selotip, dan pipet tetes. Menggunakan bahan antaralain sampel tanah, KOH,
Penolftalin, HCl, Metil Oranye.
3.2.

Metode

3.2.1. Profil Tanah


Metode atau langkah kerja dari praktikum profil tanah adalah menentukan
terlebih dahulu lokasi yang memiliki horizon tanah yang baik untuk melakukan
pemotretan. Setelah mendapat lokasi yang baik maka dilanjutkan dengan
memotret profil tanah. Menjelaskan setiap horizon tanah yang tampak pada Profil
tanah yang telah difoto pada kertas yang ditempel diatas sterofom.
3.2.2. Tekstur Tanah
Metode atau langkah kerja dari praktikum menentukan tekstur tanah yang
pertama adalah mengambil sampel tanah dari lapang menggunakan cangkul,
selanjutnya mengambil massa tanah tersebut dengan menggunakan sekop, dan
basahi secukupnya sampel tanah tersebut kemudian menggosokkan pada ibu jari
dengan jari yang lain. Langkah terakhir adalah menentukan tekstur sesuai pada
tabel.
3.2.3. Konsistensi Tanah
Metode atau langkah kerja dalam praktikum konsistensi tanah adalah dalam
keadaan tanah kering membentuk gulungan atau bulatan (bola) dan menilainya

untuk konsistensi kering. Membasahi tanah dengam sedikit air sampai kondisi
tanah menjadi lembab. Untuk menetapkan konsistensi tanah dalam kondisi
lembab dan kering, menentukan dengan segumpal tanah. Menyatakan
berkonsistensi gembur untuk kondisi lembab atau lunak untuk kondisi kering. Dan
apabila saat meremas tanah, gumpalan tanah sukar hancur, maka menyatakan
tanah tersebut berkonsistensi teguh untuk kondisi lembab atau keras untuk kondisi
kering.
3.2.4. Kadar Air Tanah
Metode atau langkah kerja dalam praktikum kadar air tanah adalah
menimbang botol timabng kosong(a gram). Mengisi botol timbang dengan contoh
tanah bongkah, kemudian menimbangnya (b gram). Memasukkan botol timbang
tersebut kedalam oven, membuka tutup oven, memanaskan pada suhu 105 C
selama 48 jam. Kemudian memasukkan botol timbang kedalam eksikator.
Mengeluarkan botol timbang tersebut dari eksikator, kemudian menimbangnya (c
gram)
3.2.5. Kerapatan Partikel dan Kerapatan Massa Tanah
Metode atau langkah kerja dalam praktikum kerapatan partikel dan
kerapatan massa tanah adalah menimbang piknometer dengan tutupnya (a gram).
Mengisi piknomeer dengan air sampai diatas leher lalu memasanng sumbat.
Pemasangan sumbat harus dilakukan dengan teliti agar tidak ada gelembung udara
yang tertinggal dalam piknometer, mengisap kelebihan air dengan lap.3.
menimbang piknometer penuh air (b gram), kemudian mengukur suhu air dalam
piknometer dengan thermometer (t=1 C). kemudian melihat berapa BJ air pada
suhu tersebut. Membuang air dalam piknometer sampai semua air keluar. Mengisi
piknometer yang telah kering dengan contoh tanah (berat 5 gram) dengan
menggunakan corong sampai setinggi 1 cm dari dasar pikno. Memasang sumbat
dan menimbangnya ( c gram). Mengisi piknometer dengan air sampai setengah,
mengaduk - aduk tanah untuk menghilangkan udara yang tersekap dalam tanah.
Pengeluaran ini dapat dilakukan dengan menggoncangkan piknometer. Kemudian
diamkan piknometer dan isinya selama 1 malam. Esok harinya, mengulangi
penghilangan gelembung udara kemudian membiarkan sebentar untuk
mengendapkan tanah. Menambahkan aquades sampai penuh. Menimbang aquades
yang berisi tanah ( d gram). Mengukur suhu air piknometer dan sesuaikan BJ air
pada suhu tersebut (BJ2).
3.2.6. Kemasaman Tanah

Metode atau cara kerja dalam praktikum kemasaman tanah adalah


menyiapkan 2 tabung reaksi. Memasukkan sampel tanah kedalam masing
masing tabung reaksi setinggi 2 cm tau 2 gram. Menambahkan KCl 1N sebanyak
5 ml untuk tabung A. Menambahkan 5 ml aquades untuk tabung B. Mengocoknya
selama 1 menit. Biarkan mengendap. Kemudian memindahkan airnya ka tabung
reaksi lain. Menetesi dengan indikator universal dan mengaduknya. dan langkah
terakhir adalah membandingkan warna yang timbul dengan kartu warna pH.
3.2.7. Bahan Organik Tanah
Metode atau langkah kerja dalam praktikum bahan organik tanah adalah
terlebih dahulu menimbang contoh tanah 0,5 gram. Kemudian memasukkan
dalam labu ukur 100 ml. menambahkan K2Cr2O7
1 N lalu mengocoknya.
Menambahkan 7,5 ml H2SO4 pekat, kemudian mengocoknya, lalu mendiamkan
selama 30 menit. Encerkan dengan air bebas ion, dan membiarkannya dingin.
Keesokan harinya diukur absorbansi larutan jernih dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 561 nm. Sebagai pembanding, membuat standar 5000 ppm C
ke dalam labu ukur 100 ml dengan perlakuan yang sama dengan pengerjaan
contoh tanah.
3.2.8. Kadar Nitrogen Tanah
Metode atau langkah kerja dalam praktikum Kadar Nitrogen Tanah adalah
pada proses destruksi dengan menimbang 0,5 gram sampel tanah halus,
memasukkan alam tabung digestion. Menambahkan 1 gram campuran selen dan 3
ml asam sulfa pekat, mendesruksi hingga suhu 350C. Apabila uap putih sudah
keluar dan didapat ekstra jernih maka destruksi sudah selesai. Mengangkat
tabung, kemudian mendinginkan tabung tersebut. Mengencerkan ekstra dengan air
bebas ion hingga tepat 50 ml. Mengocok sampai terjadi homogeni. Membiarkan
selama 1 malam agar patikel mengendap.
Pada proses destilasi dilakukan denan cara memindahkan seluruh ekstrak
sampel kedalam labu didih (menggunakan air bebas ion untukmenyemprot labu).
Menambahkan sdikit serbuk didih dan aquades hingga setengah volume labu.
Menyiapkan penampung NH3 yang dibebaskan yaitu Erlenmeyer berisi 10 ml
asam borat 1 % yang ditambah 3 tetes indicator Conway dan menghubungkan
dengan alat destilasi. Engan gelas ukur, menambahkan NaOH 40% sebanyak 10
ml kedalam labu didih yang berisi sampel dan secepatnya menutup lau didih.
Mendestilai hingga volume penampang mencapai 50 75 ml (sampai berwarna
hijau). Mentitrasi destilat dengan H2SO4 0,05 N hingga muncul warna merah
muda. dan langkah terakhir adalah mencatat volume titar sampel (Vc) dan blanko
(Vb)

3.2.9. Respirasi Mikroba


Metode atau langkah kerja dalam praktkum Respirasi Mikroba adalah
terlebih dahulu memasukkan 100 gram tanah lembab kedalam 1 L botol.
Menyiapkan 5 ml 0,2 N KOH dan 10 ml aquades masing masing dalam 10 ml

aquades dan masing masing dalam 10 ml gelas breaker. Memasukkan kedua


gelas breaker yang berisi KOH dan aquades kemudian menutup botol.
Menempatkannya dalam temperature kamar dan gelap selama 1 minggu. Setelah
satu minggu, menetukan jumlah CO2 yang dihasilkan dengan cara filtrasi didalam
breaker gelas yang berisi KOH kemudian memasukkan 2 tetes penolptalin.
Memasukkan 2 tetes metal oranye pada larutan dan mentitrasi kembali dengan
HCl. Langkah terakhir adalah membuat control, yaitu botol inkubasi tetapi tanpa
sampel tanah.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.6.
4.7.
4.8.
4.9.

Profil Tanah
Tekstur Tanah
Konsistensi Tanah
Kadar Air Tanah
Kerapatan Partikel dan Kerapatan Massa Tanah
Kemasaman Tanah
Bahan Organik Tanah
Kadar Nitrogen Tanah
Respirasi Mikrobia

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Daftar Pustaka:
Abdullah 2003. Survai Tanah dan evaluasi Lahan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Ahmat 2006.Kekerasan Tanah dan Serapan Hara Tanaman Jagung Pada Olah
Tanah Konservasi Jangka Panjang.Tahun 1. Jurnal Tanah Tropika No.12 Volume
3. Jurusan Ilmu Tanah Faperta Universitas Lampung. Lampung.
Bailey, H. 1984. Kuliah Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Ilmu Tanah, Palembang.
Brown, R.B. 2007. Soil Introduction .<http://edis.ifas.ufl.edu/55169>. Diakses
pada tanggal 16 Maret 2013.
Foth, Henry.2006.Dasar-dasar ilmu tanah.UGM Press.Yoyakarta.
Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Handayani, S. dan B. H. Sunarminto. 2002. Kajian struktur tanah lapis olah: I.


pengaruh pembasahan dan pelarutan selektif terhadap agihan ukuran agregat dan
dispersitas agregat. Agrosains 16:10-17.
Hardjowigeno. S, 2003. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo: Jakarta.
Kohnke, H. 1986. Soil Physics. Tata Mc Graw Hill Rubl Co.Ltd, New Delhi.
Notohadiprawiro, T. 2000. Tanah dan Lingkungan. Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Stevenson, F. T. 1982. Humus Chemistry. John Wiley & Sons, New York.

Anda mungkin juga menyukai