BAB I
PENDAHULUAN
Bangunan sipil berdiri atau dibangun di atas tanah dan batuan karenanya
kestabilan dan keamanan bangunan tergantung pada kestabilan fondasinya. Berdasarkan
hal tersebut dapat kita ketahui bahwa langkah pertama adalah merencanakan fondasi
yang baik dan memenuhi syarat. Untuk dapat memenuhi hal tersebut maka diperlukan
pengetahuan dasar tentang mekanika tanah dan mekanika batuan dalam kajian geologi
teknik.
Pengetahuan tentang mekanika tanah dan mekanika batuan meliputi pembagian
jenis dan sifat-sifat mekanis bahan-bahan bawah permukaan. Namun kedua hal tersebut
tidak sama, masing-masing memerlukan metode tersendiri untuk mengetahuinya.
Penelitian tanah dan batuan yang lengkap akan memberikan keterangan yang cukup bagi
perencanaan bangunan teknik yang bersangkutan dan memungkinkan pemilihan bentuk
fundasi yang terbaik, memenuhi syarat dan ekonomis, penelitian tersebut meliputi
berbagai langkah ysng diantaranya adalah sebagai berikut.
lokasi
yang
ada
dipelajari
lebih
dahulu
sebelum
penelitian
lapangan
Konsultasi
Jika telah ada bangunan-bangunan disekitar lokasi rencana maka diskusi dan
konsultasi dengan pemilik bangunan atau kontraktor akan sangat membantu terutama
keterangan-keterangan mengenai jenis tanah dan batuan, muka air tanah dan
sebagainya serta jenis fundasi yang telah digunakan.
Penelitian dilapangan harus dapat memberikan data yang cukup bagi perencanaan,
karena itu penelitian dilapangan harus mencakup pekerjaan sebagai berikut :
- Pemboran
- Pengambilan contoh tanah
- Penelitian langsung dilapangan
Yang juga bisa ditambahkan dengan :
Laboratorium Geologi Teknik -3
Sehubungan dengan tujuan tersebut, maka beberapa hal yang perlu diteliti dalam
survei ini adalah :
- Lokasi rencana bangunan seperti kepala jembatan, pilar dan lain-lain
- Tanah permukaan
Tanah permukaan dapat dengan mudah diambil dan diidentifikasi sesuai dengan
jenis-jenis tertentu, dan biasanya mengidentifikasi lapisan dibawahnya. Tanah
defosit, sungai dapat mengidentifikasikan sifat-sifat sungai yang ada.
Adanya batuan kerakal pada sungai yang besar menunjukkan arus yang deras dan
adanya kemungkinan persoalan gerusan dalam hal ini biasanya menyulitkan
pelaksanaan pemboran dan pemancangan tiang.
- Tebing sungai, giliran timbunan dan lereng
Setiap galian pada daerah sekitar lokasi merupakan jendela untuk mengintip
keadaan lapisan dibawah permukaan, sehingga bisa di data gambaran secara
umum.
- Air permukaan dan air tanah
Adanya air baik dipermukaan maupun air tanah merupakan faktor penting untuk
perencanaan dan pemboran.
- Penelitian terhadap bangunan yang ada
geofisik
diadakan
untuk
mendapatkan
keterangan
dibawah
permukaan yaitu untuk mendapatkan kedalaman tiap lapisan tanah dan batuan
yang ada.
Keterangan-keterangan ini dapat menjadi penunjang bagi rencana penelitian
lapangan yang sesungguhnya.
BAB II
PENYELIDIKAN GEOLOGI TEKNIK
2.1 UMUM
Setelah survei pendahuluan selesai maka dapat dibuat rencana penelitian
lapangan yang seksama. Penelitian di lapangan merupakan penunjang dasar bagi
perencana dalam merancang bangunan yang stabil, aman dan ekonomis.
Untuk merencanakan hal tersebut si perencana harus mengerti bagaimana reaksi
tanah terhadap rencana bangunannya dan bagaimana bangunannya kelak akan
dipengaruhi oleh keadaan tanah tersebut.
Penelitian lapangan di sini adalah penelitian terhadap lingkungan dan tanah pada
lokasi rencana bangunan, jadi yang dimaksud dangan penelitian lapangan bukan hanya
penyelidikan tanah tetapi juga termasuk penelitian-penelitian lain yang bisa memberikan
keterangan tambahan yang berguna bagi si perencana, misalnya bangunan tidak boleh
runtuh akibat gaya geser atau penurunan tanah, bendung tidak boleh bocor atau
bergerak dan lain-lain.
Yang akan dibicarakan dalam buku ini adalah penyelidikan tanah baik lapangan
maupun laboratorium dimana dalam bab ini akan dibahas tentang penyelidikan tanah di
lapangan.
2.2 PEMETAAN GEOLOGI TEKNIK
Pada umumnya peta adalah sarana guna memperoleh gambaran data ilmiah yang
terdapat diatas permukaan bumi dengan cara menggambarkan berbagai tanda-tanda dan
keterangan-keterangan sehingga dapat dibaca dan dimengerti. Jadi peta dapat diartikan
sebagai gambaran dari seluruh atau sebagian atau sebagian dari permukaan bumi atau
unsur-unsur yang ada kaitannya dengan permukaan bumi yang dipilih dan diskalakan.
Pembuatan peta didasarkan pada kenyataan bahwa pada dasarnya permukaan
bumi bukan merupakan permukaan bidang yang datar, akan tetapi bentuk elips,
berhubungan dengan bentuk kulit bumi yang demikian itu maka telah ditetapkan suatu
karakteristik tersebut untuk permukaan bumi tersebut yaitu perpotongan antara
permukaan bumi dengan bidang datar yang melalui sumbu disebut meridian atau garis
bujur.
Peta geologi adalah peta yang memberikan gambaran mengenai seluruh
penyebaran dan susunan dari lapisan-lapisan batuan dengan memakai warna atau
Keilmuan
Geologi ekonomi
Geologi minyak
Geologi teknik
Peta-peta tersebut walaupun pada dasarnya sama tetapi tiap macam mengandung
penekanan-penekanan tertentu dan sifat-sifat yang diperlukan dalam tujuan masingmasing. Sebagai contoh pemetaan untuk lokasi bendungan (geologi teknik), yang
nantinya akan digunakan untuk teknik sipil, tidak ada gunanya bila yang dikemukakan itu
hanya geologi sejarah saja. Peta tersebut akan mendukung apabila di dalamnya
terkandung semua aspek yang berkaitan dengan komunikasi bendungan.
Kegunaan
-
Prosedur pelaksanaannya
Tahap pelaksanaan pemetaan geologi dapat dibagi dalam 3 tahap utama yaitu :
1. Tahapan perencanaan
Perencanaan ini meliputi kegiatan diruang kerja dan perencanaan kerja dilapangan.
Perencanaan kerja antara lain :
a. Pengumpulan data mengenai keadaan daerah (medan)
b. Membuat rencana, tenaga, perlengkapan, biaya.
c. Penyusunan jadwal
Setelah dilapangan melakukan penyelidikan untuk dapat mengenali medan, jalan,
sungai, nama kampung, mengetahui secara sepintas jenis-jenis litologi dan membuat
perencanaan mengenai lintasan-lintasan yang akan ditempuh.
2. Tahapan pemetaan dilapangan
Terlebih dulu menyiapkan secara umum seperti :
a. Membiasakan mulai bekerja dilapangan pagi-pagi dan kembali tidak terlalu sore. Ini
sarankan supaya pengambilan data lebih akurat karena keadaan personilnya masih
segar dan kalibrasi akibat sinar matahari yang berlebihan bisa terhindarkan.
Laboratorium Geologi Teknik -7
Pengamatan dilapangan
Semua yang dapat dilihat, bagi pemeta mempunyai arti tertentu yang berfungsi
untuk memberikan informasi yang lebih kepadanya, adalah kewajiban bagi para pemeta
untuk mencatat segala yang diamati, walaupun yang ada pada saat itu mungkin
tampaknya tidak ada gunanya, sebab data tersebut mungkin akan diperlukan saat
mendatang.
Ada 3 hal pokok yang harus direkam di dalam suatu buku lapangan, yaitu :
- Unsur struktur
Jurus dan kemiringan untuk struktur bidang (misalnya bidang perlapisan, kekar, sesar,
foliasi dan lain-lain), serta arah dan penunjaman struktur gawir (misalnya sumbu
microfold, goresgaris, liniasi mineral).
- Deskripsi litologi
Dilapangan harus di usahakan pada singkapan yang baik serta dapat diharapkan
mewakili satu satuan.
- Membuat sketsa atau potret
Mungkin tujuannya perlu dilakukan sebab dengan foto ada saja kemungkinan gagal
dan pada sketsa dapat memperjelas hal-hal yang ingin ditonjolkan.
2.3 JENIS PENELITIAN LAPANGAN
Pasal ini bermaksud memberikan pedoman singkat tentang bentuk-bentuk
penyelidikan tanah yang sesuai untuk suatu keadaan tertentu.
Setelah selesai survai pendahuluan maka akan diperoleh keterangan tentang jenis
tanah, batuan dan keadaan air tanah secara umum. Berdasarkan keterangan ini dan
pengetahuan yang ada maka dapat direncanakan jenis percobaan dan peralatan yang
dibutuhkan.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan :
1. Ruang lingkup bangunan rencana
2. Jumlah keterangan yang ada
3. Kemungkinan jenis tanah yang ada
4. kemungkinan air tanah yang ada
5. Jenis contoh yang dibutuhkan
6. Jenis pekerjaan dilapangan dan laboratorium yang dibutuhkan
Laboratorium Geologi Teknik -8
3. Bor Tangan
Metode ini dijalankan dengan tangan untuk membedakan lapisan tanah yang
ada. Hasil yang didapat adalah lubang bor dengan kedalaman maksimum 6,00
10,00 meter dengan dimeter 50- 200 mm
Penggunaan umum
Pemboran tangan adalah metode yang cepat dan murah untuk tanah yang lunak
percobaan ini dapat dilaksanakan pada daerah yang terpencil dan sulit untuk
transportasi alat besar.
Percobaan ini berguna sebagai perencana awal dan dapat digunakan untuk
pencarian muka air tanah dan untuk memasang peralatan-peralatan.
Pengambilan contoh dan percobaan ditempat
Pengambilan contoh dapat dilaksanakan baik asli maupun terganggu. Percobaan
ditempat yang dapat dilaksanakan adalah percobaan kipas geser dan penetrometer.
Batasan
Biasanya jarang digunakan pipa pelindung dan kadang-kadang tanah berguna
dan air dapat menghambat penetrasi, juga batuan atau lempung yang sangat kenyal.
percobaan
penetrasi
standar
(SPT)
dapat
dilaksanakan
dengan
1. Sumur Uji
a. Kegunaan
- Penelitian visual tentang keadaan tanah setempat
- Pengujian detail tentang perbedaan tanah, sruktur dan profil akibat perubahan
cuaca
- Observasi aliran air dan pengukurannya
- Pengujian rendaman
- Pencarian benda-benda geologi dan arkeologi atau detail fondasi yang ada
tanah.
Beberapa
percobaan
yang
dapat
dilaksanakan
adalah
penetrometer saku dan percobaan kipas manual yang hanya bisa memberikan
nilai secara kasar. Penetrometer konus yang sederhana juga bisa dilaksanakan
dengan cara menekan batang dengan konus kecil pada ujungnya. CBR ditempat
dengan cara menghitung penurunan plunyer yang berbeban, untuk mendapatkan
gambaran harga CBR lapangan secara umum, selain juga percobaan daya
dukung pelat, untuk percobaan kepadatan lapangan dapat diadakan percobaan
konus pasir (sand cone).
2. Pemboran Tangan
Pemboran tangan bisa digunakan untuk pengambilan contoh tanah dalam
lapisan dangkal (<10,00 m).
a. Kegunaan
Untuk mendapatkan keterangan tanah, jenisnya, sifat-sifat fisis dan keadaan
tanah itu sendiri.
3. Pemboran putar
a. Kegunaan
- Penyelidikan bahan tabung/endapan mineral
- Mengetahui struktur geologi suatu daerah
4. Sondir
Kegunaan
Untuk mengetahui kedalamannya lapisan tanah keras serta sifat daya dukung
maupun daya lekat setiap kedalaman.
Pelaksanaan
Alat yang biasa digunakan adalah Dutch Cone Penetrometer dengan bikonus
jenis Gegemann dengan kapasitas maksimum 250 kg/cm2
Bikonus yang digunakan bekerja ganda sehingga dapat menunjukkan tingkat
kepadatan lapisan tanah yang dicapai sehingga ujung konus dan geseran setempat
yang diukur oleh geseran mantel konus.
Jika bacaan manometer tiga kali berturut-turut menunjukkan nilai > 150 kg/cm2
Perhitungan
- Hambatan lekat (HL) dihitung dengan rumus
= ( )
= ( )
=
- Jumlah hambatan lekat
=
dimana i = kedalaman lapisan yang ditinjau
- Grafik yang dibuat :
* Perlawanan penetrasi konus PK pada tiap kedalaman
* Jumlah hambatan pelekat (JHP) pada tiap kedalaman
Laboratorium Geologi Teknik -28
= 10 cm
ln > 10
2
k = permeabilitas
Q = aliran rata-rata konstan dalam lubang
L = panjang bagian yang diuji
H = perbedaan tinggi muka air
r = jari-jari lubang yang diuji
b. Metode sumur uji
Kegunaan
Untuk menetapkan permeabilitas tanah ditempat dan biasanya untuk
menghitung aliran pada saluran untuk menetapkan arah saluran.
Peralatan yang digunakan
1. Bor
2. Alat penampung
3. Klep dengan alat pengaturnya
4. Pengapung
5. Pipa pelindung
6. Beban pemberat
Prosedur pelaksanaan :
a. Ukuran sumur uji
Kedalaman sumur uji harus diantara 10 150 x jari-jari. Ukuran praktis terkecil
adalah 10 cm dan kedalaman 60 cm
b. Persiapan sumur uji
Lubang digali dengan hati-hati dinding harus dibersihkan hingga tidak ada
kemungkinan tanah yang terpadatkan
Jika kedalaman yang akan diuji di bawah permukaan air tanah maka
diperlukan bantuan pipa pelindung yang kelak akan dicabut apabila praktikum
akan dilaksanakan. setelah sumur bersih kemudian diurug dengan pasir bersih
klep
harus
dipasang
dan
pemberat
banding
ditempatkan
= 2.09
[
2
1
sin 1 ()
: spesifik tanah
: jari-jari sumuran, ft
Waktu maksimum
Perhitungan koefisien permeabilitas
(sin 1 () 1) 2
20 : 525.6
( )
20
2
BAB III
MEKANIKA TANAH
3.1 SEJARAH TERJADINYA TANAH
Pada mulanya bumi berupa bola magma cair yang sangat panas. Karena
pendinginan, permukaannya membeku, maka terjadi batuan beku oleh proses fisika
(panas/dingin, membeku/mencairnya), batu hancur menjadi butir-butir tanah (sifatnya
tetap seperti batu aslinya : kerikil, pasir, lanau). Oleh proses kimia (migrasi, hidrasi,
oksidasi) batu lapuk, sehingga terjadi tanah dengan sifat berubah dari batuan aslinya.
1. Transported soil adalah merupakan tanah yang lokasinya pindah dari tempat
terjadinya akibat aliran air, angin, dan atau es.
2. Residual soil adalah merupakan tanah yang tidak pindah lokasi dari tempat terjadinya.
Oleh proses alam, proses perubahan dapat bermacam-macam dan berulang. Batu
menjadi tanah karena pelapukan dan penghancuran. Tanah dapat menjadi batu lagi
karena pemadatan, sedimentasi, mencair kembali. Batu bisa menjadi batuan jenis lain
karena panas, tekanan, dan larutan.
Tanah terdiri dari butir-butir diantaranya berupa ruang pori. Ruang pori terisi udara
dan atau air. Tanah yang mengandung bahan organik, sisa atau pelapukan tumbuhan
atau hewan disebut tanah organik, jika kandungan bahan organiknya cukup banyak.
Mekanika tanah merupakan ilmu yang mempelajari tanah dari pandangan teknik
sipil. Tanah dianggap sebagai bahan konstruksi teknik, dipelajari sifat-sifat dan perilaku
terhadap pengaruh beban, pengaruh dari rembesan air dan sebagainya. Kekurangannya
jika dibandingkan dengan bahan konstruksi lain adalah tanah tidak dibuat dengan standar
tertentu sehingga kondisinya tidak homogen.
FRAKSI-FRAKSI TANAH
1.
Kerikil (Gravel)
> 4,75 mm
2.
Pasir (Sand)
4,75 0,075 mm
3.
Lanau (Silt)
0,075 0,005 mm
4.
Lempung (Clay)
< 0,005 mm
5.
Koloid (Colloid)
< 0,002 mm
Prosedur Pelaksanaan
1. Cincin dalam keadaan bersih ditimbang (W 1).
2. Benda uji (undisturb) disiapkan dengan menekan cincin pada tabung contoh
sampai cincin terisi penuh.
Laboratorium Geologi Teknik -39
Perhitungan
( )
Prosedur Pelaksanaan
1. Tanah yang akan diperiksa baik disturb maupun undisturb ditempatkan dalam
cawan yang bersih, kering, dan telah diketahui beratnya (disturb), dan dalam
cincin (undisturb).
2. Kedua wadah tersebut beserta isinya kemudian ditimbang dan beratnya dicatat
dalam formulir yang tersedia.
3. Kemudian kedua wadah tersebut dipanaskan dalam oven pemanas / heater
sampai berat contoh tanah konstan.
4. Setelah konstan, kedua wadah tersebut didinginkan dalam desikator.
5. Setelah dingin, ditimbang dan beratnya dicatat.
= W 1 gram.
= W 2 gram.
= W 3 gram.
Berat air
= (W 1 W 2) gram.
= (W 2 W 3) gram.
Prosedur Pelaksanaan
a. Kalibrasi Piknometer
1. Timbang piknometer dalam keadaan bersih dan kering (W 1)
2. Isi piknometer dengan air suling dengan suhu ruang, kemudian timbang
beratnya (W a) dan ukuran suhu air tersebut (ta)
=
Dimana :
W4
Wa
W1
: berat piknometer.
b. Benda Uji
1. Siapkan contoh (disturb dan undisturb) tanah sebanyak 6,25 gram dan
kemudian keringkan dengan oven.
2. Masukkan contoh tanah.
3. Timbang contoh tanah + piknometer (W 2).
4. Didihkan contoh tanah tersebut dengan menggunakan larutan gliserin untuk
menghilangkan udara yang terperangkap dalam contoh tanah atau dengan
menghisap udara yang terperangkap dengan pompa vakum.
5. Rendam dan diamkan piknometer sampai mencapai suhu konstan dan tambah
air suling sampai batas leher. Bersihkan bagian luar piknometer dan keringkan
kemudian timbang (W 3).
Perhitungan
( ) + ( )
4. Grooving tool.
5. Oven pemanas / heater.
6. Neraca dengan ketelitian 0,01
gram.
7. Wadah penguap.
Perhitungan
Buat grafik dimana absis adalah jumlah ketukan (N) dan ordinat adalah kadar air
contoh tanah yang bersangkutan. Yang disebut batas cair adalah kadar air dimana N = 25
ketukan.
2. Batas Plastis (Plastic Limit)
Kegunaan
Batas plastis suatu contoh tanah adalah suatu kadar air yang dinyatakan dalam
prosen dari suatu massa tanah pada kondisi kering pada batas antara kondisi plastis dan
setengah cair. Kadar air pada batas ini secara jelas didefinisikan sebagai harga kadar air
terendah dimana contoh tanah dapat digulung sampai 3,2 mm tanpa mengalami
keretakan. Test ini dilakukan dengan mengikuti standar SNI 1966:2008. secara lebih jelas
dapat dikatakan bahwa test atterberg limit dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat
karakteristik serta klasifikasi dari tanah berbutir halus.
Prosedur Pelaksanaan
1. Tempatkan contoh tanah dalam cawan pecampur dan campurkan dengan air
suling sehingga contoh tanah jenuh dan tidak lagi terdapat gelembung udara.
Kadar air yang dibutuhkan minimal sama dengan kadar air pada batas cair.
2. Ambil contoh tanah secukupnya dari cawan pencampur, kemudian buat gulungan
kecil-kecil dengan 3,2 mm dan panjangnya 8 cm sebanyak 8 buah.
3. Setelah jadi, bagi 2 gulungan tadi dan tempat pada 2 wadah yang berbeda. Berarti
satu wadah terdapat 4 gulungan.
4. Lakukan prosedur penentuan kadar air.
Perhitungan
Sama dengan perhitungan kadar air.
RELATIF
(%)
JUMLAH KETUKAN
ISTILAH
(N)
< 15
<4
Sangat urai
15 35
4 10
Urai
35 60
10 30
Agak Padat
60 85
30 50
Padat
> 85
> 50
Sangat Padat
IDENTIFIKASI
JUMLAH
LAPANGAN
TUMBUKAN (N)
bila ditekan
Mudah dibentuk oleh
tekanan jari
Dapat dibentuk oleh
sangat liat
ISTILAH
<2
Sangat lembek
24
Lembek
48
Teguh
8 15
Kaku
15 30
Sangat kaku
KOEFISIEN
KELAS
KELULUSAN
ISTILAH
TANAH
(cm/detik)
BATU
BERKEKAR
> 10
Sangat tinggi
Kerikil bersih
Sangat rapat
10 10-2
Tinggi
Rapat
10-2 10-3
Sedang
Pasir halus
Sedang
10-3 10-5
Rendah
Sangat jarang
10-5 10-7
Sangat rendah
Lempung
Tidak berkekar
Prosedur Pelaksanaan
1. Benda uji dikeringkan dalam oven/heater.
2. Saringan benda uji lewat uuran saringan dengan ukuran saringan paling besar
ditempatkan paling atas. Saringan diguncang dengan mesin pengguncang selama
15 menit.
3. Benda uji yang tertahan pada masing-masing saringan ditimbang.
Perhitungan
= ( + )
=
=
100%
= 100%
KERIKIL
Tertahan saringan No. 4 (4.75
mm) > 50%
PASIR
Melalui saringan No. 4
(4.75 mm) 50%
LANAU DAN LEMPUNG
PEMBAGIAN UTAMA
SIMBOL
JENIS TANAH
GW
GP
GM
GC
SW
SP
SM
SC
Pasir kelempungan,
lempung
ML
CL
OL
MH
Batas cair lebih dari
50
CH
OH
TANAH ORGANIK
Pt
pasir
campur
GW
GP
GM
GC
SW
SP
SM
SC
KETERANGAN YANG
DIPERLUKAN DALAM
ANALISA TANAH
Untuk tanah tidak terganggu
diperlukan
keterangan
tambahan seperti perlapisan,
tingkat kepadatan, segmentasi,
kondisi
kadar
air
dan
karakteristik drainase. Berikan
nama
jenis
tanahnya,
perkirakan % pasir dan kerikil,
ukuran butir maksimum, bentuk
butir,
kondisi
permukaan,
kekerasan tanah berbutir kasar,
nama setempat atau nama
geologi, dan keterangan lain
untuk kepentingan deskripsi
serta symbol huruf kapital
Dilatansi
(reaksi thd
goncangan)
Keteguhan
(konsistensi
mendekati batas
plastis)
ML
Nol rendah
Lambat cepat
Nol
CL
Rendah tinggi
Lambat
Sedang
OL
Rendah tinggi
Lambat
Rendah
MH
Rendah sedang
Tidak bereaksi
sgt lambat
Rendah sedang
CH
Tidak bereaksi
Tinggi
OH
Sedang tinggi
Tidak bereaksi
sgt lambat
Rendah sedang
Pt
GW
GP
GM
GC
SW
SP
SM
SC
SIMBOL
D60
Cu = -----D10
(D30)2
Cc = ---------antara 1 dan 3
D10 x D60
Tidak ditemukan semua persyaratan gradasi untuk GW
Batas Atterberg di bawah garis A Di atas garis A dengan PI
atau PI kurang dari 4
antara 4 dan 7 terdapat pada
batas
dan
Batas Atterberg di atas garis A atau garis
menggunakan symbol ganda
PI lebih besar dari 7
Cu
D60
= -----D10
(D30)2
Cc = ---------antara 1 dan 3
D10 x D60
Tidak ditemukan semua persyaratan gradasi untuk SW
Batas Atterberg di atas garis A atau Batas Atterberg yang masuk
PI lebih besar dari 7
pada daerah arsir dengan PI
antara 4 dan 7 disebut kasus
garis
batas
dengan
menggunakan symbol ganda
ML
CL
OL
MH
CH
OH
Prosedur Pelaksanaan
1. Rendam 50 gram contoh tanah yang lolos saringan No. 200 dengan disversi water
glass. Aduk sampai merata dan biarkan 24 jam.
2. Sesudah perendaman, campuran dipindahkan dalam mangkok pengaduk dan
tambahkan air suling secukupnya. Aduk dengan pengaduk mekanik selama 15
menit.
3. Pindahkan campuran ke dalam tabung gelass ukuran dan tambahkan air suling
sampai 100 ml. Mulut tabung ditutup rapat dengan telapak tangan dan kocok
dalam arah horizontal selama 1 menit.
4. Setelah dikocok, tabing diletakkan dan masukkan hidrometer dengan hati-hjati dan
biarkan terapung bebas, lalu jalankan stop watch / jam. Angka hidrometer dibaca
pada waktu-waktu 0,5 , 1, 2 menit dan dicatat pembacaan-pembacaan itu sampai
0,5 gr/lt yang terdekat atau mendekati 0,001 berat jenis. Sesudah pembacaan
pada menit kedua, hidrometer diangkat hati-hati. Kemudian dicucii dengan air
suling dan masukan ke dalam tabung yang berisi air suling yang bersuhu sama
seperti suhu tabung percobaan.
Laboratorium Geologi Teknik -51
Perhitungan
Hitung persen berat dan butiran yang lebih kecil dari diameter dengan rumus :
( + )
%
Tabel Faktor Koreksi a Untuk Hidrometer 152 H Terhadap Berat Jenis Tanah
NO.
BERAT JENIS ( G )
FAKTOR KOREKSI ( a )
1.
2,95
0,94
2.
2,90
0,95
3.
2,85
0,96
4.
2,80
0,97
5.
2,75
0,98
6.
2,70
0,99
7.
2,65
1,00
8.
2,60
1,01
9.
2,55
1.02
10.
2,50
1,03
11.
2,45
1,05
KEDALAMAN EFEKTIF
PEMBACAAN
KEDALAMAN EFEKTIF
HIDROMETER
( L)
HIDROMETER
( L)
(R1 + MENISKUS)
(cm)
(R1 + MENISKUS)
(cm)
16.3
31
11.2
16.1
32
11.1
16.0
33
10.8
15.8
34
10.7
15.6
35
10.6
15.5
36
10.4
15.3
37
10.2
15.2
38
10.1
15.0
39
9.9
14.8
40
9.8
10
14.7
41
9.8
11
14.5
42
9.6
12
14.3
43
9.4
13
14.2
44
9.2
14
14.0
45
9.1
15
13.8
46
8.9
16
13.7
47
8.6
17
13.5
48
8.4
18
13.3
49
8.2
19
13.2
50
8.1
20
13.0
51
7.9
21
12.9
52
7.8
22
12.7
53
7.6
23
12.5
54
7.4
24
12.4
55
7.3
25
12.2
56
7.1
26
12.0
57
7.0
27
11.9
58
6.8
28
11.7
59
6.6
29
11.5
60
6.3
30
11.4
2.50
2.55
2.60
2.65
2.70
2.75
2.80
2.85
16
0.01510
0.01505
0.01481
0.01457
0.01435
0.01414
0.01394
0.01374
0.01356
17
0.01511
0.01486
0.01462
0.01439
0.01417
0.01396
0.01376
0.01356
0.01338
18
0.01492
0.01467
0.01443
0.01421
0.01399
0.01378
0.01359
0.01339
0.01321
19
0.01474
0.01449
0.01425
0.01403
0.01382
0.01361
0.01342
0.01323
0.01305
20
0.01456
0.01431
0.01408
0.01386
0.01365
0.01344
0.01325
0.01307
0.01289
21
0.01438
0.01414
0.01391
0.01369
0.01348
0.01328
0.01309
0.01291
0.01273
22
0.01421
0.01397
0.01374
0.01353
0.01332
0.01312
0.01294
0.01276
0.01258
23
0.01404
0.01381
0.01358
0.01337
0.01317
0.01297
0.01279
0.01261
0.01243
24
0.01388
0.01365
0.01342
0.01321
0.01301
0.01282
0.01264
0.01246
0.01229
25
0.01372
0.01349
0.01327
0.01306
0.01286
0.01267
0.01249
0.01232
0.01215
26
0.01357
0.01334
0.01312
0.01291
0.01275
0.01253
0.01235
0.01218
0.01201
27
0.01342
0.01319
0.01297
0.01277
0.01258
0.01239
0.01221
0.01204
0.01188
28
0.01327
0.01304
0.01283
0.01264
0.01244
0.01225
0.01208
0.01191
0.01175
29
0.01312
0.01290
0.01269
0.01249
0.01230
0.01212
0.01195
0.02278
0.01162
30
0.01298
0.01276
0.01256
0.01236
0.01217
0.01199
0.01182
0.01165
0.01149
Prosedur Pelaksanaan
1. Contoh tanah sebanyak 2 kg (disaring dengan mess No. 4) dikeringkan.
2. Sample tanah dibagi menjadi tiga bagian yang sama, kemudian dicampur dengan
air yang sudah ditentukan dan diaduk sampai rata.
3. Untuk sample yang pertama tidak perlu ditambahkan air, atau dianggap
penambahan air sebanyak 0 ml, selanjutnya penambahan air dilakukan sebanyak
15 ml.
4. Penambahan air pada sample diatur setiap kelipatan 15 ml, sehingga didapatkan
kadar air benda uji masing-masing 1-3 %.
5. Timbang cetakan (mold) dan alasnya dengan ketelitian 5 kg.
6. Mold dan keeping dijadikan satu dan ditempatkan pada alas yang kokoh.
7. Ambil salah satu dari contoh tanah (yang sudah dicampur air dan dibagi menjadi
tiga), lalu dipadatkan dengan cara :
-
Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk standart 2,5 kg. Dengan tinggi
jatuh 30,5 cm.
Tanah dipadatkan dalam tiga lapisan dan tiap lapisan didapatkan dengan 25
tumbukan.
8. Potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher dengan pisau dan lepeskan
leher sambung.
9. Pergunakan alat perata untuk meratakan kelebihan tanah sehingga betul-betul
rata dengan permukaan cetakan.
10. Timbang cetakan berisi sample uji dengan ketelitian 1 kg.
11. Keluarkan benda uji tersebut dan ambil sebagian kecil untuk pemeriksaan kadar
air.
12. Selanjutnya uji pemadatan dilakukan dengan menambahkan sample dengan
kelipatan 15 ml sampai total air yang ditambahkan pada sample sebanyak 75 ml.
Prosedurnya sama dengan diatas.
( + )
Dimana:
B1 : berat mold.
B2 : berat + berat mold.
V : volume mold
W : kadar air sesudah kompaksi.
3.2.1.2 Uji Laboratorium Untuk Mendapatkan Sifat Keteknikan Tanah
A. Uji Geser Langsung (Direct Shear Test)
Kegunaan
Dimaksudkan untuk menentukan nilai kekuatan geser tanah dengan mengubahubah tegangan axial pada beberapa contoh. Maka diperoleh tegangan gesernya,
kecepatan perubahan contoh tanah pada arah horizontal disesuaikan dengan keadaan
jenis tanahnya. Kecepatan perubahan gerakan ini ditentukan dari waktu yang dicapai
hingga contoh tanah longsor. Dengan ini diperoleh garis yang memberikan hubungan
antara tegangan geser dan tegangan axial. Pada percobaan ini mengikuti metode SNI
2813:2008
Perhitungan
Tegangan normal :
Tegangan geser :
Kuat geser :
= +
Dimana:
N : beban (kg).
A : luas contoh (cm2).
P : tekanan terbesar (kg/cm2).
c : kohesi.
: sudut geser dalam ( o ).
KUAT GESER
KETERANGAN
1.
Keras
2.
Sangat kaku
URAIAN DI LAPANGAN
(Kpa)
> 288
144 288
jari tangan
Peremasan hanya mungkin jika
3.
72 144
Kaku
4.
Kokoh
36 72
5.
Lunak
18 36
6.
Sangat lunak
Memungkinkan
peremasan
secara normal
Dapat dengan mudah diremas
Akan ke luar dari sela jari pada
< 18
saat diremas
JENIS TANAH
mv (m2/MN)
1.
Gambut
10,0 2,0
2.
Lempung plastis
2,0 0,25
3.
Lempung kaku
0,25 0,125
4.
bongkah)
0,125 0,0625
KERAPATAN RELATIF
KETERANGAN
SPT
1.
0 15
04
2.
15 35
Lepas
4 10
3.
35 65
Cukup rapat
10 30
4.
65 85
Rapat
30 50
5.
85 100
Sangat rapat
> 50
Tabel Kerapatan Relatif, Kerapatan Kering, dan Nilai Untuk Pasir Kuarsa
NO. KERAPATAN RELATIF
1.
Sangat lepas
2.
NILAI
< 28
< 1,44
Lepas
28 30
1,44 1,60
3.
Cukup rapat
30 36
1,44 1,60
4.
Rapat
36 41
1,60 1,76
5.
Sangat rapat
> 41
1,60 1,76
Keterangan :
1. Dial pengeser
2. Bak perendam
9. Meja pudukan
3. Plat beban
4. Lengan keseimbangan
5. Dial konsolidasi
6. As pendorong
7. Proving ring
14. Beban
NILAI qu (kg/cm2)
SIFAT
1.
< 0,25
Sangat lembek
2.
0,25 0,50
Lembek
3.
1,5 1,00
Teguh
4.
1,00 2,00
Kenyal
5.
2,00 4,00
Sangat kenyal
6.
> 4,00
Keras
BAB IV
MEKANIKA BATUAN
4.1 DEFINISI BATUAN
Berbagai definisi dari batuan sebagai obyek dari mekanika batuan telah diberikan
oleh ahli dari berbagai disiplin ilmu yang saling berhubungan, antara lain :
1. Menurut para Geologist
a. Batuan adalah susunan mineral dan bahan organis yang bersatu membentuk
kulit bumi.
b. Batuan adalah semua material yang membentuk kulit bumi yang dibagi atas :
prilaku
(behaviour)
batuan
di
tempat
asalnya
untuk
TANAH
BATU
BERKOHESI
TIDAK BERKOHESI
Kebundaran
Keterpilahan
Warna
Kelapukan
Permeabilitas
Kerapatan
Kehalusan
Lebar bukaan
Isian
Kepadatan Relatif
Konsistensi
Kekuatan
Kegunaan
Untuk mengetahui karakteristik dasar batuan, seperti porositas, kadar air, void ratio,
dan lain-lain.
Prosedur Pelaksanaan
Sesuai dengan prosedur yang ada di lembar kerja.
Perhitungan
Sesuai dengan perhitungan yang ada dalam lembar kerja.
Laboratorium Geologi Teknik -65
Tabel Klasifikasi Hard And Soft Rock Berdasarkan Porositas dan Void Ratio
VOID RATIO
POROSITY
TERM
> 0,43
> 30
Very high
0,43 0,18
30 15
High
0,18 0,05
15 5
Medium
0,05 0,01
51
Low
< 0,01
<1
Very low
TERM
0,00 0,25
Naturally dry
0,25 0,50
Wet
0,50 0,80
Very wet
0,80 0,95
Highly saturated
0,95 1,00
Saturated
ROCK
TERM
< 1,40
< 1,80
Very low
1,40 1,70
1,80 2,20
Low
1,70 1,90
2,20 2,55
Moderate
1,90 2,20
2,55 2,75
High
> 2,20
> 2,75
Very high
Kadar air.
Jenis cairan.
Temperatur.
Kegunaan
Untuk mengetahui kekuatan batuan terhadap tekanan beban, sudut geser dalam,
dan kohesi batuan.
Prosedur Pelaksanaan
1. Contoh batuan diukur panjangdan diameternya dengan jangka sorong.
2. Dihitung luas permukaannya.
3. Tentukan harga perbandingan L/D dengan menggunakan table Concrete Strenght
Coreection Factor Percent.
4. Letakkan contoh batuan diantara pelat penekan, dimana jarun manometer harus
menunjukkan angka nol.
5. Tekan contoh batuan secara perlahan-lahan sampai pecah dan catat harganya.
Harga di sini harga minimum.
6. Ukur sudut pecah pada contoh dengan tujuan untuk mendapatkan harga sudut
geser.
Perhitungan
Dari percobaan didapat harga :
1. Beban maksimum
( P ) lbs.
3. Tinggi contoh
( t ) cm.
2. Diameter
( ) cm.
4. Sudut pecah
( ) o.
=
Manometer efektif ( Q ) lbs :
= ()
L/D koreksi :
% ( )
Beban efektif :
= .
Sudut geser dalam :
( )
Kuat tekan (ultimate) :
Prisma :
Setelah perhitungan di atas, dicari nilai tegangan geser dengan menggunakan Lingkaran
Mohr.
.00
.01
.02
.03
.04
.05
.06
.07
.08
.09
1.0
85.8
86.7
86.6
87.0
87.4
87.7
88.0
88.4
88.7
89.0
1.1
89.3
89.6
89.9
90.2
90.5
90.8
91.1
91.4
91.6
91.9
1.2
92.1
92.4
92.7
93.0
93.2
93.5
93.7
94.0
94.2
94.5
1.3
94.6
94.8
95.0
95.2
95.3
95.5
95.6
95.8
95.9
96.1
1.4
96.2
96.3
96.4
96.5
96.7
96.8
96.8
96.9
97.0
97.0
1.5
97.1
97.2
97.3
97.4
97.4
97.5
97.5
97.7
97.8
97.6
1.6
97.8
97.8
97.9
97.9
98.0
98.0
98.1
98.1
98.2
98.2
1.7
98.3
98.4
98.4
98.5
98.6
98.6
98.7
98.7
98.9
98.2
1.8
98.9
99.5
99.0
99.1
99.1
99.2
99.2
99.3
99.3
99.4
1.9
99.5
100.1
99.6
99.6
99.7
99.8
99.8
99.9
99.9
100.0
2.0
100.0
100.7
100.1
100.2
100.2
100.3
100.4
100.4
100.5
100.5
2.1
100.6
101.3
100.8
100.8
100.8
100.9
101.0
101.0
101.1
101.7
2.2
101.2
101.9
101.4
101.4
101.5
101.5
101.6
101.7
101.7
102.3
2.3
102.4
102.5
102.4
102.0
102.1
102.1
102.0
102.2
102.3
102.9
2.4
103.0
103.1
102.6
102.6
102.7
102.7
102.8
102.8
102.9
103.5
2.5
103.0
103.7
103.1
103.2
103.2
103.3
103.4
103.4
103.5
104.1
2.6
104.2
104.3
103.7
103.8
103.9
103.8
104.0
104.1
104.1
104.7
2.7
104.8
104.9
104.3
104.4
104.5
104.0
104.6
104.7
104.7
105.2
2.8
104.8
105.5
104.9
105.0
105.1
104.6
105.2
105.3
105.2
105.3
2.9
105.4
105.5
105.5
105.5
105.7
105.2
105.8
105.8
105.9
105.9
PRESSURE
GAUGE
CORRECTION
(kg/cm2)
(K)
TYPE
GAUGE
CORRECTION
(kg/cm2)
(K)
(P)
2.900
45
25.250
- 218
7.375
- 13
20.200
- 174
12.575
- 59
17.625
- 102
17.600
- 77
12.600
- 84
20.150
- 124
7.400
- 38
25.225
- 193
2.925
- 20
29.750
- 300
SOIL
ROCK
(P)
U.C.S (Mpa)
SKALA KEKUATAN
> 200
100 200
Sangat kuat
50 100
Kuat
25 50
Cukup kuat
< 25
Lemah
25
50
100
200 A
granit
sabak
basalt
skiss
gneis
batupasir
Batu kapur
kuarsit
beton
Dimana :
S : kekuatan geser tanah
c : kohesi tanah
: sudut geser dalam
n : tegangan normal
: tegangan geser
Tahun 1925 terjadi perubahan rumus COULOMB dengan memasukan unsur tegangan air
pori (uplift pressure)
Dimana
c : kohesi tanah kuat
n : tegangan normal efektif
u
Untuk penentuan tegangan normal dan tegangan geser pada percobaan ada
sedikit penentuan, yaitu :
1. Karena T2 dan T1 = 0, maka dalam pembuatan lingkaran Mohr nilai T3 = 0, berarti
lingkaran stress bagian kiri menempel pada absis / konsonan Y.
2. Penentuan nilai tegangan normal dan tegangan geser pada bidang geser, dapat
dilihat langsung dengan melihat :
a. Sumbu Y untuk nilai tegangan geser.
b. Sumbu X untuk nilai tegangan normal.
10. Sudut yang dibentuk antara garis b dengan bidang horisontal adalah sudut .
11. Dari titik persinggungan antara garis a dengan lingkaran, tarik garis horizontal ke
arah sumbu Y, nilai yang didapatkan pada sumbu Y adalah nilai tegangan geser
().
12. Dari titik persinggungan antara garis a dengan lingkaran, tarik garis vertical ke
arah sumbu X, nilai yang didapatkan pada sumbu X adalah nilai tegangan normal
(n).
13. Hitung besarnya kuat geser (S).
14. Hasil tegangan normal dan tegangan geser yang didapatkan dari lingkaran Mohr
adalah hasil secara grafis. Cocokan hasil secara grafis tersebut dengan
perhitungan secara matematis terhadap tegangan normal dan tegangan geser.
Dimana besarnya tegangan geser secara matematis adalah :
=
Sedangkan untuk tegangan normal :
= ( + )
2
n
Prosedur Pelaksanaan
1. Contoh batuan diukur dulu panjangnya (L) dan (D) dengan menggunakan
selipper atau jangka sorong, dan tentu saja metode uji beban titik berdasarkan
syarat-syarat di bawah ini :
a. Diametral test
= 0,7 D
b. Axial test
D/L
= 1,1 0,05
c. Irregular test
D/L
2. Tempatkan contoh batuan diantara 2 conical, kemudian tekan alat point load test
secara perlahan-lahan dengan melihat pergerakan jarum manometer.
3. Tentukan nilai manometer maksimum, yaitu nilai manometer pada saat batuan
pecah.
Perhitungan
Faktor koreksi manometer :
Beban efektif :
Is :
PRESSURE
GAUGE
CORRECTION
(kg/cm2)
(K)
TYPE
CORRECTION
(kg/cm2)
(K)
(P)
- 2.5
29
- 2.5
25
2.5
12
-2
20
21
- 1.25
17
25
15
-3
29
-2
34
2.5
-1
SOIL
ROCK
(P)
GAUGE
U.C.S
(Mpa)
(Mpa)
Granit eskdale
12.0
198.3
Andesit (somerset)
14.8
204.3
Basalt (derbyshire)
16.9
321.0
7.9
96.4
Skiss (aberdeenshire)
7.2
82.7
Gneiss
12.7
162.0
0.7
11.6
3.5
106.2
MATERIAL
Kegunaan
Untuk mengetahui kualitas batuan hasil pemboran inti.
Prosedur Pelaksanaan
1. Amati core yang telah ditentukan.
2. Deskripsikan masing-masing core yang hanya mempunyai panjang minimal 10
cm.
3. Pendeskripsian adalah merupakan gabungan antara prosedur standar deskripsi
batuan dengan pendeskripsian secara geologi teknik.
4. Catat keseluruhan panjang core, baik yang lebih dari 10 cm atau pun kurang dari
10 cm.
Laboratorium Geologi Teknik -78
100%
> 10
100%
Tabel Kualitas Batuan (Stagg and Zienkiewicz, 1974)
NO.
RQD(%)
KUALITAS BATUAN
1.
0 25
Very poor
2.
25 50
Poor
3.
50 75
Fair
4.
75 90
Good
5.
90 100
Excellent
BAB V
APLIKASI GEOLOGI TEKNIK
5.1 Gerakan Tanah
5.1.1 Pendahuluan
Gerakan tanah menurut Varnes (1978), ialah perpindahan masa tanah, batuan,
atau regolith pada arah tegak, mendatar, atau miring dari kedudukan semula. Secara
umum terjadinya longsoran pada suatu lereng diakibatkan oleh ketidak seimbangan
antara beban dan tahanan kuat geser dari material penyusun lereng tersebut.
Suatu massa seberat W yang berada dalam keadaan setimbang diatas satu
bidang membetuk sudut terhadap horizontal. Gaya berat yang memiliki arah vertikal
dapat diuraikan pada arah sejajar dan tegak lurus bidang miring. Komponen gaya berat
yang sejajar bidang miring dan cenderung membuat benda menggelincir adalah W sin
atau gaya penggerak, sedangkan komponen gaya yang tegak lurus bidang dan
merupakan gaya yang menahan benda untuk menggelincir adalah W cos atau gaya
normal
5.1.2
materialnya. Klasifikasi yang mengacu kepada Varnes (1978), seperti dibawah ini
berdasarkan kepada material yang nampak, kecepatan perpindahan material yang
bergerak, susunan massa yang berpindah dan jenis material dan gerakannya.
Klasifikasi longsoran oleh Varnes (1978, dalam M.J. Hansen, 1984) yang digunakan oleh Highway
Research Board Landslide Comitte (1978, dalam Sudarsono & Pangular, (1986).
Berdasarkan bentuk longsoran, maka tata nama tubuh longsoran dapat diberikan
dengan melihatnya dari bagian atas lereng atau di mahkotanya. Tata nama tersebut
secara sederhana dapat diuraikan berdasarkan HWRLBC, (1978 ; dalam Pangular, 1985)
yang mengacu pada Varnes (1978).
Tubuh longsoran (HWRBLC, Highway Researh Board Landslide Comitte 1978 ; dalam Pangular,
1985 ; menurut Varnes 1978, dalam Burma & Van Asch,1997)
1. Mahkota
2. Gawir besar
3. Blok longsor
4. Gawir kecil
5. Tubuh utama
6. Retakan tensi
7. Kaki
8. Muka tanah
: muka tanah asli, yaitu lereng yang tak terganggu oleh gerakan
tanah
9. Sayap
(limit plastic equilibrium), (Wesley) 1977. Adapun maksud analisis kestabilan lereng
adalah untuk menentukan faktor aman dari bidang longsor yang potensial. Dalam analisis
kestabilan lereng beberapa anggapan telah dibuat, yaitu :
1.
2.
3.
Tahanan geser dari massa tanah pada setiap titik sepanjang bidang
longsor tidak tergantung dari orientasi permukaan longsoran, atau dengan
kata lain kuat geser tanah dianggap isotropis.
4.
Faktor aman didefinisikan dengan memperhatikan tegangan geser ratarata sepanjang bidang longsor yang potensial dan kuat geser tanah ratarata sepanjang permukaan longsoran.
Dalam bidang teknik sipil ada 3 macam lereng yang perlu kita perhatikan yaitu :
1.
2.
Lereng yang dibuat dalam tanah asli, misalnya bilamana tanah dipotong
untuk pembuatan jalan atau saluran air untuk keperluan irigasi.
3.
Lereng yang dibuat dari tanah yang dipadatkan, misalnya tanggul untuk
jalan atau bendungan tanah.
Faktor aman didefinisikan sebagai nilai banding antara gaya yang menahan dan gaya
yang menggerakkan.
Lereng yang stabil memiliki harga FK yang tinggi dan lereng yang tidak stabil
memiliki harga FK yang rendah. Faktor keamanan lereng tersebut harganya tergantung
pada besaran ketahanan geser dan tegangan geser, dimana keduanya bekerja saling
berlawanan arah disepanjang bidang gelincir. Bidang gelincir tersebut terletak pada zona
terlemah didalam tubuh lereng. Jika harga FK = 1,07 maka longsor akan berhenti jika
ketahanan geser batuan penyusun mampu menopang geometri lereng yang baru (yang
lebih landai) dan FKnya menjadi lebih tinggi.
5.1.3.1 Faktor Pengontrol Kestabilan Lereng
a. Faktor Dalam
1. Geometri Lereng
Geometri lereng ditampilkan sebagai bentuk penampang tegak lurus sumbu
lereng yang terdiri dari sudut kemiringan, ketinggian puncak dan panjang permukaan
lereng, sebagai penciri geometri lereng tersebut berpengaruh terhadap kestabilannya.
Suatu massa tanah/batuan memiliki harga batas ketahanan tertentu dalam membenuk
suatu ukuran geometri lereng, sehingga penciri geometri memiliki harga kritis tertentu
pula.Lereng berkestabilan kritis bila nilai salah satu atau lebih penciri geometrinya sama
dengan harga kritisnya, bahkan gerakan tanah bisa terjadi bila nilainya melebihi harga
kritisnya.
2. Batuan / Tanah Pembentuk Lereng
Batuan/massa tanah pembentuk lereng memiliki sifat fisik yaitu berat isi (Gwet) dan
sifat mekanik yang terdiri dari kohesi (c) dan sudut geser dalam (). Kedua sifat ini
harganya sangat dipengaruhi oleh kadar air tanah (w). Harga-harga sifat fisik dan
mekanik tersebut akan menentukan kestabilan suatu lereng. Selama harga-harga sifat
fisik dan mekanik tersebut masih dapat membentuk suatu harga tahanan geser yang
cukup besar didalam tubuh lereng, sampai harga batas maksimal harga kadar air (w)
tertentu, maka lereng masih akan tetap stabil.
Laboratorium Geologi Teknik -84
2.
3.
Sudut lereng
Proses Pelapukan
Pelapukan (kimia) terjadi di mana-mana, terutama di daerah tropis dimana
temperatur udara dan kelembaban relatif tinggi. Pelapukan yang terjadi pada batuan
mengubah komposisi mineralogi batuan yang bersangkutan berikut struktur dalamnya
(sistem kristal, kemas, tekstur, dll) sehingga kekuatan batuan akan berkurang secara
drastis. Karena proses pelapukan, maka baik sifat fisik maupun sifat mekanik batuan
akan berubah dan umumnya mengakibatkan pengurangan kekuatan batuan/kuat geser
batuan.
2.
Aktifitas Manusia
Aktifitas manusia yang langsung mempengaruhi kesetimbangan muka bumi
(dalam hal ini kemantapan lereng) antara lain adalah penggalian dan penimbunan.
Aktivitas Tektonik
2.
4.
( )
= . + {( + ) cos } tan
= ( + ) sin
Keterangan:
(derajat)
(derajat)
Kondisi air tanah pada lereng diwakili oleh lima model seperti yang
digambarkan oleh Hoek.
Buatlah gambar lereng yang akan di analisis sesuai dengan kondisi sebenarnya.
Pada gambar itu dibuat perkiraan garis lengkungan level air tanahnya. Dari
gambar ini pilih salah satu chart dengan kondisi air tanah yang paling sesuai
diantara lima kondisi air yang digambarkan oleh Hoek.
b.
Hitung harga
Dimana :
..tan
c = kohesi
= sudut geser dalam efektif
= bobot isi rata-rata material
=0
. . tan
c.
..tan
sampai memotong sudut yang sama dengan sudut lereng yang dianalisis .
d.
Dari titik potong pada p, tarik garis vertikal ke bawah dan horizontal ke kiri untuk
mendapatkan harga:
tan
dan
. .
Dari salah satu harga (pilih yang paling suka) Harga Faktor Keamanan (FK)
dapat dihitung.
Lima Kondisi Permukaan Air Tanah yang Digunakan Untuk Analisis Grafis Hoeks Charts
b.
Data mekanika tanah yang diambil sebaiknya dari sampel tanah tak terganggu. Kadar air
tanah ( ) diperlukan terutama dalam perhitungan yang menggunakan komputer
(terutama bila memerlukan data dry atau bobot satuan isi tanah kering, yaitu : dry = wet
/ ( 1 + ). Pada lereng yang dipengaruhi oleh muka air tanah nilai F (dengan metoda
sayatan, Fellenius) adalah sbb.:
. + tan . ( cos )
( sin )
= kohesi ( 2 )
Pada lereng yang tidak dipengaruhi oleh muka airtanah, nilai F adalah :
. + tan . ( cos )
( sin )
Laboratorium Geologi Teknik -97
2.
3.
5.1.5
mempermudah dan juga mempercepat perhitungan nilai faktor keamanan dari suatu
lereng. Software ini dapet secara otomatis menghitung nilai faktor keamanan terkecil dari
suatu lereng berdasarkan input parameter dari lereng yang diperlukan serta metode yang
diinginkan.
Adapun bagan alir dari pengunaan software SLIDE adalah sebagai berikut :
DXF Options
Langkah selanjutnya ialah masukan hasil gambar geometri lereng yang telah anda
buat pada AutoCAD2007 (.dxf) lalu buka pada program SLIDE 6.0 ini
Open
Langkah selanjutnya boundary seluruh geometri lereng yang telah dibuat dengan
catatan apabila pada lereng hanya mempunyai 1 litologi
homogen
Untuk
langkah
selanjutnya
klik
kanan
pada
tubuh
lereng
Convert
BoundaryMaterial Boundary
Lalu akan muncul tampilan jendela seperti dibawah, untukUnit Weight, Cohesion
dan Phi didapatkan dari hasil uji Geologi Teknik
Setelah pada bagian jendelan Define Material Properties diatur sesuai data yang ada,
anda dapat melanjutkan pada proses Analysis Project Setting
Pada tampilan jendela Project Setting anda akan menemukan pilihan seperti General,
Methods, Groundwater, Transient dll
General
Methods
Groundwater
Spacing
Grid Spacing
Hasil Interpret
Membuat lereng menjadi lebih datar yaitu dengan cara mengurangi sudut
kemiringan lereng.
Umumnya kedua cara tersebut hanya dapat dipakai pada lereng yang mempunyai
ketinggian terbatas, yaitu mempunyai jenis gerakan tanah rotational slide. Cara ini
tentu kurang cocok apabila digunakan untuk lereng yang tinggi, dimana gerakan
tanahnya bersifat translational slide.
2.
a. Dengan memakai counterweight, yaitu tanah timbunan pada kaki lereng. Hal
ini dilakukan agar gaya melawan lebih besar dibandingkan dengan gaya
penggerak sehingga faktor keamanan menjadi lebih besar.
c. Dengan cara mekanis, yaitu dengan memasang tiang atau membuat dinding
penahan.
Dengan membuat dinding penahan atau memasang tiang hanya dipakai pada
lereng yang mempunyai potensi gerakan tanah agak kecil. Umumnya pada