I. IDENTITAS
Nama Lengkap
: Tn. NS
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 41 tahun
Pekerjaan
: Karyawan swasta
II. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama
Kedua mata terasa panas sejak 1 minggu yang lalu
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 1 minggu lalu, pasien merasa panas dan perih dikedua matanya jika
terkena sinar matahari. Kedua mata terutama mata kiri pasien mengatakan
pandangannya mulai kabur.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sebelumnya pernah mengalami gejala yang sama sekitar 6 tahun yang
lalu yaitu disertai mata kanan yang berlendir dan terasa gatal. Pasien juga mempunyai
riwayat operasi pengangkatan selaput pada mata kanan 4 tahun yang lalu. Pasien
memiliki riwayat diabetes melitus dan hipertensi yang terkontrol.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan adanya keluhan yang sama di keluarga yaitu Ibunya, serta
menyangkal adanya riwayat diabetes melitus dan hipertensi pada keluarga pasien.
e. Riwayat Pengobatan
Pasie belum pernah mengobati gejala yang dirasakan sekarang.
1
f. Riwayat Alergi
Pasien menyangkal mempunyai riwayat alergi debu, makanan dan obat-obatan.
Visus
OS + KM 25/20
OS
Tidak ada
Eksoftalmus
Tidak ada
Tidak ada
Endoftalmus
Tidak ada
Tidak ada
Deviasi
Tidak ada
Palpebra
OD
OS
Tidak ada
Edema
Tidak ada
Tidak ada
Nyeri tekan
Tidak ada
Tidak ada
Ektropion
Tidak ada
Tidak ada
Entropion
Tidak ada
Tidak ada
Blefarospasme
Tidak ada
Tidak ada
Sikatrik
Tidak ada
Tidak ada
Ptosis
Tidak ada
Tidak ada
Hordeolum
Tidak ada
Tidak ada
Kalazion
Tidak ada
Tidak ada
Pseudoptosis
Tidak ada
Konjungtiva
OD
Ada
OS
Hiperemis
Ada
Tidak ada
Folikel
Tidak ada
Tidak ada
Papil
Tidak ada
Tidak ada
Sikatrik
Tidak ada
2
Tidak ada
Anemis
Tidak ada
Tidak ada
Injeksi Konjungtiva
Tidak ada
Tidak ada
Injeksi Siliar
Tidak ada
Tidak ada
Perdarahan
Subkonjungtiva
Tidak ada
Pterigium
Tidak ada
Ada
Pinguekula
Tidak ada
Ada
Kemosis
Tidak ada
Kornea
OD
OS
Jernih
Kejernihan
Jernih
Baik
Sensibilitas
Baik
Tidak ada
Infiltrat
Tidak ada
Tidak ada
Perforasi
Tidak ada
Tidak ada
Edema
Tidak ada
OS
Sedang
Kedalaman
Sedang
Arcus senilis
Kejernihan
Jernih
Tidak ada
Hifema
Tidak ada
Tidak ada
Hipopion
Tidak ada
Iris
OD
OS
Hitam
Warna
Hitam
Jelas
Kriptae
Jelas
Tidak ada
Sinekia
Tidak ada
Pupil
OD
Bulat
OS
Bentuk
Bulat
3
3 mm
Ukuran
3 mm
Positif
Positif
Positif
Positif
Lensa
OD
OS
Keruh
Di tengah
Kejernihan
Letak
Jernih
Di tengah
IV. RESUME
Sejak 4 tahun lalu, pasien merasa ada selaput yang muncul pada mata kanan. Keluhan
tersebut sering disertai mata merah dan gatal. Pasien merasa seperti ada yang mengganjal
bila melihat pada kedua matanya. Pasien pernah menjalani operasi selaput di mata kanan
pada tahun 2011, dan 1 minggu lalu merasakan kedua matanya panas jika terkena sinar
matahari. Pasien menyangkal adanya trauma sebelumnya pada kedua mata. Pasien tidak
memiliki riwayat diabetes melitus dan hipertensi. Pada pemerikasaan didapatkan visus
mata kanan 20/15 dan mata kiri 20/25. Pada konjungtiva terdapat jaringan fibrovaskular
pada bagian nasal puncaknya mata kanan di tepi kornea. Pada kornea didapatkan arkus
senilis di mata kanan.
V. DIAGNOSA KERJA
A. Pterigium
Merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif
dan invasif. Pertumbuhan ini biasanya terletak pada celah kelopak bagian nasal
ataupun temporal konjungtiva yang meluas ke daerah kornea. Pterigium berbentuk
segitiga dengan puncak dibagian sentral atau daerah kornea.
B. Konjungtivitis Dry Eyes
C. Konjungtivitis
Merupakan radang konjungtiva atau radang selaput lendir yang menutupi
belakang kelopak dan bola mata. Konjungtivitis dapat disebabkan bakteri seperti
konjungtivitis gonokok, virus, klamidia, alergi toksik, dan molluscum contagiosum.
Gambaran klinis yang terlihat dapat berupa hiperemi konjungtiva bulbi
(injeksi konjungtiva), lakrimasi, eksudat dengan sekret lebih nyata di pagi hari,
pseudoptosis akibat kelopak membran bengkak, kemosis, hipertrofi papil, folikel,
membran, pseudomembran, granulasi, flikten, mata terasa seperti benda asing, dan
adenopati preaurikular. Biasanya sebagai reaksi konjungtivitis akibat virus berupa
terbentuknya folikel pada konjungtiva. Bilik mata dan pupil dalam bentuk yang
normal.
D. Skleritis
Skleritis biasanya disebabkan oleh kelainan atau penyakit sistemik. Lebih
sering disebabkan penyakit jaringan ikat, pasca herpes, sifilis, dan gout. Kadangkadang disebabkan tuberkulosis, bakteri (pseudomonas), sarkoidosis, hipertensi,
benda asing dan pasca bedah. Terdapat perasaan sakit yang berat, dapat menyebar ke
dahi, alis, dan dagu yang kadang-kadang membangunkan sewaktu tidur akibat
sakitnya yang sering kambuh. Mata merah berair, fotofobia dengan penglihatan
menurun.
Penyulit skleritis ditemukan berupa keratitis perifer, glaukoma, granuloma
subretina, uveitis, ablasi retina eksudatif, proptosis, katarak, dan hipermetropia. Pada
6
skleritis akibat terjadinya nekrosis sklera atau skleromalasia maka dapat terjadi
perforasi pada sklera.
VII .PENATALAKSANAAN
1. Pembedahan
Bila pterigiumnya tumbuh terus sehingga mengganggu penglihatan.
2. OD Ekstirpasi Pterigium
3. Edukasi
Lindungi mata dari paparan sinar matahari dengan menggunakan kacamata hitam ,
hindari debu yang berlebihan agar tidak memperberat pterigium.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Pterigium adalah suatu pertumbuhan fibrovaslular pada konjungtiva bulbi yang bersifat
degeneratif dan invasif. Berbentuk segitiga ,berada di fisura palpebra dan mengarah ke
kornea
Bagian-bagian pterigium :
1. Kaput
2. Apeks
3. Kolum
4. Korpus
Etiologi
- Belum diketahui pasti
- Teori yang dikemukakan :
1. Paparan sinar matahari (UV)
2. Iritasi kronik dari lingkungan ( udara, angin, debu )
Gambaran Patologi
- Proses degeneratif (hiperplasia) jaringan subkonjungtiva
- Perubahan kornea ( apeks pterigium ) membran konjungtiva rusak dan lamel
superfisial kornea diinvasi jaringan granulasi
Gambaran klinik
Lesi biasanya terdapat di sisi nasal konjungtiva bulbi.
Bisa dijumpai di sisi nasal dan temporal pada satu mata (Pterigium dupleks)
atau pada kedua mata (Pterigium bilateral)
Gejala subyektif :
8
Rasa perih, terganjal, sensasi benda asing; silau, berair, gangguan visus, masalah
kosmetik
Gejala Obyektif :
Konjungtiva bulbi ( fisura palp ) jar. fibrovaskuler berbentuk segitiga
(apeks menuju kornea atau di kornea)
Di depan apeks kdg dijumpai :
- Yellow brown line = Pigmented iron line = Stockers line
- Grey cap (Grey zone)
Pada pterigium yang besar, gerakan bola mata terbatas ke arah yang berlawanan
dengan lesi
Gangguan visus Pada Pterigium stadium III
Karena : a. menutupi zona optik kornea
b. kurvatur kornea terganggu astigmatisma
Diplopia timbul bila pterigium besar
Klasifikasi
A. Berdasarkan luas perkembangannya :
Stadium I
Stadium II
Stadium III
Progresif
C. Berdasarkan tipenya
Membran / fibrosa : tipis & pucat, pembuluh darah drh < 5
Vaskuler
Diagnosis
Ditegakkan berdasarkan gejala klinik
Diagnosis banding
1. Pinguekula (pterigium stadium I)
2. Pseudopterigium (pterigium stadium II & III)
Lokasi
Progresifitas
Riwayat penyakit
Tes sondase
Pterigium
Selalu di fisura palpebra
Bisa progresif atau stasioner
Ulkus kornea ( - )
Negatif
Pseudopterigium
Sembarang lokasi
Selalu stasioner
Ulkus kornea ( + )
Positif
Pengobatan
1. Non bedah : Mengurangi keluhan subyektif, misalnya :gatal, merah
2. Bedah
Indikasi operasi
1. Menurut Ziegler
10
Komplikasi
Selama operasi dapat terjadi perforasi kornea atau sklera, trauma pada m. rektus
medialis atau lateral. Dan sesudah operasi dapat terjadi infeksi, granuloma, astigmatisma
kornea, neovaskularisasi dan terjadi sikatriks kornea.
Pterigium Rekuren
Disebut juga pterigium sekunder = pterigim residif
Disebut rekuren bila timbul kembali dlm waktu 7 hari- 6 bulan post operasi
Insidens : 30 50 %
11
BAB III
KESIMPULAN
Pterigium merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat
degeneratif dan invasif. Pertumbuhan ini biasanya terletak pada celah kelopak bagian nasal
ataupun temporal konjungtiva yang meluas ke daerah kornea. Pterigium berbentuk segitiga
dengan puncak di bagian sentral atau di daerah kornea. Pterigium mudah meradang dan bila
terjadi iritasi, maka bagian pterigium akan berwarna merah. Pterigium dapat mengenai kedua
mata. Pterigium diduga disebabkan iritasi kronis akibat debu, cahaya sinar matahari, dan
udara yang panas. Etiologinya belum diketahui dengan jelas dan diduga merupakan suatu
neoplasma, radang dan degenerasi. Pterigium dapat tidak memberikan keluhan atau akan
memberikan keluhan mata iritatif, merah dan mungkin menimbulkan astigmat yang akan
memberikan keluhan gangguan penglihatan.
Pengobatan tidak diperlukan karena sering bersifat rekuren, terutama pada pasien
yangmasih muda. Bila pterigium meradang dapat diberikan steroid atau suatu tetes mata
dekongestan. Pengobatan pterigium adalah dengan sikap konservatif atau dilakukan
pembedahan bila terjadi gangguan penglihatan akibat terjadinya astigmatisme ireguler atau
pterigium yang telah menutupi media penglihatan.
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
5.
Ilyas Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta: FKUI. 2010. Hal 116-117.
13