UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Judul:
Pengaruh Penerapan model pembelajaran inquiry terbimbing berbasis
Multimedia dan Lembar Kerja Peserta Didik terhadap prestasi belajar IPA SMP
Kelas VIII SMP Negeri 45 Palembang.
Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan
manusia - manusia yang berkualitas. Kualitas pendidikan di Indonesia belum
mengalami peningkatan yang signifikan, yang menyebabkan pendidikan di
Indonesia tidak kompetitif lagi dibandingkan dengan pencapaian negara - negara
lain. Pencapaian nilai Trends in International Mathematics and Science
Study(TIMMS) siswa Indonesia untuk bidang Matematika dan Sains masih
tergolong rendah. Hasil tes TIMSS 2011
yang
dikoordinir
oleh
The
International for Evaluation of Education Achievement (IEA) menempatkan
tingkat siswa Indonesia di peringkat 36 penguasaan Sains dari 45 negara yang
terlibat (Balitbang Depdiknas, 2011).
Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu
persyaratan dalam penguasaan ilmu dan teknologi. Fisika sebagai salah satu
ilmu dasar dalam IPA mempunyai andil yang besar dalam kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Hal ini ditandai berkembangnya teknologi di segala
bidang yang menerapkan konsep - konsep fisika. Namun, pada kenyataannya
prestasi belajar fisika secara nasional dinilai masih rendah dan kurang optimal.
Begitu pula dengan masih rendahnya prestasi belajar fisika di SMP Negeri 45
Palembang. Hal ini dapat dilihat dari prestasi belajar siswa dalam bentuk nilai Tes
Akhir Semester (TAS) yang masih belum sesuai dengan yang diharapkan sekolah.
Data nilai Tes Akhir Semester (TAS) SMP Negeri 45 Palembang
menunjukkan bahwa nilai rata - rata untuk mata pelajaran IPA kelas VIII masih di
bawah standar ketuntasan belajar minimal yang ditetapkan sekolah, yaitu 6,50.
Nilai rata - rata TAS kelas VII SMP Negeri 45 Palembang untuk mata pelajaran IPA
pada masa 3 (tiga) tahun terakhir ditunjukkan pada tabel 1.1
Tabel 1. 1 Nilai Rata- Rata Tes Akhir Semseter pelajaran IPA Kelas VIII SMP Negeri
45 Palembang
No
Tahun pelajaran
2012/2013
Semester I
(gasal)
5,44
Semester II
(genap)
6,00
2013/2014
6,30
5,94
2014/2015
6,19
6,48
dan saya mengerti. Untuk mewujudkan hal itu, maka diperlukan suatu
pembelajaran yang mampu melibatkan peran aktif siswa.
Namun dalam pelaksanaannya, haruslah sesuai dengan kurikulum yang
berlaku yaitu Kurikulum 2013. Dalam Kurikulum 2013, kegiatan belajar mengajar
yang dilaksanakan berpusat pada siswa. Guru yang semula berperan sebagai
instruktur, kini menjadi fasilitator pembelajaran. Dengan demikian, guru dapat
melakukan upaya - upaya kreatif serta inovatif dalam bentuk penelitian tindakan
terhadap berbagai model pembelajaran yang mampu menghasilkan lulusan yang
kompeten.
Salah satu strategi pembelajaran yang diterapkan dan sesuai dengan
kurikulum 2013 adalah model pembelajaran inkuiri. Model ini menekankan pada
peran aktif siswa dalam melakukan belajar di mana siswa memperoleh konsep konsep dengan cara menemukan sendiri. Menurut teori yang dikemukakan
Bruner, bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara
aktif oleh siswa, maka dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik.
Tujuan utama inkuiri adalah mengembangkan keterampilan intelektual, berpikir
kritis dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah (Dimiyati dan
Mudjiono,2002:173). Siswa diharapkan dapat mengumpulkan dan mengolah data
dan informasi sendirisecara ilmiah untuk mencari jawaban dari masalah yang
dihadapi. Pada penelitian ini, dalam proses pembelajaran fisika digunakan model
inkuiri terbimbing (guided inquiry). Proses pembelajaran fisika diorganisasikan
lebih terstruktur dan skematik, dimana guru mengendalikan keseluruhan proses
interaksi dan menyediakan prosedur pembelajaran yang harus ditempuh siswa.
Guru memberikan bimbingan dan merancang petunjuk yang jelas, untuk
mengajak siswa berperan secara langsung dan aktif dalam pembelajaran secara
ilmiah. Siswa secara aktif mengikuti pembelajaran, mengkonstruksi sendiri
pengetahuannya, mempelajari dan memahami materi yang disampaikan,
membuat kesimpulan dan mengerjakan soal sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan.
Guru sebagai fasilisator bertugas untuk memfasilitasi siswa agar dapat
belajar dengan caranya sendiri untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.
Salah satu usaha yang dilakukan untuk mendukung model dan metode
pembelajaran yang digunakan serta membantu kelancaran proses belajar adalah
dengan memanfaatkan media pembelajaran yang tepat. Media pembelajaran
yang digunakan sebaiknya bersifat sebagai alat bantu untuk membantu
mempermudah siswa dalam mempelajari, memahami dan menerapkan konsep
dari proses yang terjadi serta membantu siswa untuk berpikir secara ilmiah.
Dalam hal ini, penggunaan media harus disesuaikan dengan kurikulum, model
pembelajaran dan materi pelajaran yang disampaikan. Media yang digunakan
dalam penelitian ini adalah media video macromedia flash. Media video
macromedia flash yang digunakan adalah uraian materi yang berupa animasi
komputer yang disertai suara. Komputer dimanfaatkan sebagai sarana yang baik
dalam proses pembelajaran karena komputer dapat menyajikan sesuatu secara
visual diam maupun bergerak dalam bentuk animasi.
Modul berfungsi sebagai bahan ajar mandiri yang disajikan secara
sistematis sehingga memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kecepatan
belajarnya tanpa tergantung pada orang lain atau dengan bimbingan yang
sangat terbatas dari guru. Lembar kegiatan Peserta Didik (LKPD) berfungsi
sebagai media dalam mengerjakan tugas belajar yang diberikan, yaitu melalui
media video macromedia flash.Bagi guru, media tersebut dapat membantu dan
memperlancar pelaksanaan pembelajaran sehingga lebih efektif dan efisien.
Dengan adanya media-media ini, siswa diharapkan dapat belajar dengan mudah,
dalam mempelajari, memahami, mengkonstruksi dan menerapkan pengetahuan
dan konsep yang baru. Materi pelajaran yang disampaikan dalam penelitian ini
adalah materi pokok pembentukan bayangan pada cermin datar dan cermin
lengkung. Materi ini merupakan salah satu dasar bagi perkembangan materi
pelajaran selanjutnya, misalnya materi optik. Materi ini melibatkan peristiwa
alam (kehidupan nyata) yang bersifat makro, sehingga gejala atau kejadian
fisisnya tidak semuanya dapat dilihat secara langsung dengan panca indera.
Untuk menjelaskan dan membuat siswa dapat memahami gejala alam yang
terjadi disekelilingnya serta untuk mengatasi keterbatasan panca indera, maka
diperlukan media pembelajaran yang tepat untuk membantu proses belajar
siswa, seperti media video macromedia flash.
Keberhasilan belajar seseorang dalam bidang pendidikan dinyatakan
dengan prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan tolok ukur atau alat evaluasi
proses belajar siswa dan pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru di
sekolah. Prestasi belajar terdiri dari aspek pengetahuan, aspek sikap dan aspek
keterampilan. Keberhasilan proses pembelajaran dapat ditentukan oleh beberapa
faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari diri siswa
itu sendiri, antara lain kemampuan awal dan aktivitas belajar siswa. Sedangkan,
faktor eksternal berasal dari luar diri siswa atau lingkungan, antara lain guru,
materi pelajaran, model, metode dan media pembelajaran yang digunakan.
Berdasarkan pada uraian di atas, penulis memperoleh pemikiran bahwa dalam
melaksanakan Kurikulum 2013, prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui
penggunaan model, metode dan media pembelajaran yang tepat, yang tentunya
tidak akan lepas dari pengaruh faktor intrinsik dan ekstrinsik siswa. Oleh karena
itu, penulis ingin melakukan penelitian tentang pembelajaran yang melibatkan
peran aktif siswa dalam belajar secara mandiri danmenyeluruh baik mental
maupun fisik dalam belajar.
Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan pengaruh antara penggunaan model pembelajaran inkuiri
terbimbing dengan multimedia dan LKPD terhadap hasil prestasi belajar fisika
pada materi pokok pembentukan bayangan pada cermin datar dan cermin
lengkung ?
Tujuan penelitian
Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara penggunaan model pembelajaran
inkuiri terbimbing dengan multimedia dan LKPD terhadap hasil prestasi belajar
fisika pada materi pokok pembentukan bayangan pada cermin datar dan cermin
lengkung
Manfaat Penelitian
a.
Bagi siswa
Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana
fisik yang mengandung materi pembelajaran di lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar. Secara lebih khusus, pengertian media dalam
proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau
elektronik untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi
visual atau verbal.
Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun
kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan
dan sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah
merupakan media (Azhar Arsyad, 2005 : 3-4).
Dari beberapa definisi tentang media diatas, dapat disimpulkan bahwa
media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
atau informasi dari pengirim kepada penerima.Media pembelajaran adalah
seperangkat benda atau alat yang berfungsi dan digunakan sebagai pembantu
fasilitator atau pengajar dalam komunikasi dan interaksi suatu proses
pembelajaran dengan tujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses
penyampaian materi pembelajaran kepada siswa.
Media dalam pembelajaran dapat berupa segala alat fisik maupun non
fisik (software) yang dapat menyajikan materi pembelajaran serta merangsang
siswa untuk belajar. Media pembelajaran digunakan dalam komunikasi dan
interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Secara umum media pembelajaran mempunyai manfaat sebagai berikut
(Azhar Arsyad, 2005 : 26-27 dan Sadiman dkk, 2005 : 17-18) :
1). Memperjelas penyajian pesan atau informasi sehingga dapat memperlancar
dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2). Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
3). Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sifat pasif siswa.
4). Memberikan perangsang belajar yang sama dan kesamaan pengalaman
kepada siswa sehingga dapat menimbulkan persepsi yang sama.
Media berbasis audio visual meliputi video, film, program slide-tape,
televisi, dan sejenisnya. Media ini menyampaikan materi dengan menggunakan
mesin-mesin mekanik dan elektronik untuk menyajikan pesan audio (melalui
pendengaran) dan visual (melalui penglihatan). Jadi pembelajaran dengan media
audio visual memungkinkan siswa mempelajari materi yang disampaikan melalui
penglihatan dan pendengaran sekaligus. Ciri-ciri utama teknologi media audio
visual adalah (a) dapat
menyajikan visual yang dinamis, (b) digunakan dengan cara yang telah
ditetapkan sebelumnya oleh perancang, (c) merupakan representasi fisik dari
gagasan real atau abstrak, (d) dikembangkan menurut prinsip psikologis kognitif
dan behaviorisme.
Hasil Belajar
Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar keterampilan ( ranah psikomotor) adalah ranah yang
berkaitan dengan kemampuan bertindak setelah seseorang menerima
pengalaman belajar tertentu (Kunandar, 2013: 249). Psikomotor berhubungan
dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan (skill) sebagai
hasil dari tercapainya kompetensi pengetahuan. Hal ini berarti kompetensi
keterampilan itu sebagai implikasi dari tercapainya kompetensi pengetahuan
dari peserta didik. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian
seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu. Menurut
Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 (Kunandar: 49) standar penilaian
pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen
Pada pemantulan terhadap cermin datar, ukuran benda sama dengan ukuran
bayangan dan jarak benda sama dengan jarak bayangan.
Lukisan bayangan pada cermin datar
Lukisan bayangan pada cermin datar dapat dilihat pada gambar berikut.
bagaimana bayangan terbentuk, terlebih dulu harus memahami sifat, bagianbagian cermin dan sinar-sinar istimewa yang berlaku pada cermin tersebut.
Sifat Cermin Cekung
Bila berkas sinar sejajar sumbu utama dijatuhkan ke sebuah cermin cekung,
maka sinar pantulnya akan mengumpul (konvergen). Karena sifat inilah, maka
cermin cekung disebut juga cermin konvergen.
2. Sinar datang melalui titik fokus F akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan M akan dipantulkan kembali
melalui titik M.
Bila berkas sinar sejajar sumbu utama dijatuhkan pada cermin cembung maka
berkas sinar akan dipantulkan menyebar (divergen) seolah-olah berasal dari titik
fokus.
menampilkan fakta melalui teknik survey, tes, interview, angket, dan lain-lain;
dan studi korelasional, yaitu satu unsur dengan unsur lainnya.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas. penelitian tindakan
didefinisikan sebagai studi sistematis dari upaya meningkatkan praktik
pendidikan oleh kelompok partisipan dengan cara tindakan praktis mereka
sendiri dan dengan cara refleksi mereka sendiri terhadap pengaruh tindakan
tersebut (Hopkin dalam Emzir, 2008:234)
Setting Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 45 Palembang pada semester genap tahun
ajaran 2015 -2016 karena pada penelitian ini materi yang akan digunakan adalah
materi optik. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 1 April 2016 sampai
dengan 15 April 2016.
Subjek Penelitian
Menurut Arikunto (2010: 95) jika jumlah subjek dalam populasi hanya meliputi
antara 100 sampai 150 orang, sebaiknya subjek diambil semua. Akan tetapi jika
subjeknya besar dapat diambil beberapa persen saja bergantung dari
kemampuan peneliti. Berdasarkan alasan ini maka sampel yang diambil adalah
dua kelas yaitu kelas VIII.1 dan VIII.2 SMP Negeri 45 Palembang. Hal ini sesuai
dengan informasi yang diperoleh dari guru mata pelajaran fisika tentang kelas
yang cocok untuk dijadikan subjek penelitian.
Rencana Penelitian
Menurut Arikunto (2006) secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim
dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.
Dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang tediri dari dua siklus, yaitu sebagai berikut:
Siklus I
(1) Rencana Tindakan I
Penerapan pembelajaran inquiry terbimbing dilengkapi dengan LKPD untuk
menentukan bayangan pada cermin datar dan multimedia untuk menjelaskan
pembentukan bayangan pada cermin lengkung pada pokok bahasan
pembentukan bayangan pada cermin datar dan cermin lengkung.
(2) Pelaksanaan Tindakan I
Memberikan LKPD dan Pelaksanaan pembelajaran inquiry terbimbing pada
praktikum pembentukan bayangan pada cermin datar dan setelah itu
memperhatikan media multimedia sebagai media untuk menganalisis fenomena
materi pembentukan bayangan pada cermin lengkung.
(3) Observasi I
Mengamati aktivitas peserta didik
selama praktikum berlangsung dengan
lembar pengamatan sikap dan keterampilan peserta didik. Dan melihat
keaktifkan peserta didik kegiatan analisis fenomena berdasar multimedia yang
ditampilkan oleh guru.
(4) Refleksi I
Menganalisis data dari LKPD , lembar observasi dan laporan praktikum dan dari
indikator hasil dari LKPD, lembar pengamatan, dan laporan praktikum sudah atau
belum tercapai.
Siklus II
Siklus II, dilakukan untuk menguatkan tindakan pada siklus I yang terdiri dari:
(1) Rencana Tindakan I
Penerapan pembelajaran inquiry terbimbing dilengkapi dengan LKPD untuk
menentukan bayangan pada cermin datar dan multimedia untuk menjelaskan
pembentukan bayangan pada cermin lengkung pada pokok bahasan
pembentukan bayangan pada cermin datar dan cermin lengkung. Pada kegiatan
ini guru memfasilitasi peserta didik lebih maksimal dan mulai mengajak peserta
didik berfikir kritis pada fenomena- fenomena terkait materi yang bersifat
kontekstual.
(2) Pelaksanaan Tindakan I
Memberikan LKPD dan Pelaksanaan pembelajaran inquiry terbimbing pada
praktikum pembentukan bayangan pada cermin datar dan setelah itu
memperlihatkan media multimedia sebagai media untuk menganalisis fenomena
materi pembentukan bayangan pada cermin lengkung. Pada kegiatan ini
dilakukan penguatan saat guru memperlihatkan multimedia berupa video
macromedia flash pembentukan bayangan pada cermin lengkung dengan cara
memberikan stimulus berupa kata kunci kepada peserta didik untuk berpendapat
terkait dengan fenomena yang disajikan dalam multimedia
(3) Observasi I
Mengamati aktivitas peserta didik
selama praktikum berlangsung dengan
lembar pengamatan sikap dan keterampilan peserta didik. Dan melihat
keaktifkan peserta didik kegiatan analisis fenomena berdasar multimedia yang
ditampilkan oleh guru. Pada tahap ini guru memastikan seluruh peserta didik
bisa melakukan praktikum dengan benar dan tepat.
(4) Refleksi I
Menganalisis data dari LKPD , lembar observasi dan laporan praktikum dan dari
indikator hasil dari LKPD, lembar pengamatan, dan laporan praktikum sudah atau
belum tercapai.
Tabel 2. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
No. Kegiatan
Minggu ke
1
Penyusunan Proposal
Seminar Proposal
Persiapan Penelitian
Pelaksanaan Siklus 1
Pelaksanaan Siklus 2
Pelaksanaan Siklus 3
Analisis Data
Penulisan Laporan
Seminar Hasil
10
Perbaikan Laporan
(Purwanto, 2004:103)
Instrumen Prestasi Belajar (Aspek Psikomotor)
Untuk memperoleh data tentang prestasi belajar siswa aspek psikomotor setelah
mengikuti pembelajaran, maka digunakan alat observasi psikomotor. Observasi
ini berupa cek list yang terdiri dari 15 soal dengan dua alternatif jawaban yaitu
skor 1 untuk Ya dan skor 0 untuk Tidak.
Daftar Pustaka