Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah penyusun
dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan ini disusun berdasarkan hasil penelitian dari
beberapa percobaan Mekanika Tanah yang telah dilakukan.
Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang secara sadar dan tidak sadar, atau secara langsung atau
tidak langsung, telah membantu dalam menyusun laporan ini hingga selesai.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu penyusun selalu terbuka terhadap segala macam komentar, saran,
kritik dan pertanyaan-pertanyaan yang dapat berguna untuk lebih menyempurnakan laporan
ini.

Jakarta, 07 April 2016

Penyusun

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Mekanika tanah merupakan salah satu mata kuliah dalam Teknik Sipil, yang terdiri dari
pembelajaran teori dan praktikum. Praktikum ini harus didasari dengan pemahaman teori
yang baik. Salah satu hal yang penting bagi mahasiswa adalah mampu mengaplikasikan teori
yang di dapat di dalam kelas dengan kegiatan praktikum di laboratorium.
Salah satu pokok perhatian dalam mekanika tanah adalah kadar air. Dan untuk memisahkan
antara tanah dengan air, di gunakan uji kadar air untuk menghilangkan airnya. Kadar air
dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah.
Pada praktikum kali ini akan dilakukan pengujian kadar air dari suatu sampel tanah. Setelah
pembelajaran di dalam kelas secara teori mengenai kadar air, maka untuk mengetahui cara
menentukan kadar air tersebut maka dilakukan pembelajaran melalui praktikum di
laboratorium. Sehingga mahasiwa benar-benar memahami cara mendapatkan nilai kadar air,
bukan hanya melalui teori dalam kelas tetapi melalui praktikum secara langsung.

1.2

Tujuan Percobaan
Untuk dapat melakukan pengujian kadar air
Untuk menentukan kadar air suatu sampel tanah

BAB 2
DASAR TEORI

Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari butiran mineral-mineral padat yang
tidak tersementasi satu sama lainnya serta terletak di atas batuan dasar. Ikatan antar butiran
relatif lemah disebabkan karena adanya ruang (rongga) diantara partikel-partikel butiran
tanah. Ruang tersebut dapat berisi air, udara ataupun keduanya.
Apabila tanah sudah benar-benar kering maka tidak akan ada air sama sekali dalam porinya.
Keadaan semacam ini jarang ditemukan pada tanah yang masih dalam keadaan asli lapangan.
Air hanya dapat dihilangkan sama sekali dari tanah apabila dilakukan dengan tindakan
khusus untuk maksud tersebut, misalnya dengan memanaskan di dalam oven. Penyelidikan
tanah yang memadai merupakan suatu pekerjaan pendahuluan yang sangat penting pada
perencanaan sebuah proyek. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengujian kadar air pada tanah.
Kadar air adalah perbandingan antara berat air dalam contoh tanah dengan berat butir.
Tanah berguna sebagai bahan bangunan dan pendukung pondasi bangunan. Segumpal tanah
dapat terdiri dari dua atau tiga bagian. Pada kondisi kering, tanah terdiri dari dua bagian,
yakni butir-butir tanah dan pori-pori udara. Pada kondisi jenuh air, tanah terdiri dari dua
bagian yakni butir-butir tanah dan air pori. Pada kondisi tidak jenuh air (natural), tanah terdiri
dari tiga bagian, yakni butir-butir tanah, pori-pori udara dan air pori.
Hubungan-hubungan berat dan volume yang biasa digunakan dalam mekanika tanah adalah
kadar air, porositas, angka pori, berat volume, berat jenis, derajat kejenuhan dan lain-lain.
Kadar air didefinisikan sebagai perbandingan antar berat air (Ww) dengan berat butiran (Ws)
dalam tanah tersebut dan dinyatakan dalam persen. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan
dengan sejumlah tanah basah yang dikeringkan dalam oven dengan suhu 100C - 110C
untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang
terkandung dalam tanah tersebut.
Perhitungan kadar air dilakukan dengan memasukkan data-data dari berat contoh tanah basah
dan berat contoh tanah kering.

W2 W3
x100%
W3 W1

w=
dengan:
w

: kadar air yang dinyatakan dalam persen

W1

: berat cawan

W2

: berat cawan + berat tanah basah

W3

: berat cawan + berat tanah kering

Istilah-istilah yang digunakan untuk hubungan berat :


-

Kadar air (moisture content = w), dalam persen


Berat volume (unit weight = )
=

w=

W
V

Ww
Ws

Dalam system Inggris w= 62.4 lb/ft3


Dalam SI w= 9.81 kN/m3

Berat volume basah bila dinyatakan dalam berat, kadar air dan volume, menjadi:

Ww
Ws 1

W Ws Ww
Ws 1 w
Ws

V
V
V
V

Berat volume kering

Ws
V

Buktikan adanya hubungan antara berat volume dengan berat volume kering dan
kadar air.

1 w

Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya dinyatakan dengan berat
kering. Kadar air pada kapasitas lapang adalah jumlah air yang ada dalam tanah sesudah
kelebihan air gravitasi mengalir keluar dan dengan nyata, biasanya dinyatakan dengan
persentase berat. Kadar air pada titik layu permanen adalah yang dinyatakan dengan
persentase berat kering. Pada saat daun tumbuhan yang terdapat dalam tanah tersebut
mengalami pengurangan kadar air secara permanen sebagai akibat pengurangan persediaan
kelembaban tana (Buckman dan Brady, 1982)
Kadar air dinyatakan dalam % volume, yaitu persentase volume tanah.Cara ini memberikan
keuntungan karena dapat memberikan gambaran terhadap ketersediaan air bagi tumbuhan
pada volume tertentu. Cara penentuan kadar air dapat digolongkan dalam cara Gravimetrik,
tegangan dan hisapan, tumbuhan, listrik serta pembaruan neutron. Cara Gravimetrik
merupakan cara yang paling umum dipakai dimana dengan cara ini tanah basah dikeringkan
dalam oven pada suhu 100C-150C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena proses
pengeringan tersebut merupakan sejumlah air yang terdapat dalam tanah basah. (Hakim,dkk,
1986).
Kadar air yang tersedia dalam tanah didasarkan pada kenyataan bahwa jumlah air maksimum
yang dapat disimpan dalam tanah adalah air yang ditahan pada saat kapasitas lapang dimana
tanaman hanya dapat menurunkan kandungan air tanah sampai batas titik layu permanen.
Atas dasar itu maka jumlah air yang dapat ditahan antar kapasitas lapang dan titik layu
permanen serta kelebihan air yang terikat pada kapasitas lapang tidak menguntungkan lagi
bagi tanaman tingkat tinggi (Pairunan, A. K. dkk, 1997).

Air dalam tanah mengalir kebawah dengan gaya perkolasi sesuai dengan gavitasi bumi. Hal
ini disebabkan oleh sifat air yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi ketempat yang lebih
rendah.(Syarief, 1986).
Persediaan air dalam tanah tergantung dari banyaknya curah hujan atau air irigasi,
kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotraspirasi (penguapan langsung melalui tanah
dan melalui vegetasi), dan tingginya muka air tanah. Banyaknya kandungan air dalam tanah
berhubungsn erat dengan besarnya tegangan air (moisture tension) dalam tanah tersebut.
Besarnya tegangan air menunjukkan besarnya tenaga yang diperlukan untuk menahan air
tersebut di dalam tanah. Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur
tanah. Tana-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah
bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah umumnya lebih mudah
kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat(Hardjowigeno, 2003).

BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat
3.1.2
-

3.2

Cawan kadar air


Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr
Oven
Desikator
Bahan
Sampel tanah

Prosedur Percobaan
-

Ditimbang cawan yang akan dipakai lalu tutupnya diberi nomor/tanda.


Dimasukkan benda uji yang akan diperiksa (dicari kadar airnya) ke dalam cawan

tersebut lalu tutup.


Ditimbang cawan yang telah berisi benda uji tersebut.
Dimasukkan ke dalam oven yang suhunya telah diatur 110C selama 24 jam

sehingga beratnya konstan (tutup cawan dibuka).


Setelah dikeringkan dalam oven, cawan tersebut lalu dimasukkan ke dalam

desikator agar cepat dingin.


- Setelah dingin, timbang kembali cawan yang telah berisi tanah kering tersebut.
- Dilakukan percobaan sebanyak 2 (dua) kali, agar diperoleh kadar rata-ratanya.
3.3 Waktu dan Tempat
Di laboratrium mektan

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Pengujian

Tabel Data Hasil Uji Pemeriksaan Kadar Air


Nomor Cawan

4.2.

A3

H3

Berat Cawan

(W1)

gr

50

12,8

Berat Cawan + Tanah Basah

(W2)

gr

305

44,9

Berat Cawan + Tanah Kering

(W3)

gr

233

37,6

Berat Air

Ww = W2 W3

gr

72

7,3

Berat Tanah Kering

Ws = W3 W1

gr

183

24,8

Kadar Air

W = Ww / Ws x 100

39,34

29,43

Rata-rata

(W)

Pembahasan

Pada percobaan untuk menentukan kadar air kali ini masing-masing dilakukan pengukuran
dengan menggunakan 2 cawan yang berbeda. Cawan yang akan digunakan dibersihkan dan
diberi nomor, kemudian ditimbang beratnya (W1). Saat ditimbang masing-masing berat
cawan (W1) ke-1 dan ke-2 yaitu 12,4 gram dan 12,8 gram. Lalu di ambil sebagian sampel
tanah yang akan dicari kadar airnya, dimasukkan ke dalam masing-masing cawan dan
ditimbang berat basahnya (W2) dan diperoleh berat basahnya masing-masing sebesar 45,6
gram dan 44,9 gram. Setelah itu kedua cawan yang berisi contoh tanahdimasukkan ke dalam
oven selama 24 jam dengan suhu 110C. Setelah itu, sampel tanah yang sudah dikeringkan

dengan oven ditimbang lagi sebagai berat kering (W3) dan diperoleh berat keringnya masingmasing 38,8 gram dan 37,6 gram. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut didapat kadar air
dengan menggunakan rumus :

W 2 W 3
x100%
W 3 W1

Dan diperoleh nilai kadar air yaitu cawan 1 (A3) sebesar 25,76 % dan cawan 2 (H3) sebesar
29,43 %.
Berdasarkan nilai kadar air diatas di dapat perbandingan bahwa nilai kadar air dengan contoh
tanah yang sama tetapi pada cawan yang berbeda nilai kadar airnya tidak jauh berbeda.Kadar
air rata-rata dari kedua sampel tersebut yaitu 27,595 %.
Faktor kesalahan yang mungkin terjadi pada percobaan penentuan kadar air kali ini yaitu
sebagai berikut :
-Kesalahan dalam penimbangan dimana timbangan tidak dikalibrasi dengan baik sehingga
hasil yang diperoleh kurang akurat.
-Cawan yang digunakan belum bersih, atau masih ada air atau tanah
dalamnya, sehingga beratnya bertambah.

yangtertinggal

di

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
-

Dari percobaan ini dapat diketahui langkah-langkah untuk melakukan pengujian kadar
air. Sehingga praktikan benar-benar memahami cara mendapatkan nilai kadar air, bukan
hanya melalui teori dalam kelas tetapi juga melalui praktikum secara langsung.
Sehingga praktikan dapat mengaplikasikannya baik di dalam kegiatan laboratorium
maupun di lapangan.

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kadar air rata-rata pada
sampel tanah adalah 27,595 %. Hal ini menunjukan bahwa kadar air dari sampel tanah
cukup tinggi.

5.2.

Saran

Sebaiknya pada percobaan selanjutnya sampel yang diuji lebih banyak, agar data yang
diperoleh lebih akurat.

Sebaiknya ketelitian dalam praktikum diutamakan, sehingga dapat meminimalisir


kesalahan.

Sebaiknya alat yang digunakan dalam praktikum ditambah agar tidak ada sistem
tunggu-menunggu dalam praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Braja M.Das,dkk.1988.Mekanika Tanah.Erlangga:Surabaya


Das Braja. 1988. Mekanika Tanah ( Prinsip-prinsip rekayasa geoteknis )jilid 1.Erlangga:
Hardiyatmo,

Hary

Cristady.2002.Mekanika

Tanah

I.Gajah

Press:Yogyakarta
Shirley LH,Ir.1994.Geoteknik dan Mekanika Tanah.Nova:Bandung
Sunggono.1984.Mekanika Tanah.Nova:Bandung.

Mada

University

Anda mungkin juga menyukai