Referat RCC Fix
Referat RCC Fix
Pembimbing :
dr. Indah, Sp.Rad
Disusun Oleh:
Fadia Nadila, S.Ked
Fauzia Andini, S.Ked
Lita Marlinda, S.Ked
Novita Dwiswara P., S.Ked
Prianggara Rostu P., S.Ked
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan nikmat dan
karuniaNya, sehingga dapat menyelesaikan referat ini. Ucapan terima kasih
penulis sampaikan kepada dr. Indah, Sp.Rad sebagai pembimbing atas waktu yang
diluangkan, bimbingan, dan saran yang sifatnya membangun dalam penyusunan
presentasi kasus ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan referat ini masih belum
sempurna serta banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik membangun dari pembimbing serta seluruh pihak.
Bandar Lampung, Desember 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Ginjal adalah organ utama sistem ekskresi manusia, yang mengatur
pembuangan zat-zat sisa yang sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Selain itu,
ginjal juga berperan dalam menjaga homeostasis cairan dalam tubuh. Seperti
organ tubuh lainnya, ginjal juga bisa mengalami kanker.
Jenis kanker ginjal yang paling sering ditemukan adalah karsinoma sel
ginjal, yang berasal dari sel-sel yang melapisi tubulus renalis ginjal. Bahayanya,
kanker ginjal ini biasanya ditemukan pada saat kanker ini telah mengalami
metastasis dan sudah menyebar ke organ tubuh lainnya, karena pada stadium dini
2
kanker ini jarang sekali menunjukkan gejalanya. Gejalanya baru mulai terasa pada
stadium lanjut, yaitu terjadi hematuria (terdapat darah pada air seni). Penyakit
kanker ginjal merupakan salah satu penyakit yang ditakuti oleh beberapa orang
karena tidak menunjukkan gejalanya. Sehingga ketika terdeteksi ternyata sudah
menyebar ke organ yang lain dan sulit untuk disembuhkan.
Angka kejadian kanker ginjal cenderung meningkat belakangan ini.
Karsinoma sel renal adalah jenis kanker ginjal yang banyak ditemukan pada orang
dewasa. Kira-kira 500 kasus terdiagnosa tiap tahun di Amerika Serikat. 75%
ditemukan pada dewasa yang normal, 25% nya terjadi dengan kelainan
pertumbuhan saat fase anak-anak. Kanker ini responsive dalam terapinya, 90%
pasien bertahan hidup hingga 5 tahun. Di Amerika Serikat kanker ginjal meliputi
3% dari semua kanker, dengan rata-rata kematian 12.000 akibat kanker ginjal
pertahun. Kanker ginjal sedikit lebih banyak terjadi pada laki-laki dibanding
wanita (2:1) dan umumnya terdiagnosa pada usia antara 50 70 tahun, tapi dapat
terjadi pada usia berapa saja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi dan Fisiologi Ginjal
Ginjal terletak di dalam rongga abdomen atas pada kedua tepi
kolumna vertebra di belakang peritoneum (retroperitoneal) (Scanlon, 2007).
Ginjal kanan terletak lebih rendah daripada ginjal kiri karena posisi hati di
dekat ginjal. Berat ginjal dewasa sekitar 150 gram. Struktur-struktur yang
menyokong ginjal adalah lemak perirenal (tertutup di dalam fasia perirenal),
renal vascular pedicle, abdominal muscle tone, dan visera abdomen. Pada
potongan longitudinal dari bagian luar ke dalam, ginjal terdiri atas korteks,
medula, serta pelvis dan kaliks. Korteks tampak homogen dan berproyeksi
ke dalam pelvis antara papilla dan forniks yang disebut dengan kolumna
Bertin. Medula terdiri atas banyak piramida yang terbentuk oleh tubulus
kolektivus (Tanagho, 2008).
Gambar 2. (A) Potongan frontal ginjal kanan menunjukkan struktur internal dan
pembuluhdarah. (B) Potongan ginjal menunjukkan beberapa nefron (Scanlon,
2007).
Adapun aliran darah yang melalui ginjal adalah sebagai berikut.
Darah dari aorta abdominal memasuki arteri renalis yang bercabang-cabang
di dalam ginjal menjadi arteri-arteri berukuran lebih kecil. Arteri terkecil
masuk ke arteriola aferen di dalam korteks. Dari arteriola aferen, darah
mengalir ke dalam glomerulus (kapiler), ke arteriola eferen, ke kapiler
peritubular, ke vena di dalam ginjal, ke vena renalis, dan akhirnya ke vena
kava inferior (Scanlon, 2007).
Persarafan ginjal berasal dari pleksus renalis bersamaan dengan
pembuluh darah renalis di sepanjang parenkim ginjal. Aliran limfatik ginjal
mengalir ke dalam kelenjar getah bening lumbar (Tanagho, 2008).
Ginjal memiliki banyak fungsi yang dijabarkan seperti di bawah ini
(Scanlon, 2007).
a. Pembentukan urin mulai dari filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus,
sekresi tubulus, sampai dengan hormon-hormon yang memengaruhi
reabsorpsi,
yaitu
aldosteron,
atrial
natriuretic
peptide,
hormon
C. Epidemiologi
Karsinoma sel ginjal membentuk 80% sampai 85% dari semua
tumor ganas primer di ginjal, dan 2% sampai 3% kanker pada orang dewasa.
Hal ini berarti sekitar 30.000 kasus pertahun, 40% pasien meninggal akibat
penyakit ini. Karsinoma sel ginjal paling sering pada usia dekade keenam
sampai ketujuh, dan laki-laki terkena dua kali lebih sering dari pada
perempuan (Kumar, et al, 2007).
D. Etiologi
Penyebab pasti masih belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor
lingkungan dan genetik yg menjadi predisposisi terbetuknya karsinoma sel
ginjal, meliputi hal-hal sebagai berikut (Manuaba, 2010):
1. Merokok
2. Obesitas. Menjadi faktor risiko, terutama pada wanita, berat badan yang
meningkat memiliki hubungan liner dengan meningkatkan risiko
3. Hipertensi. Dikaitkan dengan peningkatan insiden carcinoma sel ginjal
4. Penyakit kritis ginjal pada pasien yang menjalani dialisis ginjal jangka
panjang. Hal ini predisposisi untuk kanker sel ginjal
5. Transplantasi ginjal. Predisposisi pada penerima transplantasi ginjal
6. Penyakit sindrom von Hippel-Lindau (VHL) merupakan penyakit
bawaan terkait dengan karsinoma ginjal
E. Patofisiologi
Dalam keadaan normal, sel-sel di dalam saluran kemih tumbuh dan
membelah secara wajar. Tetapi kadang sel-sel mulai membelah diluar
kendali
dan
menghasilkan
sel-sel
baru
meskipun
tubuh
tidak
secara
histologis
menjadi
clear
cell,
papillary,
kelainan
sitogenetik
monosomi
kromosom
1,2,6,10,13,17.
Collecting duct RCC berasal dari sel duktus kolektivus di medula dan
bersifat sangat invasif. Medullary RCC disebut juga seventh sickle cell
nephropathy dan merupakan tipe RCC yang sangat jarang. Medullary RCC
biasanya terjadi pada usia muda ( usia duapuluhan) mempunyai prognosis
sangat buruk karena terjadinya metastasis yang sangat cepat. Hereditary
RCC syndromes biasanya muncul bilateral dan timbul awal. Pasiendengan
Papillary Cell RCC, Chromophob RCC dan multiloculer cystic memiliki
prognosis yang jauh lebih baik dibandingkan dengan clear cell RCC dan
collecting duct RCC.
G. Klasifikasi
Pembagian stadium dari tumor (menurut Robson) ini dibagi
menjadi beberapa stadium yaitu:
Stadium 1 : tumor masih terbatas di dalam parenkim ginjal dengan fasia
gerota masih utuh
Stadium II : tumor invasi ke jaringan lemak perirenal dengan fasia gerota
masih utuh
Stadium III : tumor invasi ke vena renalis/ vena kava atau limfonodi
regional. Stadium tiga ini dibagi lagi menjadi menjadi beberapa kelas :
a. IIIA : tumor menembus fasia gerota dan masuk ke v.renalis
b. IIIB : kelenjar limfe regional
c. IIIC : pembuluh darah local
Stadium IV : tumor ekstensi ke organ sekitarnya/ metastasis jauh (usus).
Stadium empat ini juga dibagi lagi menjadi :
a. IVA : dalam organ sekitarnya, selain adrenal
b. IVB : metastasis jauh (Basuki, 2003).
10
1.
2.
3.
4.
5.
6.
(amyloidosis)
7. Metastase bisa sebabkan gejala batuk, batuk darah dan nyeri tulang
(Cooper, 2005).
I. Diagnosis
1. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik, kadang bisa diraba/dirasakan benjolan di
perut. Jika dicurigai kanker ginjal, maka dilakukan pemeriksaan
penunjang.
2. Laboratorium
Pada pemeriksaan urinalisis dapat dijumpai adanya hematuria.
Namun, harus diingat bahwa tidak adanya hematuria tidaklah dapat
menyingkirkan kemungkinan adanya tumor ganas ginjal. Pada
pemeriksaan darah dapat dijumpai anemia, gangguan fungsi hepar, dan
hiperkalsemia. Peninggian laju endap darah juga sering dijumpai
(Cohen, 2005).
3. Radiologi
Diagnosis karsinoma ginjal terutama mengandalkan pemeriksaan
pencitraan, termasuk USG, CT dan MRI, BNO-IVP dan angiografi
ginjal kiri sudah jarang digunakan, skrining radioisotope terutama
digunakan untuk menilai metastasis tulang atau hati. Pasien hematuria
harus berlebih dulu diperiksa dengan USG, jika menemukan lesi
penempat ruang, harus diperiksa lebih lanjut dengan CT atau MRI
untuk memperjelas diagnosis. Karsinoma asimtomatik dewasa ini
sebagian terbesar terdeteksi dengan USG. Setahun sekali USG ginjal
merupakan cara paling sederhana dan efektif untuk menemukan
karsinoma ginjal (Cohen, 2005).
11
12
Petunjuk diagnostic:
massa hipervaskuler korteks ginjal
lokasi:
o 2% kasus RCC adalah bilateral dan 16-25% kasus RCC adalah
multisentrik pada ginjal yang terkena
o Korteks ginjal (tersering)
Morfologi : biasanya bebrbentuk massa padat, terkadang
berbentuk kista
USG (Ultrasonography)
Apabila terdapat keraguan antara kista atau tumor padat ginjal,
maka pemeriksaan tersederhana dan murah adalah pemeriksaan
ultrasonografi. Dalam hal ini USG hanya dapat menerangkan bahwa
ada massa solid atau kistik.
Mendeteksi 85% massa >3cm, 60% <2cm
Hiperekoik (48%), isoekoik (42%) atau hipoekoik (10%) massa
ginjal
Poor acoustic transmission, kontur berlobulasi
13
kalsifikasi
Penebalan mural, nodul dan kasifikasi
Difuse, massa hipoekoik (perdarahan dan nekrosis) dengan
fluid debris levels
Gambar 5. RCC
Color Doppler
Menilai vaskularisasi massa pada ginjal; paling menonjol aliran
warna disekeliling tepi massa
High velocity signal dari arteriovenous shunting
14
MRI
MRI bisa memberikan keterangan tambahan mengenai penyebaran
tumor. MRI dapat mengungkapkan adanya invasi tumor pada vena
renalis dan vena cava tanpa membutuhkan kontras, tetapi kelemahannya
adalah kurang sensitif mengenali lesi solid yang berukuran kurang dari
3cm. MRI juga bermanfaat untuk magnetic resonance venography
untuk membantu diagnosis trombus pada vena renalis. MRI dapat
menunjukkan informasi penting untuk menentukan perluasan tumor di
dalam vena cava inferior termasuk perluasan ke daerah intarkardial.
15
Gambar 7. karsinoma sel renalis sinistra pada pasien dengan penyakit ginjal
polycystic. aksial t1 weighted contrast enhanced MRI.
Gambar 8. karsinoma sel ginjal yang besar sebelah kanan dengan invasi vena
kava inferior . potongan aksial t1 weighted MRI sebelum peningkatan kontras .
karsinoma sel ginjal yang besar sebelah kanan dengan invasi vena kava inferior i .
aksial t1 weighted contrast enhanced MRI.
Intravenous Pyelography (IVP)
16
ginjal, dan kalsifikasi. Jika renogram dapat di visualisaikan dengan baik, pada
penyangatan optimal ginjal, opasitas RCC kurang dari parenkhim ginjal sekitar.
Invasi vena ginjal dapat disimpulkan jika ekskresi bahan kontras pada ginjal yang
terkena sedikit atau tidak ada. Temuan lain mungkin akibat dari mass effect akibat
keterlibatan yang luas dari ginjal. Lesi besar dapat merubah renal contour atau
collecting system dapat dideteksi dengan IVP. Jika dicurigai RCC pada IVP maka
harus disarankan pemeriksaan CT scan.
Obstruksi dan dilatasi dari system pengumpul atas (upper collecting system)
menyebabkan tertekannya system pengumpul bawah (lower collecting system)
dan terjadi deformitas yang pada pemeriksaan IV dikenal sebagai dropping lily
sign
17
18
19
interferon
alpha
atau
interleukin-2
(IL-2
atau
aldesleukin).
5. Kemoterapi
Kemoterapi juga adalah suatu tipe dari terapi sistemik. Obat-obat
anti kanker pada kemoterapi memasuki aliran darah dan beredar ke
seluruh tubuh. Meskipun obat-obat anti kanker ini mempunyai banyak
manfaat untuk mengobati kanker-kanker yang lain, obat ini kurang
efektif pada kanker ginjal. Saat ini, para dokter masih mempelajari
obat-obat dengan kombinasi baru yang terbukti lebih bermanfaat.
L. Prognosis
Banyak faktor yang mempengaruhi prognosis penyakit ini seperti
keadaan klinis, stadium, derajat histologi dan ukuran tumor, laju endap
darah, dan kelamin penderita. Secara umum presentasi harapan hidup untuk
stadium I adalah 95%, stadium II 88%, stadium III 59%, dan stadium IV
20%. Paska nefrektomi radikal karsinoma sel ginjal yang terlokalisir
memiliki survival 5 tahun 89-94%. Karsinoma sel ginjal yang terlokasisasi
berdiameter 4 cm, paska-operasi memiliki survival 90-100%, angka
rekurensi lokal dalam 3%. Rekurensi lokal tanpa metastasis jauh, paskareseksi lesi rekuren, survival 5 tahun masih mencapi 80%.
20
21
KESIMPULAN
Renal Cell Carcinoma atau karsinoma sel ginjal merupakan tumor
yang
berasal
dari
epitel
tubulus
ginjal
terutama
terletak
di
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society. Cancer reference information, detailed guide: kidney
cancer staging. American Cancer Society Web site. Available at:
http://www.cancer.org/Cancer/KidneyCancer/DetailedGuide?index.
Accessed October 6, 2006
Basuki P. 2003. Dasar-Dasar Urologi Edisi 2. Sagung Seto. Jakarta
Bukowski M.R, Novick C.A, Renal Cell Carcinoma : Molekuler Biologi,
Imunology, and Clinical Management, http: //www.New England Journal
Of Medicine.com.2003.
Cohen Herbert T, McGovern Francis J. Renal Cell Carcinoma. N Engl J Med,
2005 ; 353:2477-90
Cooper CS, Snyder III HM. 2005. Pediatric Genitourinary Cancer, dalam
Nachtsheim D. Editor. Vademecum Urological Oncology. Texas: Landes
Bioscience.117-123.
Kumar V, Cotran R.S, dan Robbins S.L. 2007. Buku Ajar Patologi Robbin . Edisi
7. Jakarta: EGC.
Manuaba. M, Tjakra. 2010. Panduan Penatalaksanaan Kanker Solid Peraboi
2010. Denpasar : Sagung Seto
22
23