Anda di halaman 1dari 5

TUGAS SOAL

HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

Diajukan sebagai tugas Mata Kuliah


Hukum Perlindungan Konsumen
Dosen : Daniel Nawolo Baskoro, S.H., M.H.

Disusun Oleh :
M.Fachruddin.Z

201310117020

Universitas Bhayangkara
Jakarta Raya
2015

PENDAHULUAN
Masalah perlindungan konsumen semakin gencar dibicarakan. Permasalahan ini tidak akan
pernah habis dan akan selalu menjadi bahan perbincangan di masyarakat. Selama masih
banyak konsumen yang dirugikan, masalahnya tidak akan pernah tuntas. Oleh karena itu,
masalah perlindungan konsumen perlu diperhatikan.
Hak konsumen yang diabaikan oleh pelaku usaha perlu dicermati secara seksama. Pada era
globalisasi dan perdagangan bebas saat ini, banyak bermunculan berbagai macam produk
barang/pelayanan jasa yang dipasarkankepada konsumen di tanah air, baik melalui promosi,
iklan, maupun penawaran barang secara langsung.
Jika tidak berhati-hati dalam memilih produk barang/jasa yang diinginkan, konsumen hanya
akan menjadi objek eksploitas dari pelaku usaha yang tidak bertanggung jawab. Tanpa disadari,
konsumen menerima begitu saja barang/jasa yang dikonsumsinya.
Perkembangan perekonomian, perdagangan, dan perindustrian yang kian hari kian meningkat
telah memberikan kemanjaan yang luar biasa kepada konsumen karena ada beragam variasi
produk barang dan jasa yang bias dikonsumsi. Perkembangan globalisasi dan perdagangan
besar didukung oleh teknologi informasi dan telekomunikasi yang memberikan ruang gerak
yang sangat bebas dalam setiap transaksi perdagangan, sehingga barang/jasa yang
dipasarkan bisa dengan mudah dikonsumsi.
Permasalahan yang dihadapi konsumen tidak hanya sekedar bagaimana memilih barang, tetapi
jauh lebih kompleks dari itu yang menyangkut pada kesadaran semua pihak, baik pengusaha,
pemerintah maupun konsumen itu sendiri tentang pentingnya perlindungan konsumen.
Pengusaha menyadari bahwa mereka harus menghargai hak-hak konsumen, memproduksi
barang dan jasa yang berkualitas, aman untuk digunakan atau dikonsumsi, mengikuti standar
yang berlaku, dengan harga yang sesuai. Pemerintah menyadari bahwa diperlukan undangundang serta peraturan-peraturan disegala sektor yang berkaitan dengan berpindahnya barang
dan jasa dari pengusaha ke konsumen. Pemerintah juga bertugas untuk mengawasi
berjalannya peraturan serta undang-undang tersebut dengan baik.
Tujuan penyelenggaraan, pengembangan dan pengaturan perlindungan konsumen yang
direncanakan adalah untuk meningakatkan martabat dan kesadaran konsumen, dan secara
tidak langsung mendorong pelaku usaha dalam menyelenggarakan kegiatan usahanya dengan
penuh rasa tanggung jawab. Yang perlu disadari oleh konsumen adalah mereka mempunyai
hak yang dilindungi oleh undang-undang perlindungan konsumen sehingga dapat melakukan
sasial kontrol terhadap perbuatan dan perilaku pengusaha dan pemerintah. Dengan lahirnya
undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen diharapkan upaya
perlindungan konsumen di indonesia dapat lebih diperhatikan.

SOAL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Apa latar belakang adanya perlindungan konsumen ?


Sebutkan alasan pokok adanya perlindungan konsumen ?
Apakah pengertian dari perlindungan konsumen, sebutkan dasar hukumnya ?
Bagaimanakah cakupan perlindungan konsumen ?
Terdapat 2 aspek perlindungan konsumen, sebutkan dan beri contoh ?
Apakah yang dimaksud dengan standart kontrak ? beri contohnya ?
Apakah alasan timbulnya perjanjian standard ?
Dilihat dari segi kewenangan menetapkan syarat syarat perjanjian, standard kontrak

dapat dibedakan dalam 2 jenis, sebutkan dan beri contohnya ?


9. Mengapa standard kontrak dikatakan sebagai perjanjian paksa ? sebutkan alasannya ?
10. Apakah yang disebut dengan produsen ? beri contohnya ?
11. Apakah yang disebut dengan pelaku usaha ? beri contohnya ?
12. Apakah yang disebut dengan konsumen, sebutkan dasar hukumnya ?
13. Apakah konsumen sama dengan pembeli ? jelaskan pendapat saudara ?
14. Apakah semua orang adalah konsumen ? jelaskan dan beri contohnya ?
15. Apakah yang disebut dengan produk ?
16. Apakah jasa itu adalah produk ? beri contohnya ?
17. Apakah yang disebut dengan standarisasi ? beri contohnya ?
18. Sebutkan manfaat manfaat standarisasi ?
19. Apakah fungsi standarisasi ?
20. Apakah yang ada ketahui tentang sertifikasi ? beri contohnya ?
21. Sebutkan manfaat sertifikasi produk ?
22. Apakah peranan pemerintah di dalam perlindungan konsumen ?
23. Apakah langkah langkah yang ditempuh pemerintah, dalam upaya melindungi
konsumen ?
24. Sebutkan larangan penggunaan Klausula Baku dan apa dasar hukumnya ?
25. Perlindungan kepada konsumen, berarti juga perlindungan terhadap seluruh warga
Negara Indonesia, jelaskan ?

PEMBAHASAN SOAL
1. Masalah perlindungan konsumen semakin gencar dibicarakan. Permasalahan
ini tidak akan pernah habis dan akan selalu menjadi bahan perbincangan di
masyarakat. Selama masih banyak konsumen yang dirugikan, masalahnya
tidak akan pernah tuntas. Oleh karena itu, masalah perlindungan konsumen
perlu diperhatikan.
2. Alasan pokok diperlukannya hokum perlindungan konsumen :
1. Melindungi konsumen sama halnya dengan melindungi seluruh bangsa
sebagaimana yang diamanatkan oleh tujuan pembangunan nasional
bangsa Indonesia.

2. melindungi konsumen perlu untuk menghindari dari dampak negative


penggunaan teknolog.
3. melindungi konsumen perlu untuk melahirkan manusia-manusia yang
sehat jasmani dan rohani
4. Melindungi konsumen perlu untuk menjamin sumber dana
pembangunan yang bersumber dari masyarakat konsumen.
3. Perlindungan konsumen adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan
perlindungan hukum yang diberikan kepada konsumen dalam usaha untuk
memenuhi kebutuhan dari hal-hal yang dapat merugikan konsumen itu
sendiri.
Dasar hukumnya disebutkan dalam Pasal 1 angka 1 UU No. 8 Tahun 1999
tentang perlindungan konsumen.
Hukum perlindungan konsumen yang berlaku di Indonesia memiliki dasar
hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dengan adanya dasar hukum
yang pasti, perlindungan terhadap hak-hak konsumen bisa dilakukan dengan
penuh optimisme. Hukum Perlindungan Konsumen merupakan cabang dari
Hukum Ekonomi. Alasannya, permasalahan yang diatur dalam hukum
konsumen berkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan barang / jasa. Pada
tanggal 30 Maret 1999, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyepakati
Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang perlindungan konsumen untuk
disahkan oleh pemerintah setelah selama 20 tahun diperjuangkan. RUU ini
sendiri baru disahkan oleh pemerintah pada tanggal 20 april 1999.
4. Cakupan Perlindungan Konsumen :
Perlindungan konsumen dapat dibagi dalam dua aspek dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Perlindungan kemungkinan diserahkan kepada konsumen barang atau
jasa yang tidak sesuai dengan apa yang telah disepakati atau
melanggar ketentuan undang-undang.
2. Perlindungan terhadap diberlakukannya kepada konsumen syaratsyarat yang tidak adil. Dalam hal ini termasuk prsoalan-persoalan
promosi dan periklanan, standar kontrak, harga, layanan penjual, dan
sebagainya. Hal ini berkaitan dengan perilaku produsen dalam
memproduksi dan mengedarkan barangnya.Biasanya syarat-syarat
perjanjian itu telah tertuang dalam formulir yang sudah dipersiapkan
terlebih dahulu yang dicetak sedemikian rupa sehinga kadang-kadang
tidak tebaca dan sulit dimengerti.
5. Aspek Dalam hokum perlindungan konsumen :
1. Tanggung jawab Produk.
Aspek pertama dari perlindungan konsumen adalah persoalan tentang
tanggung jawab produsen atas kerugian sebagai akibat yang ditimbulkan
oleh produknya. Dengan singkat persoalan ini lazim disebut dengan tanggung
jawab produk. Aspek ini sering disebut dengan produc leability. Dalam bahasa
Indonesia disebut tanggung jawab produk.
Uraian diatas menunjjukkan bahwa tanggung jawab produk dan perlindungan
konsumen merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan.

2. Standar Kontrak (Perjanjian Standar, perjanjian Baku)


a. Pengertian
Aspek ke dua dari perlindungan konsumen adalah persoalan tentang
pemakaian standar kontrak dalam hubungannya antara produsen dengan
konsumen. Dalam praktik sering ditemukan cara bahwa untuk mengikat
suatu perjanjian tertentu, salah satu pihak telah mempersiapkan konsep
(draf) perjanjian yang akan berlaku bagi para pihak. Konsep itu sudah
dissusun sedemikian rupa sehingga pada penandatangan tinggal
menandatangani biasanya yang bersifat subyektif saja seperti identitas dan
tanggal pembuatan perjajian. Sedangkan mengenai substansi perjanjian
sudah ditulis dan tidak bisa diperbaiki.
Mengapa timbul praktik standar kontrak?. Tampaknya tidak ada alasan
hukum (argumentasi yuridis) yang kuat untuk mendukungnya. Diperkirakan
hanya untuk menghemat waktu dan uang (alasan ekonomis).
6. Standard Kontrak adalah

Anda mungkin juga menyukai