PENDAHULUAN
Sistem Diesel Engine management merupakan teknologi mesin diesel yang saat ini
menjadi pesaing baru dalam dunia bisnis otomotif. Alternatif pilihan kendaraan untuk
konsumen memberikan kenyamanan yang tidak kalah dengan mesin bensin. Dengan
teknologi diesel elektronik ini memiliki keandalan dan keuntungan antara lain :
-
Fuel Injector
Injector Rail
Hi-Pressure
Pump
Fuel Cooler
Fuel Filter
Fuel Heater
System ECU
Fuel Pump
Piston ke-3
Deactivator
Supply
Bahan bakar
Deactivator terdiri dari sebuah Solenoid yang bekerja secara elektronik dan
Bahan bakar
dikontrol oleh system ECU.
Deactivator digunakan untuk mengurangi output Pompa saat kecepatan
mesin
kembali
rendah atau untuk meminimalkan konsumsi tenaga yang tidak diperlukan.
Deactivator juga digunakan untuk mengurangi output Pompa jika terjadi
kesalahan sistem.
High Pressure
Fuel Regulator
Rangkaian
Pemberian tekanan
pada pompa
Rangkaian
Pemberian tekanan
pada pompa
Bahan bakar
balik
Supply bahan bakar
Rangkaian
Pemberian tekanan
pada pompa
Jika kecepatan pompa bertambah, differential tekanan antara saluran supply dan
saluran balik bertambah
Ketika selisih tekanan antara supply dan saluran balik melebihi > 0.8 bar, pegas
safety akan menekan dan bahan bakar diperbolehkan memasuki rangkaian
pemberian tekanan
Bahan bakar
balik
Supply bahan bakar
Supply
bahan bakar
pegas
kembali
Return Spring
2.
Deactivator
Piston ke-3
Deactivator
Supply
Bahan bakar
Bahan bakar
kembali
Sisi Timing Belt
High Pressure
Fuel Regulator
Deactivator terdiri dari sebuah Solenoid yang bekerja secara elektronik dan
dikontrol oleh system ECU
Deactivator digunakan untuk mengurangi output Pompa saat kecepatan mesin
rendah untuk meminimalkan konsumsi tenaga yang tidak diperlukan
Piston ke-3 Deactivator juga digunakan untuk mengurangi output Pompa jika
terjadi kesalahan sistem.
terdiri
yang
dari
sebuah
bekerja
secara
Cara kerja :
Solenoid
Push Rod
Fuel Suction
Valve
3.
Fuel Regulator
Fuel Regulator berfungsi mengontrol tekanan dengan dua cara;
- Cara Mekanis
- Cara Elektrik
Bar,
akan
menyebabkan
pegas
Bahan
bakar
bertekanan
Cara Elektrik
4.
Fuel Pump
Fuel pump terendam di dalam tangki bahan bakar
Saluran balik
Pompa ini terdiri dari Booster Pump, Pre-Filter dan Sender Unit yang sudah
termasuk dalam satu housing tunggal
DC Motor
Safety Valve
( Relief Setting = 7 Bars )
5.
Ke Fuel Filter
Masukan dari Fuel Pump
Thermostatic Element
6.
Fuel Cooler terdiri dari sebuah tabung dengan koil logam yang dipasang
pada sebuah pelat logam supaya kaku dan dipasang di bawah eksterior
kendaraan.
Bahan bakar diesel didinginkan dengan transfer panas antara bahan bakar
dan udara luar sebelum dikembalikan ke tangki
7.
Saluran
balik
Ke tangki bahan
bakar
7.
Injector Rail berisi bahan bakar bertekanan konstan (sampai 1350 Bar)
dan diumpankan ke Electro-Hydraulic Injectors melalui individual pressure
lines
Common Injection Rail ( Common Rail ) digunakan untuk menyimpan bahan
bakar bertekanan yang dikirimkan dari Pump unit
Common Rail terbuat dari Baja Tempa dan volume rail disesuaikan dengan
kapasitas mesin
Bahan bakar
keluar ke
Injectors
Identification Plate
Sensor
temperatur bahan
bakar
Supply bahan
bakar dari Pump
Unit
Sensor tekanan
Bahan bakar
Injector
Injector digunakan untuk mengirimkan bahan bakar ke ruang bakar mesin.
Injector dikontrol secara elektrik oleh ECU Injection, yang menentukan jumlah
bahan bakar yang diperlukan mesin untuk beroperasi.
Injector menerima supply bahan bakar dari Common Rail melalui saluran supply
masing-masing.
Injector digabungkan menjadi satu saluran balik bahan bakar Injektor.
Injector yang digunakan untuk Sistem HDI Common Rail adalah Tipe
ElectroValve Multi-Hole Diameter lubang disesuaikan dengan varian mesinnya.
Injector terdiri dari 2 bagian ;
- bagian kontrol elektrik
- bagian penyemprot bahan bakar
Tekanan bahan bakar tinggi yang digunakan dalam sistem HDI mencegah ECU
dari mengontrol kerja injektor.
Injector bekerja berdasarkan perbedaan tekanan antara komponen-komponen
internalnya ...
Konstruksi Injector
Control Piston
Injector Spring
Injector Needle
Seperti yang terlihat pada gambar, Injection pump tipe distributor dengan
redial plunger, menggunakan sebuah cam ring yang memungkinkan
penginjeksian bahan bakar pada tekanan tinggi. Pompa ini telah
dikembangkan pada kuantitas injeksi bahan bakar dan timing injection yang
lebih baik untuk mengurangi memperbaiki kerugian kendalan mesin,
kepekatan asap yang rendah, suara halus, output mesin tinggi dan emisi gas
buang yang bersih.
Keterangan :
1. Fuel injection pump
2. Injection pump control unit (PSG)
3. Engine Control Unit
4. Nozzle
5. Water separator
1.
Sistem aliran bahan bakar terdiri atas : Pompa injeksi bahan bakar tipe
distributor radial plunger, Feed pump, nozzle holder, dan pipa-pipa penghubung.
2.
Fuel intake
Bahan bakar pada fuel tank di suplai ke intake port di tekan oleh feed pump di
dalam injection pump, bahan bakar sebelunya di saring oleh fuel filter dan water
separator.
3.
Bahan bakar masuk ke intake port di tekan oleh feed pump dan kemudian
dialirkan ke ruang plunger melalui needle valve pada katup selenoid bertekanan
tinggi, yang mengotrol secara langsung aliran bahan bakar.
Pada saat tersebut tekanan bahan bakar sagat tinggi sesuai kecepatan putaran
pompa.
4.
Fuel Pressurization
Jumlah maksimum tekanan bahan bakar adalah besarnya tekanan nozzle saat
timing yang tepat dengan oleh katup selenoid dan control katup kontrol timing
(TCV) oleh Pump Control Unit (PSG).
Kontruksi Fuel Pump
Keterangan :
1. Drive shaft
2. Feed pump
3. Speed sensor
4. Control unit
5. Distributor head
6. Contant pressure Valve (CPV) holder
Feed Pump
Feed pump terdiri atas sebuah rotor, vane dan casing ring. Rotor diputar oleh
drive shaft, pada rotor terdpat empat buah vane. Sebuah spring di tempatkan
antara alur rotor dengan vane, dan masing-masing vane selalu ditekan dan
bersentuhan dengan casing oleh gaya spring dan gaya sentrifugal.
2.
Regulating Valve
Regulating valve terdiri atas valve holder, spring dan sebuah katup piston. Port
pada holder katup diatur oleh radial manner. Katup piston ditekan ke blok port
dengan gaya pegas.
3. Radial Plunger High Pressure Pump (High Pressure Section)
High pressure pump terdiri atas cam ring, rotor shaft, roller support, roller dan
plunger. Pada cam ring terdapat cam pada inner race (4 silinder 4 cam) dan cam
ring dihubungkan ke timing device dengan ball pin.
Rotor diputar oleg sebuah fuse flate yang dihubungkan ke rotor shaft. Radial
plunger di tekan ke cam ring oleh tekanan bahan bakar disalurkan oleh fuel feed
pump. Dengan putaran drive shaft, radial plunger di tekan ke tengah rotor shaft
oleh cam pada cam ring untuk menekan bahan bakar.
Supplai pompa tekanan tinggi, dan kompressi bahan bakar di dalam pompa
tekanan tinggi, di kontrol oleh katup solenoid tekanan tinggi
3.
Distributor Head
Selama proses pengisapan bahan bakar needle seat pada katup solenoid
tekanan tekanan tinggi terbuka (Arus OFF) dan pipa tekanan tinggi terisi
bahan bakar.
Tekanan rendah bahan bakar menekan flunger radial ke cam ring, dan
kelebihan bahan bakar di kembalikan ke fuel tank melalui over flow pipa.
Selama proses penyaluran bahan bakar, katup solenoid tekanan tinggi
tertutup (arus ON). Sebagai hasil dari putaran rotor bahan bakar dikompressi
oleh radial plunger dan mengalir melalui distributor slits dihubungkan ke pipa
keluaran tekanan tinggi kemudian ke nozzle melalui constant pressure valve.
Saat akhir injeksi, katup solenoid tekanan tinggi tertutup.setelah penyaluran
tekanan ke masing-masing nozzle.
5.
6.
Timing Device.
Alat ini dipasang pada bagian bawah pompa injeksi dan dihubungkan ke ball
dan cam ring yang menggerak timing plunger secara aksial yang disatukan
dengan putaran cam ring.
Timing plunger terdiri atas servo valve yang membuka dan menutup control
saluran, sebuah stopper hidrolik yang bekerja pada arah yang sama,
menentukan posisi servo valve dan return spring. Sebelah kiri timer piston
waktu adalah ruang tekanan penggerak piston timer ( ruang tekanan tinggi )
dan disebuah kanan ruang tekanan rendah dari timer. Tekanan penghantar
dari bahan bakar di hantarkan dari pompa penghantar yang bekerja pada
ruang annular, yang tersambung pada value control timing ( TCV )
7.
8.
Signal angular dari ring cam dan kecepatan pompa sebenarnya dikirim ke
unit kontrol pompa ( PSG )
9.
Unit kontrol pompa menerima signal dari sensor kecepatan camshaft pompa
untuk kecepatan pompa injeksi dan perputaran ring cam mengirimkan sinyal
ke katup kontrol timing ( TCV ) Kuantitas injeksi bahan bakar sebelumnya
ditentukan oleh modul kontrol mesin ( ECM ) dan dirubah ke dalam sinyal
penggerak untuk katup solenoid tekanan tinggi.
Ini memungkinkan unit kontrol pompa untuk mengontrol durasi waktu injeksi.
Saat ini temperatur bahan bakar diambil untuk pertimbangan.
Bahan bakar di pompa injeksi mendinginkan bagian bawah dari unit kontrol
pompa ( PSG )
Modul kontrol mesin ( ECM ) terdapat modul awal injeksi, yang dikondisikan
dengan kondisi operasi mesin ( beban mesin, kecepatan mesin, tempat
pendingin mesin ).
Unit control pompa ( PSG ) membandingkan terus menerus antara setelan awal
timing injeksi dan setting sebenarnya dari timing injeksi.
Bila ada perbedaan, control katup timing ( TCV ) mengontrol kontrol duty rasio
permulaan sebenarnya dari timing injeksi di tentukan dari sensor kecepatan
camshaft pompa.
2. Ketika Tekanan Annular Chamber Berkurang
Saat tekanan dari ruang annular kurang dari tenaga yang diset dari pegas
pembalik penghenti hidrolic, penghenti hidrolic ditekan ke kiri (kearah belakang).
katup servo juga di tekan ke kiri dan berhenti pada posisi dimana katup servo
menyeimbangkan tenaga dari pegas set katup servo.
Karena ini, jalur keruang timers tekanan tinggi ( jalur masuk ) di potong atau
tutup piston timer dipegang pada sisi kiri ( sisi belakang ) oleh pegas pembalik
piston timer.
3. Ketika Tekanan Annular Chamber bertambah (Advance)
Saat tekanan meningkat di ruang annular dan menyisakan tenaga dari pegas
pembalik penghenti hidrolic, penghenti hidrolic berpindah ke kanan ( posisi lebih
maju ).
Konsekuensinya, katup servo juga berpindah ke kanan oleh pegas set katup
servo dan canel inlet ke ruang timer tekanan tinggi terbuka.
Bahan bakar dari feed pump mengalir melalui canel inlet kepada ruang timer
tekanan tinggi. Saat tekanan feed bahan bakar mengurangi tenaga set dari
pegas pembalik timer piston, timer piston tertekan kekanan ( posisi lebih maju )
dan ring cam berputar kearah maju.
Sehingga, cam ring cam memasukan permukaan plunger radial dari internal
kompresi untuk membawa kemajuan dalam permukaan injeksi dari injeksi.
Memajukan timer maximum posisi sudut 15 derajat sudut cam ( sama dengan 30
derajat crankshaft ) bila mungkin.
4. Kodisi stabil
Hydrolic stopper bergerak ke kanan, tekanan ruang annular dan gaya pegas
pembalik stopper hidrolik seimbang, dan penghenti hidrolik seimbang tak
bergerak .
Piston timer, mengikuti pergerakan katup servo, bergerak pada arah untuk
memutus canel inlet.
Sehingga, aliran dari bahan bakar ke ruang timer tekanan tinggi terhenti, dan
piston timer berhenti pada posisi dimana ruang tekanan tinggi timer tertekan dan
gaya dari pegas pembalik piston timer seimbang.
6.
Valve kontrol timing ( TCV ) merespond sinyal kontrol dari unit kontrol pompa
(PSG ), menambah waktu kembali ( antara ruang annular dan masukan feed
pump ) terbuka untuk mengurangi tekanan ruang annular.
Bahan bakar di ruang pengatur tekanan tinggi mengalir melalui jalur kembali
untuk kembali ke ruang tekanan rendah.
Karena ada penurunan dalam tekanan ruang tekanan tinggi, timer piston
bergerak ke kiri ( arah kembali ) oleh pegas pembalik timer piston dan cam ring
berputar ke arah balik.
Sehingga, cam dari cam ring membalik plunger radial awal interval kompresi
untuk kembali ke awal injeksi.
Timer piston, meniru gerakan katup servo, bergerak searah untuk memutus jalur
kembali. Konsekuensinya , aliran bahan bakar dari ruang timer tekanan tinggi ke
ruang tekanan rendah terhenti, dan timer piston berhenti pada posisi dimana
tekanan ruang tekanan tinggi timer dan kekuatan set dari pegas pembalik timer
piston seimbang ( kondisi Stabil )
Timing Control Valve (TCV) Operation
Pada saat aliran arus control ke katup kontrol timing ( TVC ) koil , jarum katup
terbuka dan bahan bakar ruang anubur mengalir melalui orifis ke inlet feed
pump.
Konsekuensinya, tekanan ruang annular berkurang, penghenti hidrolik bergerak
ke posisi balik .
Saat arus kontrol ke TCV koil terputus, jatum katup menutup dan jalur kembali
tertutup. Konsekuensinya, tekanan dari anular meningkat dan penghenti hidrolik
bergerak ke posisi maju .
Saat drive shaft berputar, sensor kecepatan camshaft pompa menerima sinyal
dari sensor roda dan pulsa elektrik terkirim melalui harness pnghubung fleksibel
ke unit kontrol pompa ( PSG ) dari sinyal ini ( PSG ) dapat menemukan
kecepatan pompa rata rata di kecepatan pompa momentarysensor kecepatan
camshaft pompa di pasang di cam ring dengan demikian hubungan antara cam
ring dan sinyal sensor kecepatan dari camshaft pompa adalah konstan .
Sinyal sensor kecepatan camshaft pompa di perlukan untuk :
1.
menentukan posisi anggular sementara dari cam ring
2.
3.
PSG memrima sinyal dari sensor di dalam pompa untuk menentukan sudut rotasi
cam ring kecepatan pompa dan tempat bahan bakar.
Harga harga ini lalu dibandingkan dengan harga yang diinginkan yang dikirim
oleh ECM seperti timing injeksi yang diinginkan dan banyaknya injeksi bahan
bakar yang diinginkan ECM memproses semua data mesin dan data mengenai
lingkungan sekitar yang diterima dari sensor luar untuk perform penyetelan
mesin.
Kedua modul tersebut dikodekan dalam unit kontrol. Unit kontrol memasukkan
data sensor dari proses sirkuit.
Mikroposesor lalu menentukan kondisi operasi dan menghitung harga set untuk
kerja maksimal . Penukaran data antara ECM dan PSG dilakukan lewat system
CAN bus (Control Area Network). Dengan punya 2 kontrol module terpisah,
katup solenid tekanan tinggii ini mencengah keluarnya sinyal pengganggu lain.