Anda di halaman 1dari 7

Pseudomonas sp.

Oleh :
Gina Amalia
Amalia Sofa
Silviyatun Nimah
Oki Azhar Rizky

B1J013004
B1J013014
B1J013016
B1J013017

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2015

I.

PENDAHULUAN

Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel dan
merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies
yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri termasuk
dalam golongan prokariotik uniseluler, tidak mempunyai selubung inti, umumnya berukuran
sel 0,5-1,0 m x 2,0-5,0 m dan terdiri dari empat bentuk dasar yaitu bentuk bulat atau
kokus, batang atau basil, koma dan spiral (Dwidjoseputro, 1985).
Bakteri patogen menghasilkan berbagai enzim yang pada dasarnya tidak toksik tetapi
berperan penting dalam proses infeksi. Beberapa bakteri patogen memproduksi enzim
hidrolitik seperti protease dan hialuronidase yang mendegradasi komponen matrik
ekstraseluler, sehingga dapat merusak struktur jaringan inang. Enzim hidrolitik ini digunakan
oleh bakteri untuk memperoleh sumber karbon dan energi dengan menghancurkan polimer
inang menjadi gula sederhana dan asam amino (Salyers dan Whitt, 1994).
Strain-strain bakteri anggota genus Pseudomonas sp. tersebar luas di alam dan
kelimpahannya predominan. Berbagai strain anggota genus tersebut memiliki keunggulan
metabolik, sehingga dapat digunakan dalam bioremediasi berbagai pencemar di lingkungan
khususnya berperan sangat penting dalam biodegradasi dan mereduksi toksisitas limbah
deterjen (Suhardjono, 2010). Pseudomonas sp. merupakan kelompok bakteri yang memiliki
habitat cukup beragam. Pseudomonas sp. dapat ditemui di tanah (Hagedorn et al. 1987),
sebagai patogen pada hewan atau manusia dan di tubuh tanaman sebagai bakteri endofitik
maupun parasit, di perairan tawar maupun laut (Krueger dan Sheikh 1987).

II. PEMBAHASAN
Pseudomonas sp. merupakan salah satu genus dari famili Pseudomonadaceae. Bakteri
ini berbentuk batang, bersifat Gram negatif, mempunyai flagel dan tidak berkapsul. Bakteri
ini hanya menguraikan glukosa dan tumbuh pada semua jenis media. Pseudomonas sp. positif
terhadap uji oksidasi, katalase positif dan negatif terhadap uji fermentasi dan merupakan
salah satu bakteri antagonis yang dapat menghasilkan senyawa tunggal atau beberapa
senyawa. Pseudomonas sp. memiliki diameter koloni 0,5-0,8 m, bersifat aerobik obligat
yang tumbuh dengan cepat pada berbagai media. Pseudomonas sp. membentuk koloni bulat,
dapat mengakumulasi -polihidroksi butirat sebagai sumber karbon, kemoorganotrof dan
memiliki kandungan GC tinggi yakni berkisar 58-68 % . Koloni bakteri berwarna kuning,
permukaan koloni mengkilat, halus dengan warna fluoresen kehijauan dan memproduksi
pigmen pyocyanin dan fluoresen yang disebut piosianin yang larut dalam air. Bakteri genus
Pseudomonas sp. mampu menproduksi beberapa enzim seperti potase, amilase dan lipase
(Crymata, 2011).
Menurut Hardhianto (2010), bakteri Pseudomonas sp. juga dapat menguraikan
protein, karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO, gas amoniak dan senyawasenyawa lain yang lebih sederhana sedangkan Alqamari (2011) menyatakan bahwa
Pseudomonas sp. merupakan bakteri yang mampu mendegradasi berbagai jenis hidrokarbon.
Keberhasilan penggunaan bakteri Pseudomonas sp. dalam upaya bioremediasi lingkungan
akibat pencemaran hidrokarbon membutuhkan pemahaman tentang mekanisme interaksi
antara bakteri Pseudomonas sp. dengan senyawa hidrokarbon. Kemampuan bakteri
Pseudomonas sp. dalam mendegradasi hidrokarbon menunjukkan bahwa isolat 58 bakteri
Pseudomonas sp. berpotensi untuk digunakan dalam upaya bioremediasi lingkungan akibat
pencemaran hidrokarbon.
P. aeruginosa merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang lurus atau lengkung,
berukuran sekitar 0,6-2 m, dapat ditemukan satu-satu atau berpasangan dan kadang
membentuk rantai pendek, tidak mempunyai spora, tidak mempunyai selubung serta
mempunyai flagel monotrik. P. aeruginosa adalah aerob obligat yang tumbuh dengan mudah
pada banyak jenis media pembiakan. Metabolismenya bersifat respiratorik tetapi dapat
tumbuh tanpa O2 bila tersedia NO3 sebagai akseptor electron. Tumbuh dengan baik pada suhu
3o-45oC, aktif pada pH 7-9 keaktifan enzim diakibatkan sering adanya ionisasi pada gugus
ionik enzim, pada sisi aktifnya atau sisi lain yang secara tidak langsung mempengaruhi sisi
aktif. Gugus ionik berperan dalam menjaga konformasi sisi aktif dalam mengikat substrat dan

dalam mengubah substrat menjadi produk (Baehaqi, 2008). Bakteri ini oksidase positif,
nonfermenter, tetapi banyak strain maengoksidasi glukosa. P.aeruginosa terdapat ditanah dan
air dan dapat dijumpai pada daerah lembab dikulit dan dapat membentuk koloni pada saluran
pernafasan. Menurut Sousa dan Maria (2014), Pseudomonas aeriginosa adalah patogen yang
menyebabkan penyakit cystic fibrosis. Penyakit tersebut merupakan hasil asosiasi antara
Pseudomonas sp. membentuk suatu biofilm yang resisten terhadap antibiotik.
Pseudomonas aeruginosa, P. cepacia, P. maltophilia. P. aeruginosa merupakan
anggota spesies Pseudomonas sp. yang tergolong patogen oprtunistik, yaitu memanfaatkan
kerusakan pada mekanisme pertahanan inang untuk memulai suatu infeksi. Bakteri ini dapat
menyebabkan infeksi saluran kemih, infeksi saluran pancernaan dan bermacam-macam
infeksi sistemik, terutama pada penderita luka bakar berat, kanker dan penderita AIDS yang
mengalami penurunan sistem imun. Pseudomonas aeruginosa termasuk dalam family
Pseudomonadaceae. Paeudomonas biasanya hidup ditanah dan air, merupakan organisme
patogen pada tanaman.
Patogenitas Pseudomonas sp. menjadi patogenik hanya jika berada pada daya tahan
tidak

normal, Pseudomonas sp. menyebabkan infeksi pada luka dan luka bakar,

menghasilkan nanah warna hijau, meningitis jika masuk melalui fungsi lumbal dan infeksi
saluran kencing, jika masuk melalui kateter, sebagian besar infeksi Pseudomonas sp.
timbulnya gejala dan tandanya tidak spesifik dan berkaitan dengan organ yang terserang
infeksi. Kadang kadang pigmen fluoresen dapat dideteksi pada luka, luka bakar atau urin
dengan sinar ultraviolet ( Jawetz, 2005).
Isolasi Pseudomonas sp. dari Rhizosfer tanaman kedelai, bahan atau sampel yang
digunakan dalam proses isolasi adalah tanah rhizosfer tanaman kedelai asal Plumbon,
Cirebon, Jawa Barat. Proses isolasi Pseudomonas sp. dilakukan dengan menggunakan media
agar Kings B (pepton 20 g/l, K2HPO4 1,5 g/l, MgSO4 1,5 g/l, gliserol 15 ml/l, agar-agar 20
g/l). Media Kings B merupakan media yang umum digunakan untuk isolasi dan
menumbuhkan bakteri Pseudomonas sp. Isolasi diawali dengan pengenceran bertahap dari
suspensi campuran 1 gram sampel tanah dengan 10 ml garam fisiologis (0,85% NaCl),
kemudian dilakukan pengenceran bertingkat dengan memindahkan tiap 1 ml suspensi ke
tabung yang berisi 9 ml garam fisiologis steril. Pengenceran dilakukan hingga 10-4 dan untuk
suspensi pada tiga pengenceran terakhir disebar sebanyak 100 l pada media agar Kings B
dan diinkubasi selama 24 jam. Tiap koloni bakteri yang tumbuh pada media agar Kings B
tersebut, kemudian dipindahkan satu per satu (replika) pada media yang sama. Tiap koloni
kemudian di uji fisiologis untuk identifikasi isolat Pseudomonas sp. Uji fisiologis yang

dilakukan adalah uji oksidase dan uji katalase selain itu juga dilakukan pengamatan
mikroskopis dan pewarnaan Gram. Pseudomonas sp merupakan bakteri gram negatif,
berbentuk batang (0,5-0,8 m x 1-3 m), dan menunjukkan hasil uji katalase dan oksidase
positif (Holt et al. 1994).
Pseudomonas sp. di bawah kondisi anoxia akan menggunakan NO3- untuk mereduksi
nitrit dan diubah menjadi N2. Umumnya bakteri Pseudomonas sp. menggunakan jalur
Entner-Doudoroff dalam proses katabolismenya. Glukosa 6 fosfat akan dioksidasi menjadi 6phosphogluconic acid dan NADPH, kemudian 6-phosphogluconic acid ini akan mengalami
hidrolisis menjadi piruvat dan gliseeraldehid 3 fosfat, yang merupakan kunci utama dalam
jalur glikolisis. G-3-P. G-3-P melakukan katabolisme secara glikolisis. NADH dan molekul
ATP digunakan sebagai akseptor elektron terakhir untuk mengimbangi reaksi redoks yang
terjadi akibat terbentuknya piruvat pada jalur Entner-Doudroff. Reaksi dengan menggunakan
jalur Entner-Doudroff hanya menghasilkan setengah dari ATP yang dihasilkan pada reaksi
glikolisis. Organisme yang menggunakan jalur ini dalam proses respirasi biasanya tergolong
bakteri heterofermentatif, zymomonas dan Pseudomonas (Brock, et al., 2014).

Fermentasi yang dilakukan Pseudomonas adalah fermentasi etylen glycol.

Fungsi dari media kings untu medeteksi flurescent pada bakteri air.

DAFTAR REFERENSI
Alqamari, 2011. Pemanfaatan Pseudomonas Aeruginosa Sebagai Agen Pengendali Hayati
Pada Tanaman Hortikultura. Skripsi. Sumatera Utara.
Baehaki, A. Maggy T. S., Nurheni S.P. dan Tati N. 2008. Purifikasi dan Karakterisasi Protease
dari Bakteri Patogen Pseudomonas aeruginosa. Jurnal Teknol. dan Industri Pangan. 15
(1):80-87.
Balows A, Truper HG, Dworkin M, Harder W, Schleifer HH. 1992. The Prokaryotes, 2nd ed.
New York: Springer Verlag Inc.
Dwidjoseputro. 1985. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Surabaya: Penerbit Djambatan.
Dwidjoseputro,D. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Hagedorn C, Gould WD, Bardinelli TR, Gustavson DR. 1987. A selective medium for
enumeration and recovery of Pseudomonas cepacia biotypes from soil. Appl Environ
Microbiol. 53: 2265-2268.
Hardhianto, MD. 2010. Efektifitas Bakteri Pseudomonas sebagai Pengurai Bahan Organik
(Protein, Karbohidrat, Lemak) pada Air Limbah Pembenihan Ikan Lele Dumbo
(Clarias sp.) Sistem Resirkulasi Tertutup. Surabaya: Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga.
Holt JG, Krieg NR, Sneath PHA, Staley JT, Williams ST. 1994. Bergeys Manual of
Determinative Bacteriology, 9th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 9394.
Jawetz E, Melnick J, Adelberg E. 1996. Medical Microbiology. Alih bahasa Edi Nugroho,
R.F. Maulany. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
Madigan MT., Martinko J.M., Bender K.S., Bhuckley D.H., and Stahel D.A. 2014. Brock
Biology of Microorganisms. New York : Pearson.
Salyers AA, DD Whitt. 1994. Bacterial Pathogenesis, A Molecular Approach. Departement of
Microbiology. University of Illinois. Washington D.C: ASM Press,
Suhardjono. 2010. Pemberdayaan Komunitas Pseudomonas Untuk Bioremediasi Ekosistem
Air Sungai Tercemar Limbah Deterjen. Seminar Nasional Biologi .

Anda mungkin juga menyukai