Gambar 5. Gambar Abutmen . Abutmen pada jembatan ini adalah tipe T terbalik.
Setiap segmen dari I girder ada bagian untuk penempatan diafragma. Diafragma
terbuat dari beton precast. Tulangan diluruskan dan diatur agar dapat dipasang
beton diafragma.
Gambar 8. Lubang
Prilaku balok beton prategang pada umumnya dapat melendut kearah atas / lawan
lendut (camber) dalam tahap sesaat pemberian gaya prategang atau dapat pula
melendut kearah bawah (deflection) selama masa layan (setelah seluruh beban
kerja bekerja). Tipe tendon yang digunakan adalah harped. Mutu beton,
penempatan lubang, jumlah lubang, dan tendon yang digunakan, harus sesuai
dengan perencanaan, jika tidak maka barang akan dikembalikan dan akan diganti
baru.
Metode Pelaksanaan
Balok girder yang telah dicetak, disusun di tempat yang datar dan dengan keadaan
tanah yang mampu menahan balok girder tersebut. Balok girder harus disusun
sesuai dengan urutan atau penomoran sesuai dengan susunan ketika dicetak. Lalu
dilakukan stressing pada setiap segmen. Kemudian dilakukan stressing dengan 2
segmen secara bersamaan, berlanjut 3 sampai 5 segmen. Pada saat stressing, efek
camber harus sesuai dengan aturan yang ada. Jika setiap segmen telah memenuhi
syarat, maka dilakukan erection. Dalam pelaksanaan erection semua segmen sudah
disambung menjadi satu kesatuan. Dalam pelaksanaan ini, harus ada surveyor
karena penempatan setiap girder harus tepat pada posisinya. Dalam pemasangan
girder ini menggunakan 2 crane yang masing masing berada dekat abutmen.
Setelah semua beton girder dan diafragma terpasang, perkerasan lantai kendaraan
dapat dilaksanakan.