Anda di halaman 1dari 16

Interaksi obat dan makanan

Interaksi obat dan makanan terjadi bila makanan


mempengaruhi bahan dalamobat yang diminum sehingga obat
tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Interaksi ini dapat
menyebabkan efek yang berbeda-beda, dari mulai peningkatan
atau penurunan efektivitas obat sampai efek samping.
Makanan juga dapat menunda, mengurangi atau meningkatkan
penyerapan obat. Itulah sebabnya mengapa beberapa obat
harus diminum pada waktu perut kosong (1 jam sebelum
makan atau 2 jam setelah makan) dan beberapa obat lain
sebaiknya diminum bersamaan dengan makanan.

Interaksi obat dan makanan dapat terjadi ketika makanan yang


dimakan mempengaruhi obat yang sedang kita gunakan
sehingga mempengaruhi efek obat tersebut, contoh reaksi
yang dapat timbul :
- Makanan dapat mempercepat/memperlambat efek obat
- Beberapa obat tertentu dapat menyebabkan vitamin dan
mineral
tidak bekerja secara tepat.
- Menyebabkan hilang/bertambah nafsu makan
- Obat dapat mempengaruhi nutrisi tubuh
Jenis obat dan makanan yang dapat berinteraksi : salah satu
contoh keasaman dari jus buah dapat menurunkan efektivitas
antibiotik, susu dapat membentuk kelat apabila diminum
bersama tetrasiklin

Dasar yang menentukan apakah obat diminum sebelum, selama


atau setelah makan tentunya adalah karena absorpsi,
ketersediaan hayati serta efek terapeutik obat bersangkutan,
yang amat tergantung dari waktu penggunaan obat tersebut
serta adanya kemungkinan interaksi obat dengan makanan itu
sendiri.
Kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan dapat
terjadinya interaksi obat dengan makanan adalah :
- Perubahan motilitas lambung dan usus, terutama kecepatan
pengosongan lambung dari saat masuknya makanan.
- Perubahan pH, sekresi asam serta produksi empedu,
- Perubahan suplai darah di daerah di mukosa saluran cerna,
- Dipengaruhinya absorpsi obat oleh proses absorpsi dan
pembentukan kompleks,
- Dipengaruhinya proses transport aktif obat oleh makanan,
- Perubahan biotransformasi dan eliminasi.
Dari semua pengaruh ini, pengaruh yang terbesar pada
interaksi obat dan makanan adalah laju pengosongan lambung

Berkurangnya ketersediaan hayati


Penggunaan obat bersama makanan tidak hanya dapat
menyebabkan perlambatan absorpsi tetapi dapat pula
mempengaruhi jumlah yang diabsorpsi (ketersediaan hayati obat
bersangkutan). Penisilamin yang digunakan sebagai basis
terapeutika dalam menangani reumatik, jika digunakan setelah
makan, ketersediaan hayatinya jauh lebih kecil dibandingkan
jika tablet tersebut digunakan dalam keadaan lambung kosong.
Ini akibat adanya pengaruh laju pengosongan lambung terhadap
absorpsi obat.
Pengaruh pH
Jika kita lihat pH lambung dan usus dua belas jari setelah
makan, maka di lambung (sebagai akibat netralisasi lambung
oleh makanan) dalam waktu satu jam pH akan bergeser ke pH
yang lebih tinggi, maksimum sekitar pH 5. Sebaliknya di usus dua
belas jari pH akan turun dan dalam waktu 0,5 sampai 3 jam
setelah makan, rata-rata pH sekitar 5,5. Jika obat diminum
setelah makan tentu saja di samping memperlambat absorpsi
obat, perubahan pH ikut berpengaruh.

Pada antibiotika seperti penisilin, eritromisin, rifampisin, ketersediaan


hayatinya lebih kecil karena sebagian senyawa ini tidak stabil dalam
suasana asam, atau seperti pada tetrasiklin dan rifampisin pada pH di
atas 3 kelarutannya akan berkurang. Kurangnya kelarutan pada pH di
atas 3 ini juga berlaku untuk ktokonazol dan diazepam.
Pada digoksin dan turunannya asetildigoksin atau metil- digoksin pH di
bawah 3 akan menyebabkan hidrolisis shg akan mengurangi absorpsinya.


Pembentukan kompleks
Pembentukan kompleks atau khelat dapat pula memperkecil
ketersediaan hayati obat-obat yang diminum setelah makan. Contoh
yang paling dikenal adalah berkurangnya absorpsi tetrasiklin jika
diminum bersama atau setelah makanan yang kaya kalsium, seperti susu
atau produk-produk susu. Juga dengan antasida misalnya gel aluminium
hidroksida, kerja tetrasiklin akan berkurang karena terhambatnya
absorpsi.
Kekecualian pada doksisiklin yang ketersediaan hayatinya hanya sedikit
dipengaruhi oleh susu. Kadar serum maksimum praktis tidak berubah,
hanya eliminasinya lebih cepat.

Terganggunya transport
Contoh lain berkurangnya ketersediaan hayati jika diminum
setelah makan, adalah obat anti parkinson levodopa.
Mekanisme kerjanya agak berbeda dengan kebanyakan obat
yang diabsorpsi secara pasif, levodopa diabsorpsi secara aktif
(pembawa asam amino), juga digunakan oleh asam amino lain,
sehingga jika banyak asam amino dalam makanan akan terjadi
kompetisi dengan pembawa ini. Jadi makanan kaya protein,
akan menurunkan kadar serum dan akibatnya akan terjadi apa
yang kita namakan fenomena onoff

Beberapa contoh interaksi obat dan makanan


Jus jeruk menghambat enzim yang terlibat dalam metabolisme
obat sehingga mengintensifkanpengaruh obat-obatan tertentu.
Peningkatan pengaruh obat, jika obat diabsorpsi lebih dari yang
diharapkan, obat tersebut akan memiliki efek berlebihan.
- Obat hipertensi dpt menurunkan tekanan darah terlalu rendah.
- Obat penurun kolesterol juga meningkatkan absorpsi bahan
aktifnya dan menyebabkan kerusakan otot yang parah.
- Obat anti-inflamasi atau aspirin juga dapat memicu rasa panas
dan
asam di perut.
- Suplemen yang mengandung zat besi akan sangat bermanfaat
karena vitamin C yang ada dalam jus akan meningkatkan
penyerapan zat besi
Kalsium atau makanan yang mengandung kalsium, seperti susu
dan produk susu lainnya dapatmengurangi absorpsi tetrasiklin.

Makanan yang kaya vitamin K (kubis, brokoli, bayam,


alpukat, selada) jika bersama terapi antikoagulan (warfarin),
harus dibatasikonsumsinya. Sayuran itu mengurangi efektivitas
pengobatan dan meningkatkan risiko trombosis (pembekuan
darah).

Efek sebaliknya terjadi dengan vitamin E, bawang dan
bawang putih, karena bahan-bahan ini menghasilkan efek yang
mirip dgn efek warfarin. makanan ini dapat menyebabkan efek
warfarin meningkat.

Kafein meningkatkan risiko overdosis antibiotik tertentu
(enoxacin, ciprofloxacin,norfloksasin).Untuk menghindari
keluhan palpitasi, tremor, berkeringat atau halusinasi, hindari
minum kopi, teh atau soda pada masa pengobatan.

Beberapa makanan dapat menginduksi atau inhibisi enzim-enzim,


baik dengan memperpendek atau memperpanjang waktu yang dilalui
obat di dalam tubuh. Jika makanan menginduksi enzim, obat akan
lebih singkat berada di dalam tubuh dan dapat menjadi kurang
efektif. Jika makanan menginhibisi enzim, obat akan berada lebih
lama dalam tubuh dan dapat menyebabkan efek samping yang tidak
dikehendaki.


Makanan yang mengandung zat tiramin ( seperti bir, anggur, alpukat,
beberapa jenis keju, tempe, hati, ekstrak ragi dan berbagai daging
olahan ) menginduksi kerja enzim yang memetabolisme obat
inhibitor MAO (sejenis obat antidepresi ), dapat menyebabkan efek
yang berbahaya termasuk tekanan darah tinggi yang serius. Inhibitor
monoaminoksidase ini menghambat penguraian noradrenalin endogen
dan dengan ini meningkatkan kadar noradrenalin di sistem saraf
pusat dan di perifer. Simpatomimetika tak langsung seperti tiramin
membebaskan juga noradrenalin. Dengan demikian jelaslah mengapa
dapat timbul gangguan kardiovaskular seperti diterangkan di atas

Aspirin atau derivat salisilat - protein dan karbohidrat


Absorbsi aspirin terhambat. Makanan juga menghambat
pengosongan lambung. Maka jika diperlukan efek analgesik
yang cepat, aspirin harus diberikan tanpa makanan, tapi jika
aspirin dibutuhkan untuk jangka waktu lama, maka dengan
adanya makanan dapat membantu untuk melindungi mukosa
lambung.
Dekstropropoksifen (propoksifen) - protein dan karbohidrat
dapat menghambat absorpsi dekstropropoksifen, tapi
secara total absorpsi justru meningkat. menyebabkan sedikit
peningkatan total dari jumlah propoksifen yang diabsorpsi.

Alkohol - umumnya penggunaan akut akan menginhibisi enzim
sehingga eliminasi obat diperlambat, sedangkan penggunaan
kronis akan berakibat sebaliknya.

Umumnya penggunaan obat bersama makanan akan


memperlambat absorpsi sebagai contoh :
aspirin,
parasetamol,
indometasin,
tenoksikam, amoksisilin,
sefaleksin,
kaptopril,
pentoksifilin, asam valproat.

Peningkatan absorpsi yang mengakibatkan peningkatan
ketersediaan hayati terjadi misalnya pada :
griseofulvin,
nitrofurantoin,
propranolol,
metoprolol, fenitoin,
karbamazepin,
senyawa
litium,
etretinat.

Bagi preparat analgetika dan antiflogistika yang pada
panggunaan dalam keadaan lambung kosong senantiasa
menyebabkan keluhan gastrointestinal, penggunaan bersama
makanan adalah usaha yang terbaik.

Pemblok reseptor H2 seperti simetidin, ranitidin dan


famotidin, untuk menurunkan sekresi asam pada malam hari
diberikan sebelum tidur.

Beberapa antibiotika seperti penisilin, sefalosporin atau
eritromisin
jika pasien tahan sebaiknya diberikan dalam keadaan
lambung
kosong bersama banyak air untuk meningkatkan kadar obat
dalam
serum.

Obat yang diminum dalam keadaan perut kosong (sebelum


makan)
Ampisilin,
Bisacodyl,
Captopril, Dicloxacilin, Lansoprazol
Rifampicin, Sulfametoxazol-trimetoprim, Sulfadiazin, Tetracyclin


Obat yang diminum dalam keadaan perut penuh ( sesudah
makan)
Alopurinol, Augmentin, Aspirin, Chloroquin, Cimetidin
Griseofulvin,
Metronidazol, Piroxicam,
Prednison


Selain itu ada beberapa jenis obat yang yang dapat berinteraksi
bila diminum dengan jus buah terutama anggur :
Alprazolam, Atorvastin, Benzodiazepin, Carbamazepin,
Claritromycin, Codein, Dextrometorphan, Diazepam,
Estrogen, Eritromisin, Lovastatin, Nifedipin, Progesteron,
Simvastatin.

Interaksi obat dan makanan


Nama Obat

Makanan

Hasil Interaksi

Enalapril
Captopril
Calan-SR
Capoten
Inderal
Lopressor
Vasotec
Imidapril
Spironolacton

Sejenis gula-gula yang


dibuat dari Succus liquiritae
Makanan yang banyak
mengandung garam

Komponen yang
terdapat dalam akar
licorice alami
menyebabkan retensi
garam dan air yang
dapat meningkatkan
tekanan darah.

Obat MAO inhibitor


Isocarboxazid (Marplan)
Tranylcypromine sulfate
(Parnate)
Phenelzine sulfate
(Nardil)

Makanan tinggi tiramin


Hasil interaksi
Keju (cheddar)
Makanan
yang
Hati ayam
mengandung tiramin
Minuman cola
jika dikombinasi dengan
Makanan kaleng (daun/sayuran) o b a t M A O i n h i b i t o r
Pisang
dapat menyebabkan
Bir
sakit kepala yang
Buncis
hebat, palpitasi, mual,
Kafein
muntah,
dan
Ekstrak ragi
peningkatan tekanan
Daging
darah. Berpotensi
Coklat
mengakibatkan stroke
Ikan kecil, Ikan asin/yg diawetkan m e m a t i k a n d a n
Alpukat
serangan jantung.
Jamur
Kismis
Sosis (peperoni)
Sour cream
Saus kedelai
INTERAKSI OBAT-MAKANAN
Wine: Chianti
Minuman anggur

Vitamin C dosis tinggi dan kolesterol


Menurunkan kadar kolestesterol,
mekanisme:
Memperlebar arteri sehingga memperkecil deposit
kolesterol pada dinding arteri
Meningkatkan aktifitas fibrinolisis, yang bertanggungjawab
untuk memindahkan penumpukan kolesterol dari arteri
Mengeliminasi kelebihan kolesterol dalam aliran darah
dengan membawa ke empedu

Anda mungkin juga menyukai