Baca Hasil Urin
Baca Hasil Urin
2. Protein
Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulus yang diserap oleh
tubulus ginjal. Normal ekskresi protein urine biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10
mg/dl dalam setiap satu spesimen. Lebih dari 10 mg/ml didefinisikan sebagai proteinuria.
Sejumlah kecil protein dapat dideteksi dari individu sehat karena perubahan fisiologis. Selama
olah raga, stres atau diet yang tidak seimbang dengan daging dapat menyebabkan protein dalam
jumlah yang signifikan muncul dalam urin. Pra-menstruasi dan mandi air panas juga
dapatmenyebabkan jumlah protein tinggi. Protein terdiri atas fraksi albumin dan globulin.
Peningkatan ekskresi albumin merupakan petanda yang sensitif untuk penyakit ginjal kronik
yang disebabkan karena penyakit glomeruler, diabetes mellitus, dan hipertensi.Sedangkan
peningkatan ekskresi globulin dengan berat molekul rendah merupakan petanda yang sensitif
untuk beberapa tipe penyakit tubulo interstitiel. Dipsticks mendeteksi protein dengan indikator
warna
Bromphenol
biru,yang
sensitif
terhadap
albumin
tetapi
kurang
sensitif
1,025, sedangkan dengan pembatasan minum selama 12 jam nilai normal >1,022, dan selama
24 jam bisa mencapai 1,026. Defek fungsi dini yang tampak pada kerusakan tubulus adalah
kehilangan kemampuan untuk memekatkan urine. BJ urine yang rendah persisten menunjukkan
gangguan fungsi reabsorbsi tubulus. Nokturia dengan ekskresi urine malam > 500 ml dan BJ
kurang dari1.018, kadar glukosa sangat tinggi, atau mungkin pasien baru-baru inimenerima
pewarna radiopaque kepadatan tinggi secara intravena untuk studi radiografi, atau larutan
dekstran dengan berat molekul rendah. Kurangi 0,004untuk setiap 1% glukosa untuk
menentukan konsentrasi zat terlarut non-glukosa.
7. Darah (Blood)
Pemeriksaan dengan carik celup akan memberi hasil positif baik untuk hematuria,
hemoglobinuria, maupun mioglobinuria. Prinsip tes carik celupialah mendeteksi hemoglobin
dengan pemakaian substrat peroksidase serta aseptor oksigen. Eritrosit yang utuh dipecah
menjadi hemoglobin dengan adanya aktivitas peroksidase. Hal ini memungkinkan hasil tidak
sesuai dengan metode mikroskopik sedimen urine.Hemoglobinuria sejati terjadi bila hemoglobin
bebas dalam urine yang disebabkan karena danya hemolisis intravaskuler. Hemolisis dalam urine
juga dapat terjadi karena urine encer, pH alkalis, urine didiamkan lama dalam suhu kamar.
Mioglobinuria terjadi bila mioglobin dilepaskan ke dalam pembuluh darah akibat kerusakan otot,
seperti otot jantung, otot skeletal, juga sebagai akibat dari olah raga berlebihan, konvulsi.
Mioglobin memiliki beratmolekul kecil sehingga mudah difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresi
kedalam urine.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuanlaboratorium :
1. Hasil positif palsu dapat terjadi bila urine tercemar deterjen yang mengandung hipoklorid
atauperoksida, bila terdapat bakteriuria yangmengandung peroksidase
Nitrit
Dalam urine orang normal terdapat nitrat sebagai hasil metabolism protein. Jika terdapat infeksi
saluran kemih (urinary tract infection) oleh kuman dari spesies Enterobacter, Citrobacter,
Escherichia, Proteus dan Klebsiela yang mengandung enzim reduktase, maka nitrat akan diubah
menjadi nitrit.
Keton
Keton merupakan sampah hasil metabolisme lemak. Jika persediaan glukosa menurun,
maka untuk mencukupi suplai energi, cadangan lemak yang ada dimetabolisme. Peningkatan
metabolisme lemak ini menyebabkan penumpukan keton (asam betahidroksi butirat, asam aseto
asetat dan aseton) dalam urine atau dinamakan ketonuria. Ketonuria dapat dijumpai pada
penderita diabetes mellitus atau pada orang yang kelaparan.
Lekosit Esterase
Lekosit esterase adalah enzim yang dikeluarkan oleh sel lekosit netrofil. Dalam keadaan
normal tidak ditemukan lekosit esterase. Adanya lekosit esterase dalam air seni menunjukkan
infeksi saluran kemih (urinary tract infection).
Sedimen / Endapan
Pemeriksaan sedimen urine dilakukan secara mikroskopik untuk mengetahui adanya : (1)
material organik, yaitu sel-sel (eritrosit, lekosit, epitel), silinder (cast) dan bentuk lain :
silindroid, benang lender; (2) material anorganik, yaitu garam amorf dan kristal; (3) elemen lain,
seperti bakteri, parasit Trichomonas sp., jamur (misal Candida), atau spermatozoa.
Eritrosit.
Dalam keadaan normal, terdapat 0 2 sel eritrosit dalam urine. Jumlah eritrosit yang
meningkat menggambarkan adanya trauma atau perdarahan pada ginjal dan saluran kemih,
infeksi, tumor, batu ginjal
.
Lekosit.
Dalam keadaan normal, jumlah lekosit dalam urine adalah 0 4 sel. Peningkatan jumlah
lekosit menunjukkan adanya peradangan, infeksi atau tumor.
Epitel.
Ini adalah sel yang menyusun permukaan dinding bagian dalam ginjal dan saluran kemih.
Sel-sel epitel hampir selalu ada dalam urine, apalagi yang berasal dari kandung kemih (vesica
urinary), urethra dan vagina.
Silinder (cast).
Ini adalah mukoprotein yang dinamakan protein Tam Horsfal yang terbentuk di tubulus ginjal.
Terdapat beberapa jenis silinder, yaitu : silinder hialin, silinder granuler, silinder eritrosit, silinder
lekosit, silinder epitel dan silinder lilin (wax cast). Silinder hialin menunjukkan kepada iritasi
atau kelainan yang ringan. Sedangkan silinder-silinder yang lainnya menunjukkan kelainan atau
kerusakan yang lebih berat pada tubulus ginjal.
Kristal.
Dalam keadaan fisiologik / normal, garam-garam yang dikeluarkan bersama urine (misal
oksalat, asam urat, fosfat, cystin) akan terkristalisasi (mengeras) dan sering tidak dianggap
sesuatu yang berarti. Pembentukan kristal atau garam amorf dipengaruhi oleh jenis makanan,
banyaknya makanan, kecepatan metabolisme dan konsentrasi urine (tergantung banyaksedikitnya minum).
Yang perlu diwaspadai jika kristal-kristal tersebut ternyata berpotensi terhadap
pembentukan batu ginjal. Batu terbentuk jika konsentrasi garam-garam tersebut melampaui
keseimbangan kelarutan. Butir-butir mengendap dalam saluran urine, mengeras dan terbentuk
batu.
Silindroid.
Ini adalah material yang menyerupai silinder. Tidak memiliki arti yang banyak, mungkin
sekali berrati adanya radang yang ringan.
Benang lendir
(mucus filaments). Ini didapat pada iritasi permukaan selaput lendir saluran kemih.
Spermatozoa, bisa ditemukan dalam urin pria atau wanita dan tidak memiliki arti klinik.
Bakteri. Bakteri yang dijumpai bersama lekosit yang meningkat menunjukkan adanya infeksi
dan dapat diperiksa lebih lanjut dengan pewarnaan Gram atau dengan biakan (kultur) urin untuk
identifikasi. Tetapi jika ada bakteri namun sedimen bersih, kemungkinan itu merupakan
cemaran (kontaminasi) saja.
Sel jamur menunjukkan infeksi oleh jamur (misalnya Candida) atau mungkin hanya cemaran
saja.
Trichomonas sp. Ini adalah parasit yang bila dijumpai dalam urin dapat menunjukkan infeksi
pada saluran kemih pada laki-laki maupun perempuan