Anda di halaman 1dari 3

Pertanyaan tentang Kemampuan Manajerial Pada Tes Wawancara Kerja

Khususnya bila Anda adalah kalangan kutu loncat dan sudah pegang posisi sebagai manajer,
maka pertanyaan terkait kemampuan manajerial SDM akan jadi santapan tes wawancara
Anda. Tapi ternyata kemampuan ini kan hanya bisa diamati secara akurat dengan adanya
interaksi dengan orang lain. Ini tentunya tidak bisa disimulasikan di tes wawancara kerja.
Namun paling tidak sang pewawancara bisa mengetahui apakah sejauh mana Anda bisa
mendeskripsikan dengan apik pengalaman manajerial SDM Anda.
Tapi bagaimana bila Anda belum pernah memimpin/mengatur kerja orang lain? Ndak usah
khawatir. Bayangkan, tempatkan saja diri Anda di situasi di mana Anda memantau kerja
orang lain. Tidak harus dalam lingkup ratusan orang. Dan bahkan tidak harus dalam
konteks pekerjaan. Jika Anda pernah mensupervisi aktivitas sosial di RW atau kelurahan,
maka itu pun sudah cukup.
1. Jika Anda saya tempatkan sebagai manajer departemen, maka berdasarkan
pengalaman Anda, bagaimana cara membangun hubungan saling pengertian dengan
para staf?
Pertama-tama, saya akan coba ketahui lebih banyak lagi tentang setiap orang yang
ada, dalam urusan profesional dan juga pribadi. Setiap staf tentunya adalah
individu yang unik sehingga tidak bisa begitu saja dievaluasi mentah-mentah
berdasarkan ukuran atau standar baku tertentu. Fokus pada hubungan supervsior
dan bawahan hanya akan menghasilkan monolog alih-alih dialog. Ini adalah
permasalahan dan tantangan dari setiap manajer. Yang jelas, saya akan
memulainya dengan banyak mendengarkan alih-alih banyak berbicara
2. Menurut Anda, manajer yang bagus itu seperti apa?
Manajer yang ideal adalah mereka yang mendedikasikan dirinya pada sasaran
perusahaan namun juga miliki kepedulian yang besar pada orang-orang yang
dipimpinnya. Memanage orang secara efektif bukanlah pekerjaan mudah, namun
imbalan yang didapat ketika berhasil menolong para bawahan sementara terus
berkontribusi untuk capai sasaran perusahaan adalah sangat besar
Secara mendasar, pihak manajemen perlu mangetahui tabiat dari manusia dengan
keunikan masing-masing untuk bisa memotivasi SDM perusahaan secara optimal.
Tidak hanya itu, manajer yang baik juga akan menciptakan sistem sehingga
departemen yang dimpimpinnya akan terus bisa bekerja dengan baik ketika
manajer yang bersangkutan tak ada di sana
3. Hingga sampai saat ini, bagaimana anggapan bawahan yang pernah Anda pimpin
terhadap diri Anda?
;">(tentunya, tidak semua bawahan Anda punya komentar positif tentang Anda.
Tapi di wawancara ini, jelas dong yang diungkap yang baik-baik saja)
Orang-orang yang pernah bekerja dengan saya bilang klo saya ini orangnya fair dan
punya pendekatan yang berimbang dalam memimpin, antara fokus pada
kepentingan bisnis dan sisi-humanis di sisi yang lain. Mereka tahu bahwa saya tak
akan ambil keputusan gegabah yang akan disesali nantinya. Dan bekerja dengan
saya artinya bakal menang dengan upaya 110 persen dari setiap orang yang ada.
Tuntutan dan standar saya tinggi, tapi mereka bisa menerima dan bahkan
menyukainya
4. Bagaimana cara Anda berkomunikasi dengan staf dan atasan Anda?

Dalam banyak kasus, seorang manajer harus mengembangkan gaya komunikasi yang
empatik dan konsisten sehingga bawahan bisa paham dan tak salah persepsi. Saya
mengutamakan asertivitas dalam berkomunikasi dengan para staf. Setiap manajer
perlu ketahui keunikan karakter tiap bawahan dan juga atasan sehingga kemudian
bisa menyesuaikan diri dengannya. Ada mereka yang bisa didekati dengan gaya
yang gaul dan blak-blakan, tapi ada juga yang hanya bisa didekati dengan gaya
yang formal. Manajer yang efektif tahu bagaimana membaca orang lain dan
berkomunikasi dengan gaya yang tepat Yang jelas, kemampuan komunikasi tidak
hanya didapat dengan mendengar dengan telinga, namun juga dengan hati. Ini
adalah cara yang paling ampuh untuk menghindari misunderstanding. Berdasarkan
pengalaman, memang butuh tenaga dan waktu lebih, tapi hasil yang saya dapat
hingga saat ini amatlah worth it, lah. Kalau dalam NLP ini disebut pacing, yakni
untuk nyambung dulu dengan orang lain sebelum kita bisa mengarahkannya Saya
sadar sepenuhnya bahwa atmosfer sukses di perusahaan amat bergantung pada
pengkomunikasi arahan dan sasaran perusahaan secara jelas, yang diimbangi
dengan mendengar umpan balik dengan telinga dan hati. Jadi memperkuat
komunikasi yang efektif masuk dalam prioritas utama saya sebagai manajer
5. Apa yang Anda lakukan terhadap karyawan yang tidak perform dengan baik?
Pertama-tama, saya akan pastikan segala aturan dan prosedur perusahaan, serta
seluruh perundangan terkait situasi ini sudah saya jalankan dengan baik. Setiap
karyawan berhak mendapatkan kesempatan untuk melakukan perbaikan dengan
setidaknya satu buah peringatan jika perlu. Saya akan menangani sendiri dan
memberi peringatan tertulis dengan tenggat waktu, lengkap dengan arahan
perbaikan yang bisa ditempuh. Setelah itu saya akan amati yang bersangkutan
dengan baik serta tak lupa memberi dia penghargaan jika dia memang
menunjukkan upaya serius untuk lakukan perbaikan diri Tapi jika kemudian
pengarahan dan peringatan tidak bisa membawa hasil, saya tak akan segan untuk
memberhentikan yang bersangkutan. Memang memecat karyawan bisa jadi adalah
hal terberat bagi seorang manajer, ada perasaan iba, kasihan dan tak tega. Tapi
bagaimanapun seorang manajer juga punya kewajiban untuk melindungi
kepentingan perusahaan. Dan kemudian, saya akan pastikan keputusan saya
terdokumentasikan dengan baik dan juga alasan-alasan pemberhentian dari
karyawan bersangkutan
6. Tindakan apa yang Anda lakukan ketika menghadapi masalah?
Sebelum bertindak, saya berpikir. Saya coba untuk ambil jarak dari permasalahan
sehingga saya bisa memandang masalahnya dengan lebih obyektif untuk kemudian
menganalisanya dari semua sisi. Terkadang saya bahkan menuliskannya di papan
atau kertas untuk bisa melihatnya dengan lebih jelas. Ketika saya sudah ada draft
keputusan, maka akan saya datangi mereka yang sekiranya terpengaruh oleh
keputusan saya itu nantinya. Saya akan minta masukan dari mereka, melakukan
revisi seperlunya, dan kemudian mengajak mereka turut mengimplementasikan
rencana yang telah disepakati bersama
7. Setelah Anda membuat keputusan, apakah Anda tetap konsisten pada keputusan
itu?
Biasanya sih iya, karena sampai saat ini model problem solving dan pengambilan
keputusan saya terbukti efektif. Tapi bagaimanapun saya punya fleksibilitas. Ketika
apa yang sudah diputuskan ternyata tidak mendatangkan hasil yang diharapkan,

saya membuat modifikasi. Terkadang modifikasi yang kecil sudah cukup untuk
hasilkan perbedaan yang besar
8. Apakah staf Anda sering curhat permasalahan peribadi mereka pada Anda?
Para staf saya tahu bahwa pintu saya terlalu terbuka, tapi mereka juga tahu bahwa
prioritas pertama saya adalah mbikin kerjaan rampung tepat pada waktunya.
Mereka memang pernah datang ke saya dengan permasalahan pribadi, tapi hanya
ketika permasalahan mereka itu ada hubungannya atau sekiranya bakal punya
pengaruh pada urusan kerja. Saya selalu menunjukkan simpati, tapi nasihat dan
solusi yang saya sampaikan selalu saya lontarkan dengan tetap memikirkan
kepentingan perusahaan
9. Apakah Anda menjalankan departemen secara by the book?
Di banyak perusahaan, gaya manajemennya amat tergantung pada budaya dan
filosofi perusahaan. Jika filosofi tersebut sampai bisa memberi arahan interpretasi
aturan dan prosedur secara eksplisit dan jelas, maka saya ya mematuhinya. Tapi
ada banyak situasi yang itu tidak tergambar di buku panduan. Dalam situasi itu,
penilaian saya amat bergantung pada kondisi yang terjadi dan juga misi
departemen. Tujuan utamanya adalah membuat kerjaan rampung dengan orangorang yang miliki inisiatif dan energi. Dan untuk itu semua, tidak selalu kita bisa
menemukannya di panduan kebijakan perusahaan.
10. Seberapa bagus sih Anda bisa memanage orang?
Saya punya pengalaman manajerial yang baik dengan orang-orang yang saya
pimpin. Saya mampu mengkomunikasikan sasaran perusahaan dan memotivasi staf
saya untuk mencapainya. Untuk itu, saya membawa para bawahan saya untuk
melampaui batas-batas pribadi mereka. Saya sangat senang mengetahui orangorang yang dulu saya bimbing telah dipromosikan dan mendapatkan tanggung
jawab lebih di departemen lain. Ini adalah peninggalan pribadi saya, dan saya
bangga karenanya ;">(semoga memang itu kemampuan yang kita punya. Dan jangan
lupa, untuk urusan orang, yang lebih tepat sebenarnya bukanlah memanage,
melainkan memimpin dan juga menginspire)

Anda mungkin juga menyukai