Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah KIMIA ANORGANIK ini. Tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk menambah pengetahuan.
Makalah ini berisi beberapa informasi tentang Unsur dan Perioditas.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Bandung, November 2015

Penulis

Daftar Isi

Kata Pengantar .................................................................................................................................i


Daftar Isi .........................................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan.........................................................................................................................1
Latar belakang.............................................................................................................................1
Ruang lingkup ............................................................................................................................1
Tujuan .........................................................................................................................................1
BAB II Isi ........................................................................................................................................2
Struktur Elektron unsur ..............................................................................................................2
Klasifikasi unsur dalam blok sistem periodik ............................................................................3
Sifat-sifat periodisitas .................................................................................................................6
Kecendrungan jari-jari atom ...............................................................................................6
Energi ionisasi .....................................................................................................................7
Afinitas elektron ..................................................................................................................8
Keelektronegatifan ..............................................................................................................9
Keadaan terikat ...........................................................................................................................9
Unsur ...................................................................................................................................9
Senyawa molekular .............................................................................................................9
Senyawa padat ..................................................................................................................10
Unsur super berat ..............................................................................................................10
BAB III Penutup ...........................................................................................................................12
Kesimpulan ...................................................................................................................................12

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Unsur-unsur didapatkan dalam berbagai wujud dan dapat berupa atom, ion, serta
senyawa. Suatu unsur dapat memiliki beberapa isotop dengan nomor atom yang sama. Bila
unsur-unsur dikelompokan atas dasar kemiripan sifat, baik sifat atom maupun sifat
senyawanya, dihasilkan sistem periodik. Sistem periodik merupakan tabel terpenting dalam
kimia dan memegang peran kunci dalam perkembangan sains material. Berdasarkan jenis
penyusunnya atomiknya senyawa anorganik diklasifikasikan atas senyawa molekular dan
padatan.
Semua zat di alam ini tersusun atas unsur-unsur. Dialam semesta kelimpahan hidrogen,
dan helium sangat besar, hidrogen (77% massa) dan helium (21% massa)dan semua unsur
lain sekitar 2%. Urutan unsur berdasarkan kelimpahanya adalah sebagai berikut :

Subskrip menunjukan nomor atom, superkripnya menunjukan nomor massanya.


1.2 Ruang Lingkup
Makalah ini hanya membahas tentang unsur dan perioditasnya.
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini sebagai salah satu tugas matakuliah kimia anorganik
selain itu juga untuk menambah referensi mengenai unsur dan periodisitasnya.

Bab II
Isi
2.1 Struktur elektron unsur
Fungsi gelombang elektron dalam atom disebut orbital atom. Orbital atom diungkapkan
dengan menggunakan tiga bilangan kuantum; bilangan kuantum utama, n; bilangan kuantum
azimut, l; dan bilangan kuantum magnetik, ml. Untuk setiap bilangan kuantum utama n,
terdapat n bilangan
kuantum azimut dari nilai 0 sampai n-1, dan masing-masing berkaitan dengan orbital berikut:
l : 0, 1, 2, 3, 4,
s, p, d, f, g,
Suatu orbital atom diungkapkan dengan kombinasi n dan l. Misalnya, n = 3 dan l = 2 untuk
orbital 3d. Terdapat 2l+1 nilai ml untuk setiap nilai l, yakni l, l-1, l-2, ..., -l. Akibatnya terdapat
satu orbital s, tiga orbital p, lima orbital d dan tujuh orbital f. Tiga bilangan kuantum yang
telah
disebutkan tadi digunakan untuk mengungkapkan distribusi elektron dalam atom yang setipe
dengan hidrogen, dan bilangan kuantum lain ms (1/2, -1/2) yang mendeskripsikan arah spin
elektron diperlukan untuk secara lengkap mendeskripsikan keadaan elektron. Jadi keadaan
elektron didefinisikan dengan empat bilangan kuantum (n, l, ml, ms). Fungsi gelombang
yang
menentukan bentuk orbital dapat diungkapkan sebagai hasil kali fungsi gelombang radial R
dan
fungsi gelombang angular Y:
n,l,ml = Rn,l(r)Yl,ml( ,)
R merupakan fungsi jarak dari inti, Y mengungkapkan komponen sudut orbital. Bentuk orbital
ditunjukkan di Gambar 1.1. Karena kebolehjadian keberadaan elektron sebanding dengan
kuadrat
fungsi gelombang, peta kerapatan elektron mirip dengan fungsi gelombangnya. Syarat berikut
2

harus dipenuhi bila setiap orbital diisi elektron.


Syarat pengisian electron :
1. Prinsip Pauli
Jumlah-jumlah elektron yang diizinkan menempati satu orbital maksimum adalah
dua, untuk kasus dua elektron mengisi satu orbital, spinnya harus antiparalel (berbeda
arah).
2. Aturan Hund
Bila terdapat orbital-orbita yang berenergi sama, elektron-elektron mengisi orbitalorbital berbeda tersebut dengan satu elektron terlebih dahulu dan dengan spin yang
paralel.
Urutan energi orbital atom netral adalah
1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p
dan konfigurasi elektron ditentukan dengan pengisian orbital sesuai dengan prinsip Pauli dan
aturan Hund. Suatu orbital s dengan satu ml dapat ditempati dua elektron, p dengan tiga ml
dapat
ditempati enam elektron, d dengan lima ml dapat ditempati sepuluh elektron.
2.2 Klasifikasi unsur dalam blok sistem periodik
Mulai dari hidrogen, lebih dari 100 unsur akan terbangun bila elektron secara
bertahap
dimasukkan kedalam orbital 1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, dan 3d satu demi satu dari tingkat
energi terendah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Bila unsur-unsur dengan sifat yang
mirip disusun dalam kolom-kolom, akan terbangun sistem periodik. Sistem periodik unsur
modern didasarkan atas sistem yang dipublikasikan oleh D. I. Mendeleev tahun 1892, dan
berbagai tabel sejak itu telah diusulkan. Tabel periodik bentuk panjang yang
direkomendasikan oleh IUPAC kini menjadi standar, dan sistem ini memiliki nomor
golongan 1 untuk golongan alkali sampai 18 untuk gas mulia.
Berdasarkan komposisi orbitalnya, hidrogen, helium dan unsur-unsur Golongan 1
dan 2
diklasifikasikan menjadi unsur blok s; Golongan 13 sampai Golongan 16 unsur-unsur blok
p,

Golongan 3 sampai Golongan 12 unsur blok d, dan unsur-unsur lantanoid dan aktinoid
sebagai unsur blok f. Unsur-unsur di blok s, p, dan Golongan 12 disebut unsur golongan
utama dan unsur-unsur di blok d selain Golongan 12 dan unsur-unsur blok f disebut
dengan
unsur transisi. Sifat-sifat khas unsur-unsur di empat blok ini dideskripsikan di bab 4 dan
selanjutnya. Penandaan golongan unsur-unsur di blok s dan p dengan angka romawi (I,
II, ...,
VIII) sampai sekarang masih digunakan, tetapi akan digantikan dengan sistem IUPAC
dalam
waktu dekat. Karena kimia anorganik akan mencakup kimia semua unsur, sangat penting
untuk mengetahui sifat setiap unsur dengan merujuk ke posisinya dalam sistem periodik.

Klasifikasi secara umum unsur dikelompokkan berdasarkan unsur Logam, Non Logam,
Semi Logam.
1. Unsur logam
Logam adalah unsur yang memiliki sifat mengkilap dan umumnya merupakan
penghantar listrik dan penghantar panas yang baik. Unsur-unsur logam umumnya
berwujud padat pada suhu dan tekanan normal, kecuali raksa yang berwujud cair.
Pada umumnya unsur logam dapat ditempa sehingga dapat dibentuk menjadi
benda - benda lainnya.
2. Unsur non logam
Unsur non logam adalah unsur yang tidak memiliki sifat seperti logam. Pada
umumnya, unsur-unsur nonlogam berwujud gas dan padat pada suhu dan tekanan
normal. Contoh unsur nonlogam yang berwujud gas adalah oksigen, nitrogen, dan
helium. Contoh unsur nonlogam yang berwujud padat adalah belerang, karbon,
fosfor, dan iodin. Zat padat nonlogam biasanya keras dan getas. Unsur nonlogam
yang berwujud cair adalah bromin.
3. Unsur semi logam
Selain unsur logam dan nonlogam ada juga unsur semilogam atau yang dikenal
dengan nama metaloid. Metaloid adalah unsur yang memiliki sifat logam dan
nonlogam. Unsur semilogam ini biasanya bersifat semikonduktor. Apakah yang
dimaksud semikonduktor? Bahan yang bersifat semikonduktor tidak dapat
menghantarkan listrik dengan baik pada suhu yang rendah, tetapi sifat hantaran
listriknya menjadi lebih baik ketika suhunya lebih tinggi.
Klasifikasi tersebut jelas lebih banyak menekankan pada sifat-sifat fisik dan bagi para
ahli kimia, sifat unsur yang paling penting adalah pola sifat kimiawinya, misalnya secara
khusus kecenderungan terhadap pembentukan ikatan kovalen atau pemilihan pembentukan
kation.
Hubungan antara tabel sistem periodik unsur dengan sifat-sifat kimiawi serta
konfigurasi elektronik unsur-unsur yang bersangkutan menyarankan adanya bermacammacam klasifikasi. Klasifikasi yang sering dijumpai adalah terbaginya unsur-unsur ke
dalam empat kelompok, yaitu:
1. Kelompok unsur-unsur inert atau gas mulia
5

2. Kelompok unsur-unsur utama atau representatif


3. Kelompok unsur-unsur transisi
4. Kelompok unsur-unsur transisi dalam (inner transition)

2.3 sifat-sifat periodisitas


Sifat-sifat atom mempunyai suatu keteraturan periodisitas. Keteraturan ini dapat
diprediksi menggunakan tabel periodik unsur dan dapat dijelaskan dengan menganalisis
konfigurasi elektron dari setiap unsur. Setiap unsur mempunyai kecenderungan
mengambil atau melepaskan elektron valensi untuk mencapai pembentukan oktet.
Kestabilan oktet dapat dilihat dalam gas inert atau gas mulia, yang termasuk golongan 18
(dulu VIIIA). Ada dua macam keteraturan lainnya yang penting.
Pertama, elektron ditambahkan satu kali dari kiri ke kanan tabel. Pada peristiwa ini,
tarikan inti elektron kulit terluar bertambah, jadi elektron menjadi dekat ke inti dan
mengikat lebih kuat.
Kedua, penurunan kolom pada tabel periodik, elektron terluar menjadi kurang kuat
ikatannya terhadap inti. Hal ini terjadi karena jumlah tingkat energi terisi yang utama
bertambah seiring penurunan unsur pada masing-masing golongan. Salah satu manfaat
penataan unsur-unsur di dalam tabel periodik unsur adalah pemahaman sifat-sifat kimiawi
baik bagi unsur -unsur dalam posisi periode maupun golongan. Adanya persamaan sifat
dan keteraturan memudahkan untuk mempelajari setiap unsur dalam tabel periodik.
Keteraturan ini menjelaskan sifat periodisitas yaitu antara lain.:
1. Jari-jari atom
2. Energi ionisasi
3. Afinitas Elektron
4. Elektronegativitas
2.3.1 Kecendrungan jari-jari atom
a. Dalam periode
Dari kiri ke kanan dalam tabel periodik, nomor atom meningkat. Elektron
dalam kulit tidak dapat melindungi satu sama lain dari tarikan proton. Karena
jumlah proton juga meningkat dari kiri ke kanan, muatan efektif inti (Zef) akan
meningkat dalam satu periode. Hal ini menyebabkan penurunan jari-jari atomik.
Dalam periode, ukuran atom dibatasi oleh orbital-orbital dalam ukuran volume
kulit yang sama besarnya. Unsur-unsur periode 2 mempunyai konfigurasi
6

elektronik 1s2 2s(1-2) 2p(1-6). Ukuran atom ditentukan oleh besarnya muatan efektif
inti yang dirasakan oleh elektron-elektron dalam orbital yang bersangkutan yaitu
1s, 2s dan 2p. Naiknya nomor atom berarti naiknya Zef yang dirasakan oleh setiap
elektron dalam orbital yang bersangkutan, sehingga orbital-orbital ini mengalami
kontraksi ke arah inti atom yang semakin besar dan akibatnya atom akan nampak
semakin kecil.
b. Dalam golongan
Dari atas ke bawah dalam tabel periodik, jumlah elektron dan kulit yang
terisi elektron meningkat, tetapi jumlah elektron valensi tetap sama. Elektron
terluar dalam sebuah golongan mempunyai muatan efektif inti (Zef) yang sama,
tetapi posisi elektron jauh dari inti yang menyebabkan jumlah kulit yang terisi
energi menurun. Dengan demikian, jari-jari atom meningkat. Ukuran atom
ditentukan oleh ukuran orbital terluar. Unsur-unsur dalam golongan ditandai
dengan elektron valensi yang sama. Golongan utama yaitu s dan p, mempunyai
konfigurasi elektronik terluar (1-7)sx, dan (1-7)s2 (1-7)px. Naiknya nomor atom
berarti bertambahnya kulit elektron atau bertambahnya elektron "dalam" dan
bertambahnya ukuran orbital terluar sehingga elektron terluar mengalami
"perlindungan" (shielding) oleh elektron-elektron "dalam" yang semakin efektif
dari pengaruh tarikan inti, dan akibatnya atom akan nampak semakin besar.
Perlu diingat bahwa inti atom merupakan bagian atom yang sangat kecil, jari-jari
kovalen atom oksigen yang panjangnya ~70 pm, jari-jari atomnya hanya 0,0015
pm. Jadi dalam hal volume keseluruhan atom, inti atom hanya mewakili sekitar 10 11

2.3.2

bagian.
Energi ionisasi
Energi ionisasi (Ei) adalah energi yang diperlukan untuk mengeluarkan elektron
dari tiap mol spesies dalam keadaan gas.
a. Dalam periode
Untuk unsur-unsur dalam satu periode dalam tabel periodik unsur,
dengan naiknya nomor muatan inti efektif semakin membesar secara kontinu,
yaitu naik kira-kira sebesar 0,65 satuan untuk setiap tambahan satu elektron,
yang berakibat jari-jari atom semakin pendek. Dengan demikian, elekton
terluar semakin sukar dikeluarkan yang berarti energi ionisasi semakin besar.
Jadi, unsur-unsur alkali mempunyai energi ionisasi terendah sedangkan unsur-

unsur gas mulia mempunyai energi ionisasi tertinggi. Namun demikian,


terdapat beberapa kekecualian yaitu naiknya energi ionisasi unsur-unsur dalam
satu periode ternyata tidak menunjukkan alur yang mulus.
b. Dalam golongan
Untuk unsur-unsur dalam satu golongan dalam tabel sistem periodik
unsur, pengaruh muatan inti efektif terhadap elektron valensi relatif konstan
atau naik sangat sedikit dengan naiknya nomor atom karena bertambahnya
muatan inti diimbangi pula dengan bertambahnya fungsi perisai elektron
(screening / shielding effect) sedangkan jari-jari atom bertambah secara tajam
dengan bertambahnya kulit elektron utama. Dengan demikian dapat dipahami
bahwa secara umum energi ionisasi menurun dengan bertambahnya nomor
2.3.3

atom.
Afinitas elektron
Afinitas elektron didefinisikan sebagai perubahan entalpi yang terjadi pada
penambahan elektron ke dalam tiap mol atom atau ion dalam keadaan gas. Misalnya
untuk oksigen, afinitas elektron langsung diekspresikan dengan besaran
termodinamika sebagai berikut:
O

(g)

--->

O-

H(1) = -141 kJ mol-1

(g)

O- (g) + e --->
O2- (g)
H(2) = +844 kJ mol-1
Secara umum, kecenderungan afinitas elektron dapat digeneralisasikan, walaupun
dalam faktanya banyak yang menyimpang. Pada unsur golongan 2 (alkali tanah),
mempunyai nilai afinitas elektron yang rendah. Unsur ini relatif stabil karena telah
menempati subkulit s. Golongan 17 (halogen) mempunyai afinitas elektron yang tinggi
karena adanya tambahan elektron pada atom sebagai hasil dari pemenuhan orbital.
Golongan 18 (gas mulia) mempunyai afinitas elektron mendekati nol, karena masingmasing atom memperlihatkan sebuah kestabilan oktet dan tidak akan dapat menerima
sebuah elektron lagi. Unsur dalam golongan lain mempunyai afinitas yang lebih
2.3.4

rendah.
Keelektronegatifan
Definisi elektronegatifitas lainnya adalah ukuran penarikan suatu atom terhadap
elektron pada ikatan kimia. Semakin tinggi elektronegativitas suatu atom, semakin
kuat gaya tarik elektron yang berikatan.

Kecenderungan skala elektonegatifitas atom-atom unsur dalam tabel periodik


unsur menunjukkan perubahan yang relatif kontinu. Unsur-unsur yang terletak pada
satu golongan mempunyai harga elektronegatifitas yang semakin menurun dengan
naiknya nomor atom. Sedangkan dalam satu periode, umumnya naik dengan naiknya
nomor atom.
2.4 Keadaan terikat
a. Unsur
Zat-zat elementer berada dalam berbagai bentuk. Misalnya, helium dan gas mulia
lain berada sebagai molekul beratom tunggal; hidrogen, oksigen, dan nitrogen sebagai
molekul dwi atom; karbon, fosfor, dan belerang sebagai padatan alotropi; dan natrium,
emas, dsb. sebagai logam. Zat sederhana unsur logam disebut logam, istilah logam
digunakan baik untuk merujuk logam ruahmaupun ion atau atom logam. Walaupun zat
elementer nampak sederhana karena hanya mengandung satu jenis unsur; zat
elementer ini jarang diproduksi dalam bentuk murninya di alam. Bahkan setelah
penemuan unsur-unsur baru, isolasi zat elementer sering masih sukar dilakukan.
Misalnya, karena produksi silikon yang kemurniannya ultra tinggi menjadi sangat
penting dalam sains dan teknologi, berbagai proses pemurnian telah dikembangkan
akhir-akhir ini.
b. Senyawa molekular
Senyawa anorganik unsur-unsur non-logam, seperti karbon dioksida CO2, asam
sulfat cair H2SO4, atau padatan fosfor pentaoksida P2O5, memenuhi syarat valensi
semua atom komponennya dan membentuk senyawa diskrit yang tidak terikat
bersama. Senyawa logam golongan utama seperti timah tetrakhlorida SnCl4 dan
padatan aluminum trikhlorida AlCl3 memiliki massa molekul tertentu dan tidak
membentuk polimer tak hingga. Sebagian besar senyawa molekular logam transisi
adalah senyawa kompleks dan senyawa organologam yang mengandung ligan yang
berikatan kovalen koordinat dengan logam. Senyawa molekular ini tidak hanya
meliputi senyawa kompleks mono-inti tetapi juga kompleks multi-inti yang
mengandung beberapa logam, ataupun kompleks kluster yang mengandung ikatan
logamlogam. Jumlah senyawa baru dengan berbagai variasi ikatan dan struktur

meningkat dengan sangat cepat, dan bidang ini merupakan kajian yang utama dalam
studi kimia anorganik saat ini.
e.

Senyawa padat
Walaupun senyawa anorganik padat pada dasarnya adalah molekul raksasa, lebih
disukai untuk mendefinisikan senyawa padat tersusun atas pengulangan tak hingga
susunan unsur dalam 1-dimensi (rantai), 2-dimensi (lapisan), atau 3-dimensi dan
dianggap tidak memiliki massa molekul yang tertentu. Komponen padatan anorganik
terikat satu sama lain melalui ikatan ionik, kovalen, atau logam. Ikatan ionik adalah
ikatan antara unsur yang secara elektronik positif (logam alkali misalnya) dengan yang
bersifat secara elektronik negatif (halogen dsb.). Sementara ikatan kovalen terbentuk
antara unsur yang keelektronegativannya dekat. Namun, dalam banyak senyawa
terdapat kontribusi baik dari ikatan ionik maupun kovalen.

f.

Unsur Super Berat


Unsur terakhir dalam tabel periodik biasa adalah unsur aktinoid lawrensium,
Lr (Z = 103). Namun, unsur-unsur dengan Z = 104 109 "telah disintesis" dalam
reaksi ion berat dengan menggunakan akselerator inti. Unsur-unsur itu adalah unsur 6d
yang muncul di bawah unsur transisi dari hafnium, Hf, sampai iridium, Ir, dan sangat
boleh jadi struktur elektronik dan sifat kimianya mirip. Faktanya, nuklida dengan
waktu yang sangat singkat lah yang dijumpai. Terdapat masalah memberi nama unsurunsur super-berat karena negara-negara tempat ditemukan, penemu unsur itu, negaranegara besar: (US, Rusia, dan Jerman), saling berebutan mengusulkan nama-nama
yang berbeda. Nama-nama sementara unsur-unsur ini adalah unnilquadium Une (Z=
104), unnilpentium Unp (Z = 105), unnilheksium Unh (Z = 106), unnilseptium Unq (Z
= 107), unniloktium Uno (Z = 108) and unnilennium Une (Z = 108). Baru-baru ini
telah disepakati nama-nama: Rutherfordium 104Rf, Dubnium 105db, Seaborgium
106Sg, Bohrium 107Bh, Hassium 108Hs, and Meitnerium 109Mt.

10

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Klasifikasi umum suatu unsur
Unsur logam
Unsur nonlogam
Unsur semi logam
Sifat periodisitas antara lain
Jari-jari atom
Energi ionisasi
Afinitas electron
Elektronegatifitas
Keadaan terikat diantaranya
Unsur
Senyawa molekular
Senyawa padat
Senyawa super berat

11

Anda mungkin juga menyukai