TINJAUAN PUSTAKA
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Diptera
Family
: Agromyzidae
Genus
: Liriomyza
Species
: Liriomyza huidobrensis
mata, antena berwarna kuning dengan 3 segmen dan membulat, terdapat rambutrambut kaku yang tegak disekitar punggung yang berwarna kuning (Gambar 1).
B. Gejala Serangan
Gejala serangan lalat penggorok daun pada tanaman mudah dikenali
dengan adanya liang korokan beralur warna putih bening pada bagian mesofil
daun. Apabila liang korokan tersebut dibuka, akan terlihat larva yang aktif
bergerak. Larva hidup dan makan didalam liang korokan. Pada satu helai daun
dapat dijumpai lebih dari satu liang korokan. Pada serangan lanjut, warna liang
korokan menjadi kecoklatan, daun layu dan gugur (Soehardjan, 1987)
unsur hara dari dalam tanah. Pada tingkat serangan ringan tanaman dapat tumbuh
terus, karena diatas pangkal akar yang rusak masih dapat tumbuh akar-akar baru
(Soehardjan, 1987).
Gejala serangan larva pada keping biji menunjukkan suatu kecenderungan
bahwa semakin tua umur tanaman semakin rendah persentase tanaman terserang.
Semakin tua umur tanaman semakin kurang disukai lalat sebagai tempat untuk
meletakkan telurnya, Diduga kandungan nutrisi termasuk airnya menurun bagi
kesesuaian peneluran imago, sehingga imago kurang tertarik dengan daun yang
tua dan berkadar air rendah (Supratha, 2002).
C. Pengendalian Hama Liriomyza huidobrensis
Berdasarkan komponen pengendalian yang tersedia pada tanaman hias dan
sayuran, rekomendasi PHT untuk lalat penggorok daun dapat dilakukan dengan:
- Tanam serentak pada hamparan kisaran waktu 14 hari
- Pergiliran tanaman dengan padi atau jagung untuk lahan sawah dan jagung ubi
untuk lahan kering.
- Pemantauan lalat penggorok daun mulai 6-30 hari
- Pemupukan berimbang dan
- Pemasangan perangkap warna likad kuning (16 cm x 15 cm) (Baliadi, 2010).
Pengendalian hama yang paling utama dilakukan petani adalah
penggunaan pestisida. Akan tetapi apabila penggunaan bahan insektisida tersebut
kurang bijaksana akan menimbulkan dampak negatif bagi flora maupun fauna
serta lingkungan, dan disamping itu pula bahan kimia atau pestisida tersebut
harganya cukup mahal (Thamrin, 2008) .
tertentu.
Metode
penggunaan
perangkap
dikembangkan
dengan
dan
posisi
ketinggian
perangkap
sangat
efektif
dalam
mengendalikan hama lalat penggorok daun dan juga untuk memonitor efek
perangkap yang dibuat di lapangan (Solis,1997). Tinggi pemasangan perangkap
berpengaruh nyata terhadap efisiensi penangkapan hama, yakni semakin menjauhi
kanopi tanaman semakin sedikit jumlah hama yang tadi tertangkap. Perangkap
yang paling efisien menangkap hama adalah yang dipasang di sekitar kanopi
tanaman. Hal ini memberi indikasi bahwa aktivitas terbang
hanya terjadi di
sekitar tinggi tanaman, ukuran tubuh lalat yang relatif kecil, migrasinya sangat
tergantung pada bantuan angin (Supriyadi dkk, 2002).