Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah KIMIA ANORGANIK ini. Tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk menambah pengetahuan.
Makalah ini berisi beberapa informasi tentang Unsur dan Perioditas.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Penulis
Daftar Isi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Unsur-unsur didapatkan dalam berbagai wujud dan dapat berupa atom, ion, serta
senyawa. Suatu unsur dapat memiliki beberapa isotop dengan nomor atom yang sama. Bila
unsur-unsur dikelompokan atas dasar kemiripan sifat, baik sifat atom maupun sifat
senyawanya, dihasilkan sistem periodik. Sistem periodik merupakan tabel terpenting dalam
kimia dan memegang peran kunci dalam perkembangan sains material. Berdasarkan jenis
penyusunnya atomiknya senyawa anorganik diklasifikasikan atas senyawa molekular dan
padatan.
Semua zat di alam ini tersusun atas unsur-unsur. Dialam semesta kelimpahan hidrogen,
dan helium sangat besar, hidrogen (77% massa) dan helium (21% massa)dan semua unsur
lain sekitar 2%. Urutan unsur berdasarkan kelimpahanya adalah sebagai berikut :
Bab II
Isi
2.1 Struktur elektron unsur
Fungsi gelombang elektron dalam atom disebut orbital atom. Orbital atom diungkapkan
dengan menggunakan tiga bilangan kuantum; bilangan kuantum utama, n; bilangan kuantum
azimut, l; dan bilangan kuantum magnetik, ml. Untuk setiap bilangan kuantum utama n,
terdapat n bilangan
kuantum azimut dari nilai 0 sampai n-1, dan masing-masing berkaitan dengan orbital berikut:
l : 0, 1, 2, 3, 4,
s, p, d, f, g,
Suatu orbital atom diungkapkan dengan kombinasi n dan l. Misalnya, n = 3 dan l = 2 untuk
orbital 3d. Terdapat 2l+1 nilai ml untuk setiap nilai l, yakni l, l-1, l-2, ..., -l. Akibatnya terdapat
satu orbital s, tiga orbital p, lima orbital d dan tujuh orbital f. Tiga bilangan kuantum yang
telah
disebutkan tadi digunakan untuk mengungkapkan distribusi elektron dalam atom yang setipe
dengan hidrogen, dan bilangan kuantum lain ms (1/2, -1/2) yang mendeskripsikan arah spin
elektron diperlukan untuk secara lengkap mendeskripsikan keadaan elektron. Jadi keadaan
elektron didefinisikan dengan empat bilangan kuantum (n, l, ml, ms). Fungsi gelombang
yang
menentukan bentuk orbital dapat diungkapkan sebagai hasil kali fungsi gelombang radial R
dan
fungsi gelombang angular Y:
n,l,ml = Rn,l(r)Yl,ml( ,)
R merupakan fungsi jarak dari inti, Y mengungkapkan komponen sudut orbital. Bentuk orbital
ditunjukkan di Gambar 1.1. Karena kebolehjadian keberadaan elektron sebanding dengan
kuadrat
fungsi gelombang, peta kerapatan elektron mirip dengan fungsi gelombangnya. Syarat berikut
2
Golongan 3 sampai Golongan 12 unsur blok d, dan unsur-unsur lantanoid dan aktinoid
sebagai unsur blok f. Unsur-unsur di blok s, p, dan Golongan 12 disebut unsur golongan
utama dan unsur-unsur di blok d selain Golongan 12 dan unsur-unsur blok f disebut
dengan
unsur transisi. Sifat-sifat khas unsur-unsur di empat blok ini dideskripsikan di bab 4 dan
selanjutnya. Penandaan golongan unsur-unsur di blok s dan p dengan angka romawi (I,
II, ...,
VIII) sampai sekarang masih digunakan, tetapi akan digantikan dengan sistem IUPAC
dalam
waktu dekat. Karena kimia anorganik akan mencakup kimia semua unsur, sangat penting
untuk mengetahui sifat setiap unsur dengan merujuk ke posisinya dalam sistem periodik.
Klasifikasi secara umum unsur dikelompokkan berdasarkan unsur Logam, Non Logam,
Semi Logam.
1. Unsur logam
Logam adalah unsur yang memiliki sifat mengkilap dan umumnya merupakan
penghantar listrik dan penghantar panas yang baik. Unsur-unsur logam umumnya
berwujud padat pada suhu dan tekanan normal, kecuali raksa yang berwujud cair.
Pada umumnya unsur logam dapat ditempa sehingga dapat dibentuk menjadi
benda - benda lainnya.
2. Unsur non logam
Unsur non logam adalah unsur yang tidak memiliki sifat seperti logam. Pada
umumnya, unsur-unsur nonlogam berwujud gas dan padat pada suhu dan tekanan
normal. Contoh unsur nonlogam yang berwujud gas adalah oksigen, nitrogen, dan
helium. Contoh unsur nonlogam yang berwujud padat adalah belerang, karbon,
fosfor, dan iodin. Zat padat nonlogam biasanya keras dan getas. Unsur nonlogam
yang berwujud cair adalah bromin.
3. Unsur semi logam
Selain unsur logam dan nonlogam ada juga unsur semilogam atau yang dikenal
dengan nama metaloid. Metaloid adalah unsur yang memiliki sifat logam dan
nonlogam. Unsur semilogam ini biasanya bersifat semikonduktor. Apakah yang
dimaksud semikonduktor? Bahan yang bersifat semikonduktor tidak dapat
menghantarkan listrik dengan baik pada suhu yang rendah, tetapi sifat hantaran
listriknya menjadi lebih baik ketika suhunya lebih tinggi.
Klasifikasi tersebut jelas lebih banyak menekankan pada sifat-sifat fisik dan bagi para
ahli kimia, sifat unsur yang paling penting adalah pola sifat kimiawinya, misalnya secara
khusus kecenderungan terhadap pembentukan ikatan kovalen atau pemilihan pembentukan
kation.
Hubungan antara tabel sistem periodik unsur dengan sifat-sifat kimiawi serta
konfigurasi elektronik unsur-unsur yang bersangkutan menyarankan adanya bermacammacam klasifikasi. Klasifikasi yang sering dijumpai adalah terbaginya unsur-unsur ke
dalam empat kelompok, yaitu:
1. Kelompok unsur-unsur inert atau gas mulia
5
elektronik 1s2 2s(1-2) 2p(1-6). Ukuran atom ditentukan oleh besarnya muatan efektif
inti yang dirasakan oleh elektron-elektron dalam orbital yang bersangkutan yaitu
1s, 2s dan 2p. Naiknya nomor atom berarti naiknya Zef yang dirasakan oleh setiap
elektron dalam orbital yang bersangkutan, sehingga orbital-orbital ini mengalami
kontraksi ke arah inti atom yang semakin besar dan akibatnya atom akan nampak
semakin kecil.
b. Dalam golongan
Dari atas ke bawah dalam tabel periodik, jumlah elektron dan kulit yang
terisi elektron meningkat, tetapi jumlah elektron valensi tetap sama. Elektron
terluar dalam sebuah golongan mempunyai muatan efektif inti (Zef) yang sama,
tetapi posisi elektron jauh dari inti yang menyebabkan jumlah kulit yang terisi
energi menurun. Dengan demikian, jari-jari atom meningkat. Ukuran atom
ditentukan oleh ukuran orbital terluar. Unsur-unsur dalam golongan ditandai
dengan elektron valensi yang sama. Golongan utama yaitu s dan p, mempunyai
konfigurasi elektronik terluar (1-7)sx, dan (1-7)s2 (1-7)px. Naiknya nomor atom
berarti bertambahnya kulit elektron atau bertambahnya elektron "dalam" dan
bertambahnya ukuran orbital terluar sehingga elektron terluar mengalami
"perlindungan" (shielding) oleh elektron-elektron "dalam" yang semakin efektif
dari pengaruh tarikan inti, dan akibatnya atom akan nampak semakin besar.
Perlu diingat bahwa inti atom merupakan bagian atom yang sangat kecil, jari-jari
kovalen atom oksigen yang panjangnya ~70 pm, jari-jari atomnya hanya 0,0015
pm. Jadi dalam hal volume keseluruhan atom, inti atom hanya mewakili sekitar 10 11
2.3.2
bagian.
Energi ionisasi
Energi ionisasi (Ei) adalah energi yang diperlukan untuk mengeluarkan elektron
dari tiap mol spesies dalam keadaan gas.
a. Dalam periode
Untuk unsur-unsur dalam satu periode dalam tabel periodik unsur,
dengan naiknya nomor muatan inti efektif semakin membesar secara kontinu,
yaitu naik kira-kira sebesar 0,65 satuan untuk setiap tambahan satu elektron,
yang berakibat jari-jari atom semakin pendek. Dengan demikian, elekton
terluar semakin sukar dikeluarkan yang berarti energi ionisasi semakin besar.
Jadi, unsur-unsur alkali mempunyai energi ionisasi terendah sedangkan unsur-
atom.
Afinitas elektron
Afinitas elektron didefinisikan sebagai perubahan entalpi yang terjadi pada
penambahan elektron ke dalam tiap mol atom atau ion dalam keadaan gas. Misalnya
untuk oksigen, afinitas elektron langsung diekspresikan dengan besaran
termodinamika sebagai berikut:
O
(g)
--->
O-
(g)
O- (g) + e --->
O2- (g)
H(2) = +844 kJ mol-1
Secara umum, kecenderungan afinitas elektron dapat digeneralisasikan, walaupun
dalam faktanya banyak yang menyimpang. Pada unsur golongan 2 (alkali tanah),
mempunyai nilai afinitas elektron yang rendah. Unsur ini relatif stabil karena telah
menempati subkulit s. Golongan 17 (halogen) mempunyai afinitas elektron yang tinggi
karena adanya tambahan elektron pada atom sebagai hasil dari pemenuhan orbital.
Golongan 18 (gas mulia) mempunyai afinitas elektron mendekati nol, karena masingmasing atom memperlihatkan sebuah kestabilan oktet dan tidak akan dapat menerima
sebuah elektron lagi. Unsur dalam golongan lain mempunyai afinitas yang lebih
2.3.4
rendah.
Keelektronegatifan
Definisi elektronegatifitas lainnya adalah ukuran penarikan suatu atom terhadap
elektron pada ikatan kimia. Semakin tinggi elektronegativitas suatu atom, semakin
kuat gaya tarik elektron yang berikatan.
meningkat dengan sangat cepat, dan bidang ini merupakan kajian yang utama dalam
studi kimia anorganik saat ini.
e.
Senyawa padat
Walaupun senyawa anorganik padat pada dasarnya adalah molekul raksasa, lebih
disukai untuk mendefinisikan senyawa padat tersusun atas pengulangan tak hingga
susunan unsur dalam 1-dimensi (rantai), 2-dimensi (lapisan), atau 3-dimensi dan
dianggap tidak memiliki massa molekul yang tertentu. Komponen padatan anorganik
terikat satu sama lain melalui ikatan ionik, kovalen, atau logam. Ikatan ionik adalah
ikatan antara unsur yang secara elektronik positif (logam alkali misalnya) dengan yang
bersifat secara elektronik negatif (halogen dsb.). Sementara ikatan kovalen terbentuk
antara unsur yang keelektronegativannya dekat. Namun, dalam banyak senyawa
terdapat kontribusi baik dari ikatan ionik maupun kovalen.
f.
10
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Klasifikasi umum suatu unsur
Unsur logam
Unsur nonlogam
Unsur semi logam
Sifat periodisitas antara lain
Jari-jari atom
Energi ionisasi
Afinitas electron
Elektronegatifitas
Keadaan terikat diantaranya
Unsur
Senyawa molekular
Senyawa padat
Senyawa super berat
11