Anda di halaman 1dari 6

DEFINISI

Penyakit tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh


Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman Mycobacterium tuberculosis
menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya. Penyakit ini
merupakan infeksi bakteri kronik yang ditandai oleh pembentukan granuloma pada
jaringan yang terinfeksi dan reaksi hipersensitivitas yang diperantarai sel (cell
mediated hypersensitivity). Penyakit tuberkulosis yang aktif bisa menjadi kronis dan
berakhir dengan kematian apabila tidak dilakukan pengobatan yang efektif (Daniel,
1999).
Suspek TB adalah seseorang dengan gajala atau tanda TB. Gejala umum TB
paru adalah batuk produktif lebih dari 2 minggu yang disertaigejala pernapasan (sesak
napas, nyeri dada, hemoptisis) dan atau gejala tambahan (tidak nafsu makan,
penurunan berat badan, keringat malam dan mudah lelah). Dalam menentukan suspek
TB harus dipertimbangkan beberapa faktor, seperti uia pasien, imunitas pasien, status
HIV atau prevalensi HIV dalam suatu populasi.
Kasus TB pasti yaitu pasien TB dengan ditemukan Mycobacterium
tuberculosis complex yang di identifikasi dari specimen klinik (jaringan, cairan tubuh,
usap tenggorok dll) dan kultur. Pada Negara dengan keterbatasankapasitas
laboratorium dalam mengidentifikasi, M.tuberculosis maka kasus TB paru dapat
ditegakkan apabila ditemukan satu atau lebih dahak dengan pemeriksaan BTA positif
atau seseorang pasien yang telah dilakukan pemeriksaan penunjang untukTB
sehingga didiagnosis olehdokter maupun petugas kesehatan dan diobati
denganpanduan dan lama pengobatan yang lengkap.

EPIDEMIOLOGI
Tuberkulosis sampai saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di dunia walaupun upaya pengen dalian dengan strategi DOTS telah
diterapkan banyak negara sejak tahun 1995. Dalam laporan WHO 2013 diperkirakan

terdapat 8.6 juta kasus TB pada tahun 2012 dimana 1,1 juta orang (13%) diantaranya
adalah pasien TB dengan HIV positif. Sekitar 75% dari pasien tersebut berada di
wilayah Afrika. Pada tahun 2012, diperkirakan terdapat 450.000 orang yang
menderita TB MDR dan 170.000 orang diantaranya meninggal dunia. Meskipun
kasusdan kematian karena TB sebagian besar terjadi pada pria, tetapi angka ksakitan
dan kematian wanita akibat TB juga sangantlah tinggi. Diperkirakan terdapat 2.9 juta
kasus TB pada tahun 2012 dengan jumlah kematian karena TB mencapai 410.000
kasus termasuk diantaranya adalah 160.000 orang wanita dengan HIV positif.
Separuh dari orang yang meninggal karena TB dengan HIV positif berjenis kelamin
wanita.
KLASIFIKASI TUBERKULOSIS
Adapun kasus TB diklasifikasikan berdasarkan:
1. Letak anatomi penyakit
Tuberkulosis paru adalah kasus TB yang mengenai parenkim paru.
Tuberkulosis milier diklasifikasikan sebagai TB paru karena lesunya yang
terletak didalam paru. Sedangkan TB ekstra paru adalah kasus TB yang
mengenai organ lain selain paru seperti pleura, kelenjar getah bening
(termasuk mediastinum, dan atau hilus), abdomen, traktus genitorius, kulit,
sendi, tulang dan selaput otak.
2. Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan uji kepekaan obat
Pengelompokan pasien disini berdasarkan hasil uji kepekaan contoh
uji dar Mycobacterium tuberculosis terhadap OAT dan dapat berupa : Mono
resistan (TB MR): resistan terhadap salah satu jenis OAT lini pertama saja
Poli resistan (TB PR): resistan terhadap lebih dari satu jenis OAT lini pertama
selain Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara bersamaan Multi drug resistan
(TB MDR): resistan terhadap Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara
bersamaan Extensive drug resistan (TB XDR): adalah TB MDR yang

sekaligus juga resistan terhadap salah satu OAT golongan fluorokuinolon dan
minimal salah satu dari OAT lini kedua jenis suntikan (Kanamisin,
Kapreomisin dan Amikasin) Resistan Rifampisin (TB RR): resistan terhadap
Rifampisin dengan atau tanpa resistensi terhadap OAT lain yang terdeteksi
menggunakan metode genotip (tes cepat) atau metode fenotip (konvensional).
3. Riwayat pengobatan sebelumnya
Riwayat pengobatan sangatlah penting diketahui untuk melihat risiko
resistensi obat atau MDR. Pada kelompok ini perlu dilakukan pemeriksaan
kultur dan uji kepekaan OAT. Tipe pasien berdasarkan riwayat pengobatan
sebelumnya ada yang dimaksud dengan pasien baru. Yaitu merupakan pasien
yang belum pernah mendapatkan pengobatan atau sudah pernah mendapatkan
terapi OAT kurang dari 1 bulan.pasien dengan hasil dahak BTA positif atau
negative dengan kolasi anatomi penyakit dimanapun. Sedangkan pasien
dengan riwayat pengobatan sebelumnya adalah pasien yang sudah pernah
mendapatkan pengobatan TB sebelumnya minimal selama 1 bulan dengan
hasil dahak BTA positif atau negative dengan lokasi anaotmi penyakit
dimanapun.
4. Status HIV pasien
Status HIV pasien merupakan hal yang penting untuk keputusan pengobatan.
Pasien TB dengan HIV positifadalah pasien dengan hasil tes HIV positif
sebelumnya ATAU sedang mendapatkan ART, ATAU hasil tes HIV positif
pada saat didiagnosis TB. Pasien TB dengan HIV negative adalah pasien TB
dengan hasil tes HIV negatifsebelumnya ATAU hasiltes HIV negative pada
saat didagnosis TB.

Keterangan:
1. Pemeriksaan klinis secara cermat dan hasilnya dicatata sebagai
kondisipasien dalam rekam medis. Untuk fasilitas kesehatan yang
memiliki alat tes cepat, pemeriksaanmikroskopis langsung tetap dilakukan
untuk terduga TB tanpa kecurigaan/bukti HIV maupun resistensi OAT.
2. Hasil pemeriksaan BTA negative pada semua contoh uji dahak (SPS) tidak
menyingkirkan diagnosis TB. Apabila akses memungkinkan dapat
dilakukan pemeriksaan tes cepat dan biakan. Untuk pemeriksaan tes cepat,
dapat dilakukan hanya dengan mengirimkan contoh uji.
3. Sebaiknya pemnacaan hasl foto thoraks oleh seorang ahli radiologi
4. Pemberian antibiotika non OAT yang tidak memberikan efek pengobatan
TB termasuk golongan kuinolon
5. Untuk memastikan diagnosis TB
6. Dilakukan TIPK (Test HIV atas Inisiatif Pemberi Pelayanan Kesehatan
dan Konseling)
7. Bila hasil pemeriksaan ulang tetap BTA negative, lakukan observasi dan
assessment lanjutan oleh dokter untuk fakto-faktor yang bisa mengarah ke
TB.
PATOGENESIS
Infeksi primer
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman
tuberkulosis. Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati
sistem pertahanan mukosilier bronkus dan terus berjalan sampai ke alveolus dan
menetap di sana. Infeksi dimulai saat kuman tuberkulosis berhasil berkembang biak
dengan cara membelah diri di paru yang mengakibatkan radang dalam paru. Saluran
limfe akan membawa kuman ke kelenjar limfe di sekitar hilus paru, dan ini disebut
kompleks primer. Waktu terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer
adalah 4-6 minggu. Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadi perubahan reaksi
tuberkulin dari negatif menjadi positif. Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung
kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitas seluler). Pada

umumnya respon daya tahan tubuh tersebut dapat menghentikan perkembangan


kuman tuberkulosis. Meskipun demikian, ada beberapa kuman menetap sebagai
kuman persisten atau dormant (tidur). Kadang-kadang daya tahan tubuh tidak mampu
menghentikan perkembangan kuman. Akibatnya dalam beberapa bulan yang
bersangkutan akan menjadi pasien tuberkulosis. Masa inkubasi mulai dari seseorang
terinfeksi sampai menjadi sakit, membutuhkan waktu sekitar 6 bulan (Depkes RI,
2006).
Tuberkulosis pasca primer (post primary tuberculosis)
Tuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun
sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi
HIV atau status gizi yang buruk. Ciri khas dari tuberkulosis pasca primer adalah
kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura (Depkes RI,
2006).

DAFTAR PUSTAKA
Daniel, M. Thomas. 1999. Harrison : Prinsip-Prinsip Ilmu penyakit dalam Edisi 13
Volume 2. Jakarta : EGC : 799-808
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis Edisi 2 Cetakan Pertama. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai