ILMU TANAH
Disusunoleh :
Kelompok IIA
Susan R. Siahaan
23040113190017
JURUSAN PERTANIAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Judul
Kelompok
ProgamStudi
: S1AGRIBISNIS
Tanggal Pengesahan :
Mei 2014
Menyetujui,
Koordinator AsistenPraktikum
Ilmu Tanah
Asisten PembimbingPraktikum
Ilmu Tanah
Nama
NIM
Nama
NIM
Mengetahui,
Koordinator Praktikum
Ilmu Tanah
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................iv
DAFTAR ISI...............................................................................................v
DAFTAR TABEL.......................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................vii
BAB I.PENDAHULUAN...........................................................................1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...............................................................
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
2.8.
2.9.
Profil Tanah.............................................................................
Tekstur Tanah..........................................................................
Konsistensi Tanah
Kadar Air Tanah......................................................................
Kerapatan Partikel dan Kerapatan Massa Tanah.....................
Kemasaman Tanah..................................................................
Bahan Organik Tanah..............................................................
Kadar Nitrogen Tanah.............................................................
Respirasi Mikrobia..................................................................
Profil Tanah.............................................................................
Tekstur Tanah..........................................................................
Konsistensi Tanah
Kadar Air Tanah......................................................................
Kerapatan Partikel dan Kerapatan Massa Tanah.....................
Kemasaman Tanah..................................................................
Bahan Organik Tanah..............................................................
Kadar Nitrogen Tanah.............................................................
Respirasi Mikrobia..................................................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan atas rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan Laporan Resmi Praktikum Ilmu Tanah ini.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dra. Turini Yudiarti,
M.scselaku Koordinator Praktikum Ilmu Tanah, Ruly Yuliantono selaku
Koordinator Asisten
Praktikum
Ilmu
Tanah,
serta
dan Kenang
semua
pihak
yang
Aditya
telah
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Segala kepentingan hidup di dunia tidak terlepas dari keperluan kita akan
tanah. Tanah berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan serta kehidupan di
dunia, termasuk kehidupan manusia dan berbagai kehidupan yang menunjang
hidupnya manusia. Oleh karena itu tanah merupakan salah satu komponen alam
yang mempunyai peran penting dalam proses kehidupan. Konsep Pedologi (Latin:
pedon = tanah, logos = ilmu) artinya adalah ilmu yang mempelajari tanah seakanakan sebagai tubuh alam (asal-usul, klasifikasi dan deskripsi) dan tidak terlalu
memperhatikan aspek kegunaan praktikalnya. Berdasarkan Edapologi (Edafos
=tanah atau lahan, logos = ilmu) artinya ilmu yang mempelajari tanah sebagai
tubuh alam, yang diwujudkan dalam bentuk penampang dari campuran berbagai
mineral dan berbagai bahan organic yang menyelimuti bumi sehingga mampu
menyediakan udara, air, hara,dan berbagai zat kimia bagi tanaman. Tanah adalah
sistem lapisan kerak bumi yang tidak padu dengan ketebalan beragam yang
berbeda yang terdiri dari butiran kerikil kasar, pasir, tanah lempung, tanah liat dan
semua bahan lepas lainnya termasuk lapisan tanah paling atas sampai pada tanah
keras. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah ada lima faktor yaitu
iklim, organisme, bahan induk, topografi, dan waktu. Profil tanah merupakan
penampang tegak tanah yang memperlihatkan berbagai lapisan tanah. Pengamatan
profil sangat penting dalam mempelajari sifat-sifat tanah secara cepat di lapangan,
terutama yang berkaitan dengan genetis dan klasifikasi tanah. Sidik cepat
beberapa sifat fisik, kimia dan biologi tanah juga biasanya dilakukan dengan
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume
air terhadap volume tanah. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan
sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 100 0 C 1100 C
untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air
yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mulamula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori
mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori
pada tanah.
Jumlah air yang ditahan oleh tanah dapat dinyatakan atas dasar berat dan
isi. Begitupula pada tanah Alfisol pada umunya, dasar penentuannya adalah
pengukuran kehilangan berat dari suatu contoh tanah yang lebih lembab setelah
dikeringkan pada suhu 105oC selama 24 jam. Kehilangan berat sama dengan berat
air yang terdapat dalam contoh tanah. Kadar air (0) dihitung secara gravimetrik
dengan satuan g / g, yaitu berat air yang terdapat di dalam suatu massa tanah
kering (0 = tanah lembab - berat kering oven).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Profil Tanah
Profil Tanah merupakan rangkaian cacak horison tanah seperti terlihat
pada anatomi tubuh tanah terpampang dari suatu individu tanah. Individu tanah
merupakan suatu satuan dicirikan alami pada bentang lahan, yang dicirikan oleh
posisi, ukuran, profil, dan kenampakan lain. Secara lateral, tubuh individu tanah
ini akan dibatasi oleh tubuh tanah lainnya atau oleh bahan bukan tanah.
(Poerwiwidodo, 1991)
Suatu Profil tanah lengkap adalah suatu penampang cacak dari suatu
bagian permukaan kerak bumi yang mencakup seluruh lapisan yang secara
pedogenesis mengalami perubahan selama kala kelahiran tanah, dan juga lapisan
dalam yang dipengaruhi pedogenesis. (Poerwiwidodo, 1991)
Setiap lapisan tanah memiliki warna serta sifat yang berbeda. Lapisan
lapisan tanah yang terlihat mendatar pada irisan melintang tanah disebut horizon
tanah (Fitzpatrick, 1974). Lapisan atas profil tanah umumnya cukup banyak
mengandung bahan organik dan biasanya berwarna gelap karena penimubunan
(akumulasi) bahan organik tersebut. Lapisan dengan ciri ciri demikian sudah
dianggap sebagai daerah (zone) utama penimbunan bahan organik dan disebut
tanah atas dan tanah olah. (Soegiman, 1982)
2.2.
Tekstur Tanah
Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif (proporsi) dari komposisi
fraksi-fraksi penyusun tanah. Fraksi tersebut antara lain fraksi pasir (sand), fraksi
debu (silt), dan fraksi lempung (clay) (Bailey, 1984). Sesuai dengan pendapat
Brown (2007), yang menyatakan bahwa ada berbagai macam nama tekstural
tanah yaitu geluhan atau tekstur menengah (untuk geluh pasiran, geluh, pasir,
geluh debuan, geluh pasir lempungan, geluh lempungan, dan geluh lempung
pasiran); dan lempung atau tekstur tanah halus (untuk lempung pasiran, lempung
debuan, geluh lempung debuan).
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang membentuk susunan
ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk
agregat (Handayani dan Sudarminto, 2002). Umumnya tanah yang dikehendaki
tanaman adalah tanah yang berstruktur remah dengan perbandingan bahan padat
dan pori seimbang (Kohnke, 1968). Di lapangan struktur tanah sendiri
dideskripsikan menurut tipe, kelas, dan gradasi. Tipe, indikator bentuk dan
susunan ped, yaitu bulat, lempeng, balok, dan prisma. Kelas, indikator bentuk
struktur yang terbentuk dari ped-ped penyusunnya. Gradasi, indikator derajat
agregasi, atau perkembangan struktur yang dibagi menjadi tanpa struktur, lemah,
sedang, dan kuat (Hanafiah, 2005).
Tanah yang berttekstur pasir terasa kasar, sifat lepas dan tidak lekat, tidak
bisa membentuk gulungan atau lempengan kontinyu sera mempunyai bobot
70% yang terdiri dari butir pasir. Tanah yang bertekstur liat, apabila partikel tanah
terasa halus, lengket, dan dapat dibuat gulungan atau lempengan kontinyu, serta
mempunyai bobot 40% butir liat. Tanah bertekstur debu akan mempunyai
partike-partikel yang terasa agak halus dan licin tetapi tidak lengket, gulungan
atau lempengan yang terbentuk rapuh, serta bentuk bulat, tidak teratur, dan
mempunyai sifat antara pasir dan liat. Sedangkan tanah yang bertekstur lempung
mempunyai partikel-partikel yang mengndung ketiganya secara proporsional (Ali,
Kemas, 2005).
Tekstur tanah dibagi menjadi beberapa kelas, dari tekstur tanah yang kasar
hingga tektur tanah yang halus (pasir, pasir berlempung, lempung berpasir,
lempung berpasir halus, lempung, lempung berdebu, debu, lempung liat berdebu,
lempung berliat, dan liat). Sifat penting yang menetukan aerasi dan drainase tanah
adalah tekstur tanah sendiri. (Handayanto dan Hairiah, 2007)
2.3.
Konsistensi Tanah
Konsistensi merupakan ketahanan tanah terhadap tekanan gaya-gaya dari
luar (kohesi dan adhesi). Apabila tekstur tanah didominasi pasir, maka konsistensi
tanah rendah (tidak plastis, tidak lekat, dan lunak) dan bila dominan lempung,
maka konsitensi tanah tinggi (plastis, lekat, dan keras). Kadar bahan organik yang
tinggi mengakibatkan tanah gembur dan plastis. Penurunan kadar air akan
menyebabkan tanah kehilangan sifat kelekatan (stickness) dan keliatan
(plasticity), menjadi gembur (friable), lunak (soft) serta menjadi keras dan kaku
(coherent) pada saat kering (Notohadiprawiro, 2000).
Sifat konsistensi tanah pada kandungan air yang berbeda-beda terdiri dari
konsistensi basah (kelekatan dan keliatan), konsistensi lembap, dan konsistensi
kering. Kelekatan (stickness) artinya tanah dapat melekat atau menempel pada
2.4.
hampir 90% sel-sel tanaman dan mikroba terdiri dari air. Air yang diserap
tanaman disamping berfungsi sebagai media reaksi pada hampir seluruh metode
metabolisme yang apabila tidak terpenuhi maka tanaman serta mikroorganisme
yang terdapat didalm tanah akan mati. Secara garis besar peran air tanah
menguntungkan yaitu sebagai pelarut dan pembawa ion-ion dari rhizosfer
kedalam akar kemudian kedaun, sebagai sarana transportasi, fotosintesis, aktivitas
mikroba, pembawa O2. Sedangkan peranan air yang merugikan, yaitu
menimbulkan erosi, pemicu pertumbuhan horizon tanah jenuh air dapat
menghambat aliran udara kedalam tanah. Status energi air tanah dinyatakan
dengan posisi air tanah,yang didefinisikan sebagai banyaknya tenaga yang harus
dikeluarkankan per unit banyaknya air dalam rangka transport balik dan panas
yang sama sejumlah kecil air darisuatu kutubair pada elevasi dan tekanan atmosfir
pada iar tanah sampai titik bawah keseimbangan. Potensi air total meliputi
potensi-potensi
metrik,
gravitasi,
tekanan
gas,osmotik,dan
potensi
sarat
satuan berat solum tanah padat dari butir tanah tanpa pori yang dinyatakan dalam
gram per sentimeter kubik.
Kerapatan massa ditentukan baik oleh banyaknya pori maupun oleh
butiran tanah padat. Massa jenis padatan tanah adalah perbandingan antara massa
kepadatan terhadap volume padatannya sendiri. Makin padat suatu tanah, maka
semakin tinggi Bulk density yang berarti semakin sulit untuk meneruskan air atau
ditembus akar tanaman (Hardjowigeno, 2003). Untuk tanah
berstruktur halus
mempunyai porositas tinggi dan berat tanah yang lebih rendah dibandingkan tanah
berpasir. Tanah-tanah yang bertekstur liat memiliki kondisi tanah yang lebih halus,
sehingga setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar dan
kemampuan menahan air serta menyediakan unsure hara yang tinggi. Menurut
Hardjowigeno (2003), tekstur tanah liat tersebut memiliki sifat yang lekat ketika
basah dan ketika kering menjadi keras.
Nilai dari berat volume Bulk Density dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya kandungan bahan organik tanah, porositas dan kepadatan tanah.
Tanah-tanah organik memiliki kerapatan massa yang sangat rendah dibanding
dengan tanah-tanah mineral.
Makin padat suatu tanah, maka semakin tinggi Bulk density yang berarti
semakin sulit untuk meneruskan air atau ditembus akar tanaman (Hardjowigeno,
2003).
2.6.
Kemasaman Tanah
kemasaman tanah atau reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau
Namun semua itu tidak dapat disimplifikasi karena banyak faktor yang
memengaruhi hubungan pH dengan ketersediaan nutrisi, diantaranya tipe tanah
(tanah asam sulfat, tanah basa, dsb), kelembaban tanah, dan faktor meteorologika
(Abdullah 2003).
2.7. Bahan Organik Tanah
Bahan organik tanah merupakan salah satu penyusun atau pembentuk
agregat tanah. Bahan organik ini berperan sebagai pelekat antarpartikel tanah
untuk nantinya bersatu menjadi agregat tanah (Madjid, 2007). Komponen organik
seperti asam humat dan asam fulvat dalam hal ini berperan sebagai sementasi
partikel lempung (Stevenson, 1982). Pada tanah pasiran, bahan organik dapat
diharapkan mengubah struktur tanah dari butiran tunggal menjadi bentuk gumpal
sehingga meningkatkan derajat struktur dan ukuran agregat atau meningkatkan
kelas struktur dari halus menjadi sedang atau kasar. Penambahan bahan organik
akan meningkatkan kemampuan menahan air sehingga kemampuan menyediakan
air tanah untuk pertumbuhan tanaman meningkat (Scholes et. al, 1994). Penelitian
tentang kandungan bahan organik tanah dalam tahah sangat dibutuhkan untuk
mengetahui apakah tanah tersebut subur dan layak untuk dijadikan media tanam
(Madjid, 2007).
2.8. Kadar Nitrogen Tanah
2.9. Respirasi Mikrobia
Tanah, dengan kandungan C-organik terbesar di alam, yakni 1,2 1,6 x
1015 kg C (Wagner & Wolf, 1997), menyokong kehidupan berbagai jenis mikroba
dari beragam tipe morfologi dan fisiologi, baik yang menguntungkan maupun
yang merugikan. Banyak diantaranya yang sudah dikomersialkan seperti mikroba
penambat N2 dari udara, pelarut P, pemacu tumbuh tanaman, dan pengendali
patogen. Berbagai atribut mikroba seperti keragaman jenis, kepadatan populasi,
dan laju respirasi menjadi indicator yang potensial untuk menilai kualitas dan
kesehatan tanah.
Di dalam tanah, keberadaan mikroba sangat dipengaruhi oleh kondisi
fisik, kimia, dan biologi tanah
BAB III
MATERI DAN METODE
Praktikum Ilmu Tanah dengan acara Profil Tanah dilaksanakan pada hari
Senin tanggal 21 April 2014 pukul 16.30 17.00 WIB di Jalan Mulawarman,
Semarang.
Praktikum Ilmu Tanah dengan acara Tekstur Tanah, Konsistensi Tanah,
Kadar Air Tanah, Kerapatan Partikel dan Kerapatan Massa Tanah, Kemasaman
Tanah, Bahan Organik Tanah, Kadar Nitrogen Tanah, dan Respirasi Mikrobia
dilaksanakan pada hari Senin sampai dengan hari Rabu tanggal 21 23 April
2014 pukul 13.00 17.00 WIB di Laboratorium Biokimia Nutrisi dan Ilmu
Tanaman Makanan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas
Diponegoro, Semarang.
3.1.
Materi
Batu didih, Larutan baku asam sulfat 1 N, H2SO4 4 N, Larutan baku asam sulfat
0,05 N.
3.1.9. Respirasi Mikrobia
Praktikum Respirasi Mikrobia menggunakan alat antara lain pipa dengan
tutup, selotip, dan pipet tetes. Menggunakan bahan antaralain sampel tanah, KOH,
Penolftalin, HCl, Metil Oranye.
3.2.
Metode
untuk konsistensi kering. Membasahi tanah dengam sedikit air sampai kondisi
tanah menjadi lembab. Untuk menetapkan konsistensi tanah dalam kondisi
lembab dan kering, menentukan dengan segumpal tanah. Menyatakan
berkonsistensi gembur untuk kondisi lembab atau lunak untuk kondisi kering. Dan
apabila saat meremas tanah, gumpalan tanah sukar hancur, maka menyatakan
tanah tersebut berkonsistensi teguh untuk kondisi lembab atau keras untuk kondisi
kering.
3.2.4. Kadar Air Tanah
Metode atau langkah kerja dalam praktikum kadar air tanah adalah
menimbang botol timabng kosong(a gram). Mengisi botol timbang dengan contoh
tanah bongkah, kemudian menimbangnya (b gram). Memasukkan botol timbang
tersebut kedalam oven, membuka tutup oven, memanaskan pada suhu 105 C
selama 48 jam. Kemudian memasukkan botol timbang kedalam eksikator.
Mengeluarkan botol timbang tersebut dari eksikator, kemudian menimbangnya (c
gram)
3.2.5. Kerapatan Partikel dan Kerapatan Massa Tanah
Metode atau langkah kerja dalam praktikum kerapatan partikel dan
kerapatan massa tanah adalah menimbang piknometer dengan tutupnya (a gram).
Mengisi piknomeer dengan air sampai diatas leher lalu memasanng sumbat.
Pemasangan sumbat harus dilakukan dengan teliti agar tidak ada gelembung udara
yang tertinggal dalam piknometer, mengisap kelebihan air dengan lap.3.
menimbang piknometer penuh air (b gram), kemudian mengukur suhu air dalam
piknometer dengan thermometer (t=1 C). kemudian melihat berapa BJ air pada
suhu tersebut. Membuang air dalam piknometer sampai semua air keluar. Mengisi
piknometer yang telah kering dengan contoh tanah (berat 5 gram) dengan
menggunakan corong sampai setinggi 1 cm dari dasar pikno. Memasang sumbat
dan menimbangnya ( c gram). Mengisi piknometer dengan air sampai setengah,
mengaduk - aduk tanah untuk menghilangkan udara yang tersekap dalam tanah.
Pengeluaran ini dapat dilakukan dengan menggoncangkan piknometer. Kemudian
diamkan piknometer dan isinya selama 1 malam. Esok harinya, mengulangi
penghilangan gelembung udara kemudian membiarkan sebentar untuk
mengendapkan tanah. Menambahkan aquades sampai penuh. Menimbang aquades
yang berisi tanah ( d gram). Mengukur suhu air piknometer dan sesuaikan BJ air
pada suhu tersebut (BJ2).
3.2.6. Kemasaman Tanah
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.6.
4.7.
4.8.
4.9.
Profil Tanah
Tekstur Tanah
Konsistensi Tanah
Kadar Air Tanah
Kerapatan Partikel dan Kerapatan Massa Tanah
Kemasaman Tanah
Bahan Organik Tanah
Kadar Nitrogen Tanah
Respirasi Mikrobia
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Daftar Pustaka:
Abdullah 2003. Survai Tanah dan evaluasi Lahan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Ahmat 2006.Kekerasan Tanah dan Serapan Hara Tanaman Jagung Pada Olah
Tanah Konservasi Jangka Panjang.Tahun 1. Jurnal Tanah Tropika No.12 Volume
3. Jurusan Ilmu Tanah Faperta Universitas Lampung. Lampung.
Bailey, H. 1984. Kuliah Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Ilmu Tanah, Palembang.
Brown, R.B. 2007. Soil Introduction .<http://edis.ifas.ufl.edu/55169>. Diakses
pada tanggal 16 Maret 2013.
Foth, Henry.2006.Dasar-dasar ilmu tanah.UGM Press.Yoyakarta.
Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada, Jakarta.