Blok 6C (Panduan KK) New
Blok 6C (Panduan KK) New
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
Jl. Niaga No.56 Padang (25211) Indonesia
Telp. (0751) 20120
email:s1_kebidanan@yahoo.co.id
JENIS KETERAMPILAN:
SERI KETERAMPILAN KIE / KIP Breaking Bad News Klien Dan Keluarga Klien
1. Manajemen Penanggulangan Bencana (Disaster Management)
2. Obat Tradisional
PENYUSUN:
Aldina Ayunda Insani, S.Keb., Bd. M.Keb
dr. Laila Isrona, M.Sc.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena kami telah selesai menyusun
PENUNTUN KETERAMPILAN KLINIK BLOK 6.C. Kegiatan pada blok 6.C ini terdiri dari :
Seri Keterampilan KIE/KIP
1. Manajemen Penanggulanagn Bencana (Disaster Management)
2. Obat Tradisional
Materi di atas merupakan kompetensi yang harus diberikan kepada mahasiswa sehingga secara
umum mereka mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang cukup memadai untuk menjadi seorang
bidan. Penuntun keterampilan klinik ini disusun untuk memudahkan mahasiswa dan instruktur dalam
melakukan kegiatan keterampilan klinik pada blok ini. Namun diharapkan mereka juga dapat menggali
lebih banyak pengetahuan dan referensi yang direkomendasikan. Semoga penuntun ini akan memberikan
manfaat bagi mahasiswa dan instruktur keterampilan klinik.
Kritik dan saran untuk perbaikan penuntun ini sangat kami harapkan. Akhirnya kepada pihak
yang telah membantu dalam penyusunan dan pengadaan penuntun ini, kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
JUDUL
KETRAMPILAN
KIE/KIP
Disaster Management
WAKTU
Minggu I III:
Minggu I:
1. 2 x 50 menit : Latihan dengan instruktur
2. 2 x 50 menit : Latihan dengan instruktur
3. 2 x 50 menit : Latihan dengan instruktur
LOKASI
Kampus
Pondok
Minggu II:
1. 2 x 50 menit : Latihan mandiri
2. 2 x 50 menit : Latihan mandiri
3. 2 x 50 menit : Latihan mandiri
Minggu III:
1. 2 x 50 menit : Ujian formatif
2. 2 x 50 menit : Ujian formatif
3. 2 x 50 menit : Ujian formatif
2.
KIE/KIP
Obat Tradisional
Minggu IV VI:
Minggu IV:
1. 2 x 50 menit : Latihan dengan instruktur
2. 2 x 50 menit : Latihan dengan instruktur
3. 2 x 50 menit : Latihan dengan instruktur
Kampus
Pondok
Minggu V:
1. 2 x 50 menit : Latihan mandiri
2. 2 x 50 menit : Latihan mandiri
3. 2 x 50 menit : Latihan mandiri
Minggu VI:
1. 2 x 50 menit : Ujian formatif
2. 2 x 50 menit : Ujian formatif
3. 2 x 50 menit : Ujian formatif
BAB 1
DISASTER MANAGEMENT
1.1 PENDAHULUAN
Keterampilan komunikasi dalam proses manajemen penanggulangan bencana kelanjutan dari
keterampilan komunikasi dasar penyampaian berita buruk pada blok sebelumnya. Setelah
mempelajari dan mampu menggali informasi dengan benar tentang pengetahuan masyarakat terhadap
manajemen penanggulangan bencana, akhirnya sampailah pada kesimpulan pengembangan
intervensi pengurangan risiko bencana dalam manajemen penanggulangan bencana.
Berbagai bencana yang telah terjadi di Indonesia memberikan banyak pembelajaran bagi
masyarakat Indonesia dan dunia bahwa banyaknya korban jiwa dan harta benda dalam musibah
tersebut terjadi karena kurangnya pengetahuan dan ketidaksiapan masyarakat dalam mengantisipasi
bencana. Disamping itu, kejadian-kejadian bencana tersebut pun semakin menyadarkan banyak pihak
tentang pentingnya perencanaan dan pengaturan dalam penanggulangan bencana.
Pengalaman terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami di Aceh dan Nias (Sumatera Utara)
tahun 2004 telah membuka wawasan pengetahuan di Indonesia dan bahkan di dunia. Kejadian
tersebut mengubah paradigma manajemen penanggulangan bencana dari yang bersifat tanggap
darurat menjadi paradigma pencegahan dan pengurangan risiko bencana (PRB).
Penyelenggaraan penanggulangan bencana di Indonesia dilakukan pada berbagai tahapan kegiatan
dan intervensi, yang berpedoman pada kebijakan pemerintah yaitu Undang-Undang No.24 tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan Pemerintah terkait lainnya. Pentingnya pemahaman
mengenai manajemen bencana akan menjadi landasan atau dasar dalam mengembangkan intervensi
pengurangan risiko bencana dalam penanggulangan bencana.
1.2 TUJUAN PEMBELAJARAN
1.2.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti latihan keterampilan ini diharapkan mahasiswa mampu melakukan manajemen
penanggulangan bencana.
1.2.2 Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu:
1 Mengidentifikasi potensi bencana yang ada di lingkungan sekitar.
2 Menerapkan prinsip penanggulangan bencana ke dalam lingkungan sekitar.
3 Mengkomunikasikan rencana tindak lanjut dalam manajemen penanggulangan bencana
4 Mengidentifikasi kesalahan yang timbul/hambatan dalam melakukan manajemen penanggulangan
bencana
1.3 STRATEGI PEMBELAJARAN
Kegiatan latihan dapat dilakukan dengan cara:
1 Berkelompok
Satu kelompok terdiri atas kurang lebih 10 orang mahasiswa dan satu orang instruktur.
Sebelum latihan dimulai instruktur memberikan pretest untuk menguji kemampuan kognitif dan
kesiapan mahasiswa. Kemudian instruktur akan menjelaskan secara ringkas tujuan, manfaat dan
teknik latihan.
2 Mandiri
3 Kegiatan mandiri dilakukan dalam bentuk:
- Membaca teori manajemen penanggulangan bencana
- Mengerjakan tugas yang diberikan dan diserahkan kepada instruktur untuk diperiksa.
- Latihan mandiri dilakukan dengan teman atau orang yang dapat dijadikan partner dalam
berlatih. Latihan ini dilakukan tanpa pengawasan langsung dari instruktur.
Mahasiswa harus mencatat kegiatan mandiri dan kegiatan kelompok dan diketahui oleh
instruktur.
5
1.4 PRASYARAT:
Mahasiswa yang mengikuti ketrampilan klinik Blok 6B dan komunikasi dasar.
1.5 TEORI
1.5.1
d)
e)
f)
g)
terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari
1.000 C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang
dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 C. Letusan gunung api yang membawa batu dan abu
dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri
sampai sejauh radius 90 km. Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang
sering meletus disebut gunung berapi aktif. Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui
melalui beberapa tanda, antara lain:
- Suhu di sekitar gunung naik.
- Mata air menjadi kering
- Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
- Tumbuhan di sekitar gunung layu
- Binatang di sekitar gunung bermigrasi
Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air. Peristiwa banjir timbul jika air
menggenangi daratan yang biasanya kering. Banjir pada umumnya disebabkan oleh air
sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi.
Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya. Air banjir juga membawa
lumpur berbau yang menutup segalanya setelah air surut. Banjir adalah hal yang rutin, setiap
tahun pasti datang. Banjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa:
- Rusaknya areal pemukiman penduduk
- Sulitnya mendapatkan air bersih
- Rusaknya sarana dan prasarana penduduk
- Rusaknya areal pertanian
- Timbulnya wabah penyakit
- Menghambat transportasi darat
Kekeringan adalah keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam masa yang
berkepanjangan, beberapa bulan hingga bertahun-tahun. Biasanya kejadian ini muncul bila
suatu wilayah secara terus-menerus mengalami curah hujan di bawah rata-rata. Musim
kemarau yang panjang akan menyebabkan kekeringan karena cadangan air tanah akan habis
akibat penguapan (evaporasi), transpirasi, ataupun penggunaan lain oleh manusia.
Kekeringan dapat menjadi bencana alam apabila mulai menyebabkan suatu wilayah
kehilangan sumber pendapatan akibat gangguan pada pertanian dan ekosistem yang
ditimbulkannya. Dampak ekonomi dan ekologi kekeringan merupakan suatu proses sehingga
batasan kekeringan dalam setiap bidang dapat berbeda-beda.Namun demikian, suatu
kekeringan yang singkat tetapi intensif dapat pula menyebabkan kerusakan yang signifikan.
Angin topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan 120 km/jam atau lebih yang
sering terjadi di wilayah tropis di antara garis balik utara dan selatan, kecuali di daerahdaerah yang sangat berdekatan dengan khatulistiwa. Angin topan disebabkan oleh perbedaan
tekanan dalam suatu sistem cuaca. Angin paling kencang yang terjadi di daerah tropis ini
umumnya berpusar dengan radius ratusan kilometer di sekitar daerah sistem tekanan rendah
yang ekstrem dengan kecepatan sekitar 20 km/jam.
Tanah longsor adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan massa batuan
atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar
tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan
faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material
itu sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material
tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu
lereng yang curam, ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh, yaitu:
- Erosi yang disebabkan oleh sungai-sungai atau gelombang laut yang menciptakan lerenglereng yang terlalu curam
- Lereng bebatuan dan tanah lemah melalui yang diakibatkan hujan lebat
- Gempa bumi menyebabkan tekanan yang mengakibatkan longsornya lereng yang lemah
7
10
TUGAS
A. Lakukan role play bergantian dengan rekan anda, dan gunakan ceklis yang ada.
B. Kasus untuk role play :
1. Kecamatan Serdang dilanda banjir sejak kemarin siang. Pagi hari ini, ketinggian air masih
mencapai 80 cm dan masyarakat masih berada di tenda pengungsian. Anda sebagai Bidan
Koordinator di Kecamatan tersebut bertugas untuk melakukan KIE pada masyarakat korban banjir.
(KIE yang diberikan termasuk manajemen penanggulangan pra-bencana, saat bencana dan pasca
bencana)
2. Siang, jam 14.00, terjadi kebakaran di rumah Ny. Betty akibat strika yang lupa dimatikan.
Masyarakat berusaha memadamkan api. Ani, anak Ny. Betty segera dilarikan ke rumah Anda
karena hampir 60% tubuh Ani terbakar. Anda yang dikenal masyarakat sebagai Bidan teladan,
bertugas untuk memberikan pelayanan serta KIP dalam penanggulangan bencana yang dihadapi
Ny. Betty.
3. Bidan Teta terbangun karena pintu rumahnya digedor-gedor oleh masyarakat dan memberitahukan
bahwa baru terjadi air bandang di kelurahan X. Masyarakat takut jika air bandang tersebut akan
mencapai wilayah mereka yang juga 1 aliran sungai dengan Kelurahan tersebut. Masyarakat ingin
menempati rumah Bidan Teta karena rumahnya tinggi dari permukaan sungai dan bertingkat
mencapai 3 tingkat.
Anda sebagai Bidan Teta memiliki Tugas untuk memberikan KIE pada masyarakat tentang
bencana yang mereka hadapi.
11
Kriteria
1.Pengaturan
2.Pengetahuan
materi:
3.Ilustrasi
Kurang
1
Pendengar tidak mengerti
presentasi karena tidak ada
urutan informasi
Cukup
2
Pendengar kesulitan
mengikuti presentasi karena
penyampai info loncat dari
satu info ke info lainnya.
Baik
3
Mahasiswa mempresentasikan
informasi dalam urutan logis
sehingga pendengar dapat
Mengikuti
Sangat Baik
4
Mahasiswa menampilkan
informasi dalam urutan logis,
menarik sehingga pendengar
dapat mengikuti
Mahasiswa menunjukkan
Mahasiswa menggunakan
ilustrasi yang tak berguna
atau tidak mendukung
presentasi.
Mahasiswa kadang-kadang
menggunakan ilustrasi yang
jarang mendukung tulisan
dan presentasi.
Ilustrasi mahasiswa
menjelaskan dan
memperkuat layar teks dan
presentasi
Total
Skor
12
4.Penulisan
5.Kontak Mata
Mahasiswa membaca
semua laporan tanpa
kontak mata
Mahasiswa kadang-kadang
menggunakan kontak mata,
tapi tetap membaca sebagian
besar laporan.
Mahasiswa mempertahankan
lebih banyak kontak mata tapi
seringkali kembali ke catatan
Mahasiswa mempertahankan
kontak mata dengan
pendengar, jarang kembali ke
catatan.
6.Suara
Mahasiswa menggumam,
mengucapkan istilah kurang
tepat, dan berbicara terlalu
pelan
Mahasiswa menggunakan
suara yang jelas dan tepat,
istilah diucapkan benar
sehingga semua peserta
dapat mendengarkan
presentasi.
7. Alat peraga
Mahasiswa tidak
menyediakan alat peraga.
(.
13
REFERENSI
Bustami, Del Afriadi. 2011. Modul Pelatihan Dasar Manajemen Penanggulangan Bencana. Jakarta :
UNDP.
http://file.upi.edu/Direktori/PROCEEDING/GEOGRAFI/Integrasi_Pengurangan_Resiko_Bencana_(PRB
)_dalam_Kegiatan_Pendidikan_di_Sekolah.pdf
14
BAB 2
OBAT TRADISIONAL
1.1 PENDAHULUAN
Obat tradisional merupakan warisan budaya bangsa perlu terus dilestarikan dan
dikembangkan untuk menunjang pembangunan kesehatan sekaligus untuk meningkatkan
perekonomian rakyat. Produksi, dan penggunaan obat tradisional di Indonesia memperlihatkan
kecendrungan terus meningkat, baik jenis maupun volumenya. Perkembangan ini telah mendorong
pertumbuhan usaha di bidang obat tradisional, mulai dari usaha budidaya tanaman obat, usaha
industri obat tradisional, penjaja dan penyeduh obat tradisional atau jamu. Bersamaan itu upaya
pemanfaatan obat tradisional dalam pelayanan kesehatan formal juga terus digalakkan melalui
berbagai kegiatan uji klinik kearah pengembangan fito farmaka
1.2 TUJUAN PEMBELAJARAN
1.2.1 Tujuan Instruksional Umum
Pada akhir blok 6.C diharapkan mahasiswa mengetahui obat tradisional yang aman digunakan
dalam kesehatan.
1.2.2 Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu :
a. Mengetahui pengertian obat tradisional
b. Mengetahui jenis obat tradisional
c. Mengetahui berbagai jenis obat tradisional yang sesuai dengan aspek medis
1.3 STRATEGI PEMBELAJARAN:
Kegiatan latihan dapat dilakukan dengan cara:
1 Berkelompok
Satu kelompok terdiri at
as kurang lebih 10 orang mahasiswa dan satu orang instruktur.
Sebelum latihan dimulai instruktur memberikan pretest untuk menguji kemampuan kognitif
dan kesiapan mahasiswa. Kemudian instruktur akan menjelaskan secara ringkas tujuan,
manfaat dan teknik latihan.
2 Mandiri
Kegiatan mandiri dilakukan dalam bentuk:
Membaca teori perawatan jenazah.
Mengerjakan tugas yang diberikan dan diserahkan kepada instruktur untuk diperiksa.
Latihan mandiri dilakukan dengan teman atau orang yang dapat dijadikan partner dalam
berlatih. Latihan ini dilakukan tanpa pengawasan langsung dari instruktur.
Mahasiswa harus mencatat kegiatan mandiri dan kegiatan kelompok dan diketahui oleh
instruktur.
15
1.4 TEORI
1.4.1 Pengertian
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara
tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional dibuat
atau diramu dari bahan tumbuh-tumbuhan, bahan hewan, sediaan sarian (galenik), atau
campuran bahan-bahan tersebut. Obat tradisional secara turun-temurun telah digunakan untuk
kesehatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional telah digunakan oleh berbagai aspek
masyarakat mulai dari tingkat ekonomi atas sampai tingkat bawah, karena obat tradisional
mudah didapat, harganya yang cukup terjangkau dan berkhasiat untuk pengobatan, perawatan
dan pencegahan penyakit.
Untuk meningkatkan mutu suatu obat tradisional, maka pembuatan obat tradisional
haruslah dilakukan dengan sebaik-baiknya mengikutkan pengawasan menyeluruh yang
bertujuan untuk menyediakan obat tradisional yang senantiasa memenuhi persyaratan yang
berlaku. Keamanan dan mutu obat tradisional tergantung dari bahan baku, bangunan, prosedur,
dan pelaksanaan pembuatan, peralatan yang digunakan, pengemasan termasuk bahan serta
personalia yang terlibat dalam pembuatan obat tradisional
Bahan-bahan ramuan obat tradisional seperti bahan tumbuh-tumbuhan, bahan hewan,
sediaan sarian atau galenik yang memiliki fungsi, pengaruh serta khasiat sebagai obat, dalam
pengertian umum kefarmasian bahan yang digunakan sebagai simplisia. Simplisia adalah bahan
alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan
kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang dikeringkan (Dirjen POM, 1999). Menurut Material
Medika, simplisia dapat digolongkan dalam tiga kategori, yaitu:
1. Simplisia nabati Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian
tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat adalah isi sel yang secara spontan keluar dari
tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum
berupa zat kimia.
2. Simplisia hewani Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan atau bagian hewan
zatzat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.
3. Simplisia pelikan (mineral) Simplisia pelikan adalah simplisia yang berupa bahan-bahan
pelican (mineral) yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum
berupa zat kimia. Zat kimia berkhasiat (obat) tidak diperbolehkan digunakan dalam
campuran obat tradisional karena obat tradisional diperjual belikan secara bebas. Dengan
sendirinya apabila zat berkhasiat (obat) ini dicampurkan dengan ramuan obat tradisional
dapat berakibat buruk bagi kesehatan
Penggunaan obat tradisional (obat herbal)di tingkat global terus meningkat, demikian pula di
Indonesia. Menurut data dari Sekretariat Convention on Biological Diversity, pasar global
obat herbal yang mencakup produk jadi dan bahan baku, pada tahun 2000 mencapai nilai
US$ 43 milyar. WHO menyebutkan data pada tahun 2000, nilai pasar herbal medicine sebagai
berikut:
Cina : US$ 9 milyar
16
17
3.
4.
5.
1.4.2
setelah itu diserbuk dengan jalan digiling, ditumbuk dan digerus sampai diperoleh serbuk
yang mempunyai derajat halus serbuk.
Tablet
Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak, berbentuk rata atau cempung
rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih Universitas Sumatera
Utara dengan atau tanpa zat tambahan. Zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat
pembasah. Contohnya yaitu tablet antalgin.
Pil
Pil adalah suatu sediaan yang berbentuk bulat seperti kelereng mengandung satu atau lebih
bahan obat. Berat pil berkisar antara 100 mg sampai 500 mg. untuk membuat pil diperlukan
zat tambahan seperti zat pengisi untuk memperbesar volume, zat pengikat dan pembasah
dan bila perlu ditambah penyalut
Kapsul
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang
dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga terbuat dari pati dan
bahan lain yang sesuai. Ukuran cangkang kapsul keras bervariasi dari nomor paling kecil (5)
sampai nomor paling besar (000), dan ada juga kapsul gelatin keras ukuran 0 dengan
bentuk memanjang ( dikenal sebangai usuran OE), yang memberikan kapasitas isi yang lebih
besar tanpa peningkatan diameter. Contohnya kapsul pacekap.
18
5.
Curcumae Rhizoma
Temulawak adalah Curcuma Xanthorrhiza suku Zingiberaceae. Mengandung pati,
kurkuminoid, dan minyak atsiri. Temulawak berkhasiat antiradang, antisembelit, tonikum,
dan diuretik
TUGAS
A. Lakukan role play bergantian dengan rekan anda, dan gunakan ceklis yang ada.
B. Kasus untuk role play :
1. Nona Tina datang ke BPM anda menyatakan nyeri haid yang tak tertahankan. Ia sudah mencoba
minum air panas, meletakkan air pans yang dibungkus plasttik dan diletakkan di oerut bagian
bawah, namun nyeri yang dirasakan tak kunjung hilang. Nona Tina ingin berkonsultasi obat
tradisional apa yang bisa dikonsumsi karena Tina takut dengan obat dokter atau obat kimia.
2. 4 hari yang lalu, Nyonya Sari melahirkan secara normal di BPM Anda, namun adanya laserasi
derjat 2. Selama 4 hari ini Nyonya Sari tidak ada BAB karena takut nyeri pada luka jahitan dan
bau amis saat dilakukan pemeriksaan genitalia. Saat ini Nyonya Sari akan pulang ke rumah dan
menyatakan bahwa klinik ataupun rumah obat sangat jauh dari kediamannya sehingga bertanya
apakah ada obat tradisional yang bisa dikonsumsi agar bisa BAB maupun menghilangkan bau
badan.
3. Bayi Ny. Titi berusia 7 bulan dan datang ke BPM Anda menyatakan perut anaknya kembung
sehingga anak selalu rewel. Hal ini terjadi sejak kemarin malam. Di samping itu, bayi mengalami
BAB yang encer dengan frekuensi 5 kali dari malam hingga saat ini. Setelah anda melakukan
pemeriksaan, didapatkan hasil bahwa UUB sedikit cekung, turgor kulit sedang. Diagnose yang
bidan tegakkan adalah Bayi Ny. Titi diare dengan dehidrasi.
Suami Nyonya Titi meminta Anda sebagai Bidan untuk memberikan obat medis, dan diiringi
dengan obat tradisional. Jelaskan obat tradisional apa yang akan Anda berikan, cara pemakaian
dan efek samping.
19
Kriteria
1.Pengaturan
2.Pengetahuan
materi:
3.Ilustrasi
Kurang
1
Pendengar tidak mengerti
presentasi karena tidak ada
urutan informasi
Cukup
2
Pendengar kesulitan
mengikuti presentasi karena
penyampai info loncat dari
satu info ke info lainnya.
Baik
3
Mahasiswa mempresentasikan
informasi dalam urutan logis
sehingga pendengar dapat
Mengikuti
Sangat Baik
4
Mahasiswa menampilkan
informasi dalam urutan logis,
menarik sehingga pendengar
dapat mengikuti
Mahasiswa menunjukkan
Mahasiswa menggunakan
ilustrasi yang tak berguna
atau tidak mendukung
presentasi.
Mahasiswa kadang-kadang
menggunakan ilustrasi yang
jarang mendukung tulisan
dan presentasi.
Ilustrasi mahasiswa
menjelaskan dan
memperkuat layar teks dan
Presentasi
Total
Skor
20
4.Penulisan
5.Kontak Mata
Mahasiswa membaca
semua laporan tanpa
kontak mata
Mahasiswa kadang-kadang
menggunakan kontak mata,
tapi tetap membaca sebagian
besar laporan.
Mahasiswa mempertahankan
lebih banyak kontak mata tapi
seringkali kembali ke catatan
Mahasiswa mempertahankan
kontak mata dengan
pendengar, jarang kembali ke
catatan.
6.Suara
Mahasiswa menggumam,
mengucapkan istilah kurang
tepat, dan berbicara terlalu
pelan
Mahasiswa menggunakan
suara yang jelas dan tepat,
istilah diucapkan benar
sehingga semua peserta
dapat mendengarkan
presentasi.
7. Alat peraga
Mahasiswa tidak
menyediakan alat peraga.
(.)
21