Anda di halaman 1dari 18

Tubular Reactor/

Plug-Flow Reactor (PFR)

Pengantar
Reaktor tubular terutama digunakan untuk reaksi homogen. Pada

kondisi idealnya, prinsip dari reaktor jenis ini adalah plug-flow dan
karenanya kadang jenis reaktor ini disebut dengan Plug Flow Reactor
(PFR). Kondisi ideal dapat didekati ketika diasumsikan bahwa tidak ada
dispersi dan gradien (suhu, konsentrasi, kecepatan) ke arah radial.

Umumnya berupa pipa dengan panjang tertentu. Konversi ditentukan


dari panjang reaktor.
Reaktor ini dapat digunakan baik untuk reaksi fasa gas maupun fasa
cair. Jika reaksi berlangsung pada fasa gas, maka dimungkinkan terjadi

perubahan volum gas selama reaksi.

Perancangan PFR Isothermal


b
c
d
A B C D
a
a
a

FA0
FB0
FC0

FA

mol/minute

FB
V

V V

FC

FD0

FD

FI0

FI

Stoikiometri
Komponen

Mula-mula
(mol)

Bereaksi

Sisa

FAo

FAo.X

FBo

(b/a).FAo.X

FB=FBo- (b/a).FAo.X

FCo

(c/a).FAo.X

FC=FCo+ (c/a).FAo.X

FDo

(d/a).FAo.X

FD=FDo+ (d/a).FAo.X

I (Inert)

FIo

FI=FIo

TOTALs

FTo

FT=FTo+[d/a+c/a-b/a-1]FAoX

FA=FAo- FAo.X

Koefisien stoikiometri [d/a+c/a-b/a-1] menunjukkan


kenaikan jumlah total mol A yang bereaksi. Karena term
tersebut sering muncul dalam perhitungan, maka untuk
mempermudah dibuat simbol baru yaitu :

= [d/a+c/a-b/a-1]
Sehingga dari tabel stoikiometri, jumlah mol total dapat
ditulis:

FT=FTo+ FAoX

Design Equation
Misal reaksi berikut ini terjadi pada suatu PFR:

b
c
d
A B C D
a
a
a
Neraca massa A di dalam elemen volum pada steady state:

rate of flow

of A input

rate of flow

of A output

rate of rate of

reaction accumulati on

FA V FA V V -rA V 0
Persamaan dibagi dengan V dan dinyatakan dalam limit, sehingga

lim

V 0

FA V V FA
V

-rA

dFA

-rA
dV

dFA

-rA
dV
Dari stoikiometri:

FA FA0 FA0 X
dFA FA0 dX

Substitusi ke persamaan perancangan:

dX
FA0
-rA
dV

dX
V FA0
-rA
0

Disebut juga sebagai bentuk diferensial dari


persamaan perancangan, digunakan ketika
terdapat pressure drop di dalam reaktor atau
ketika reaktor beroperasi secara non-adiabatis.
Disebut juga sebagai bentuk integral dari
persamaan perancangan, digunakan ketika
pressure drop di dalam reaktor dapat diabaikan
atau ketika reaktor beroperasi secara adiabatis.

dX
V FA0
-rA
0
Jika reaksi homogen fasa cair, berlaku korelasi:

v v0
C A C A0 1 X
FA0 C A0v0

Jika reaksi homogen fasa gas, pada suhu dan tekanan tetap

v v0 1 X

FA FA0 1 X
1 X
CA

C A0
1 X
v
v0 1 X

Untuk reaksi A

b
c
d
B C D , maka d c b 1 FA0
a
a
a
a a a FT 0

FA0

y A0
FT 0

dX
V FA0
-rA
0
Bagaimana persamaan perancangan jika:
1. Reaksi homogen fasa cair order 1

2. Reaksi homogen fasa cair order 2


3. Reaksi homogen fasa gas order 1
4. Reaksi homogen fasa gas order 2

dX
V FA0
-rA
0
Reaksi homogen fasa cair order 1

rA kCA

dengan

v v0
C A C A0 1 X
FA0 C A0v0

dX
dX
V FA0
FA0
kC A
kC A0 1 X
0
0
Jika reaktor isotermal, maka konstanta kecepatan reaksi dapat

dianggap konstan.

FA0
V
kC A0

FA0
dX
1
0 1 X kCA0 ln 1 X

dX
V FA0
-rA
0
Reaksi homogen fasa cair order 2

rA kCA2

dengan

v v0
C A C A0 1 X
FA0 C A0v0

dX
dX
V FA0 2 FA0 2
2
kC

kC
1

X
A
0
0
A0
Jika reaktor isotermal, maka konstanta kecepatan reaksi dapat

dianggap konstan.

FA0
V 2
kC A0

FA0
dX
X
0 1 X 2 kCA20 1 X

dX
V FA0
-rA
0
Reaksi homogen fasa gas order 1

rA kCA

dengan

v v0 1 X

FA FA0 1 X
1 X
CA

C A0
1 X
v
v0 1 X

dX
1 X dX
V FA0
FA0
kC A
kC A0 1 X
0
0
X

Jika reaktor isotermal, maka konstanta kecepatan reaksi dapat

dianggap konstan.

FA0
V
kC A0

1 X dX
0 1 X
X

FA0

kC A0

1 ln 1 X

dX
V FA0
-rA
0
Reaksi homogen fasa gas order 2

rA kCA2

dengan

v v0 1 X

FA FA0 1 X
1 X
CA

C A0
1 X
v
v0 1 X

dX
1 X dX
V FA0 2 FA0 2
2
kC

kC
1

X
A
0
0
A0
X

Jika reaktor isotermal, maka konstanta kecepatan reaksi dapat

dianggap konstan.

FA0
V 2
kC A0

1 X dX
0 1 X 2
X

FA0
2
kC A0

1 X

2
2 1 ln1 X X 1 X

Contoh soal:
diambil dari example 4.3, Fogler 4th ed

Producing 300 million pounds per year of ethylene in a Plug-Flow


Reactor: design of a full-scale tubular reactor
Ethylene ranks fourth in the United States in total pounds of
chemicaIs produced each year, and it is the number one organic
chemical produced each year. Over 50 billion pounds were produced in
2000, and it sold for $0,27 per pound. Sixty-five percent of the ethylene
produced is used in the manufacture of fabricated plastics, 20% for
ethylene oxide,16% for ethylene dichloride and ethylene glycoI, 5% for
fibers, and 5% for solvents.
Determine the plug-flow reactor volume necessary to produce 300
million pounds of ethylene a year from cracking a feed stream of pure
ethane. The reaction is irreversible and follows an elementary rate law
with the spesific reaction rate constant of 3,07 s-1. We want to achieve
80% conversion of ethane, operating the reactor isothermally at 1100 K
at a pressure of 6 atm.

Quiz 7
1.

Jelaskan perbedaan antara ketiga garis dalam gambar berikut

2.

Reaksi A + 2B C, dijalankan pada suatu reaktor tubular adiabatis,

isotermal. Diinginkan hasil C sebanyak 100 kmol/hari. Umpan A masuk


reaktor dengan konsentrasi 1,5 mol/L dan laju alir molar umpan B dibuat 4
kali lebih banyak dari umpan A. Buat tabel stoikiometri kemudian hitung

nilai , , v0 dan v jika diinginkan konversi A sebesar 85%.

Quiz 8
Reaksi fasa cair
A + B C
Reaksi berlangsung isotermal dengan persamaan kecepatan reaksi mengikuti reaksi
elementer. Konsentrasi A dan B (sebelum dicampur) masing-masing 2 mol/Liter.
Laju alir volumetris tiap arus sebesar 5 dm3/menit dan masuk reaktor pada 300 K.
Kedua arus dicampur terlebih dahulu sebelum masuk reaktor. Tersedia dua reaktor
untuk reaksi tersebut. Reaktor pertama adalah CSTR yang bisa dipanaskan hingga
77 OC atau didinginkan hingga 0 OC dengan volume 200 dm3 dan reaktor kedua
berupa PFR yang hanya bisa dioperasikan pada suhu 300 K dengan volume 800 dm3.
Pada suhu 300 K, konstanta kecepatan reaksi (k) = 0,07 dm3/mol/menit dengan
energi aktivasi (E) = 20 kcal/mol.
a. Reaktor mana yang sebaiknya dipilih untuk reaksi tersebut? (Jelaskan dengan
perhitungan)
b. Jika reaksi tersebut dijalankan pada reaktor batch dengan volume 200 dm3, CA0 =
CB0 = 1 mol/Liter, suhu 77 oC, berapa lama waktu reaksi yang dibutuhkan untuk
mencapai konversi 90 %?
c. Soal sama dengan poin (b) tetapi reaksi dijalankan pada suhu 0 oC.
Petunjuk: gunakan persamaan Arrhenius untuk mencari nilai k pada suhu 77 oC dan 0 oC.

Anda mungkin juga menyukai