Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH LISTRIK MAGNET

HUKUM AMPERE,POTENSIAL VEKTOR DAN SYARAT BATAS


MAGNETOSTATIK

Kelas PFC 2014


Anggota:
1.
2.
3.
4.

Alif Syaiful Adam


Andika Habibatul H
Nia Rahmawaty
Novia Widianti K

(14030184048)
(14030184050)
(14030184056)
(14030184078)

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
TAHUN 2015/2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ampere adalah salah satu tokoh didunia elektro yang mengembangkan salah satu
hukum penting di bidang elektro, yaitu Hukum Ampere. Pada tahun 1820, segera
setelah ia mendengar publikasi hasil eksperimen Hans Christian Oersted tentang
pengaruh listrik pada magnet jarum di Paris . Ia kemudian mengembangkan
serangkaian penelitian. Maka dihasilkanlah suatu rumusan yang secara sederhana
dirumuskan sebagai berikut: Besarnya medan magnetik di dekitar penghantar
berarus listrik bergantung pada kuat arus dan jaraknya terhadap penghantar.
Hukum ampere menyatakan bahwa dalam keadaan rangkaian listrik tertutup,
jumlah panjang elemen penghantar dikalikan dengan besarnya medan magnet yang
searah dengan arah arus listrik adalah sebanding dengan permeabilitas ruang hampa
(=4 x 10-7 Wb/A m) dikalikan dengan nilai besar arus yang mengalir pada rangkaian
tertutup.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana formulasi hukum Ampere dalam bentuk integral?
2. Bagaimana penyelesaian hukum fundamental magnetostatik untuk potensial
vektor?
3. Bagaimana hubungan antara rapat arus, medan magnet dan luas daerah?
C. Tujuan
1. Menemukan formulasi hukum Ampere dalam bentuk integral.
2. Menemukan penyelesaikan hukum fundamental magnetostatik untuk potensial
vektor.
3. Mengidentifikasi hubungan antara rapat arus, medan magnet dan luas daerah.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Hukum Ampere
Hukum ampere menyatakan bahwa dalam keadaan rangkaian listrik tertutup,
jumlah panjang elemen penghantar dikalikan dengan besarnya medan magnet yang
searah dengan arah arus listrik adalah sebanding dengan permeabilitas ruang
hampa (=4 x 10-7 Wb/A m) dikalikan dengan nilai besar arus yang mengalir pada
rangkaian tertutup.

Persamaan 4.36 adalah hukum ampere dalam bentuk differensial. Lakukan


integral permukaan dan gunakan teorema stokes

( B ) nda= B dl

( B ) nda
( B ) nda

= o j nda
= o Itot

Karena itu

B dl= 0 I t ot
Persamaan ini adalah Hukum Ampere dalam bentuk integral.
B. Potensial Vektor
Hukum diferensial fundamental magnetostatik adalah:
B=0 J
B=0

Masalahnya, bagaimana menyelesaikan kedua persamaan tersebut. Dari analisa


vektor persamaan (1.35) bila divergensi (4.29) selalu di penuhi di setiap titik, maka
B= A
Dengan A (r) adalah vektor sebarang dan di sebut potensial vektor magnetik. Tetapi
pemilihan vektor A ini tidak unik, artinya A tidak sama dengan A
'

A = A+
A dan A akan memberi B yang sama, gunakan persamaan (1.34)
B ' = A
( A+ )

A +( )
=

=B

Selanjutnya, sutitusi persamaan (4.38) ke persamaan (4.36) di peroleh


B= ( A)

( A ) 2 A=0 J

Agar pemilihan A untuk B unik, di definisikan


A=0

Pemilihan divergensi (4.42) dikenal sebagai gauge coulomb. Subtitusikan ke


persamaan (4.41) di dapatkan
2 A=0 J
Persamaan ini merupakan persamaan poisson bagi potensial vektor A dengan
sumber J , solusinya analog persamaan (2.37) dan (2.33c)

0
4

J (r )
r r ' dv '

A (r) =

0
4

K (r )
r r ' da

A (r) =

0
4

I (r)
dl '
'
r r

A (r) =

atau untuk rapat arus permukaan

Dan untuk arus kawat

C. Syarat Batas Magnetostatik


Dari uraian sebelumnya, telah diperoleh kaitan B, A, dan J kecuali
A=A(B)
Dengan A sebagai fungsi dari B. Hubungan ini dapat diperoleh melalui analogi
antara:

B=0

B =0 J
dan

A=0

A=
B

Karena solusi bagi B,

B=

0 J ( r ) ( r
r')
dv '

3
4
|r r '|

Maka, dengan syarat batas sama, solusi bagi A:

B ( r ) ( r r' )
1

A=
dv '

3
4
|r r '|
Dengan demikian, kaitan antara B,A dan J dapat digambarkan sebagai berikut:

A=

0 J
dv
4 r

J = 1

B
0

B=0
0 J r^

B=
r 2 dv
4

J = 1 2
A
0

1
B r^

A=
dv

4
r2

B =

A

Selanjutnya, kita lihat kaitan antara ketiga kuantitas tersebut pada permukaan batas
antara dua medium.

Integrasikan divergensi B (4.29)

B dv= B n da=0

Jika tinggi tabung d 0 , maka

B n da=Ba . na S +B b . nb S
B an SB bn S=0
Sehingga
B an=Bbn
sedangkan komponen pararel permukaan, diselidiki dari Hukum Ampere

B .dl= 0 I tot
Sekali lagi, jika d 0 ,maka

B dl=Ba .la + Bb . lb
B at lB bt l
Arus total yang dilingkupi lintasan tertutup adalah
I tot =kl
Substitusi persamaan (4.51 a) dan (4.51 b) ke persamaan (4.37), sehingga diperoleh
B at Bbt =0 K
Persamaan (4.50) dan (4.52) dapat ditulis dalam bentuk:
B aBb= 0 ( K n )

Karena A memenuhi Gauge Coulomb (4.42) sebagaimana divergensi (4.29) dan


kondisi (4.50), maka
A an = A bn
Kemudian untuk komponen tangensial, definisikan fluks magnetik.

F1= B . n da
S

Menggunakan teorema Stokes


F1= B . n da

( A ) . n da
A dl

Dari gambar 4, untuk d 0

amka luas segiempat sama dengan 0 karena fluks

magnet nol sehingga


0= A dl
0=A at l Abt l
A at =A bt
saat A continu,maka
Aa=Ab
Meskipun demikian

Aa Ab

=0 K
n
n
BAB III
SIMPULAN
Dari pembahasan diatas, dapat diambil simpulan yaitu sebagai berikut:
1. Formulasi Hukum Ampere dalam bentuk integral adalah

B dl= 0 I t ot

2. Penyelesaikan hukum fundamental magnetostatik untuk potensial vektor adalah


persamaan Poisson potensial vektor A pada rapat arus volume, rapat arus permukaan,
dan rapat arus kawat lurus.
3. Hubungan antara luasan A, medan magnet B dan rapat arus J didapat dari hubungan
divergensi curl medan magnet dan potensial vektor magnetik.

DAFTAR PUSTAKA
Bahtiar,Ayi.2007. Handout Kuliah Listrik Magnet II.Bandung:Universitas Padjajaran
Purwanto, Agus.1994. Catatan Kuliah Teori Medan EM I.Surabaya:Institut Teknologi
Sepuluh Nopember

Anda mungkin juga menyukai